2 Motivasi Doa: Perintah dan Janji Allah dalam Pandangan Luther

Pendahuluan

Pandangan Martin Luther terhadap doa mencerminkan dua motivasi utama: perintah dan janji Allah. Bagi Luther, doa bukan hanya kewajiban, tetapi juga tanggapan atas panggilan ilahi dan sebuah keyakinan pada janji Allah. Artikel ini akan merinci betapa perintah Allah memberikan landasan moral bagi doa, sementara janji Allah menjadi pendorong kuat untuk melibatkan diri dalam doa. Pandangan Luther mengenai doa memperlihatkan konsistensi teologisnya dalam menghubungkannya dengan doktrin pembenaran oleh iman.
2 Motivasi Doa: Perintah dan Janji Allah dalam Pandangan Luther
1. Motivasi doa yang pertama adalah perintah Allah. 

Bagi Luther motif utama di dalam doa adalah perintah Allah. Ia mengatakan: “On this commandment, on which all the saints base their prayer, I too, base mine

Hal ini berkaitan dengan makna doa sebagai kewajiban atau tanggung jawab dan makna doa sebagai penghormatan kepada nama Allah. Perintah Allah memberikan motivasi yang besar untuk berdoa, karena perintah Allah menegaskan kebenaran dan kehendak Allah sebagai satu-satunya yang berhak dan berkuasa atas hidup manusia. Perintah Allah menjadikan penolakan terhadap doa sebagai dosa. Oleh karena itu orang percaya tidak memiliki alasan untuk tidak berdoa, sebagaimana Wengert mengamati pandangan Luther bahwa, “The commandment, ... also eliminated all the old creature’s excuses for not praying.

Luther memandang bahwa perintah Allah sebagai dorongan atau motivasi doa, menekankan tanggung jawab. Dorongan doa demikian tidak akan memberikan kemuliaan kepada orang percaya, tetapi kepada Allah. Bukan karena kelayakan atau jasa orang percaya, maka ia berdoa, apa lagi jika doanya didengar, melainkan karena perintah Allah atau kehendak Allah

2. Kedua, motivasi doa adalah janji Allah. 

Janji Allah untuk menjawab doa merupakan motivasi yang penting untuk berdoa. Dalam khotbahnya berdasarkan Yohanes 16:23-30, Luther menegaskan motif janji Allah terhadap doa demikian: “In this Gospel we have a promise and Christ do not only promise, but He even swears that our prayers shall be heard; but through himself as mediator and high priest.” Dengan kata lain, janji Allah yang bahkan didasarkan pada diri Yesus Kristus, tentunya merupakan motivasi yang kuat untuk berdoa. Luther juga menggambarkan bagaimana ia memiliki keyakinan dalam meminta kepada Allah dan bagaimana janji Allah itu sendiri menggerakkan seseorang untuk berdoa

Motivasi doa yang berdasarkan perintah dan janji Allah menolong orang percaya untuk memiliki keberanian datang ke hadapan takhta Allah dan memohon kasih karunia, yaitu pertolongan-Nya, karena bukan kelayakannya yang mendasari doanya. Dengan demikian orang percaya tidak perlu merasa harus menjadi baik dahulu, atau merasa tenang dahulu, atau merasa ingin berdoa dahulu, baru berdoa. Orang percaya harus selalu berdoa, karena doa adalah perintah dan janji Allah.

Berikutnya, satu-satunya sarana yang berperan menghubungkan doa dengan perintah dan janji Allah adalah iman. Luther menulis, Without faith in the promise, there is then, neither courage nor desire to pray, but mere uncertain delusion and melancholy spirit; there is, therefore, no hearing of prayers, and both prayer and labor are lost

Demikian juga, menurut Luther, “we should pray that we may have peace through faith.” Doa yang berdasarkan kehendak Allah (firman Allah) memberikan keyakinan bahwa Allah pasti mendengarkan dan menjawab doa. Namun demikian gagasan ini tidak berarti bahwa Allah selalu menjawab doa-doa orang percaya sesuai harapan mereka, melainkan bahwa Allah menjawab doa sesuai kehendak-Nya.

Luther mengatakan, We have this advantage: that our prayer is always heard. Even if it is not heard according to our will, nevertheless it is heard according to the will of God, which is better than our will. If I do not know that my prayer would be heard, it would be the devil praying in my place

Doa yang dijawab Allah sesuai dengan kehendak-Nya, justru adalah kebaikan yang sebenarnya bagi orang percaya sebagaimana kesimpulan Luther di atas. Orang percaya mengikatkan hidupnya kepada Allah melalui doa, karena Allah satu-satunya sumber kehidupan dan segala kebaikan.

Dua motivasi doa ini, yaitu perintah dan janji Allah memperlihatkan konsistensi Luther dalam mendasarkan teologi doanya pada doktrin pembenaran oleh iman. Kedua motivasi doa tersebut tidak dapat dimiliki manusia tanpa iman, karena iman saja yang menjadikan kebenaran firman Allah teraplikasi dalam hidup orang percaya. Dengan demikian doa yang dimotivasi perintah dan janji Allah tentu merupakan doa yang berdasarkan iman kepada firman Allah. Orang percaya beroleh “keberanian menghampiri takhta kasih karunia,” (Ibrani 4:16) bukan karena kelayakan atau jasanya, melainkan karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus melalui iman saja. . 

Luther mengatakan: Ach, what a great thing the prayer of the godly is! How powerful it is before God, that a poor soul should talk with God and not be frightened in his presence, but instead know that God smiles at him in a friendly manner because of Jesus Christ. The conscience must not run away on account of its unworthiness or be overwhelmed with doubts or let itself be frightened.

Baca Juga: 4 Makna Doa Bagi Martin Luther

Perintah dan janji Allah adalah firman Allah, sehingga doa yang dimotivasi kedua aspek firman Allah ini adalah doa yang sesuai dengan kehendak Allah, dan juga merupakan doa yang mengungkapkan kebutuhan orang percaya yang sebenarnya.

Kesimpulan

Martin Luther terhadap doa menunjukkan bahwa perintah dan janji Allah menjadi motivasi sentral dalam praktik doa. Bagi Luther, doa adalah tanggapan tulus terhadap panggilan ilahi dan keyakinan pada janji Allah, bukan sekadar kewajiban. Perintah Allah memberikan dasar etis bagi doa, sementara janji-Nya menjadi pendorong kuat untuk terus berdoa. Doa yang diterima oleh Allah, sesuai dengan kehendak-Nya, dianggap sebagai kebaikan sejati bagi orang percaya. 

Konsistensi Luther dalam mengaitkan doa dengan doktrin pembenaran oleh iman menegaskan bahwa doa yang dipengaruhi perintah dan janji Allah tidak terpisahkan dari iman pada firman-Nya. Dengan demikian, doa bukan hanya permintaan, melainkan juga bentuk ketaatan, keberanian, dan keyakinan yang mengakui otoritas dan janji Allah, membawa kehidupan rohaniah yang kokoh.
Next Post Previous Post