Signifikansi Kematian Kristus dalam Kekristenan

Henry Clarence Thiessen.

Pendahuluan:

Kematian Kristus memiliki kedalaman makna yang melampaui sekadar peristiwa sejarah. Berbeda dengan pengalaman manusia biasa, kematian-Nya justru memiliki kepentingan utama dalam ajaran Kekristenan. Pernyataan ini tidak hanya didasarkan pada keyakinan keagamaan, tetapi juga disokong oleh berbagai pertimbangan teologis dan nubuat yang terdapat dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. 

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek yang menjadikan kematian Kristus sebagai titik sentral dalam ajaran dan kepercayaan umat Kristen. Dari ramalan-ramalan dalam Kitab Suci hingga konsekuensi teologisnya, kematian Kristus bukan hanya merupakan peristiwa sejarah, tetapi juga merupakan landasan penting bagi iman dan kehidupan rohani umat Kristiani.

A. KEMATIAN KRISTUS SUDAH DINUBUATKAN DALAM PERJANJIAN LAMA

Kematian Kristus menjadi inti dari banyak lambang dan nubuat dalam Perjanjian Lama. Benang merah yang konsisten melalui seluruh Alkitab, mulai dari persembahan Habel (Kejadian 4:4) hingga domba kurban di Gunung Moria (Kejadian 22:13), dan persembahan umum oleh leluhur Israel (Kejadian 8:20; 12:8; 26:25; 33:20; 35:7). 
Signifikansi Kematian Kristus dalam Kekristenan
Contoh lain meliputi domba Paskah di Mesir (Keluaran 12:1-28), kurban dalam sistem keimaman Lewi (Imamat 1-7), hingga persembahan oleh tokoh-tokoh seperti Manoah (Hakim-Hakim 13:16-19), kurban tahunan Elkana (1 Samuel 1:21), persembahan kurban Samuel (1 Samuel 7:9, 10; 16:2-5), kurban Daud (2 Samuel 6:18), persembahan Elia (1 Raja-Raja 18:38), dan persembahan Hizkia (2 Tawarikh 29:21-24). Semua persembahan ini secara bersama-sama mengarah pada persembahan agung oleh Kristus.

Lebih lanjut, terdapat nubuat-nubuat yang meramalkan kematian Kristus. Kitab Mazmur meramalkan pengkhianatan terhadap Kristus (Mazmur 41:10, dibandingkan dengan Yohanes 13:18; Kisah 1:16), penyaliban dan peristiwa terkait (Mazmur 22:2, 8, 9; dibandingkan dengan Matius 27:39-40, 46; Markus 15:34; Yohanes 19:23, 24), serta kebangkitan (Mazmur 16:8-11; dibandingkan dengan Kisah 2:25-28). Yesaya menulis, 'Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita' (53:5). 

Daniel menunjukkan bahwa setelah enam puluh dua minggu, Mesias akan disingkirkan dan tidak memiliki apa-apa (9:26). Zakharia meramalkan penjualan Kristus seharga tiga puluh uang perak dan investasi uangnya di ladang tukang periuk (11:12, 13; dibandingkan dengan Matius 26:15; 27:9, 10). Zakharia juga meramalkan pembunuhan gembala (13:7) dan terbukanya sumber untuk pembasuhan dosa dan kecemaran (13:1). Jelaslah bahwa kematian Kristus adalah bagian penting dari ajaran Perjanjian Lama.

B. KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN AJARAN YANG MENONJOL DALAM PERJANJIAN BARU

Minggu terakhir sebelum kematian Tuhan kita mendominasi sebagian besar narasi dalam keempat Injil. Demikian pula, Surat-Surat Kiriman dipenuhi dengan cerita-cerita bersejarah ini. Sudah jelas bahwa kematian dan kebangkitan Tuhan kita dianggap paling penting oleh Roh Kudus, pengarang Alkitab.

C. KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN TUJUAN UTAMA PENJELMAAN

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kristus tidak datang untuk menjadi teladan bagi kita atau mengajarkan doktrin kepada kita, tetapi untuk mati bagi kita (Markus 10:45; Ibrani 2:9; 9:26; 1 Yohanes 3:5). Kematian Kristus bukanlah kejadian kebetulan atau pemikiran yang muncul kemudian, tetapi merupakan pemenuhan suatu tujuan tertentu yang terkait dengan penjelmaan. Penjelmaan bukanlah tujuan; penjelmaan adalah sarana untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan tersebut adalah penebusan bagi yang hilang melalui kematian Tuhan di kayu salib.

D. KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN TEMA POKOK INJIL

Istilah "injil" berarti "kabar baik". Sesuai dengan itu, istilah ini digunakan dengan berbagai cara. Keempat kisah hidup Kristus disebut Injil, semua penyataan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya disebut Injil, dan secara lebih sempit lagi istilah "injil" digunakan untuk "kabar baik" keselamatan yang tersedia. Paulus menyatakan bahwa injil adalah kematian Kristus karena semua dosa kita, penguburannya, dan kebangkitannya (1 Korintus 15:1-5). 

