MATIUS 7:16-20 (CIRI-CIRI NABI PALSU)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Matius 7:16. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (Matius 7:17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (Matius 7:19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (Matius 7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka (Matius 7:16-20)
MATIUS 7:16-20 (CIRI-CIRI NABI PALSU)
II) Ciri-ciri dari nabi-nabi palsu (Matius 7:16-20).

1) Kalau kita hanya melihat dari text ini maka ciri nabi-nabi palsu adalah buah yang buruk.

Matius 7:16-20: “(16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (Matius 7:18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”.

Dikatakan di sini bahwa dari buahnya kita bisa mengenal mereka. Apa artinya ‘buah’? Ada yang mengartikan ‘ajaran’, ada lagi yang mengatakan ‘kehidupan’. Yang mana benar? Para penafsir pro kontra tentang hal ini:

a) Ada yang mengatakan ‘buah’ itu adalah ajaran.

The Biblical Illustrator: “It is not always easy to detect which are the true prophets, and which the false; but though difficult, they may be detected. Their plausible guises are among their marks. Some under-estimate errors in matters of doctrine.” [= Tidak selalu mudah untuk mendeteksi yang mana yang adalah nabi-nabi yang benar, dan yang mana yang palsu; tetapi sekalipun sukar, mereka bisa dideteksi. Penampilan lahiriah / kepura-puraan mereka yang kelihatannya meyakinkan ada di antara ciri-ciri mereka. Beberapa / sebagian orang meremehkan kesalahan-kesalahan dalam persoalan-persoalan doktrin.].

Lenski: “Commentators are divided in their opinions as to what Jesus means by ‘the fruits’ of the false prophets. Some say, their doctrines; others, their works; still others, doctrines and works combined. The answer is found in Isa. 8:20; 1 John 4:1; Heb. 13:9; 2 John 9, 11; Matt. 15:9; Titus 1:9–12: the fruits of the prophet are undoubtedly the doctrines he teaches. The fact that his own personal works are not the criterion by which we can without fail judge him is established by 24:24 (‘great signs and wonders’); Deut. 13:1–3 (to the same effect); Matt. 23:1–3 (we are to observe what the scribes and Pharisees bid us do, not what they themselves do). True prophets often manifest sins and faults in their lives; false prophets often have the appearance of holiness as a part of their sheep’s clothing. God alone is able to judge men’s hearts and to distinguish hypocritical from genuine works.” [= Penafsir-penafsir terbagi dalam pandangan-pandangan mereka berkenaan dengan apa yang Yesus maksudkan dengan ‘buah-buah’ dari nabi-nabi palsu. Sebagian berkata, doktrin-doktrin / ajaran-ajaran mereka; yang lain, perbuatan-perbuatan mereka; yang lain lagi, doktrin-doktrin / ajaran-ajaran dan perbuatan-perbuatan digabungkan. Jawabannya ditemukan dalam Yesaya 8:20; 1Yohanes 4:1; Ibrani 13:9; 2Yoh 9,11; Matius 15:9; Titus 1:9–12: buah-buah dari nabi tak diragukan adalah doktrin-doktrin / ajaran-ajaran yang ia ajarkan. Faktanya bahwa perbuatan-perbuatan pribadinya sendiri bukanlah kriteria dengan mana kita bisa tanpa kemungkinan gagal menilai dia diteguhkan oleh 24:24 (‘tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang dahsyat’); Ulangan 13:1-3 (dengan arti yang sama); Matius 23:1-3 (kita harus memperhatikan apa yang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi minta / perintahkan kita lakukan, bukan apa yang mereka sendiri lakukan). Nabi-nabi yang benar sering menunjukkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dalam kehidupan mereka; nabi-nabi palsu sering mempunyai penampilan dari kekudusan sebagai suatu bagian dari pakaian domba mereka. Hanya Allah yang bisa menilai hati manusia dan membedakan perbuatan-perbuatan yang munafik dan asli.].

Yesaya 8:20 - “‘Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”.

1Yohanes 4:1 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”.

Ibr 13:9 - “Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.”.

2Yohanes 9,11 - “(9) Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barang siapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. ... (11) Sebab barang siapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

Matius 15:9 - “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’”.

Titus 1:9–12 - “(9) dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. (10) Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. (11) Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. (12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: ‘Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.’”.

Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Ul 13:1-3 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”.

Matius 23:1-3 - “(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”.

Saya tidak menerima kata-kata Lenski di atas, karena ia menafsir hanya menggunakan ayat-ayat di luar Matius 7:15-23 itu, tanpa melihat kontext itu sendiri. Memang ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa ciri-ciri dari nabi palsu adalah ajaran / doktrin yang sesat, dan saya tidak meragukan hal itu. Tetapi bukan itu yang dibicarakan dalam Mat 7:16-20 ini!

Lenski: “The argument that the thing to be judged (doctrine) cannot be the criterion by which it is judged (again doctrine) is untenable. Every prophet appeals to the Word, the Scriptures. That is what makes him a prophet. Those who reject the Word are outside of the church. ... Every prophet, therefore, is judged as to his doctrines by the Word to which he himself is constrained to appeal. To object that common Christians are too ignorant to apply this criterion is unwarranted; for the gift to discern the spirits is ample in the church and takes care of babes and all immature Christians.” [= Argumentasi bahwa hal yang harus dinilai (doktrin / ajaran) tidak bisa menjadi kriteria dengan mana itu dinilai (lagi-lagi doktrin / ajaran) tidak bisa dipertahankan. Setiap nabi ‘naik banding’ pada Firman, Kitab Suci. Itu adalah apa yang membuat dia seorang nabi. Mereka yang menolak Firman ada di luar gereja. ... Karena itu, setiap nabi, dinilai berkenaan dengan doktrin-doktrin / ajaran-ajaran oleh Firman pada mana ia sendiri dipaksa untuk naik banding. Keberatan bahwa orang-orang Kristen pada umumnya terlalu bodoh untuk menerapkan kriteria ini tak bisa dibenarkan; karena karunia untuk membedakan roh cukup / banyak dalam gereja dan menjaga supaya bayi-bayi dan semua orang-orang Kristen yang belum dewasa aman.].

Calvin: “It now remains to be seen, what are the ‘fruits’ which Christ points out. Those who confine them to the life are, in my opinion, mistaken. As pretended sanctity, and I know not what masks belonging to greater austerity of life, are frequently held out by some of the worst impostors, this would be a very uncertain test. Their hypocrisy, I do own, is at length discovered; for nothing is more difficult than to counterfeit virtue. But Christ did not intend to submit his doctrine to a decision so unjust in itself, and so liable to be misunderstood, as to have it estimated by the life of men.” [= Sekarang tersisa untuk dimengerti, apa ‘buah-buah’ yang ditunjuk / disebut oleh Kristus. Mereka yang membatasi ‘buah-buah’ pada kehidupan, dalam pandangan saya, salah. Karena kekudusan yang pura-pura, dan saya tidak tahu apa lagi topeng-topeng yang merupakan bagian dari kedisiplinan yang lebih besar dari kehidupan, sering ditunjukkan oleh sebagian dari penipu-penipu yang terburuk, ini merupakan ujian yang sangat tidak pasti. Kemunafikan mereka, saya akui, pada akhirnya akan dinyatakan; karena tidak ada yang lebih sukar dari pada memalsukan kebaikan / sifat baik. Tetapi Kristus tidak bermaksud untuk menyerahkan / menundukkan ajaranNya pada suatu keputusan yang begitu tidak benar dalam dirinya sendiri, dan begitu beresiko untuk disalah-mengerti, sehingga menyuruhnya menilai dengan menggunakan kehidupan manusia.].

Catatan: saya menilai Calvin sama saja dengan Lenski dalam hal ini.

Calvin: “Under the ‘fruits’ the ‘manner of teaching’ is itself included, and indeed holds the chief place: for Christ proves that he was sent by God from this consideration, that ‘he seeketh not his own glory, but the glory of the Father who sent him,’ (John 7:18.)” [= Dengan / dalam ‘buah-buah’ ‘cara pengajaran’ sendiri tercakup, dan bahkan memegang tempat terutama: karena Kristus membuktikan bahwa Ia diutus oleh Allah dari pertimbangan ini, bahwa ‘Ia tidak mencari kemuliaanNya sendiri, tetapi kemuliaan Bapa yang mengutus Dia’, (Yohanes 7:18).].

Calvin: “Let us remember, however, that all doctrines must be brought to the Word of God as the standard, and that, in judging of false prophets, the rule of faith holds the chief place.” [= Tetapi hendaklah kita mengingat, bahwa semua doktrin / ajaran harus dibawa pada Firman Allah sebagai standard / tolok ukur, dan bahwa, dalam menilai nabi-nabi palsu, peraturan iman memegang tempat terutama.].

Calvin (tentang Lukas 6:45): “Believers ought to examine carefully what kind of doctrine is taught by those who profess to be the servants of God. ‘Titles (he says) are of little value, till the speaker give actual evidence that he is sent by God.’” [= Orang-orang percaya harus memeriksa dengan hati-hati jenis doktrin / ajaran apa yang diajarkan oleh mereka yang mengaku sebagai pelayan-pelayan Allah. ‘Gelar-gelar (ia katakan) kecil nilainya, sampai si pembicara memberikan bukti yang sungguh-sungguh bahwa ia diutus oleh Allah’.].

b) Ada yang mengatakan ‘buah’ itu adalah kehidupan.

IVP Bible Background Commentary: “Jesus teaches that if they do not live right, they are false (Matt 7:21-23). Cf. Luke 6:43-45.” [= Yesus mengajar bahwa jika mereka tidak hidup benar, mereka palsu (Matius 7:21-23). Bdk. Lukas 6:43-45.].

Lukas 6:43-45 - “(43) ‘Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. (44) Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. (45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.’”.

Catatan: dilihat dari kontextnya terlihat dengan jelas bahwa text ini paralel dengan ay 16-20.

UBS NT Handbook Series: “As before, fruits means actions, behavior, or conduct.” [= Seperti sebelumnya, ‘buah-buah’ berarti tindakan-tindakan, kelakuan, atau tingkah laku.].

Pulpit Commentary: “The fruits of their doctrine may be tested in their lives. The works of a man are the tongue of his heart. He cannot be trusted to show the narrow way who is walking in the broad.” [= Buah-buah dari doktrin / ajaran mereka bisa diuji dalam kehidupan mereka. Perbuatan-perbuatan dari seorang manusia adalah lidah dari hatinya. Ia tidak bisa dipercayai untuk menunjukkan jalan yang sempit kalau ia berjalan di jalan yang lebar.].

Pulpit Commentary: “Their appearance and their claims are no proof of their true character. It may seem difficult to recognize this, yet there is a sure way of doing so, by their life. The emphasis of the sentence is on ‘by their fruits.’” [= Penampilan mereka dan claim mereka bukanlah bukti dari karakter mereka yang sebenarnya. Kelihatannya sukar untuk mengenali hal ini, tetapi disana ada suatu jalan yang pasti untuk melakukan hal itu, oleh / dengan kehidupan mereka. Penekanan dari kalimat itu ada pada ‘oleh buah-buah mereka’.].

Catatan: dalam bahasa Yunaninya kata-kata ‘oleh buah-buah mereka’ memang diletakkan pada awal kalimat dalam ay 16.

