3 Syarat Doa Yang Benar Dalam Teologi Luther
Pendahuluan:
Dalam teologi Martin Luther, doa dianggap sebagai suatu kunci penting dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Luther secara mendalam membahas tiga syarat esensial doa yang benar berdasarkan khotbahnya dari Yohanes 16:23-30.
Dalam teologi Martin Luther, doa dianggap sebagai suatu kunci penting dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Luther secara mendalam membahas tiga syarat esensial doa yang benar berdasarkan khotbahnya dari Yohanes 16:23-30.
Melalui pandangannya, Luther menekankan kejelasan dalam permintaan, keinginan sungguh-sungguh, dan pentingnya doa melalui nama Yesus sebagai satu-satunya pengantara. Artikel ini merinci pokok-pokok penting ini, menjelaskan bagaimana kehadiran tiga syarat ini mencerminkan kehendak Tuhan dan hubungan erat antara doa, kebutuhan, dan kehendak-Nya.
1. Syarat yang pertama adalah permintaan dalam doa harus jelas.
1. Syarat yang pertama adalah permintaan dalam doa harus jelas.
Luther menulis, “one must name definitely something that he brings to God or for which he prays; as for strong faith, for love, for peace, and for the comfort of his neighbor.” Syarat ini penting, karena menunjukkan keseriusan orang percaya berdoa.
2. Syarat kedua adalah doa yang dipanjatkan harus benar-benar diinginkan.
2. Syarat kedua adalah doa yang dipanjatkan harus benar-benar diinginkan.
Luther mengatakan, “that we must desire, or wish that the petition be granted, which nothing but asking.” Hal yang benar-benar diinginkan tentunya adalah kebutuhan orang percaya. Kebutuhan ini harus benar-benar disadari dan dirasakan, karena jika tidak demikian, maka sebagaimana komentar Wengert terhadap nasehat Luther:
If prayer is not asking and begging God out of true human needs, it is simply howling and growling, unwilling or unable to ask “even for a droplet wine.” Worse yet, it is one more form of works righteousness, so twisted that it never even occurs to the worker to ask God for anything.
Kebutuhan yang benar-benar disadari yang menghasilkan kesungguhan dalam berdoa. Luther menggambarkan kebutuhan manusia demikian, But where there is to be true prayer, there must be utter earnestness. We must feel our need, the distress and drives and impels us to cry out. Then prayer will come spontaneously, as it should, and no one will need to be taught how to prepare for it or how to create the proper devotion
Dengan demikian orang percaya harus menyebutkan dengan jelas kebutuhan yang disampaikannya kepada Allah dalam doa.
3. Syarat ketiga, doa harus di dalam nama Yesus.
If prayer is not asking and begging God out of true human needs, it is simply howling and growling, unwilling or unable to ask “even for a droplet wine.” Worse yet, it is one more form of works righteousness, so twisted that it never even occurs to the worker to ask God for anything.
Kebutuhan yang benar-benar disadari yang menghasilkan kesungguhan dalam berdoa. Luther menggambarkan kebutuhan manusia demikian, But where there is to be true prayer, there must be utter earnestness. We must feel our need, the distress and drives and impels us to cry out. Then prayer will come spontaneously, as it should, and no one will need to be taught how to prepare for it or how to create the proper devotion
Dengan demikian orang percaya harus menyebutkan dengan jelas kebutuhan yang disampaikannya kepada Allah dalam doa.
3. Syarat ketiga, doa harus di dalam nama Yesus.
Syarat ini mendasari segala pengabulan doa orang percaya, karena Kristus merupakan satu-satunya pengantara orang percaya dengan Allah. Luther menjelaskannya demikian: This is nothing more than that we come before God in the faith of Christ and comfort ourselves with the sure confidence that he is our Mediator, through whom all things are given to us, without whom we merit nothing but wrath and disgrace
Baca Juga: 2 Motivasi Doa: Perintah dan Janji Allah dalam Pandangan Luther
Baca Juga: 2 Motivasi Doa: Perintah dan Janji Allah dalam Pandangan Luther
Ketiga syarat ini menunjukkan doa yang sesuai dengan kehendak Allah. Doa yang demikian menyatakan bahwa orang percaya benarbenar menginginkan kehendak Allah terlaksana. Dalam doa Bapa Kami, kehendak Allah, yaitu Nama-Nya dikuduskan, Kerajaan-Nya datang, dan Kehendak-Nya jadi diberikan-Nya kepada orang percaya melalui memenuhi kebutuhan fisik orang percaya (makanan kami yang secukupnya), kebutuhan relasi (pengampunan), kebutuhan akan keamanan jasmani dan rohani (tidak jatuh ke dalam pencobaan dan terlepas dari segala yang jahat). Doa Bapa Kami ini menunjukkan dengan jelas hubungan yang erat antara kehendak Allah dan kebutuhan orang percaya, sehingga orang percaya dapat mengatakan bahwa kehendak Allah adalah kebutuhannya (Yohanes 4:34).
Kesimpulan,
Konsep Luther mengenai doa memberikan pemahaman mendalam tentang esensi doa yang benar menurut pandangan teologisnya. Tiga syarat utama yang dijelaskan Luther, yaitu kejelasan permintaan, keinginan yang sungguh-sungguh, dan pengantaraan melalui nama Yesus, membentuk dasar doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kesimpulan,
Konsep Luther mengenai doa memberikan pemahaman mendalam tentang esensi doa yang benar menurut pandangan teologisnya. Tiga syarat utama yang dijelaskan Luther, yaitu kejelasan permintaan, keinginan yang sungguh-sungguh, dan pengantaraan melalui nama Yesus, membentuk dasar doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dengan menekankan hubungan erat antara doa, kebutuhan, dan kehendak-Nya, Luther mengajarkan bahwa doa yang sesuai dengan kehendak Allah menghasilkan hubungan yang lebih dalam antara orang percaya dengan Sang Pencipta. Kesimpulannya, doa bukan hanya sebagai sarana untuk meminta, tetapi juga sebagai bentuk kesatuan batin dengan kehendak-Nya, mencerminkan kerinduan yang mendalam untuk hidup dalam kehendak Tuhan.