Amsal 21:16-31 - Macam-macam Petuah

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 21:16-31 - Macam-macam Petuah (4)
Amsal 21:16-31 - Macam-macam Petuah (4)
Amsal 21:16. “Orang yang menyimpang dari jalan akal budi akan berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul.”
Inilah:
1. Orang berdosa di dalam pengembaraannya: ia menyimpang dari jalan akal budi, dan apabila sekali ia meninggalkan jalan yang baik itu, maka ia akan mengembara tanpa henti. Jalan agama adalah jalan akal budi. Orang yang tidak sungguh-sungguh saleh berarti tidak sungguh-sungguh berakal. Orang yang menyimpang dari jalan ini berarti melanggar pagar yang telah dipasang Allah, dan mengikuti kelakuan dunia serta kedagingan. Dan mereka sesat seperti domba yang hilang.
2. Orang berdosa di dalam perhentiannya, atau lebih tepatnya di dalam kehancurannya: ia akan berhenti (‘quiescet’ – ia akan beristirahat, tetapi tidak ‘in pace’ – di dalam damai) di tempat arwah-arwah berkumpul, yaitu arwah orang berdosa dari dunia zaman dulu, yang sudah disapu bersih oleh air bah. Dengan kehancuran itulah kutukan terhadap orang-orang berdosa dibandingkan, sebagaimana kadang-kadang dibanding-kan dengan kehancuran Sodom, ketika mereka dikatakan akan mendapat bagian di dalam api dan belerang. Atau di antara orang-orang terkutuk, yang berada di bawah kuasa kematian yang kedua.
Sungguh besar jemaat yang terdiri dari orang-orang berdosa yang terkutuk, terikat di dalam berkas-berkas untuk dibakar di dalam api. Dan di dalam api itulah akan tinggal, tinggal untuk selama-lamanya, mereka yang dikeluarkan dari jemaat orang benar. Siapa yang meninggalkan jalan ke sorga dan tidak kembali ke sana, pasti akan terjerumus di kedalaman neraka.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:17. “Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya.”
Inilah bantahan melawan gaya hidup orang yang suka bersenang-senang dan bermewah-mewah, dengan melihat kehancuran yang didatangkannya atas kepentingan-kepentingan manusia di dunia ini.
Inilah:
1. Gambaran seorang penurut hawa nafsu: ia suka bersenang-senang. Allah mengizinkan kita merasakan kenikmatan-kenikmatan indrawi secukupnya dan tidak berlebihan. Hanya sebatas anggur yang menyukakan hati manusia dan memberikan semangat kepada roh, dan minyak yang membuat muka berseri serta yang mempercantik wajah. Tetapi orang yang cinta akan hal-hal ini, yang hatinya terpatri padanya, mendambakannya dengan kesungguhan hati, dan yang berusaha sepenuh hati untuk merasakan semua kesenangan indrawi yang akan memuncak pada kenikmatan, ia adalah seorang penurut hawa nafsu (2 Timotius 3:4). Orang demikian tidak sabar terhadap segala sesuatu yang mengganggu kesenangan-kesenangannya, yang menyukainya sebagai apa yang paling menyenangkan, dan yang oleh karena itu mulutnya terasa hambar untuk mengecap kesenangan-kesenangan rohani.
2. Hukuman bagi si penurut hawa nafsu di dunia ini: ia akan berkekurangan. Sebab hawa nafsu kedagingan tidak akan bisa terus dipelihara tanpa biaya yang besar. Dan sudah ada banyak contoh orang-orang menjadi berkekurangan dan hidup dengan mengandalkan amal sedekah, padahal sebelumnya mereka tidak bisa hidup tanpa makanan yang lezat-lezat dan bermacam-macam. Sudah banyak pesolek yang kemudian menjadi pengemis.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:18. “Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur.”
Ini menunjukkan:
1. Apa yang harus dilakukan untuk menegakkan keadilan di antara manusia: orang fasik, yang suka membuat masalah di negeri, harus dihukum, untuk mencegah dan menjauhkan penghakiman-penghakiman yang bisa menimpa seluruh bangsa, yang jika tidak demikian pasti akan menimpa juga semua orang, bahkan sering termasuk orang benar juga. Demikianlah ketika Akhan dirajam, ia menjadi tebusan bagi kemah orang-orang Israel yang benar. Begitu pula, ketujuh anak laki-laki Saul, ketika mereka digantung, menjadi tebusan bagi kerajaan Daud yang benar.