Barnes’ Notes: “‘Ye shall know them by their fruits.’ The Saviour gives the proper test of their character. People do not judge of a tree by its leaves, or bark, or flowers, but by the fruit which it bears. The flowers may be beautiful and fragrant, the foliage thick and green; but these are merely ornamental. It is the ‘fruit’ that is of chief service to man; and he forms his opinion of the nature and value of the tree by that fruit. So of pretensions to religion. The profession may be fair; but the ‘conduct’ - the fruit - is to determine the nature of the principles.” [= ‘Kamu akan mengenal mereka dari buah-buah mereka’. Sang Juruselamat memberikan ujian yang benar / tepat dari karakter mereka. Orang-orang tidak menilai suatu pohon dari daun-daunnya, atau kulit kayu, atau bunga-bunga, tetapi dari buah yang dihasilkannya. Bunga-bunga mungkin indah dan harum baunya, daun-daunnya tebal dan hijau; tetapi hal-hal ini hanyalah hiasan. Adalah ‘buah’ yang merupakan manfaat utama bagi manusia; dan ia membentuk pandangannya tentang sifat dasar dan nilai dari pohon itu dari buah itu. Begitu juga tentang claim / kepura-puraan dalam agama. Pengakuannya mungkin bagus / indah; tetapi ‘tingkah laku’ - buahnya - harus menentukan sifat dasar / hakekat dari kwalitas hakikinya.].

William Hendriksen: “Character reveals itself. To be sure, the false prophet may be able for a little while to deceive people, and to hide his real face behind a mask of seemingly pious words and deeds. This cannot last. ‘Nothing is more difficult than to counterfeit virtue’ (Calvin). The fruit will show the true character of the tree.” [= Karakter menyatakan dirinya sendiri. Memang pasti, nabi-nabi palsu mungkin bisa untuk sementara waktu menipu orang-orang, dan menyembunyikan wajah sebenarnya di belakang suatu topeng dari kata-kata dan tindakan-tindakan yang kelihatan saleh. Ini tidak bisa bertahan lama. ‘Tidak ada yang lebih sukar dari pada memalsukan kebaikan / sifat baik’ (Calvin). Buah akan menunjukkan karakter sebenarnya dari pohon.].

Misalnya: ada yang kelihatan kasih, sabar, lemah lembut, dsb, tetapi pada waktu diserang pendeta lain, ia bukannya berapologetik (sesuai 1Petrus 3:15), tetapi melaporkan pendeta lain itu ke polisi (bertentangan dengan 1Korintus 6:1-7)! Katanya ‘mengampuni’ tetapi urusan hukum jalan terus!

Dari dua penafsiran di atas tentang kata ‘buah’, saya memilih pandangan kedua yang menganggap bahwa ‘buah’ menunjuk pada kehidupan orang itu.

Alasan saya:

Mari kita membandingkan ay 16-20 ini dengan Mat 3:8-10 dan Mat 12:33-37. Dua text ini sama-sama berbicara tentang ‘buah’.

Matius 3:8-10 - “(8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (9) Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.

Matius 12:33-37 - “(33) Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (34) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (35) Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. (36) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (37) Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.’”.

Perhatikan bahwa ketiga bagian ini mengandung ayat-ayat yang mirip / sama. Jadi, arti ‘buah’ dalam ketiga bagian ini pasti sama, dan jelas bahwa artinya adalah ‘kehidupan’. Saya masih bisa menambahkan Yohanes 15:1-7 (pokok anggur dengan ranting-rantingnya) dimana juga ada istilah ‘buah’ dan jelas menunjuk pada pengudusan dalam kehidupan.

Dan yang terutama, arti ini juga cocok dengan kontext yang sedang kita pelajari (lihat ay 21,23 yang menunjukkan kehidupan yang jahat dari nabi palsu).

Ay 21,23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. ... (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Perhatikan bahwa tidak dibicarakan tentang ajaran / cara mereka mengajar, tetapi tentang kehidupan mereka!

Jadi, ciri nabi palsu adalah hidup yang jahat. Tetapi jangan bayangkan bahwa mereka merampok, membunuh, memperkosa dan sebagainya (sekalipun ini juga ada, misalnya pendeta yang melakukan child sexual abuse). Ingat bahwa mereka menyamar sebagai domba!

Contoh kehidupan yang jahat dari nabi-nabi palsu:

1. Mengejar keuntungan.

Yesaya 56:10-12 - “(10) Sebab pengawal-pengawal umatKu adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali. (12) ‘Datanglah,’ kata mereka, ‘aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!’”.

Yeremia 8:10 - “Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu.”.

Mikha 3:11 - “Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: ‘Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!’”.

Titus 1:11 - “Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.”.

2Petrus 2:3 - “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”.

William Barclay: “The basic fault of false prophets is self-interest. True shepherds care for the flock more than they care for their own lives; wolves care for nothing but to satisfy their own gluttony and their own greed. False prophets are in the business of teaching not for what they can give to others, but for what they can get out of it for themselves.” [= Kesalahan dasar dari nabi-nabi palsu adalah keegoisan / keuntungan pribadi. Gembala-gembala yang benar mengurus / memikirkan kawanan domba lebih dari pada mereka mengurus / memikirkan kehidupan mereka sendiri; serigala-serigala tidak mempedulikan apapun kecuali untuk memuaskan kerakusan dan ketamakan mereka sendiri. Nabi-nabi palsu ada dalam kesibukan / pekerjaan pengajaran bukan untuk apa yang bisa mereka berikan kepada orang-orang lain, tetapi untuk apa yang bisa mereka dapatkan darinya untuk diri mereka sendiri.].

Yehezkiel 34:1-6 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya.”.

Contoh:

a. Pendeta-pendeta yang memang mendirikan gereja sebagai bisnis!

Pendeta-pendeta yang menganut theologia kemakmuran jelas termasuk di sini. Tetapi mereka biasanya menutupi hal ini dengan kedok / dalih, bahwa semua kekayaan mereka merupakan berkat Tuhan, dan mereka mengatakan bahwa ini justru menunjukkan bahwa mereka adalah nabi-nabi asli!

b. Dalam banyak gereja, biasanya dalam kalangan Pentakosta / Kharismatik, kalau pendeta / gembala mati, istrinya menggantikan menjadi pendeta / gembala! Yang saya bicarakan adalah istri ini. Apakah istri itu menjadi pendeta / gembala karena panggilan Tuhan? Atau hanya karena gereja itu menghasilkan banyak uang, sehingga istri itu mengangkat dirinya sendiri menjadi pendeta / gembala? Gereja bukan ‘kerajaan’!

c. Pendeta-pendeta yang menjadi Youtuber!

Masa pandemi ini membawa keuntungan karena orang-orang dari gereja-gereja yang sesat bisa mendengar khotbah dari pendeta-pendeta yang benar. Tetapi juga membawa kerugian / bencana.

Pendeta-pendeta yang memasukkan khotbah-khotbahnya ke Youtube mendapat uang dari Youtube (karena iklan-iklan yang dimasukkan Youtube ke khotbah-khotbah itu). Dan uang memang berbahaya, karena setelah dapat uang, hampir selalu pendeta itu ingin uang lebih banyak lagi! Dan akhirnya pendeta-pendeta yang tadinya benar, menjadi Youtuber! Ini sesuatu yang betul-betul menyedihkan!

Memang saya juga memasukkan khotbah-khotbah saya ke Youtube, tetapi saya bukan Youtuber! Bedanya apa? Saya menekankan isi khotbah saya di tempat terutama, dan saya tak peduli apakah nanti yang menonton sedikit atau banyak. Saya tidak mau ada iklan di tengah-tengah khotbah saya. Itu memang bisa diset, dan saya minta Chandra (jemaat yang meng-upload khotbah saya ke Youtube) untuk mengeset sehingga hanya ada iklan di awal dan akhir dari khotbah!

Bagaimana dengan video tentang Maxi dan Mini (2 anjing pug saya) yang saya masukkan Youtube? Kalau itu memang saya tidak ada maksud untuk mengajar, itu hanya untuk hiburan saja karena 2 anjing itu lucu sekali. Saya juga kepingin buat video tentang saya makan duren di Malaysia, tetapi repotnya kalau sudah makan duren tak ada yang mau shooting videonya! Tak ada masalah dengan video-video seperti ini; ini memang bukan pengajaran. Kalau ada pendeta jalan-jalan ke luar kota / luar negeri, dan lalu membuat video, dan memasukkannya ke Youtube, itu bukan masalah bagi saya. Atau membuat video tentang suatu pesta dan sebagainya, itu lagi-lagi bukan masalah. Yang saya tekankan adalah video-video yang sifatnya rohani / pengajaran!

Nah, pendeta yang jadi Youtuber tidak peduli dengan konten / isi khotbahnya, yang penting thema yang bombastis / disenangi orang, karena tujuan mereka bukan mendidik / mengajar firman, tetapi uang dari Youtube itu. Mereka membuat video sebanyak mereka bisa, tak peduli isinya bagaimana, dan mereka memang tidak mengadakan persiapan untuk khotbah itu. Mereka memasukkan iklan di tengah-tengah khotbah, dan dengan demikian secara menjengkelkan mengganggu penonton khotbahnya sendiri, hanya untuk mendapatkan uang lebih banyak!

Sebaiknya para pendeta ini merenung untuk introspeksi: Tuhan panggil aku jadi pendeta atau jadi Youtuber? Apakah aku makin lama makin mirip dengan Yudas Iskariot yang menjual gurunya hanya untuk mendapatkan 30 keping perak?

1Timotius 6:6-11 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”.

2. Baik kepada orang yang menguntungkan.

Ini jelas sangat berhubungan dengan point no 1. di atas.

Mikha 3:5 - “Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.”.

3. Hidup untuk perut mereka.

Mikha 3:5 - “Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.”.

Roma 16:18 - “Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.”.

Yudas 1:12 - “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.”.

4. Pendeta-pendeta yang pasang tarif untuk khotbahnya! Lalu minta dijemput mobil mewah, tidur di hotel bintang 5 dan sebagainya.

5. Hidup secara terpisah dari dunia.

Kalau point-point di atas itu extrim kiri, maka point ini extrim kanan!

William Barclay: “Teaching is false if it divorces religion and life. Any teaching which removes the Christian from the life and activity of the world is false. That was the mistake the monks and the hermits made. It was their belief that to live the Christian life they must retire to a desert or to a monastery, that they must cut themselves off from the engrossing and tempting life of the world, that they could only be truly Christian by ceasing to live in the world.” [= Pengajaran adalah palsu / salah jika itu menceraikan / memisahkan agama dan kehidupan. Ajaran apapun yang menyingkirkan orang Kristen dari kehidupan dan aktivitas dari dunia adalah palsu / salah. Itu adalah kesalahan yang dibuat oleh biarawan-biarawan dan pertapa-pertapa. Merupakan kepercayaan mereka bahwa untuk menjalani kehidupan Kristen, mereka harus menarik / mengucilkan diri ke suatu padang gurun atau ke suatu biara, bahwa mereka harus memutuskan diri mereka sendiri dari keasyikan dan pencobaan dari kehidupan dari dunia, bahwa mereka hanya bisa menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh dengan berhenti hidup dalam dunia.].

Pada zaman sekarang rasanya sudah jarang ada kesesatan seperti ini kecuali dalam agama-agama lain. Tetapi dalam sejarah, kesesatan seperti ini betul-betul ada, dalam kekristenan. Yang paling terkenal adalah Simeon Stylites, yang hidup di atas pilar selama 37 tahun (https://en.wikipedia.org/wiki/Stylite).

