Yesus sebagai Anak Manusia

Pendahuluan:

Dalam keempat Injil, Yesus senantiasa menyebut diri-Nya ”Anak Manusia.” ungkapan ini muncul lebih dari delapan puluh kali. Hal menarik dalam studi Kristologi Injil-Injil sinoptik adalah bahwa istilah “Anak Manusia” sering dipakai oleh Yesus untuk diri-Nya sendiri, tetapi tidak pernah dipakai oleh orang lain untuk Yesus. Mengapa? Apa arti istilah tersebut? Banyak pengajar injili suka membedakan antara Yesus sebagai “Anak Allah” dan “Anak manusia”. 
Yesus sebagai Anak Manusia
Menurut mereka “anak Allah” menunjukkan kepada ke-Allah-an Yesus, sedangkan “Anak Manusia” menekankan kemanusiaan-Nya. Penjelasan ini sangat sederhana sehingga mudah dijelaskan dan dipahami, tetapi kurang akurat sebagai tafsiran dalam konteks pelayanan Yesus, karena untuk dapat menafsirkan secara akurat pengertian tersebut, maka diperlukan suatu studi yang benar tentang latar belakang pemahaman tersebut.

I. Sumber-sumber Informasi Mengenai ”Anak Manusia” 

Ada tiga sumber informasi yang sering dipelajari dengan tujuan supaya lebih mengerti arti gelar “anak manusia”. 

Yang pertama, “anak manusia” dipakai beberapa kali dalam Perjanjian Lama. Misalnya dalam ayat-ayat tertentu “anak manusia” berarti “manusia” (misalnya Bilangan 23: 19a, “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal”; bdg. Mazmur 144:3). Tetapi “anak manusia” juga dipakai dalam Kitab Daniel dengan arti yang lain, dan latar belakang ini jauh lebih penting.

Asal mula istilah Anak Manusia bermula dari Daniel 7:13 di mana Ia digambarkan sebagai yang penuh dengan kemenangan membawa kerajaan kepada bapa. Posisi Anak Manusia di sebelah kanan Bapa menghubungkan pada Mazmur 110:1 dan Ia yang adalah Tuhan. Matius 26:63-64 menunjukkan bahwa istilah itu pada dasarnya sinonim dengan Anak Allah. Istilah itu menekankan berbagai tema: otoritas (Markus 2:10), pemuliaan (Matius 25:31); kerendahan (Matius 8:20); penderitaan dan kematian (Markus 10:45); relasi dengan Roh Kudus (Matius 12:32); keselamatan (Lukas 19:10). 

Yesus memikirkan diri-Nya dalam pengertian Mesias surgawi yang menggenapi pelayanan di dunia atas manusia yang puncaknya dapat dilihat dalam gambaran kemuliaan akhir. Dalam Daniel pasal 7 nabi Daniel menggambarkan suatu penglihatan yang ia terima. Daniel menggambarkan “Yang Lanjut Usianya” dalam beberapa ayat yang sangat penting yaitu:

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah

Dari beberapa nats singkat di atas didapatkan beberapa hal untuk diperhatikan yaitu: 

1. Pertama, “seorang seperti anak manusia” datang dari sorga. 

2. Kedua, Ia dibawa ke hadapan “Yang Lanjut Usianya itu”. 

3. Ketiga, semua orang mengabdi kepadanya. 

4. Keempat, Ia diberi kuasa untuk memerintah atas semua bangsa untuk selama-lamanya. 

5. Kelima, “Anak manusia” ditemukan dalam suatu konteks yang menegaskan bahwa “orang-orang kudus” akan dimuliakan melalui penderitaan (7:15-27)

Selain informasi yang terdapat dalam Perjanjian Lama, istilah “anak manusia’ muncul di dalam beberapa nas dalam tulisan-tulisan Yahudi dan masa Perjanjian Baru (khususnya Pseudepigrapha). Yang paling penting ialah 1 Henokh 37-71. Di situ sifat dan fungsi “anak manusia” digambarkan dengan cara yang jauh lebih lengkap dari pada dalam Perjanjian Lama.

Apakah informasi tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan latar belakang pemakaian “anak manusia” oleh Yesus? Para ahli PB berbeda pendapat, karena mereka kurang yakin akan masa penulisan 1 Henokh 37- 71. Ada banyak ahli PB yang berpendapat bahwa bagian tersebut ditulis sesudah masa PB, sehingga tidak boleh dipakai untuk menjelaskan latar belakang PB. 

