Sikap Menghadapi Penderitaan (1 Petrus 4:7-11)

Pendahuluan:

Pada 1 Petrus 4:7-11, kita mendapati sebuah surat yang penuh dengan nasihat dan pengajaran yang sangat relevan bagi orang percaya, terutama yang sedang mengalami penganiayaan dan penderitaan. Surat ini mengandung pesan-pesan tentang bagaimana seorang Kristen seharusnya menghadapi situasi penderitaan, bagaimana cara berdoa yang benar, pentingnya kasih, dan pelayanan sesuai karunia yang dianugerahkan oleh Allah. Mari kita bahas lebih dalam setiap bagian dari surat ini.
Sikap Menghadapi Penderitaan (1 Petrus 4:7-11)
1. Berdoa dengan Benar

1 Petrus 4:7 mengingatkan kita untuk "mengusai diri dan menjadi tenang supaya dapat berdoa." Petrus memberikan perintah ini kepada orang percaya yang sedang menghadapi penganiayaan dan penderitaan karena keyakinan mereka. Kita diperintahkan untuk "mengusai diri," yang berarti menjadi sadar, mampu menguasai diri, dan berpikir secara bijaksana atau serius.

a. Mengusai Diri

Kata Yunani σωφρονήσατε (sober) artinya waraslah, sadarlah kalian. Orang percaya harus mampu menguasai diri, menahan diri dari hawa nafsu dan pikiran yang tidak sehat. Ini memungkinkan mereka untuk berpikir jernih dan memiliki penilaian yang baik.

b. Jadilah Tenang

Kata Yunani νήψατε (watch) artinya menjadi tenang, waspada. Dalam doa, kita harus berjaga-jaga, terutama dengan hati dan pikiran yang terkendali, agar tidak terpengaruh oleh pikiran dan kesempatan dosa.

Dengan menggabungkan kedua perintah ini, mengusai diri dan tenang, Petrus memberi instruksi kepada orang percaya untuk menjadi sadar dan waspada. Dengan demikian, mereka dapat berdoa dengan benar, yaitu dengan menyadari kekuasaan dan kemurahan Allah serta dengan hati yang tenang.

2. Mengasihi dengan Tulus

1 Petrus 4:8 mengatakan, "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." Petrus menekankan pentingnya kasih dalam kehidupan orang percaya.

a. Kasih yang Sungguh-sungguh

Kata Yunani ἀγάπην εκτενῆ (fervent love) mengacu pada kasih yang kuat, sungguh-sungguh. Orang percaya diminta untuk memiliki kasih yang tak terbatas, merangkul semua, seperti kasih yang Yesus tunjukkan kepada orang berdosa.

b. Menutupi Banyak Sekali Dosa

Petrus menjelaskan bahwa kasih menutupi banyak dosa. Ini bukan berarti menyembunyikan dosa, tetapi bersedia untuk mengampuni orang lain tanpa mengomel atau merasa sulit. Terutama dalam situasi penganiayaan, kasih menjadi alat untuk membawa orang lain kepada Yesus atau membimbing mereka untuk bertumbuh dalam iman.

3. Melayani Sesuai Karunia yang Dianugerahkan

Petrus juga menekankan pentingnya melayani sesama orang percaya dengan karunia yang telah diterima dari Allah.

a. Layani Seorang Akan yang Lain

Kata Yunani διακονοῦντες (service) mengacu pada pelayanan atau pengelolaan. Setiap orang percaya memiliki karunia rohani yang berbeda-beda, yang diberikan oleh Allah untuk tujuan pelayanan dalam tubuh Kristus.

b. Berbagai Karunia

Kata Yunani ποικίλης (manifold) merujuk pada berbagai macam karunia yang diberikan oleh Allah. Setiap orang percaya harus menggunakan karunia yang diterimanya untuk melayani orang lain, sehingga tubuh Kristus dapat bertumbuh dan dikuatkan.

Kesimpulan:

Surat 1 Petrus 4:7-11 memberikan panduan yang kuat bagi orang percaya yang sedang menghadapi penganiayaan dan penderitaan. Petrus mengajak kita untuk berdoa dengan benar, mengasihi sesama dengan tulus, dan melayani sesuai karunia yang dianugerahkan oleh Allah. Dengan mengikuti ajaran ini, kita dapat menjadi saksi yang kuat bagi Kristus di dunia yang penuh penderitaan ini, dan memuliakan nama-Nya melalui hidup kita.
Next Post Previous Post