Apa kesalahan dari tindakan pengucilan diri seperti ini? Jelas bahwa mereka sangat banyak melakukan dosa-dosa pasif seperti tidak menolong orang, tidak melayani, dan sebagainya. Juga Yesus mengatakan bahwa kita harus menjadi terang dunia dan garam dunia.

BACA JUGA: MATIUS 7:15 (BAHAYANYA NABI-NABI PALSU)

Matius 5:13-16 - “(13) ‘Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.’”.

Bagaimana kita bisa melakukan perintah Yesus itu kalau kita menjauhi dunia secara total?

Test tentang kehidupan ini sukar dilakukan karena:

a. Kita sukar tahu tentang kehidupan nabi itu.

b. Nabi palsu bisa, dan bahkan biasanya, pura-pura saleh (munafik).

c. Semua nabi asli juga adalah manusia berdosa, dan bisa jatuh ke dalam dosa-dosa yang hebat (Misalnya, Daud berzina, membunuh, dan sebagainya; Petrus menyangkal Yesus 3 x). Memang sebetulnya, sekalipun nabi palsu maupun asli itu adalah manusia berdosa, tetapi ada bedanya. Nabi asli punya kesungguhan untuk taat, sedih pada waktu jatuh ke dalam dosa, dan sebagainya. Tetapi lagi-lagi perbedaan ini adalah sesuatu yang sukar terlihat.

Test ini hanya bisa kita pakai kalau kita sangat dekat dengan nabi itu sehingga tahu betul-betul tentang hidupnya. Ada berapa orang yang bisa dekat dengan pendetanya, apalagi kalau gerejanya sangat besar?

Kita perlu mempertanyakan hal-hal seperti ini pada waktu kita memperhatikan kehidupannya:

(1) Apakah ia cinta / rindu firman Tuhan, dan meninggikan otoritasnya?

(2) Apakah ia peduli terhadap kebenaran dan kesesatan?

(3) Bagaimana sikapnya terhadap dosanya sendiri? Bangga, cuek, sedih?

(4) Apa tujuan utama dari pelayanannya? Kemuliaan Allah atau diri sendiri, atau uang?
---

2) Sekarang mari kita melihat dari bagian-bagian lain Alkitab, tentang ciri-ciri nabi-nabi palsu.

a) Tidak ada panggilan dari Tuhan untuk menjadi nabi / hamba Tuhan.

William Hendriksen: “The characterization of the false prophet as the man who lacks divine authorization and brings his own message, ... (... Jer. 23:21).” [= Karakteristik dari nabi palsu sebagai orang yang tidak mempunyai izin / tidak diberi otoritas ilahi dan membawa pesan / beritanya sendiri, ... (... Yer 23:21).].

Yeremia 23:21 - “‘Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka giat; Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat.”.

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mat 10:4): “the Lord appoints His own labourers, and for this thing must be entreated of us to do it for us; remembering that whatever be the gifts which men bring to the work of the ministry, and whatever their external success in it, unless they be of God’s own selecting and appointing, they have no right to be there” [= Tuhan menetapkan pekerja-pekerja-Nya sendiri, dan kita harus diminta untuk melakukan hal ini; mengingat bahwa karunia-karunia apapun yang dibawa orang-orang ke dalam pelayanan, dan kesuksesan lahiriah apa pun yang ada di dalam pelayanan itu, kecuali mereka dipilih dan ditetapkan oleh Allah sendiri, maka mereka tidak mempunyai hak untuk berada di dalamnya].

Calvin (tentang Roma 1:1): “We must here observe, that all are not fitted for the ministry of the word; for a special call is necessary: and even those who seem particularly fitted ought to take heed lest they thrust themselves in without a call.” [= Kita harus perhatikan di sini, bahwa tidak semua orang cocok untuk pelayanan firman; karena suatu panggilan khusus diperlukan: dan bahkan mereka yang kelihatannya cocok secara khusus harus berhati-hati supaya jangan mereka memasukkan diri mereka sendiri tanpa suatu panggilan.].

Calvin (tentang 1Korintus 1:1): “Now, two things are requisite in any one that would be listened to in the Church, and would occupy the place of a teacher; for he must be called by God to that office, and he must faithfully employ himself in the discharge of its duties. ... Let us learn, therefore, to take these two things together when we wish to ascertain what kind of persons we ought to esteem as ministers of Christ, - a call to the office, and faithfulness in the discharge of its duties. For as no man can lawfully assume the designation and rank of a minister, unless he be called, so it were not enough for any one to be called, if he does not also fulfill the duties of his office.” [= Jadi, dua hal diperlukan dalam diri siapa pun yang akan didengarkan dalam Gereja, dan akan menempati tempat dari seorang guru / pengajar; karena ia harus dipanggil oleh Allah pada jabatan itu, dan ia harus dengan setia membaktikan dirinya sendiri dalam pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban dari jabatan itu. ... Karena itu, hendaklah kita belajar untuk mengambil kedua hal ini bersama-sama pada waktu kita ingin memastikan jenis orang yang bagaimana yang harus kita anggap / hormati sebagai pelayan-pelayan / pendeta-pendeta Kristus, - suatu panggilan pada jabatan itu, dan kesetiaan dalam pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban dari jabatan itu. Karena sebagaimana tidak seorang pun bisa secara sah mengambil penunjukan dan pangkat / posisi dari seorang pelayan / pendeta, kecuali ia dipanggil, demikian juga tidaklah cukup bagi siapa pun untuk dipanggil, jika ia tidak juga memenuhi / melakukan kewajiban-kewajiban dari jabatannya.].

1. Nabi-nabi asli mendapatkan panggilan dari Tuhan!

a. Musa.

Keluaran 3:10 - “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir.’”.

b. Yeremia.

Yer 1:4-7 - “(4) Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: (5) ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.’ (6) Maka aku menjawab: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.’ (7) Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: ‘Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.”.

c. Yehezkiel.

Yehezkiel 2:3-5 - “(3) Firman-Nya kepadaku: ‘Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. (4) Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. (5) Dan baik mereka mendengarkan atau tidak - sebab mereka adalah kaum pemberontak - mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.”.

d. 11 rasul.

Yohanes 15:16 - “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”.

e. Paulus.

Galatia 1:15-17 - “(15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, (16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.”.

2. Nabi-nabi palsu tidak mendapatkan panggilan dari Tuhan untuk menjadi nabi.

a. Imam-imam bukit pengorbanan.

1Raja 12:31-33 - “(31) Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. (32) Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya. (33) Ia naik tangga mezbah yang dibuatnya di Betel itu pada hari yang kelima belas dalam bulan yang kedelapan, dalam bulan yang telah direncanakannya dalam hatinya sendiri; ia menentukan suatu hari raya bagi orang Israel dan ia naik tangga mezbah itu untuk membakar korban.”.

Memang text di atas ini tidak berbicara tentang ‘nabi’ tetapi ‘imam’, tetapi itu tidak terlalu berbeda. Yang mengangkat orang-orang itu menjadi imam bukan Tuhan, tetapi raja Yerobeam! Dan ay 33 kelihatannya menunjukkan bahwa ia mengangkat dirinya sendiri menjadi imam besar!

Sebaliknya, orang-orang Lewi yang seharusnya memegang jabatan imam, ia larang untuk menjadi imam!

2Tawarikh 11:14-15 - “(14) Sebab orang Lewi meninggalkan tanah penggembalaan dan milik mereka, lalu pergi ke Yehuda dan Yerusalem, oleh karena Yerobeam dan anak-anaknya melarang mereka memegang jabatan imam TUHAN, (15) dan mengangkat bagi dirinya imam-imam untuk bukit-bukit pengorbanan untuk jin-jin dan untuk anak-anak lembu jantan yang dibuatnya.”.

b. Nabi-nabi palsu pada zaman Yehezkiel.

Yeh 13:6-7 - “(6) Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapiNya. (7) Bukankah penglihatan tipuan yang kamu lihat dan tenungan bohong yang kamu katakan, kalau kamu berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal Aku tidak berbicara?”.

Yeremia 14:14-15 - “(14) Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi namaKu! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri. (15) Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat demi namaKu, padahal Aku tidak mengutus mereka, dan yang berkata: Perang dan kelaparan tidak akan menimpa negeri ini - : Para nabi itu sendiri akan habis mati oleh perang dan kelaparan!”.

Yer 23:21 - “‘Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka giat; Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat.”.

Orang-orang yang menjadi pendeta / hamba Tuhan karena keinginannya sendiri, karena ingin mendapat nafkah dari kedudukan itu, karena dorongan orang tua atau pendeta atau orang lain yang manapun juga, atau karena alasan apapun juga, tetapi tidak mendapatkan panggilan dari Tuhan, adalah nabi-nabi palsu!

b) Nubuat yang meleset.

Ul 18:18-22 - “(18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (19) Orang yang tidak mendengarkan segala firmanKu yang akan diucapkan nabi itu demi namaKu, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (20) Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. (21) Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? - (22) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.’”.

Kalau ia bernubuat / meramal tentang masa depan dan meleset (sekalipun hanya meleset satu kali) maka ia adalah nabi palsu! Karena itu perhatikanlah orang-orang yang sering mengeluarkan nubuat! Khususnya Saksi-Saksi Yehuwa yang para tokohnya berulang kali menubuatkan kedatangan Yesus yang keduakalinya, tetapi berulang kali gagal / meleset!

c) Ajaran yang sesat.

Ulangan 13:1-5 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan--dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.”.

Gal 1:8-9 - “(8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

2Petrus 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”.

1Yohanes 4:2-3 - “(2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”.

2Yoh 7 - “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.”.

Ajaran sesat itu banyak sekali macamnya.

1. Hadirnya / adanya ajaran yang betul-betul sesat (salah secara dasari).

Misalnya:

a. Ajaran bahwa Yesus bukan Allah, atau lebih rendah dari Allah.

b. Ajaran yang menolak Tritunggal, ajaran keselamatan karena perbuatan baik atau karena iman + perbuatan baik.

c. Ajaran bahwa neraka itu tidak ada; orang jahat hanya dimusnahkan.

d. Ajaran bahwa mereka adalah satu-satunya gereja yang benar!

e. Dan lain-lain.

2. Absennya / tidak adanya ajaran benar yang sangat penting.

William Barclay: “Any teaching which takes the iron out of religion, any teaching which takes the cross out of Christianity, any teaching which eliminates the threat from the voice of Christ, any teaching which pushes judgment into the background and makes people think lightly of sin, is false teaching.” [= Ajaran apapun yang mengeluarkan / membuang bagian yang hakiki / mutlak penting dari agama, ajaran apapun yang mengeluarkan salib dari kekristenan, ajaran apapun yang menyingkirkan ancaman dari suara Kristus, ajaran apapun yang mendorong penghakiman / penghukuman ke latar belakang dan membuat orang-orang meremehkan dosa, adalah ajaran yang palsu / sesat.].

Ilustrasi: kita bisa membunuh orang dengan memberinya racun. Ini seperti no 1 di atas. Tetapi kita juga bisa membunuh orang dengan memberinya makan nasi dan minum air saja. Makanan tak bergizi sama sekali ini, sekalipun lambat, akan membunuh orang itu.