2. Apa yang sering kali dilakukan oleh pemeliharaan Allah: orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya, sehingga seolah-olah ia menjadi tebusan bagi dia (Amsal 11:8). Allah lebih memilih membiarkan banyak orang fasik binasa daripada menelantarkan umat-Nya sendiri. Aku memberikan manusia sebagai gantimu (Yesaya 43:3-4).
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:19. “Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.”
Perhatikanlah:
1. Amarah-amarah yang tidak dikekang akan merusak dan membuat pahit penghiburan yang dirasakan dalam hubungan antar sesama. Istri yang suka kesal dan marah-marah membuat hidup suaminya tidak tenteram, sementara ia seharusnya menjadi penghiburan dan penolong yang sepadan bagi suaminya itu. Orang-orang yang tidak bisa berdiam dalam damai dan kasih tidak akan bisa berdiam dalam damai dan kebahagiaan. Bahkan orang-orang yang sudah menjadi satu daging, jika bersamaan dengan itu mereka tidak menjadi satu roh, tidak akan merasakan sukacita dalam persatuan mereka.
2. Lebih baik tidak berteman sama sekali daripada berteman dengan orang-orang jahat. Istri yang mengikat perjanjian denganmu adalah temanmu, namun, jika ia suka marah-marah dan menjengkelkan, lebih baik tinggal di padang gurun seorang diri, biarpun sering diterpa angin dan cuaca buruk, daripada harus menemaninya. Orang bisa menikmati Allah dan dirinya sendiri lebih baik di padang gurun daripada di antara sanak-saudara dan tetangga yang suka bertengkar. Lihat juga ayat 9.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:20. “Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.”
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang bijak akan menambah apa yang mereka miliki dan akan hidup secara berkelimpahan. Hikmat mereka akan mengajar mereka untuk menyeimbangkan pengeluaran dengan pendapatan mereka, dan untuk mengumpulkan harta bagi kehidupan di alam baka. Maka dari itu, ada harta benda untuk diinginkan (KJV), dan sebanyak yang perlu diinginkan, yaitu persediaan segala benda untuk kemudahan hidup, yang dikumpulkan pada musimnya, dan khususnya minyak, salah satu bahan pokok di tanah Kanaan (Ulangan 8:8). Harta ini berada di kediaman, atau di gubuk, dari orang bijak. Karena itu, lebih baik mempunyai rumah model kuno namun lengkap perabotannya, daripada rumah modern yang indah namun tidak diurus dengan baik. Allah memberkati usaha-usaha orang bijak, dan kemudian rumah mereka diperlengkapi dengan perabotan.
2. Orang-orang bebal menghabiskan apa yang mereka miliki untuk memuaskan hawa nafsu mereka, dan dengan demikian menghabiskan seluruh persediaan mereka. Orang-orang yang tidak tahu mengurus harta mereka adalah yang tanpa pikir panjang menghabiskan apa yang mereka punya, dan tidak memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan lebih. Anak-anak yang bodoh menghabiskan apa yang sudah dikumpulkan oleh orang tua mereka yang bijak.Satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik, seperti yang diperbuat si anak hilang.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:21. “Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.”
Lihatlah di sini:
1. Apa yang dimaksud dengan menjadikan agama sebagai urusan kita. Itu berarti mengejar kebenaran dan kasih, tidak berpuas diri dengan perbuatan-perbuatan yang mudah, tetapi melaksanakan kewajiban kita dengan sepenuh hati dan bersusah payah, seperti orang yang terus berusaha maju dan takut jangan sampai tertinggal. Kita harus berlaku adil dan juga mencintai kesetiaan, dan harus terus melangkah maju serta bertekun di dalamnya. Dan, meskipun kita tidak dapat mencapai kesempurnaan, namun akan menjadi penghiburan bagi kita jika kita berusaha mencapainya dan mengejarnya.