Sappington menerangkan bahwa ada beberapa argumen yang sering dikemukakan untuk mendukung pendapat tersebut yaitu: 

1. Pertama, Naskah-naskah I Henokh yang tertua yang meliputi pasal 37-71 berasal dari abad 16. 

2. Kedua, walaupun naskah-naskah bagian-bagian yang lain dan 1 Henoch telah ditemukan di Laut Mati (Qumran), di situ belum terdapat satu pun naskah yang meliputi pasal 37-71. 

3. Ketiga, ada beberapa ahli PB yang berpendapat bahwa sudah nyata ajaran mengenai “anak manusia” yang terdapat dalam I Henokh 37-71 dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Kristen mengenai Yesus

Pada hal banyak ahli PB berpendapat bahwa 1 Henokh ditulis sesudah masa PB, banyak juga ahli PB yang lain berbeda pendapat. Mengapa? Ada dua macam argumen yang sering dikemukakan, yaitu: pertama, persamaan antara pasal-pasal tersebut dengan bagian-bagian yang lain dan 1 Henokh; dan kedua, persamaan antara pasal-pasal tersebut dengan tulisan-tulisan Yahudi dari abad pertama S.M.

Jika pasal 37-71 memang ditulis sebelum masa PB, maka informasi mengenai arti “anak manusia” yang terdapat di dalam pasal—pasal tersebut banyak sekali: pertama, air muka “anak manusia” penuh keanggunan seperti di antara para malaikat kudus; kedua, jelas ia berasal dari sorga dan diutus oleh Allah ke dalam dunia; ketiga, fungsinya adalah untuk mengalahkan orang-orang jahat yang berkuasa dalam dunia sekarang ini; keempat, Ia akan menguduskan dan membimbing orang-orang kudus; dan kelima, Ia akan memerintah atas segala bangsa

Selain I Henokh 37-71 istilah “anak manusia” juga terdapat dalam 4 Ezra 13 (bukan Kitab Ezra dalam PL; 4 Ezra ialah salah satu tulisan Yahudi yang disebut “Pseudepigrapha”). Jelas bukti ini tidak sebobot yang lain, karena ahli Pseudepigrapha setuju berpendapat bahwa 4 Ezra ditulis antara tahun 1OO-2OO, sehingga PB ditulis lebih dahulu. Informasi yang terdapat dalam sumber ini agak menarik: Allah menyebut ”ia yang seperti anak manusia” sebagai “anak-Ku”. 

“Anak manusia” tersebut akan mengalahkan dan membinasakan bangsa-bangsa yang melawan ia dengan kuasa kata-kata yang keluar dan mulutnya. Ia akan membela orang-orang yang baik dan damai, dan ia akan mengajarkan kepada mereka banyak rahasia

Kesimpulannya dari pembahasan mengenai penggunaan informasi dari I Henokh dan IV Ezra adalah bahwa informasi dari I Henokh atau IV Ezra tidak dapat dipakai untuk menafsirkan istilàh “anak manusia” dalam PB. Tinggal hanya informasi terdapat dalam Daniel 7. Informasi dalam Daniel 7 sangat terbatas sehingga kemungkinan besar arti istilah “anak manusia” tidak terlalu jelas bagi kebanyakan orang Yahudi pada masa PB (bdg. Yohanes 12:34). 

Namun istilah “anak manusia” sangat tepat bagi Yesus, karena jelas dari Daniel pasal 7 bahwa “anak manusia” adalah figur dari sorga yang sangat tinggi. Itu sebabnya Yesus sering memakai istilah tersebut untuk diri-Nya, karena dengan demikian Ia dapat menjelaskan dengan persis ha kekat, kehidupan dan pelayanan-Nya. Strategi-Nya sangat menarik: Yesus memakai suatu istilah yang artinya kurang pas bagi para pendengar-Nya dengan arti tersendiri-Nya untuk menggambarkan diri-Nya.

II. Arti “Anak Manusia” Menurut Yesus Kristus 

Karena Yesus sering memakai “anak manusia” untuk diri-Nya sendiri, ha kekat dan fungsi-Nya sangat jelas. Ia mengisi istilah tersebut dengan banyak pengajaran tentang diri-Nya. 