Contoh:

a. Pendeta / pengkhotbah yang khotbahnya tidak membahas ayat Alkitab sama sekali. Ayat Alkitab hanya dibacakan pada awal khotbah, tetapi dalam khotbah sama sekali tidak dibahas, dan khotbahnya hanya dipenuhi dengan cerita, kesaksian, lelucon dan sebagainya. Yang seperti ini sama sekali bukan firman!!

b. Pendeta-pendeta dari gereja-gereja Liberal, yang membuang Injil, atau pendeta-pendeta yang ada ‘Injil’, tetapi ‘Injilnya adalah:

(1) Injil yang berbeda / lain.

Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Bdk. 2Korintus 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”.

(2) Injilnya adalah apa yang disebut ‘social gospel’ [= Injil sosial], berupa bantuan sosial kepada orang-orang yang kekurangan / menderita, tetapi tidak ada berita Injil sama sekali.

(3) Injilnya adalah ‘prosperity gospel’ / Injil kemakmuran.

“Prosperity theology (sometimes referred to as the prosperity gospel, the health and wealth gospel, the gospel of success, or seed faith) is a religious belief among some Protestant Christians that financial blessing and physical well-being are always the will of God for them, and that faith, positive speech, and donations to religious causes will increase one’s material wealth.” [= Theologia Kemakmuran (kadang-kadang ditunjuk sebagai injil kemakmuran, injil kesehatan dan kekayaan, injil kesuksesan, atau benih iman) adalah suatu kepercayaan agamawi di antara sebagian orang-orang Kristen Protestan bahwa berkat finansial / keuangan dan kenyamanan / kebahagiaan fisik selalu merupakan kehendak Allah bagi mereka, dan bahwa iman, ucapan positif, dan donasi-donasi pada perkara-perkara agamawi akan menambah kekayaan materi seseorang.] - https://en.wikipedia.org/wiki/Prosperity_theology

Catatan: untuk kata-kata ‘seed faith’ [= benih iman] itu diberi catatan kaki sebagai berikut: “Pejorative nicknames have been attached to the theology, including ‘name it and claim it’ and ‘blab it and grab it’.” [= Nama-nama panggilan yang merendahkan telah dilekatkan pada theologia ini, termasuk ‘sebutkan itu dan klaim itu’ dan ‘ucapkan itu dan raihlah / dapatkanlah itu’.].

c. Pendeta / pengkhotbah yang membuang semua ajaran doktrinal.

Ini banyak di kalangan gereja Liberal, dan juga mencakup ‘para motivator’ yang hanya mengajar moral dan etika.

Saya tidak mengatakan bahwa ajaran moral dan etika tidak penting. Ajaran yang hanya doktrin saja, tanpa ajaran moral dan etika, juga tidak benar. Tetapi ajaran yang hanya moral dan etika, tanpa doktrin sama sekali, jelas adalah ajaran sesat!

Ingat bahwa Injil adalah doktrin. Dan kalau tak ada doktrin, berarti tak ada Injil, maka ajaran seperti ini hanya bisa membawa orang ke neraka!

Ada banyak doktrin-doktrin penting yang harus dipercaya oleh orang Kristen yang sejati. Kalau semua itu tidak diajarkan, ajaran itu hanya melahirkan orang-orang Kristen KTP!

Kalau saudara adalah orang yang tidak senang doktrin, sebetulnya tidak jadi soal apakah saudara jadi orang Kristen, atau beragama lain, atau masuk sekte-sekte sesat. Mengapa? Karena dalam hal moral dan etika, semua hampir sama, perbedaannya sangat kecil. Tetapi begitu kita bicara tentang doktrin baru terlihat perbedaan menyolok antara kristen yang benar dengan agama-agama lain dan sekte-sekte.

Karena itu, kita harus mau belajar doktrin. Ini memang pada umumnya bersifat teoritis, dan sering tidak berhubungan dengan tingkah laku / kehidupan sehari-hari, tetapi berhubungan dengan kepercayaan / iman kita. Kalau kita tidak mengerti doktrin, maka kita dengan mudah bisa disesatkan dalam iman / kepercayaan kita!

d. ‘Penyembuh’ yang tidak punya ajaran apa-apa.

Apa gunanya orang disembuhkan dari penyakit kalau ia tidak diajar apa-apa, dan karena itu ia akhirnya masuk neraka? Jauh lebih baik ia tetap sakit secara jasmani, tetapi sembuh secara rohani!

3. Ajaran yang hanya menyenangkan para pendengar.

William Hendriksen: “The characterization of the false prophet as the man who lacks divine authorization and brings his own message, generally telling people what they like to hear, is rooted in the Old Testament (Isa. 30:10; Jer. 6:13; 8:10; 23:21). This is the kind of prophet who, when defeat is actually imminent, will say, ‘Go up and triumph’ (II Chron. 18:11). He will shout, ‘Peace, peace!’ when there is no peace (Jer. 6:14; 8:11; Ezek. 13:10). His words are ‘softer than oil’ (Ps. 55:21; cf. John 10:1, 8).” [= Karakteristik dari nabi palsu sebagai orang yang tidak mempunyai izin / tidak diberi otoritas ilahi dan membawa pesan / beritanya sendiri, biasanya memberitahu orang-orang apa yang mereka senang untuk dengarkan, berakar dalam Perjanjian Lama (Yes 30:10; Yer 6:13; 8:10; 23:21). Ini adalah jenis nabi yang, pada waktu kekalahan sudah betul-betul dekat, akan berkata, ‘Naiklah / majulah dan menanglah / sukseslah’ (2Taw 18:11). Ia berteriak, ‘Damai, damai!’ pada waktu disana tidak ada damai (Yer 6:14; 8:11; Yeh 13:10). Kata-katanya ‘lebih lembut dari minyak’ (Maz 55:21; bdk. Yoh 10:1,8).].

Yes 30:10-11 - “(10) yang mengatakan kepada para tukang tilik: ‘Jangan menilik,’ dan kepada para pelihat: ‘Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu, (11) menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.’”.

Yeremia 6:14 - “Mereka mengobati luka umatKu dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.”.

Yer 8:11 - “Mereka mengobati luka puteri umatKu dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.”.

Yer 23:21 - “‘Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka giat; Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat.”.

2Taw 18:11-12 - “(11) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (12) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’”.

Yehezkiel 13:10 - “Oleh karena, ya sungguh karena mereka menyesatkan umatKu dengan mengatakan: Damai sejahtera!, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera - mereka itu mendirikan tembok dan lihat, mereka mengapurnya -”.

Mazmur 55:22 - “mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus.”.

Catatan: kontextnya tidak menunjukkan orang yang mengatakan ini adalah nabi palsu, tetapi hanya sekedar orang yang jahat terhadap Daud.

Yohanes 10:1,8 tidak saya tuliskan karena sama sekali tidak cocok.

Contoh:

a. Pendeta / pengkhotbah yang tidak pernah menegur dosa.

Yeremia 23:14-17 - “(14) Tetapi di kalangan para nabi Yerusalem Aku melihat ada yang mengerikan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur; mereka menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat, sehingga tidak ada seorangpun yang bertobat dari kejahatannya; semuanya mereka telah menjadi seperti Sodom bagiKu dan penduduknya seperti Gomora.’ (15) Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu: ‘Sesungguhnya, Aku akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun, sebab dari para nabi Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri.’ (16) Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; (17) mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!’”.

b. Pendeta yang menegur dosa, tetapi lalu menggunakan ‘roh dusta’, ‘roh zinah’ dsb sebagai kambing hitam.

c. Pendeta yang ajarannya hanya memberi ‘hiburan / penguatan’, ‘janji / kepastian kesembuhan’, ‘janji pembebasan dari problem’ dsb, tetapi yang tidak datang dari Tuhan (yang seperti ini di facebook-pun banyak sekali).

2Tawarikh 18:1-12 - “(1) Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab. (2) Beberapa tahun kemudian, pergilah ia kepada Ahab di Samaria. Ahab menyembelih banyak kambing domba dan lembu sapi untuk dia dan rombongannya, dan mengajaknya untuk menyerang Ramot-Gilead. (3) Berkatalah Ahab, raja Israel, kepada Yosafat, raja Yehuda: ‘Maukah engkau pergi ke Ramot-Gilead bersama-sama aku?’ Jawabnya kepadanya: ‘Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatmu dan rakyatku, aku akan bersama-sama engkau di dalam perang.’ (4) Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: ‘Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN.’ (5) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: ‘Apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?’ Jawab mereka: ‘Majulah! Allah akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (6) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ (7) Jawab raja Israel kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan selalu malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’ (8) Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: ‘Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!’ (9) Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka, (10) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (11) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (12) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan YANG BAIK bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’”.

Bagaimana kalau nabi asli? Nabi asli juga kadang-kadang memberitakan hal-hal yang enak. Misalnya pada waktu orang menerima Injil yang ia beritakan, nabi asli memberitakan bahwa dosa-dosa orang itu sudah diampuni. Atau pada waktu ada bencana nabi asli menghibur dengan menggunakan Ro 8:28.

Tetapi pada saat dibutuhkan, seorang nabi asli harus mau dan berani dan tanpa segan-segan memberitakan hal-hal yang tidak enak didengar telinga. Ia tidak akan peduli apakah orang-orang akan senang atau marah pada waktu mendengar apa yang ia beritakan. Ia memberitakan untuk menyenangkan Tuhan, bukan untuk menyenangkan manusia.

Galatia 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

2Kor 7:8-9 - “(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya-, (9) namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami.”.

1Korintus 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,”.

2Tawarikh 18:12-22 - “(12) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan YANG BAIK bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (13) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Allahku, itulah yang akan kukatakan.’ (14) Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?’ Jawabnya: ‘Majulah dan kamu akan beruntung, sebab mereka akan diserahkan ke dalam tanganmu!’ (15) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran?’ (16) Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti kambing domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’ (17) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?’ (18) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (19) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab, raja Israel, untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (20) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (21) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (22) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut nabi-nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.

2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”
--
.4. Dasar ajarannya bukan Alkitab, atau bukan Alkitab saja.

Nabi asli harus mempunyai prinsip ‘SOLA SCRIPTURA’ [= hanya Kitab Suci]. Jadi, yang menjadi dasar kepercayaan / ajaran hanyalah Kitab Suci.

Yesaya 8:19-20 - “(19) Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’ (20) ‘Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”.

Yesaya 8:20 - “‘Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”.

KJV: “To the law and to the testimony: if they speak not according to this word, it is because there is no light in them.” [= Pada hukum (Taurat) dan pada kesaksian: jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan / firman ini, itu adalah karena di sana tidak ada terang di dalam mereka.].

RSV: “To the teaching and to the testimony! Surely for this word which they speak there is no dawn.” [= Pada pengajaran dan pada kesaksian! Pasti karena perkataan / firman ini yang mereka katakan di sana tidak ada matahari terbit (?).].

NIV: “To the law and to the testimony! If they do not speak according to this word, they have no light of dawn.” [= Pada hukum (Taurat) dan pada kesaksian! Jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan / firman ini, mereka tidak mempunyai terang dari matahari terbit.].

NASB: “To the law and to the testimony! If they do not speak according to this word, it is because they have no dawn.” [= Pada hukum (Taurat) dan pada kesaksian! Jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan / firman ini, itu adalah karena mereka tidak mempunyai terang dari matahari terbit.].