2. Apa untungnya berbuat demikian: orang-orang yang mengejar kebenaran akan memperoleh kebenaran. Allah akan memberi mereka anugerah untuk berbuat baik, dan mereka akan mendapat kesenangan serta penghiburan dalam melakukannya. Orang-orang yang dengan kesadaran hati nurani berlaku adil terhadap orang lain akan mendapatkan kesenangan dan penghiburan dalam berlaku adil. Orang-orang yang dengan kesadaran hati nurani berlaku adil terhadap orang lain akan diperlakukan secara adil pula oleh orang lain, dan orang lain akan berlaku baik terhadap mereka.
Orang-orang Yahudi mengejar kebenaran, namun tidak memperolehnya, karena mereka mencari dengan salah (Roma 9:31). Tetapi kalau kita mencarinya dengan benar, carilah, maka kamu akan mendapat, dan dengan itu pula kamu akan mendapat baik kehidupan maupun kehormatan, kehidupan dan kehormatan kekal, mahkota kebenaran.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:22. “Orang bijak dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan, dan merobohkan benteng yang mereka percayai.”
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang mempunyai kekuatan cenderung menjanjikan kepada diri mereka bahwa mereka akan memperoleh perkara-perkara besar dengan kekuatan mereka itu. Kota pahlawan-pahlawan menganggap diri tak terkalahkan, dan oleh sebab itu kekuatannya adalah benteng yang mereka percayai, hal yang mereka megahkan dan andalkan, dengan menantang segala bahaya.
2. Orang-orang yang mempunyai hikmat, meskipun mereka begitu bersahaja sehingga tampak sangat tidak menjanjikan, sering kali melakukan perkara-perkara besar, bahkan melebihi orang-orang yang oleh hikmat mereka, begitu yakin akan kekuatan mereka. Perilaku yang baik akan berdampak jauh, bahkan melebihi kekuatan yang hebat sekalipun. Demikian juga, sebuah siasat, yang diatur dengan baik, akan berhasil memanjat kota pahlawan-pahlawan, dan merobohkan ben-teng yang begitu diandalkan oleh kota itu.
Orang bijak akan berhasil memenangkan hati banyak orang dan menaklukkan mereka dengan kekuatan akal budi, yang merupakan penaklukkan yang lebih mulia daripada penaklukan yang diperoleh dengan kekuatan senjata. Orang-orang yang memahami kepentingan mereka pasti akan bersedia menyerahkan diri mereka kepada orang yang bijak dan baik, sebab tembok-tembok yang terkuat sekalipun tidak akan bertahan melawan orang bijak itu.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:23. “. Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.”
Perhatikanlah:
1. Adalah kepentingan yang besar bagi kita untuk menjaga jiwa kita dari segala kesusahan, menjaganya agar tidak terperangkap ke dalam banyak jerat dan kebingungan, dan digelisahkan dengan berbagai macam persoalan, agar kita tetap bisa menguasai dan menikmati diri, dan agar jiwa kita menjadi layak untuk melayani Allah.
2. Orang-orang yang mau menjaga jiwa mereka harus mengawasi pintu bibir mereka, harus memelihara mulut dengan menahan diri, agar tidak ada buah terlarang yang masuk ke dalamnya, tidak ada air curian, dan agar tidak makan atau minum secara berlebihan. Mereka harus meme-lihara lidah juga, agar tidak ada perkataan terlarang yang keluar dari pintu bibir mereka, tidak ada perkataan kotor.
Dengan senantiasa mengawasi perkataan kita, kita akan mencegah banyak sekali kejahatan yang biasanya diperbuat oleh orang-orang yang lidahnya tidak dikekang. Jagalah hatimu, maka ia akan menjaga lidahmu dari dosa. Jagalah lidahmu, maka ia akan menjaga hatimu dari kesulitan.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:24. “Orang yang kurang ajar dan sombong pencemooh namanya, ia berlaku dengan keangkuhan yang tak terhingga.”
Lihatlah di sini jahatnya kesombongan dan keangkuhan :
1. Kesombongan membuka jalan bagi manusia untuk berbuat dosa. Kesombongan membuat mereka lekas marah, dan menyalakan di dalam diri mereka api keangkuhan yang tak terhingga. Mereka senantiasa dibakar dalam nyala api itu, seolah-olah sudah menjadi pekerjaan mereka untuk marah, dan tidak ada yang mereka kerjakan selain bertukar kemarahan dan perkataan pahit dengan orang lain. Sebagian besar murka yang membakar roh dan persekutuan manusia adalah murka keangkuhan yang tak terhingga.