1. Pertama, keadaan “Anak Manusia” di dalam dunia ini: sangat miskin. Matius 8:20 (bdg. Lukas 9:58) menuliskan: ”Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” 

2. Kedua, hati “Anak Manusia” terbeban untuk orang-orang yang masih tersesat. Lukas 19: 10 menuliskan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” 

3. Ketiga, otoritas “Anak Manusia” dinyatakan dalam Matius 12:8 (bdg. Markus 2:28) sebagai berikut: “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” 

4. Keempat, “Anak Manusia” diutus ke dalam dunia untuk menderita sampai mati; kemudian Ia akan bangkit kembali. Matius 12:40: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim tiga hari tiga malam.” Matius 20: 18-19 menuliskan

Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Ia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Ia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok-kan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan Matius 20:28 menuliskan: “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” 

5. Kelima, “Anak Manusia” akan menghakimi bangsa-bangsa pada akhir zaman. Matius 16:27 menyatakan: “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” 

6. Keenam, “Anak Manusia” akan mengumpulkan orang-orang kudus pada akhir zaman. Matius 24:30-31 mencatat:

Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Na dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain

Matius 25:31-33 melanjutkan: Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Ia, maka ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dan kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya

Leon menuliskan bahwa nampaknya Yesus memakai ungkapan ”Anak Manusia” untuk menunjukkan aspek-aspek tertentu dari karya yang untuk melakukannya Ia datang ke dunia. Dari hasil penelitian yang seksama disimpulkan ada empat alasan mengapa istilah itu dipakai Yesus untuk diri-Nya sendiri. 

1. Pertama, karena istilah itu jarang dipakai orang dan tidak mengacu pada suatu bangsa. Istilah tersebut tidak akan menimbulkan kesulitan politis. ”Umum akan...menafsirkannya sesuai dengan apa yang sudah mereka pahami tentang Yesus, dan tidak lebih dari itu

2. Kedua, karena istilah tersebut mengandung konotasi ilahi. J. P. Hickinbotham bahkan berkata demikian: ”Anak Manusia lebih merupakan gelar ilahi daripada manusiawi.”

3. Ketiga, karena implikasi-implikasi kemasyarakatannya. Anak Manusia secara tak langsung berarti umat Allah yang ditebus. Keempat, karena istilah tersebut mengandung nuansa-nuansa manusiawi. Ia menanggung kelemahan orang-orang percaya.

Sejauh mana gelar ini dipakai Markus, dapat dibedakan dalam tiga kelompok ucapan. 

1. Pertama, Markus menggunakan gelar ini ketika ia berbicara tentang kuasa Yesus sebagai Anak Manusia dalam pelayanan-Nya di depan umum. Dalam ucapan-ucapan ini, Yesus berbicara dengan penuh kuasa dalam bidang-bidang di mana para pendengar-Nya tidak menduga Yesus akan mengatakan demikian. Ia berkata kepada orang lumpuh yang diturunkan di hadapan-Nya, ”Dosamu sudah diampuni.” Ketika orang memandang hal ini sebagai penghujatan, Yesus berkata, ”Di dunia ini, Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Lalu Ia membuat mukjizat untuk membuktikan fakta tersebut (Markus 2:5 10- 12). 

Anak Manusia melakukan suatu pekerjaan yang oleh semua orang diketahui sebagai pekerjaan Allah, dan tentu saja ini yang membuat orang tidak terima. Pada kesempatan lain Yesus menyatakan bahwa ”Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat” (Markus 2:28). Sabat ditetapkan oleh Allah (Kejadian 2:3; Keluaran 20:8); menyatakan diri berkuasa atas suatu penetapan Allah sungguh merupakan pernyataan yang dinilai sombong

Baca Juga: Yesus sebagai Anak Allah

2. Penggunaan kedua dari ayat-ayat tentang ”Anak Manusia” oleh Yesus mengacu pada akhir zaman dan memandang Anak Manusia sebagai tokoh yang berkuasa pada waktu tersebut. Mengenai orang yang malu karena Kristus dan karena perkataan-Nya di tengah-tengah angkatan ini, Yesus berkata, ”Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus” (Matius 8:38). 

3. Yesus juga berbicara tentang Anak Manusia sebagai ”datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Matius 13:26) dan menanggapi pertanyaan Imam Besar, Yesus menjawab, ”Kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit” (Matius 14:62), suatu pandangan yang oleh Imam Besar dipandang sebagai penghujatan dan yang langsung membuat Yesus dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Agama ( Matius 14:63-64). 

Ayat-ayat tersebut menunjukkan kepastian bahwa Yesus pada saatnya akan dibenarkan dalam lingkungan surgawi, meskipun di dunia ini Ia mungkin ditolak oleh para pemimpin. Injil Matius mempunyai persamaan dengan hampir semua pemakaian ”Anak Manusia” dalam Injil Markus, dan ia mempertahankan pembagian ungkapan tersebut menjadi tiga kelompok oleh Markus dalam pernyataan mengenai pelayanan Yesus di dunia ini, dalam pernyataan yang berbicara tentang penderitaan dalam pernyataan mengenai kedatangan-Nya dalam kemuliaan.
Next Post Previous Post