Barnes’ Notes (tentang Yes 8:20): “‘According to this word.’ According to what God has revealed. By this standard all their pretended revelations were to be tried. By this standard all doctrines are still to be tried.” [= ‘Menurut / sesuai dengan perkataan / firman ini’. Menurut / sesuai dengan apa yang Allah telah nyatakan. Dengan standard ini semua wahyu-wahyu palsu mereka harus diuji. Dengan standard ini semua ajaran harus diuji.].

Calvin (tentang Yes 8:20): “Hence we learn that everything which is added to the word must be condemned and rejected. It is the will of the Lord that we shall depend wholly on his word, and that our knowledge shall be confined within its limits; and therefore, if we lend our ears to others, we take a liberty which he has forbidden, and offer to him a gross insult. Everything that is introduced by men on their own authority will be nothing else than a corruption of the word; and consequently, if we wish to obey God, we must reject all other instructors.” [= Karena itu kita belajar bahwa segala sesuatu yang ditambahkan pada firman harus dikecam dan ditolak. Adalah kehendak Tuhan bahwa kita akan tergantung / bersandar sepenuhnya pada firmanNya, dan bahwa pengetahuan kita akan dibatasi di dalam batasan-batasannya; dan karena itu, jika kita mendengarkan pada yang lain-lain, kita mengambil kebebasan yang telah Ia larang, dan menawarkan / menyediakan kepadaNya suatu penghinaan total. Segala sesuatu yang diperkenalkan oleh manusia dengan otoritas mereka sendiri merupakan bukan lain dari pada suatu kerusakan dari firman; dan sebagai akibatnya / karena itu, jika kita ingin mentaati Allah, kita harus menolak semua pengajar-pengajar yang lain.].

E. J. Young (tentang Yes 8:20): “Light is found in the law of God, the written revelation, the Scriptures. Those who speak contrary to Scripture have no dawn. They remain yet in the darkness of deep night. Upon them the morning light has not broken, nor will it break until they turn as little children to the law and submit all their thinking and their opinions to it. Then will the early rays of morning light shine, and the full light of the sun break forth in their hearts. More than anything else today there is need that all our thinking be based upon and in conformity with the Holy Scriptures.” [= Terang ditemukan dalam hukum Taurat Allah, wahyu yang tertulis, Kitab Suci. Mereka yang berbicara bertentangan dengan Kitab Suci tidak mempunyai matahari terbit. Mereka masih tetap ada dalam kegelapan malam. Bagi mereka terang pagi tidak bersinar, juga itu tidak akan bersinar sampai mereka berbalik seperti anak-anak pada hukum Taurat dan menundukkan pemikiran mereka dan pandangan-pandangan mereka padanya. Maka cahaya dari terang pagi akan bersinar, dan terang yang penuh dari matahari keluar dalam hati mereka. Lebih dari apapun yang lain pada zaman ini ada kebutuhan bahwa semua pemikiran didasarkan pada dan dalam kesesuaian dengan Kitab Suci Kudus.].

2Timotius 3:16-17 - “(16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (17) Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”.

2Timotius 3:17 - “Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”.

KJV: “That the man of God may be perfect, throughly furnished unto all good works.” [= Supaya manusia kepunyaan Allah bisa sempurna, diperlengkapi sepenuhnya untuk semua perbuatan baik.].

Calvin (tentang 2Tim 3:17): “‘Perfect’ means here a blameless person, one in whom there is nothing defective; for he asserts absolutely, that the Scripture is sufficient for perfection. Accordingly, he who is not satisfied with Scripture desires to be wiser than is either proper or desirable.” [= ‘Sempurna di sini berarti seorang yang tak bercacat, orang dalam siapa disana tidak ada apapun yang cacat; karena ia menegaskan secara mutlak, bahwa Kitab Suci adalah cukup untuk kesempurnaan. Karena itu, ia yang tidak puas dengan Kitab Suci ingin untuk lebih bijaksana dari pada atau yang tepat atau berguna.].

Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya (lebih mulia) dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”.

Cara nabi palsu memperlakukan / menggunakan Alkitab:

a. Mengubah Alkitab.

(1) China mengubah Alkitab.

https://www.frc.org/op-eds/china-to-christians-were-rewriting-the-bible-and-youll-use-it-or-else

“When a Chinese Christian, Chen Yu, was caught boldly selling religious publications not authorized by the government, his punishment was a seven-year prison sentence and an approximately $30,000 USD fine, handed down by a court last month. Such steep punishment for promoting and adhering to a religion is all too common in China today. Faith is increasingly under attack in President Xi Jinping’s China. As religious expression becomes more dangerous there, people around the world should be speaking up in defense of China’s persecuted believers. In addition to Chen’s fine and imprisonment, the court ordered local police in the Zhejiang province to destroy 12,864 religious books from his online bookstore. Make no mistake - this is a regime that is deeply afraid of the growth of Christianity. The estimated 100 million Christians in China make the eradication of Christianity from China difficult. Chairman Mao tried and was unsuccessful. President Xi prefers a more subtle tactic than Mao’s, a campaign to ‘Sinicize’ religion to make it more compatible with the teachings of the Chinese Communist Party (CCP). One way China seeks to Sinicize Christianity is by re-writing the Bible. A complete communist translation has yet to be revealed.” [= Pada waktu seorang kristen cina, Chen Yu, ditangkap karena dengan berani menjual buku-buku cetakan agamawi tanpa izin dari pemerintah, hukumannya adalah tujuh tahun penjara dan suatu denda sekitar 30 ribu US$, diumumkan oleh suatu persidangan bulan yang lalu. Hukuman yang begitu extrim / berlebihan untuk tindakan mempromosikan dan kepercayaan pada suatu agama merupakan hal yang sangat umum di China sekarang ini. Iman berada di bawah serangan yang makin bertambah besar di China dari Presiden Xi Jinping. Karena tindakan menyatakan agama menjadi makin berbahaya di sana, orang-orang di seluruh dunia harus berbicara untuk membela orang-orang percaya yang dianiaya di China. Sebagai tambahan pada denda dan pemenjaraan Chen, sidang memerintahkan polisi lokal di propinsi Zhejiang untuk menghancurkan 12.864 buku-buku agamawi dari toko buku online-nya. Jangan salah / yakinlah - ini adalah suatu rezim yang sangat takut pada pertumbuhan dari kekristenan. Jumlah orang Kristen di China yang diperkirakan 100 juta membuat penghancuran total dari kekristenan dari China sukar. Ketua Mao telah mencoba dan gagal. Presiden Xi lebih memilih suatu taktik yang lebih licik / tidak kentara dari taktik Mao, suatu kampanye mencinakan agama untuk membuatnya lebih cocok dengan ajaran-ajaran dari Partai Komunis China (PKC). Salah satu cara yang diusahakan oleh China untuk mencinakan kekristenan adalah dengan menulis ulang Alkitab. Suatu terjemahan komunis masih akan dinyatakan / keluar nanti.].

https://www.christianheadlines.com/contributors/michael-foust/china-changes-bible-story-says-jesus-killed-woman-caught-in-adultery-i-too-am-a-sinner.html

“In the original biblical story in John 8, Jesus goes to the temple courts, where the teachers of the law and the Pharisees bring him a woman caught in adultery and ask Christ if she should be stoned. Jesus writes on the ground and then tells them, ‘Let anyone of you who is without sin be the first to throw a stone at her.’ After the woman’s accusers leave, Jesus tells her, ‘Go now and leave your life of sin.’ It’s a story of grace and mercy. The Chinese textbook, though, changes the ending, according to UCA News. The textbook says, "When the crowd disappeared, Jesus stoned the sinner to death saying, ‘I, too, am a sinner. But if the law could only be executed by men without blemish, the law would be dead.’"” [= Dalam cerita Alkitab yang asli dalam Yoh 8, Yesus pergi ke halaman Bait Suci, dimana guru-guru / pengajar-pengajar dari hukum Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepadaNya seorang perempuan yang tertangkap dalam perzinahan dan bertanya kepada Kristus apakah ia harus dirajam. Yesus menulis di tanah dan lalu memberitahu mereka, ‘Hendaklah siapapun dari kamu yang tanpa dosa menjadi yang pertama melemparkan batu kepadanya’. Setelah pendakwa-pendakwa perempuan itu pergi, Yesus memberitahunya, ‘Sekarang pergilah dan tinggalkanlah kehidupan berdosamu’. Itu adalah suatu cerita tentang kasih karunia dan belas kasihan. Sekalipun demikian, textbook / buku pedoman orang-orang cina mengubah bagian akhirnya, menurut UCA News. Buku pedoman itu berbunyi, "Pada waktu orang banyak itu pergi / hilang, Yesus merajam orang berdosa itu sampai mati sambil berkata, ‘Aku, juga, adalah seorang berdosa. Tetapi jika hukum hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang tanpa cacat, hukum itu akan mati’"].

Bagi saudara yang adalah orang kristen cina sama seperti saya, pada waktu China bertentangan dengan kekristenan / Alkitab, saudara harus membela yang mana??? Saya tidak sedetikpun berpikir dalam hal seperti ini. Saya mengutuk China! Saya mengutuk pemerintah komunisnya, bukan rakyatnya (kecuali rakyatnya yang juga mendukung komunis)!

(2) Saksi-Saksi Yehuwa mengubah Alkitab.

(a) Lukas 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.

Kita menganggap ‘Firdaus’ sebagai ‘surga’ (bdk. Luk 23:43 dengan Lukas 23:46; juga 2Kor 12:2 dengan 2Korintus 12:4).

Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa ‘Firdaus’ ini menunjuk kepada ‘bumi yang akan disempurnakan’, dan karena itu belum ada pada zaman sekarang ini. Ini menyebabkan mereka ‘terpaksa’ mengubah terjemahan dari Luk 23:43.

Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.

TDB: “Dan ia mengatakan kepadanya, ‘Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.’”.

Kalau menggunakan versi bahasa Inggris maka perubahannya hanya terletak pada perubahan letak dari satu koma.

RSV: “And he said to him, ‘Truly, I say to you, today you will be with me in Paradise.’” [= Dan Ia berkata kepadanya: ‘Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, hari ini engkau akan bersama Aku dalam Firdaus.’].

NWT: “And he said to him: ‘Truly I tell you today, You will be with me in Paradise.’” [= Dan Ia berkata kepadanya: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu hari ini, Engkau akan bersama Aku dalam Firdaus.’].

