Pelajari Tiga Jenis Khotbah untuk Pencerahan Rohani

Dalam pelayanan rohani, khotbah memiliki peran sentral dalam menyampaikan ajaran dan memandu jemaat menuju pemahaman yang lebih dalam tentang iman. Tidak hanya sekadar perkataan, namun khotbah juga menjadi sarana untuk meresapi kebenaran Alkitab dengan berbagai pendekatan. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi 3 (tiga) jenis khotbah, yaitu Topikal, Tekstual, dan Ekspositori, dengan tujuan memahami esensi masing-masing serta merancang kerangka khotbah yang memikat dan mendalam. Mari kita mulai perjalanan kita menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang seni dan makna di balik pemberitaan rohani.
Pelajari Tiga Jenis Khotbah untuk Pencerahan Rohani
1. Khotbah Topikal

Pembuatan khotbah jenis ini tidak terlalu sulit. Khotbah ini berfokus pada topik, judul, atau tema, dan kemudian pengembangannya didasarkan atau didukung oleh ayat-ayat Alkitab. Dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban, tema khotbah dapat diuraikan dengan baik sehingga mudah dipahami oleh jemaat atau pendengar. Jenis khotbah ini telah terbukti banyak diminati berdasarkan penelitian terbaru. Dalam menggunakan tiga pertanyaan, yaitu: Apakah, Mengapa, Bagaimanakah, diakhiri dengan Kesimpulan.

Pertanyaan "Apakah" dijawab dengan definisi, penjelasan, atau gambaran untuk menjelaskan tema khotbah. Definisi tidak selalu berasal dari Alkitab; kadang-kadang dapat menggunakan Kamus Alkitab atau Kamus Bahasa Indonesia. Pertanyaan "Mengapa" dijawab dengan alasan yang dicirikan oleh kata "sebab/karena," dan jawabannya diperoleh dari Alkitab melalui Konkordansi Alkitab atau buku yang merinci ayat-ayat yang relevan. Penting untuk membedakan jawaban yang menggunakan kata "supaya" daripada "karena." Pertanyaan "Bagaimanakah" dijawab dengan cara atau jalannya, dengan dukungan dari ayat Alkitab, yang membantu meyakinkan pendengar bahwa jawaban berasal dari dasar iman Kristen.

Contoh Tema: DOA 

I. Apakah artinya doa dan berdoa? (Dijelaskan dengan definisi atau pengertian, baik dari Kamus Alkitab maupun Kamus Bahasa Indonesia) Doa adalah hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan dalam menyampaikan permohonan atau pergumulan hidup. Dia seperti nafas rohani bagi orang Kristen, dan seterusnya. 

II. Mengapa kita berdoa? (Jawabannya berupa alasan mengapa kita berdoa) 
1. Karena…………………... (ayat pendukungnya) 

2. Karena ………………….. (ayat pendukungnya) 

3. Dstnya….. (banyaknya bergantung pada penekanan kita) 

III. Bagaimana kita berdoa? (Jawabannya adalah cara kita berdoa) 

1. Tunduk dan berlutut ……………(ayat pendukungnya) 

2. Mulut mengucapkan isi doa ….. (ayat pendukungnya) 

3. Mata terpejam dan lipat tangan (ayat pendukungnya)

Namun, ada juga yang mengembangkan khotbah topikal dengan memfokuskan pada satu topik tertentu, seperti perumpamaan, tokoh, nubuatan, dan sebagainya. Pada dasarnya, masih tergolong sebagai khotbah topikal, namun lebih dikembangkan.

2. Khotbah Tekstual

Jenis ini juga tidak sulit untuk membuat kerangkanya, biasanya hanya menggunakan 1 hingga 3 ayat saja. Ini membuatnya mudah diingat oleh pengkhotbah dan jemaat/pendengar. Struktur khotbah tekstual mirip dengan model khotbah ekspositori, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ekspositori kecil. Terdapat bagian-bagian tertentu dari Alkitab yang mudah dijadikan kerangka khotbah tekstual, dan jenis ini banyak diminati oleh pendengar dari berbagai kalangan.