Manusia tidak bisa tahan terhadap penghinaan terkecil sekalipun, atau bila dihalang-halangi dan dilawan. Mereka pasti akan tersinggung, bahkan, mereka akan segera marah besar. Kesombongan juga membuat mereka mudah mencemooh ketika marah, sangat kasar dengan lidah mereka, bersikap kurang ajar terhadap orang-orang yang berkedudukan di atas mereka, dan angkuh terhadap semua orang di sekitar mereka. Hanya dengan keangkuhan semua ini terjadi.
2. Keangkuhan membuat orang mudah tertimpa aib. Mereka mendapat nama buruk karenanya, dan semua orang menyebut mereka sebagai orang yang kurang ajar dan sombong. Oleh sebab itu tidak ada orang yang mau berurusan dengan mereka dalam urusan apa saja. Jika orang peduli terhadap nama baik mereka dan terhadap kehormatan pekerjaan mereka, maka mereka pasti tidak akan memanjakan keangkuhan dan amarah mereka sebagaimana yang diperbuat orang-orang sombong. Keangkuhan dan amarah akan merusakkan nama baik dan pekerjaan mereka.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:25-26 “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja. Keinginan bernafsu sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas.”
Di sini kita mendapati :
1. Kesengsaraan-kesengsaraan si pemalas, yang tangannya enggan mengerjakan pekerjaan yang jujur, yang dengannya ia bisa mendapat penghidupan yang jujur. Mereka sama layaknya untuk bekerja seperti orang-orang lain, dan pekerjaan pun datang sendiri menawarkan diri kepada mereka, dan tangan mereka bisa mengerjakannya serta otak mereka bisa memikirkannya. Namun, mereka tidak mau melakukan itu. Bahkan, dengan bodohnya mereka masih mengira bahwa mereka sudah berbuat baik bagi diri mereka sendiri. Lihat Amsal 26:16.
Jiwaku, beristirahatlah. Tetapi, sesungguh-sungguhnya mereka menjadi musuh bagi diri mereka sendiri. Sebab, selain kemalasan mereka membuat mereka kelaparan, karena mereka dibuat tidak mampu untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan pokok yang mereka perlukan, pada saat yang sama keinginan-keinginan mereka pun menikam mereka.
Meskipun tangan mereka enggan bekerja, hati mereka tidak berhenti mengidam-idamkan kekayaan, kesenangan, dan kehormatan, padahal semua itu tidak dapat diperoleh tanpa bekerja. Keinginan-keinginan mereka begitu membara dan tak terpuaskan. Mereka bernafsu sepanjang hari, dan berteriak, berikan untukku, berikan untukku.
Mereka berharap agar semua orang berbuat sesuatu untuk mereka, sementara mereka tidak mau berbuat apa-apa bagi diri mereka sendiri, apalagi bagi orang lain. Nah, keinginan-keinginan ini membunuh mereka. Keinginan-keinginan itu senantiasa membuat mereka kesal, membuat mereka jengkel setengah mati, dan mungkin membawa mereka ke jalan-jalan yang begitu berbahaya untuk memuaskan hawa-hawa nafsu mereka, sehingga mendorong mereka kepada akhir hidup yang belum waktunya.
Banyak orang yang harus mencari uang untuk mencukupi kebutuhan jasmani, namun tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya secara jujur, kini menjadi perampok-perampok di jalan, dan itu telah membunuh mereka.
Bagi orang-orang yang malas dalam perkara-perkara yang menyangkut jiwa mereka, namun mempunyai keinginan-keinginan terhadap apa yang dapat membawa kebahagiaan pada jiwa mereka sendiri, maka keinginan-keinginan mereka itu membunuh mereka. Keinginan-keinginan itu akan memperberat hukuman mereka dan bersaksi melawan mereka, karena mereka sebenarnya sadar akan betapa berharganya berkat-berkat rohani, tetapi mereka enggan melakukan kerja keras yang dibutuhkan untuk mendapatkan berkat-berkat itu.