Saksi-Saksi Yehuwa: “Pengertian seseorang tentang Lukas 23:43 dipengaruhi oleh tanda baca yang digunakan oleh penerjemah. Dalam naskah-naskah Alkitab Yunani yang asli tidak ada tanda baca. The Encyclopedia Americana (1956, Jil. XXIII, h. 16) mengatakan: ‘Tidak ada usaha untuk memberi tanda-tanda baca, dan ini nyata dalam naskah-naskah dan tulisan-tulisan yang lebih tua dari orang-orang Yunani. Baru pada abad ke-9 M. tanda-tanda baca sedemikian digunakan. Apakah Lukas 23:43 harus berbunyi, ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus,’ atau apakah seharusnya, ‘Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini, juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus’ (NW)? Ajaran Kristus dan ayat-ayat lain dalam Alkitab harus menjadi dasar untuk menentukan ini, dan bukan koma yang dibubuhkan dalam naskah berabad-abad setelah Yesus mengucapkan kata-kata tersebut. The Emphasised Bible yang diterjemahkan oleh J. B. Rotherham setuju dengan tanda baca dalam New World Translation. Dalam sebuah catatan kaki mengenai Lukas 23:43, penerjemah Alkitab Jerman L. Reinhardt mengatakan: ‘Tanda baca yang sekarang digunakan (oleh kebanyakan penerjemah) dalam ayat ini tidak diragukan lagi adalah palsu dan bertentangan dengan seluruh jalan pikiran Kristus dan penjahat itu ... (Kristus) pasti tidak memaksudkan Firdaus sebagai suatu bagian dari wilayah orang-orang mati, melainkan sebaliknya, dipulihkannya suatu firdaus di bumi.’ Bilamana Yesus akan ‘datang sebagai Raja’ dan memenuhi maksud-tujuan Bapanya untuk menjadikan bumi ini suatu firdaus? Buku Wahyu, yang ditulis kira-kira 63 tahun setelah pernyataan-pernyataan yang dicatat di Lukas 23:42,43 diucapkan, menunjukkan bahwa kejadian ini masih akan terjadi di masa depan.”. - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 128.

Catatan: Luk 23:43 (The Emphasised Bible): ‘And he said unto him - Verily, I say unto thee this day: With me, shalt thou be in Paradise.’ [= Dan Ia berkata kepadanya - Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu hari ini: Dengan Aku, engkau akan ada di Firdaus.]. - ‘The Emphasised Bible’ (Libronix).

Ada beberapa alasan yang secara kelewat jelas menunjukkan ke-tidak-mungkin-an terjemahan NWT / TDB ini.

· Ini adalah terjemahan yang tidak masuk akal.

Tidak pernah ada siapapun (baik dalam Alkitab maupun dalam kehidupan sehari-hari), yang mengatakan: ‘Aku berkata kepadamu hari ini’. Sudah tentu pada saat seseorang mengatakan sesuatu, ia mengatakannya hari ini / saat ini. Kalau bukan ‘hari ini’, lalu kapan? Kemarin? Besok pagi? Karena itu merupakan sesuatu yang sudah jelas, tidak ada orang berkata seperti itu.

· Selain kata-kataNya kepada penjahat yang bertobat dalam Luk 23:43 ini, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ sebanyak 140 x, dengan perincian sebagai berikut:

Dalam Injil Matius, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 57 x, yaitu dalam Matius 5:18,20,22,26,28,32,34,39,44 6:2,5,16,25,29 8:10,11 10:15,23,42 11:9,11,22,24 12:6,31,36 13:17 16:11,28 17:20 18:3,10,13,18,19,22 19:9,23,24,28 21:21,31,43 23:36,39 24:2,34,47 25:12,40,45 26:13,21,29,34,64.

Dalam Injil Markus, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 16 x, yaitu dalam Mark 3:28 5:41 8:12 9:1,13,41 10:15,29 11:23,24 12:43 13:30 14:9,18,25,30.

Dalam Injil Lukas, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 38 x, yaitu dalam Lukas 3:8 4:24,25 7:9,14,26,28,47 9:27 10:12 11:8,9,51 12:4,5,8,22,27,37,44,59 13:24,35 14:24 15:7,10 16:9 17:34 18:8,14,17,29 19:26,40 21:3,32 22:16,34.

Dalam Injil Yohanes, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ itu 29 x, yaitu dalam Yohanes 1:50,51 3:3,5,7,11 4:35 5:19,24,25 6:26,32,47,53 8:24,34,51,58 10:1,7 12:24 13:16,20,21,38 14:12 16:20,23 21:18.

Yesus tidak pernah mengatakan: ‘Aku berkata kepadamu hari ini’. Jadi kalau Luk 23:43 diterjemahkan seperti itu, itu merupakan terjemahan yang mengada-ada, dan secara sangat jelas menunjukkan kekurang-ajaran NWT / TDB dalam melakukan penterjemahan!

Disamping itu, selain Luk 23:43, kita masih bisa menggunakan 2Korintus 12:4, yang menunjukkan bahwa pada jaman rasul Paulus, Firdaus itu sudah ada.

2Kor 12:4 - “Aku juga tahu tentang orang itu, - entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”.

Catatan: yang dimaksud dengan ‘orang itu’ adalah diri Paulus sendiri.

(b) Yohanes 6:45 - “Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu.”.

NWT/TDB ubah ‘Allah’ menjadi ‘Jehovah’ / ‘Yehuwa’.

(c) Kis 7:59-60 - “(59) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.’ (60) Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”.

Dalam text ini ada 2 x kata ‘Tuhan’, dan keduanya sama-sama berasal dari kata bahasa Yunani KURIE.

Kata yang pertama diterjemahkan ‘Lord’ oleh NWT dan ‘Tuan’ oleh TDB. Mereka tidak bisa menterjemahkan sebagai ‘Jehovah’, karena di situ kata itu diikuti oleh kata ‘Yesus’.

Tetapi lucunya kata ‘Tuhan’ yang kedua diterjemahkan oleh NWT sebagai ‘Jehovah’ [= Yehovah].

Apakah ini penterjemahan dengan memperhatikan kontext?

(d) Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”.

Yoh 1:1 (TDB): “Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah suatu allah.”.

(e) 2Petrus 1:1 - “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”.

2Pet 1:1 (TDB): “Dari Simon Petrus, budak dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang memperoleh iman sebagai hak istimewa yang sama seperti yang kamu miliki, oleh karena keadilbenaran Allah kita dan Yesus Kristus, Juru Selamat itu:”.

Ini terjemahan kurang ajar, karena dalam bahasa Yunaninya kata ‘Juruselamat’ ada di depan kata ‘Yesus Kristus’. Dalam TDB dibalik, untuk memisahkan kata ‘Allah’ dan ‘Juruselamat’. Dengan terjemahan seperti ini sama sekali tak terlihat bahwa ayat ini menunjukkan Yesus sebagai Allah.

2Pet 1:1 (NWT): “the righteousness of our God and (the) Savior Jesus Christ:” [= kebenaran dari Allah kita dan (sang) Juruselamat Yesus Kristus:].

Ini juga kurang ajar, karena NWT menambahkan kata ‘the’ (sekalipun dalam Alkitab fisiknya diletakkan dalam tanda kurung) padahal dalam bahasa Yunaninya kata ‘Savior’ (= Juruselamat) sebetulnya tidak mempunyai definite article / kata sandang.

b. Menambahi atau mengurangi Alkitab.

(1) Katolik menambahi Alkitab dengan kitab-kitab Deuterokanonika, yang diselipkan di tengah-tengah kitab-kitab Perjanjian Lama mereka. Selain itu mereka menggunakan apa yang mereka sebut ‘tradisi’, yaitu keputusan-keputusan sidang-sidang gereja, kata-kata Paus, dan tulisan bapa-bapa gereja, yang semuanya bukan hanya mempunyai kesalahan-kesalahan tetapi juga saling bertentangan satu dengan yang lain, dan juga bertentangan dengan Alkitab.

(2) Mormon menambahi Alkitab dengan the book of Mormon.

(3) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mempunyai nabiah, bernama Ellen G. White, yang mengaku mengalami banyak penglihatan, dan ia banyak mengajar berdasarkan penglihatan-penglihatan itu (John Gerstner, ‘The Theology of the Major Sects’, hal 22).

John Gerstner: “The Adventists accept the inspiration and authority of the Bible. But, unfortunately, they also virtually accept the inspiration and authority of Mrs. Ellen G. White.” [= Orang-orang Advent menerima pengilhaman dan otoritas dari Alkitab. Tetapi sayangnya / sialnya, mereka sebenarnya juga menerima pengilhaman dan otoritas dari Ny. Ellen G. White.] - ‘The Theology of the Major Sects’, hal 23.

(4) Banyak gereja-gereja Kharismatik yang secara praktis menambahi Alkitab dengan ‘Tuhan bicara’, pengalaman-pengalaman, Rhema, nubuat-nubuat, penglihatan-penglihatan, mimpi-mimpi, dan sebagainya.

(5) Yesaya Pariaji menggunakan kitab-kitab Yahudi dalam mengajar.

Yesaya Pariadji: “Saya diperintahkan untuk mempelajari kisah nabi-nabi besar yang menjadi sahabat-sahabat Allah, yang akrab dengan Allah. Dengan sendirinya untuk disampaikan kepada anda. Saya mempelajari bagaimana kisah nabi Henokh di angkat ke Sorga, melalui kitab-kitab lain, atau kitab-kitab Talmud bangsa Israel. Disebutkan, Allah memberi perintah untuk mengurapi Henokh dengan minyak urapan, sebelum menghadap tahta Allah. Nabi Yesaya di angkat ke Sorga sebelum dipanggil untuk melayani” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal 10.

Yesaya Pariadji: “Saya banyak membaca buku tentang orang Yahudi seperti kitab Talmut. Disitu banyak kisah-kisah tak ditulis dalam Alkitab yang di dalamnya ditulis pengalaman Yesaya waktu diangkat ke sorga. Saya percaya bahwa Yesaya waktu diangkat ke Sorga pasti mempunyai banyak pengalaman karena waktu saya dulu diangkat ke Sorga, saya juga mempunyai banyak pengalaman. Saya dikhotbahi oleh Tuhan Yesus, saya diajari Perjamuan Kudus, saya diajari cara membaptis yang benar dan banyak lagi hal yang diajarkan Tuhan Yesus kepada saya. Maka diwaktu saya membaca kitab Talmut, Yesaya itu menulis lebih dari 90 pasal. Misalnya, di waktu Yesaya ketemu Henokh di Sorga kemudian bagaimana Henokh bercerita pada Yesaya bahwa dia waktu masuk pintu Sorga maka Allah yang Mahakuasa memanggil Michael kataNya: ‘Michael, Michael, urapi hambaKu Henokh baru boleh dia menghadap kepadaKu’. Jadi urapi dengan apa? Dengan minyak urapan. Jadi orang-orang Yahudi pada waktu itu percaya pada minyak urapan. ... Jadi bila dulu Henokh diurapi maka saya percaya kalau minyak urapan itu penuh kuasa. ... Maka saya mengutip dari kitab bangsa Yahudi yaitu Henokh diurapi Tuhan dengan minyak urapan itu baru dia bisa menghadap ke tahta Allah” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 14.

Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Henokh pernah bertanya kepada Tuhan, kalau orang mati itu rohnya mau kemana? Ternyata dia diperlihatkan alam roh dimana alam roh ada Sorga, ada Nerakanya, ada banyak Malaikat dan banyak setannya juga. Maka itu saya penasaran lagi, hingga saya cari bukunya Henokh dan puji Tuhan, saya mendapatkannya. Disitu dikatakan, bahwa Henokh diangkat oleh Tuhan bersama tubuhnya untuk diperlihatkan Sorga, neraka, malaikat, dan setan. Lalu dia bertanya juga pada Tuhan: ‘Tuhan kalau orang berdosa mati ditaruh di mana?’ Maka Henokh diperlihatkan Neraka dimana orang-orang berdosa dimasukkan ke Neraka dan diterkam oleh setan-setan” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 14.

Buku Henokh itu termasuk dalam Apocrypha, dan Talmut / Talmud itu adalah kitab Yahudi yang sesat!

(6) Yudaisme (agama Yahudi) membuang seluruh Perjanjian Baru, karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.