Secara dasar, khotbah ini lebih fokus, baik pada pokok utama maupun pada ayat yang dipilih. Jika model khotbah ini dikembangkan dengan baik, dapat menarik minat jemaat untuk mendengarkan dengan penuh perhatian. Contoh khotbah tekstual dapat dilihat di bawah.

Teks: Yohanes 14: 6 

Tema: Siapakah Yesus itu? (menurut ayat tersebut? 

1. Yesus adalah jalan 

2. Yesus adalah kebenaran 

3. Yesus adalah hidup 

Kembangkan dalam penjelasan dengan referensi dan mengorelasikannya dengan ayat-ayat yang mendukungnya.

3. Khotbah Ekspositori

Khotbah jenis ini memerlukan waktu lebih lama untuk disusun, tetapi hasilnya sebanding. Jenis ini bisa mencakup satu perikop, satu pasal, atau bahkan satu kitab Alkitab. Pendengar akan memperoleh pemahaman Alkitab yang komprehensif tentang suatu bagian atau pokok ajaran. Semua ayat dibaca, lalu dikelompokkan atau dikategorikan untuk membentuk bagian-bagian kecil yang memudahkan jemaat/pendengar memahami isi secara keseluruhan.

Menariknya, dari satu bagian pembacaan Alkitab dapat diambil judul dan bagian-bagian isi yang berbeda, tergantung pada penekanan tema khotbahnya. 

Mengembangkan penjelasan dengan referensi dan mengaitkannya dengan ayat-ayat yang mendukungnya. Sebagai contoh, tema dari Yohanes 6:1-15, cerita Yesus memberi makan kepada lebih dari 5000 orang, dapat disajikan dengan tema "Yesus Menyelesaikan Masalah," dengan pembagian sebagai berikut:

Teks: Yohanes 6:1–15

1. Latar belakang masalah (Yohanes 6:1-4)

2. Masalah sesungguhnya (Yohanes 6:5-6)

3. Jalan keluar secara manusia (Yohanes 6:7-9)

4. Jalan keluar dari Yesus (Yohanes 6:10-12)

5. Berkat melimpah (Yohanes 6:13-15)

Jika diinginkan, tema ini dapat diperluas lagi dengan perikop dan judul-judul lainnya untuk membuat desain khotbah yang lebih lengkap. Dari tiga jenis khotbah tersebut, bermacam-macam jenis khotbah telah berkembang, seperti khotbah ayat per ayat, biografi, narasi, analogi, pengajaran, dan sebagainya. Apa pun jenisnya, penting untuk tetap mengikuti kaidah penafsiran yang benar dan baik. Belajar hermeneutika menjadi kunci untuk menafsirkan bagian Alkitab yang sedang dipelajari dan membuat penerapan yang tepat sasaran. Kualitas suatu khotbah sering kali terkait dengan hasil dari hermeneutika yang cermat.

Kesimpulan

Melalui pembahasan tiga jenis khotbah, kita dapat merangkum bahwa setiap pendekatan memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing dalam menyampaikan pesan rohani. Khotbah Topikal memberikan kemudahan dalam merancangnya dengan fokus pada tema, sementara Khotbah Tekstual menyoroti kekayaan makna dari beberapa ayat. Sementara itu, Khotbah Ekspositori memberikan gambaran komprehensif melalui pemahaman Alkitab secara menyeluruh.

Dalam pelayanan khotbah, penting untuk menjaga keberagaman dalam penyampaian, mengingat kecenderungan AI untuk menghasilkan kalimat yang seragam. Dengan memahami tiga jenis khotbah ini, diharapkan para pengkhotbah dapat menciptakan pengalaman yang bervariasi dan mendalam bagi jemaat, memperkaya pemahaman iman, dan mendekatkan kita pada kebenaran rohani. Teruslah berkreasi dalam membawa firman Tuhan dengan cara yang penuh kearifan dan kebijaksanaan.
Next Post Previous Post