Kematian Kristus karena dosa umat manusia adalah kabar baik; secara tidak langsung hal ini mengatakan bahwa manusia tidak perlu mati karena dosanya. Hukum Taurat Musa, Khotbah di Bukit, ajaran dan teladan Kristus, semuanya menunjukkan kepada dosa kita dan menyatakan bahwa kita membutuhkan seorang Juru selamat, namun semuanya tidak dapat menghapus dosa manusia. Penghapus dosa itu hanya ditemukan dalam kematian Kristus.

E. KEMATIAN KRISTUS PERLU SEKALI BAGI KEKRISTENAN

Agama-agama lain menggantungkan eksistensi mereka pada ajaran-ajaran pendiri mereka: Kekristenan berbeda dari semuanya itu karena merancang eksistensinya pada kematian Pendirinya. Menghapus kematian Kristus sebagaimana ditafsirkan oleh Alkitab berarti merendahkan Kekristenan ke tingkat agama-agama etnis. Meskipun kita tetap memiliki sistem etika yang lebih tinggi, tanpa kematian Kristus di dalam Kekristenan juga tidak ada keselamatan sebagaimana halnya agama-agama yang lain. Hapuskan Salib Kristus, maka hilanglah inti Kekristenan. Pokok utama khotbah para rasul ialah Kristus, yaitu Dia yang disalibkan (1 Korintus 1:18, 23; 2:2; Galatia 6:14).

F. KEMATIAN KRISTUS PERLU SEKALI UNTUK KESELAMATAN KITA

Anak Manusia harus ditinggikan supaya manusia dapat diselamatkan (Yohanes 3:14, 15); butir gandum itu harus jatuh ke tanah dan mati dahulu sebelum dapat menghasilkan buah yang banyak (Yohanes 12:24). Allah tidak mungkin mengampuni dosa hanya berdasarkan pertobatan manusia. Tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh Allah yang benar. Allah hanya dapat mengampuni kalau hukumannya telah dijalani. Agar Tuhan dapat mengampuni manusia yang berdosa dan pada saat yang sama tetap benar, maka Kristus menjalani hukuman orang berdosa (Roma 3:25, 26). 


Kristus berkali-kali mengatakan bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan, dibunuh, dan dibangkitkan kembali pada hari yang ketiga (Matius 16:21; Markus 8:31; Lukas 9:22; 17:25; Yohanes 12:32-34). Dua orang muda yang berada di dalam kubur Yesus setelah Ia bangkit mengingatkan para perempuan yang datang untuk tubuh Yesus bahwa Yesus harus disalibkan dan dibangkitkan kembali (Lukas 24:7). Paulus berusaha membuktikan kepada jemaat di Tesalonika betapa pentingnya kematian Kristus (Kisah 17:3). Dari sudut pandang Allah, kematian Kristus merupakan suatu keperluan mutlak apabila manusia hendak diselamatkan.

G. KEMATIAN KRISTUS SANGAT PENTING DI SORGA

Ketika Musa dan Elia menampakkan diri di Gunung Pemuliaan, mereka berbicara dengan Kristus 'tentang tujuan kepergiannya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem' (Lukas 9:31). Keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua menyanyikan suatu nyanyian mengenai penebusan yang dilaksanakan oleh kematian Kristus (Wahyu 5:8-10). 

Bahkan para malaikat di keliling takhta surga, sekalipun mereka sendiri tidak perlu ditebus, ikut menyanyikan nyanyian tentang Anak Domba yang disembelih (Wahyu 5:11, 12). Karena mereka yang matanya tidak lagi diselubungi keterbatasan manusia dan telah memahami kebenaran-kebenaran yang lebih mendalam tentang penebusan lewat darah Kristus, memuji kematian Kristus di atas segala sesuatu. Oleh karena itu, kita yang masih berada dalam daging hendaknya menyelidiki makna yang sesungguhnya dari kematian Kristus.

Kesimpulan:

Dalam Kekristenan, kematian Kristus adalah bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan inti dari ajaran dan keyakinan. Berbagai pertimbangan teologis, nubuat dalam Kitab Suci, dan pengajaran Alkitab menegaskan bahwa kematian-Nya memiliki makna mendalam dalam rencana penebusan Allah bagi umat manusia. Kematian Kristus tidak hanya menjadi tema pokok dalam Perjanjian Lama dan Baru, tetapi juga menjadi dasar dari keselamatan manusia. Tanpa kematian dan kebangkitan-Nya, Kekristenan tidak akan memiliki landasan yang kuat. Oleh karena itu, dalam memahami dan merayakan iman Kristen, penting bagi umat Kristen untuk menggali makna yang lebih dalam dari kematian Kristus dan bagaimana hal itu memengaruhi hidup rohani mereka.
Next Post Previous Post