(7) Kalau seorang pendeta menambahi Alkitab, biasanya ia juga mengurangi Alkitab (sekalipun tidak secara formil, tetapi secara praktis), yaitu bagian-bagian yang bertentangan dengan bagian yang ia tambahkan ke dalam Alkitab itu.
---
c. Mengajar tanpa Alkitab.

Contoh:

(1) Mengajar berdasarkan illustrasi, tanpa Kitab Suci.

Misalnya:

(a) Dalam mengajar seseorang untuk berbahasa Roh, pendeta-pendeta tertentu memerintahkan seseorang untuk mengucapkan apa saja yang tidak ia mengerti, nanti bisa berbahasa Roh. Ini diilustrasikan dengan pompa air yang harus dipancing dengan air dulu baru bisa mengeluarkan air.

(b) Bahasa Roh yang hanya mengeluarkan kata-kata yang sama terus menerus, diilustrasikan dengan telegram, yang sekalipun terus bunyinya sama, tetapi nanti pada si penerima menjadi suatu kalimat.

(2) Mengajar berdasarkan pengalaman.

Misalnya:

(a) Seseorang menyaksikan bahwa ia sembuh dari penyakit karena menggunakan minyak urapan! Padahal dalam Kitab Suci, minyak urapan hanya ada dalam Perjanjian Lama, dan sama sekali tidak digunakan untuk menyembuhkan.

Kel 30:22-33 - “(22) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (23) ‘Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, (24) dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. (25) Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus. (26) Haruslah engkau mengurapi dengan itu Kemah Pertemuan dan tabut hukum, (27) meja dengan segala perkakasnya, kandil dengan perkakasnya, dan mezbah pembakaran ukupan; (28) mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya. (29) Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadaNYA akan menjadi kudus. (30) Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagiKu. (31) Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagiKu di antara kamu turun-temurun. (32) Kepada badan orang biasa janganlah minyak itu dicurahkan, dan janganlah kaubuat minyak yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu. (33) Orang yang mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.’”.

Catatan: kata ‘nya’ dalam ay 29 (yang saya cetak dengan huruf besar) seharusnya adalah ‘them’ [= mereka]. Jadi ini bukan menunjuk pada minyak urapan tersebut, tetapi pada Kemah Suci dan perkakas-perkakasnya, yang telah dikuduskan oleh minyak urapan itu.

(b) Seseorang sembuh dari penyakit atau naik jabatannya karena ikut Perjamuan Kudus. Padahal dalam Kitab Suci Perjamuan Kudus diperintahkan sama sekali bukan dengan tujuan untuk menyembuhkan orang sakit / menaikkan kedudukan dan sebagainya.

1Korintus 11:23-26 - “(23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: ‘Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!’ (25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’ (26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”.

(3) Mengajar berdasarkan ‘suara Tuhan’, penglihatan, mimpi, nubuat, dan sebagainya.

(a) Dalam Kitab Suci Tuhan memang sering menyampaikan firmanNya melalui hal-hal seperti itu. Tetapi apakah pada jaman sekarang Ia juga menggunakan cara-cara itu? Saya percaya, karena Allah itu maha kuasa, Ia bisa saja menggunakan cara-cara itu bahkan pada jaman sekarang. Yang saya tidak percaya adalah kalau Ia terus menerus menggunakan cara-cara tersebut. Mengapa? Karena ada perbedaan antara jaman dulu (jaman tokoh-tokoh Kitab Suci), dan jaman sekarang. Apa bedanya? Pada jaman itu, Kitab Suci belum ada atau belum lengkap. Pada jaman sekarang, Kitab Suci sudah ada dan sudah lengkap. Pada saat Kitab Suci, yang merupakan firman tertulis, itu belum ada / lengkap, maka Tuhan sering berbicara menggunakan cara-cara yang supranatural. Tetapi pada jaman sekarang, dimana Kitab Suci, yang adalah firman yang tertulis itu sudah ada dan sudah lengkap, maka Ia pada umumnya akan berbicara menggunakan Kitab Suci / Firman Tuhan yang tertulis itu. Pada saat seseorang membaca Kitab Suci, membaca buku Saat Teduh, mendengar khotbah / pelajaran, membaca buku-buku tafsiran / theologia, dan sebagainya, maka ia bisa mendengar Tuhan berbicara kepadanya. Syaratnya, apa yang dibaca / didengar itu betul-betul pelajaran yang Alkitabiah, bukan yang sesat!

Kalau pada jaman sekarang, dimana Kitab Suci sudah lengkap, Tuhan tetap terus menerus berbicara kepada manusia dengan menggunakan cara-cara yang supranatural, maka apa gunanya Ia memberikan Kitab Suci itu kepada kita? Dan apa akibatnya? Jelas bahwa Kitab Suci menjadi tidak ada gunanya, dan orang akan mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan Kitab Suci, dan terus menerus mencari Firman Tuhan melalui hal-hal yang supranatural itu! Karena itulah, maka tidak mungkin Tuhan terus menerus berbicara dengan cara-cara itu pada jaman sekarang!

Karena itu, kalau ada orang / pendeta yang mengatakan bahwa Tuhan terus menerus berbicara kepadanya dengan menggunakan cara-cara itu, dan ia setiap kebaktian melihat Yesus menampakkan diri dan berbicara kepadanya, dsb, maka saya mempunyai kecenderungan sangat besar untuk mengatakan bahwa atau ia membual, atau ia mendapatkan hal-hal itu dari setan! Ingat, setan bisa saja menyamar sebagai Tuhan / malaikat dsb! 2Kor 11:14b - “Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang”.

(b) Kalau Tuhan berbicara kepada seseorang menggunakan cara-cara yang supranatural itu, maka ada satu hal yang pasti, yaitu: Ia tidak mungkin berbicara bertentangan dengan Kitab Suci, yang merupakan firmanNya yang tertulis. Karena itu, kalau ada orang bercerita bahwa Tuhan berbicara kepadanya dengan cara-cara seperti itu, kita perlu mengetahui semuanya secara mendetail / terperinci, supaya kita bisa membandingkannya dengan Kitab Suci. Kalau ada pertentangan sedikit saja, maka, atau orang itu membual, atau ia mendapatkan hal itu dari setan.

Contoh:

· Orang mendapat penglihatan tentang Maria, yang menyatakan diri sebagai perawan yang tidak bercela / berdosa. Ini jelas bertentangan dengan Ro 3:23 yang menyatakan semua manusia berdosa. Yang dikecualikan oleh Kitab Suci hanya Yesus (Ibrani 4:15 2Korintus 5:21).

· Orang yang dibawa oleh Tuhan untuk melihat neraka, dan di sana ia melihat setan menyiksa orang-orang yang masuk neraka. Ini bertentangan dengan Kitab Suci yang mengatakan bahwa setan baru akan masuk neraka pada akhir jaman (Wah 20:10), dan kalau mereka masuk neraka nanti, mereka akan disiksa, bukan menyiksa (Wah 20:10 Mat 8:29).

Wahyu 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka DISIKSA siang malam sampai selama-lamanya.”.

Matius 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.

d. Mengajar dengan Alkitab, tetapi menafsirkannya secara salah / sesat.

Karena itu pengertian tentang Hermeneutics dan kemampuan untuk menerapkannya, merupakan sesuatu yang sangat penting. Tanpa itu, sekalipun seseorang menggunakan Alkitab, ia tetap bisa mengajarkan ajaran yang salah / sesat.

Misalnya Saksi Yehuwa mungkin adalah sekte yang paling banyak menggunakan ayat-ayat Kitab Suci. Tetapi ayat-ayat itu mereka tafsirkan secara kacau balau, mereka putar-balikkan dan sebagainya. Misalnya Yoh 1:1 yang yang bagian akhirnya mereka terjemahkan ‘a god’ [= suatu allah], dengan alasan dalam bahasa Yunaninya kata itu tidak mempunyai definite article [= kata sandang tertentu]. Ini tafsiran bohong, karena itu tidak ada dalam gramatika bahasa Yunani, malah yang sebaliknya yang ada.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan oleh pendeta-pendeta yang tidak sekolah theologia, atau yang sekolah di sekolah yang diajar oleh guru-guru / dosen-dosen yang tidak sekolah theologia. Jadi seperti orang buta membimbing orang buta.

Seringkali mereka berkata: tidak perlu sekolah theologia, karena rasul-rasul juga tidak pernah sekolah theologia. Ini salah, karena kita berbeda dengan rasul-rasul dalam hal-hal ini:

a. Rasul-rasul mengerti bahasa Ibrani (Aramaic) dan Yunani yang merupakan bahasa asli Kitab Suci, kita tidak.

b. Rasul-rasul hidup di sana pada jaman itu, sehingga mereka mengerti tradisi dan latar belakang jaman itu, kita tidak.

c. Rasul-rasul adalah orang-orang Yahudi, yang sejak kecil dididik Firman Tuhan (Perjanjian Lama) secara sangat keras, kita tidak.

d. Rasul-rasul ikut Yesus 3 ½ tahun, dan melihat kesucian hidup Yesus, mujijat-mujijat Yesus, dan mendengar ajaran-ajaran yang sempurna dari Yesus. Ini lebih hebat dari sekolah theologia manapun!

Karena itu, mengatakan bahwa karena rasul tidak pernah sekolah theologia, jadi kita juga tidak perlu sekolah theologia, merupakan suatu kata-kata yang sangat bodoh!

Sekarang, apakah kalau seseorang sudah sekolah theologia, maka ia pasti tidak sesat? Sama sekali belum tentu.

Menafsir Alkitab sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Yang harus dilakukan supaya tidak mengajarkan kesesatan adalah menggunakan BANYAK buku tafsiran YANG BERMUTU!

Kalau ini kita lakukan, maka pada waktu kita menjumpai suatu kesesatan dalam salah satu buku tafsiran itu, maka buku-buku yang lain biasanya akan memberi pandangan yang berbeda, dan bahkan memberikan bantahan terhadap kesesatan dari buku yang pertama tadi. Kalau seseorang hanya menggunakan satu buku tafsiran, maka pada saat buku itu salah / sesat, maka tidak ada yang mencegah dia untuk terseret ajaran salah / sesat itu.

e. Nabi-nabi palsu bisa pura-pura mengerti bahasa asli Kitab Suci, dan lalu dengan menggunakan bahasa asli itu, mereka memutar-balikkan arti dari ayat-ayat Kitab Suci.

Contoh: Frans Donald (Unitarian).

Dalam bukunya yang berjudul ‘Allah dalam Alkitab dan Al-Quran’, hal 45-46, ia berkata sebagai berikut:

“Yohanes 1:1 ‘Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.’ ... Ada perbedaan makna yang sangat fatal jika kita telah meneliti makna yang sebenarnya dari aspek tata bahasa. Perhatikan bahwa dalam ayat tersebut di atas kata THEOS ada yang dilekati kata sandang TON, sementara ada yang berdiri sendiri. Secara tata bahasa, dilekati kata sandang berarti kata THEOS mengacu kepada satu hal yang pasti. Sama seperti the dalam bahasa Inggris. Sementara, kata THEOS yang tidak memperoleh kata sandang cenderung dimaknai sebagai kata sifat. Jadi, TON THEOS (dengan kata sandang) berarti ‘Sang Allah’, sedangkan THEOS (tanpa kata sandang) berarti ‘sifat ilahi’. Seperti istilah si hitam tidak sama dengan hitam, begitu juga TON THEOS berbeda dari THEOS. Yang pertama adalah kata benda, yang kedua adalah kata sifat. Maka menurut Penulis, terjemahan yang tepat untuk Yohanes 1:1 yaitu: Pada mulanya adalah Firman, Sang Firman itu bersama-sama dengan Sang Allah (TON THEOS) dan Sang Firman bersifat ilahi (THEOS)”.

Dalam debat terbuka antara mereka dan Esra dan saya (kalau tidak salah debat ke 6 atau ke 7), saya pernah menyerang illustrasi yang mereka pakai ini, yang pada waktu itu dimunculkan dalam debat oleh Benny. Cuma ia menggunakan bukan hitam / si hitam, tetapi kecil dan si kecil. Saya katakan: saya tahu dimana kesalahan dari illustrasi itu. Ia memilih kata ‘hitam’ yang memang adalah kata sifat. Waktu ditambahi ‘si’ maka berubah menjadi kata benda (ini juga terjadi dalam bahasa Inggris, misalnya ‘dead’ dan ‘the dead’). Pada waktu kata ‘si’ itu dibuang, tentu kembali menjadi kata sifat. Tetapi ilustrasi itu tidak cocok sama sekali, karena kata THEOS yang dibicarakan dalam Yoh 1:1 itu bukanlah kata sifat tetapi kata benda. Jadi, kalau mau memberi ilustrasi yang benar, ilustrasinya harus kata benda juga. Misalnya kita gunakan kata ‘raja’, maka tak terlalu ada perbedaan antara ‘raja’ dan ‘sang raja’. Memakai kata sandang atau tidak, keduanya tetap kata benda.

Mereka sama sekali tidak bisa menjawab serangan ini, dan mengalihkan pembicaraan pada hal lain. Tetapi anehnya, lalu muncul buku baru dari Frans Donald, berjudul ‘Menjawab Doktrin Tritunggal’.

Dan dalam buku baru ‘Menjawab Doktrin Tritunggal’ itu, hal 4-6, tentang ayat yang sama ia berkata sebagai berikut:

“Di bahasa Yunaninya, untuk ‘allah’ pada frase b) dan frase c) tertulis berbeda: ‘TON THEOS’ dan ‘THEOS’. Yang pertama memakai kata sandang, sementara yang kedua tidak. Dengan kata sandang dan tanpa kata sandang tentu keduanya memiliki kandungan makna yang bisa berbeda. Tampaknya bahasa Yunani ‘THEOS’ bisa bermakna sebagai kata benda dan bisa juga sebagai kata sifat. ‘TON’ adalah kata sandang. Jadi ‘TON THEOS’ (di Yohanes 1:1b) berarti The God atau Sang Allah, mengacu pada Allah sejati. Akan tetapi, tanpa kata sandang ‘TON’ maka ‘THEOS’ (di Yohanes 1:1c) bisa berarti suatu allah atau keilahian atau ‘sifat ilahi’ (a god / divine). Sebagai perbandingan kata, sama halnya seperti ‘si manis’ tidak sama artinya dengan ‘manis’. Tambahan kata sandang ‘si’ membuat ‘si manis’ bermakna sebagai kata benda, tetapi tanpa ‘si’ maka ‘manis’ mengacu pada kata sifat”.

Beberapa hal yang ingin saya kemukakan:

a. Orang ini mengajar menggunakan bahasa Yunani, tetapi jelas sekali dia sama sekali tidak mengerti bahasa Yunani. Dari mana tahunya? Dari penggunaan kata Yunani TON THEOS yang ia gunakan berulang kali. Dalam bahasa Yunani tidak ada TON THEOS. Yang ada adalah HO THEOS atau TON THEON. Dalam bahasa Yunani kata benda berubah-ubah bentuknya tergantung tempatnya / posisinya dalam kalimat (case / kasusnya). Dan definite article / kata sandang tertentunya juga berubah mengikuti perubahan kata bendanya.

b. Illustrasi tentang si hitam / hitam, jelas tidak berbeda dengan ilustrasi tentang manis / si manis, yang sudah saya buktikan salah, dan tidak bisa dia / mereka jawab, tetapi ternyata tetap dipakai dalam buku yang baru. Itu berarti orang brengsek ini melakukan penyesatan secara sadar dan sengaja!

c. Dalam buku barunya ia menambahkan kata-kata yang sangat kurang ajar dan lagi-lagi membuktikan penyesatan secara sengaja. Yaitu kata-kata yang saya beri garis bawah ganda: “Tampaknya bahasa Yunani ‘THEOS’ bisa bermakna sebagai kata benda dan bisa juga sebagai kata sifat.”. Mengatakan bahwa kata THEOS bisa bermakna sebagai kata sifat merupakan omong kosong, dusta, penipuan, dan penyesatan secara sengaja! THEOS adalah kata benda, bukan kata sifat. Kata sifatnya adalah THEIOS [= divine / ilahi], yang muncul dalam 2Pet 1:3,4.

d. Kalau memang menjadi kata sifat, mengapa lalu ada kemungkinan diartikan sebagai ‘suatu allah’ atau ‘keilahian’? Bukankah keduanya adalah kata benda?

Jadi, hati-hati dengan pengkhotbah-pengkhotbah / pengajar-pengajar yang menggunakan bahasa asli Alkitab. Bukan berarti bahwa semua yang mengajar / berkhotbah menggunakan bahasa asli Alkitab adalah nabi palsu. Tetapi nabi-nabi palsu sering membohongi jemaat / pembaca dengan menggunakan bahasa asli, karena mereka tahu bahwa jemaat toh tidak akan tahu kalau dibohongi!

Sekarang dengan adanya Bible Works, orang awam bisa meng-install-nya ke komputer / laptop mereka, dan mengecek penggunaan bahasa asli oleh pengkhotbah-pengkhotbah / pendeta-pendeta!

d) Motivasi yang salah dalam pelayanan.

Kis 20:29-30 - “(29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”.

Adam Clarke: “By false prophets we are to understand teachers of erroneous doctrines, who come professing a commission from God, but whose aim is not to bring the heavenly treasure to the people, but rather to rob them of their earthly good. Teachers who preach for hire, having no motive to enter into the ministry but to get a living, as it is ominously called by some, however they may bear the garb and appearance of the innocent useful sheep, the true pastors commissioned by the Lord Jesus, or to whatever name, class, or party they may belong, are, in the sight of the heart-searching God, no other than ravenous wolves, whose design is to feed themselves with the fat, and clothe themselves with the fleece and thus ruin, instead of save, the flock.” [= Guru-guru yang berkhotbah untuk upah, tidak mempunyai motivasi untuk masuk ke dalam pelayanan kecuali untuk mendapatkan penghidupan / mata pencaharian, seperti disebutkan secara menakutkan / tak menyenangkan oleh beberapa orang, bagaimanapun mereka memakai pakaian dan penampilan dari domba berguna yang tidak bersalah, pendeta-pendeta yang benar yang diutus oleh Tuhan Yesus, atau pada nama, grup, atau kelompok apapun mereka termasuk, dalam pandangan dari Allah yang menyelidiki hati, adalah tidak lain dari pada serigala-serigala yang ganas / rakus, yang rancangannya adalah untuk memberi makan diri mereka sendiri dengan lemak, dan memakaiani diri mereka sendiri dengan bulu dan dengan demikian menghancurkan, alih-alih dari menyelamatkan, kawanan domba itu. Dengan nabi-nabi palsu kami harus mengartikan guru-guru dari doktrin-doktrin / ajaran-ajaran yang salah, yang datang dengan mengakui suatu pengutusan dari Allah, tetapi yang tujuannya bukanlah membawa harta surgawi kepada orang-orang, tetapi sebaliknya untuk merampok mereka dari harta duniawi mereka.].

Misalnya mencari kemuliaan diri sendiri, atau cari kekayaan / nafkah dari ‘pelayanan’ sebagai hamba Tuhan.

Yohanes 7:18 - “Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.”.

Bdk. Yohanes 3:30 - “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”.

Ini juga sukar terlihat tetapi kadang-kadang bisa terlihat dengan jelas! Misalnya: Pendeta yang melarang jemaatnya untuk berbakti di gereja lain atau memberi persembahan kepada gereja lain atau melayani di gereja lain, sekalipun gereja lain itu adalah gereja yang benar. Pendeta seperti ini hanya menginginkan jemaat itu untuk dirinya sendiri dan bukan untuk Tuhan.

Contoh lain: Pendeta yang sengaja pamer kepandaiannya pada waktu khotbah, dan menggunakan bahasa Yunani dan bahasa Ibrani tanpa ada gunanya.

William Barclay (tentang Matius 7:15-20): “They may teach solely for prestige. They may teach in order to help others, or they may teach to show how clever they are. The theologian James Denney once said a savage thing: ‘No man can at one and the same time prove that he is clever and that Christ is wonderful.’ Prestige is the last thing that the great teachers desire. J. P. Struthers was a saint of God. He spent all his life in the service of the little Reformed Presbyterian Church when he could have occupied any pulpit in Britain. People loved him, and the better they knew him the more they loved him. Two men were talking of him. One man knew all that Struthers had done, but did not know Struthers personally. Remembering Struthers’ saintly ministry, he said: ‘Struthers will have a front seat in the kingdom of heaven.’ The other had known Struthers personally, and his answer was: ‘Struthers would be miserable in a front seat anywhere.’ There are some teachers and preachers WHO USE THEIR MESSAGE AS A SETTING FOR THEMSELVES. False prophets are interested in self-display; true prophets desire self-obliteration.” [= Mereka bisa mengajar semata-mata untuk prestise / reputasi baik / penghormatan. Mereka bisa mengajar untuk menolong orang-orang lain, atau mereka bisa mengajar untuk menunjukkan betapa pandainya mereka. Ahli theologia James Denney pernah mengatakan suatu hal yang sangat kuat: ‘Tidak ada orang yang pada saat yang sama bisa membuktikan bahwa ia adalah orang yang pandai dan bahwa Kristus itu sangat indah / luar biasa.’ Prestise adalah hal yang terakhir yang diinginkan oleh guru-guru / pengajar-pengajar yang besar. J. P. Struthers adalah seorang kudus dari Allah. Ia menghabiskan seluruh hidupnya dalam pelayanan di Gereja Reformed Presbyterian yang kecil pada waktu ia bisa mengisi / menggunakan mimbar manapun di Inggris. Orang-orang mengasihi dia, dan makin baik mereka mengenalnya makin mereka mengasihinya. Dua orang sedang berbicara tentang dia. Satu orang mengetahui semua yang Struthers telah lakukan, tetapi tidak mengenal Struthers secara pribadi. Mengingat pelayanan Struthers yang cocok untuk seorang kudus, ia berkata: ‘Struthers akan mendapat suatu tempat duduk di depan dalam kerajaan surga’. Orang yang lain mengenal Struthers secara pribadi, dan jawabannya adalah: ‘Struthers akan merasa sangat tidak nyaman di suatu tempat duduk di depan dimanapun’. Disana ada sebagian pengajar-pengajar dan pengkhotbah-pengkhotbah YANG MENGGUNAKAN BERITA MEREKA SEBAGAI SUATU PENGATURAN (?) BAGI DIRI MEREKA SENDIRI. Nabi-nabi palsu tertarik dalam pertunjukan diri sendiri; nabi-nabi asli menginginkan penghapusan diri sendiri.].

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post