2. Segala kehormatan orang yang jujur dan rajin. Orang yang benar dan tekun akan dipuaskan keinginannya, dan akan menikmati bukan hanya kepuasan itu, melainkan juga kepuasan yang lebih jauh dalam berbuat baik kepada orang lain. Si pemalas selalu berhasrat dan membiarkan mulutnya ternganga untuk menerima, tetapi orang benar selalu kenyang dan berusaha memberi.
Dan, lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Mereka memberi tanpa batas, memberi dengan bebas dan tidak mencela. Mereka memberikan bagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, dan tidak menyayangkannya karena takut kekurangan.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:27. “Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat.”
Korban-korban persembahan adalah ketetapan ilahi. Karena itu, apabila korban-korban itu dipersembahkan di dalam iman, dan dengan pertobatan dan pembaharuan diri, maka Allah sangat dimuliakan olehnya dan amat bersuka dengannya. Tetapi korban-korban itu sering kali bukan saja tidak mendapat perkenan-Nya, tetapi malah menjadi kekejian bagi Allah, dan Ia menyatakannya demikian.
Hal ini merupakan pertanda bahwa korban-korban itu tidak dikehendaki untuk dipersembahkan bagi korban itu sendiri. Sebaliknya, ada hal-hal yang lebih baik yang disediakan, dan terutama lagi apabila korban dan persembahan itu sudah dihapuskan nanti.
Korban-korban itu adalah kekejian,
1. Apabila dipersembahkan oleh orang-orang fasik yang, sesuai dengan maksud dan arti sesungguhnya dari korban itu, tidak bertobat dari dosa-dosa mereka, mematikan hawa nafsu mereka, dan memperbaiki hidup mereka. Kain membawa persembahannya. Orang fasik sekalipun bisa didapati menjalankan ibadah-ibadah agama secara lahiriah. Banyak orang dengan bebas bisa memberikan kepada Allah hewan ternak mereka, bibir mereka, dan lutut mereka, namun mereka tidak mau memberikan hati mereka kepada-Nya.
Orang-orang Farisi pun memberikan amal sedekah. Tetapi apabila orang yang memberikan persembahan itu merupakan kekejian, sebagaimana halnya semua orang fasik bagi Allah, maka ibadahnya pun tidak bisa tidak merupakan kekejian pula. Sekalipun ia mempersembahkannya dengan rajin. Begitu sebagian orang membaca bagian akhir dari ayat itu. Meskipun korban-korban bakaran mereka tetap ada di hadapan Allah (Mazmur 50:8), namun semua itu adalah kekejian bagi-Nya.
2. Jauh terlebih lagi apabila korban-korban itu dipersembahkan dengan maksud jahat, apabila korban-korban mereka dibuat bukan hanya sesuai dengan, melainkan juga untuk melayani, kefasikan mereka, seperti sumpah Absalom, puasa Izebel, dan doa yang panjang-panjang dari kaum Farisi. Apabila orang memamer-mamerkan ibadah mereka, agar mereka bisa dengan lebih mudah dan lebih berhasil menjalankan suatu rancangan yang penuh dengan ketamakan atau kebencian, apabila kekudusan hanya pura-pura dijalankan, tetapi suatu kefasikan diniatkan, maka terutama pada saat itulah ibadah mereka merupakan kekejian (Yesaya 66:5).
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:28. “Saksi bohong akan binasa, tetapi orang yang mendengarkan akan tetap berbicara.”
Inilah :
1. Hukuman bagi saksi bohong. Orang yang, karena suka kepada satu pihak atau benci kepada pihak lain, menyodorkan bukti palsu, atau membuat pernyataan tertulis yang diketahuinya salah, atau setidak-tidaknya tidak diketahuinya apakah itu benar, maka jika itu terungkap, nama baiknya akan hancur. Orang mungkin saja berdusta dalam kecerobohannya, tetapi barang siapa yang memberikan kesaksian palsu berarti melakukannya dengan sengaja dan dengan kesungguhan hati, dan tidak bisa tidak, itu adalah dosa yang sudah melampaui batas, dan menghancurkan nama baik orang. Tetapi, kalaupun ia tidak ketahuan, ia sendiri akan hancur. Balas dendam yang dikutuknya dari dirinya sendiri, ketika ia bersumpah palsu, akan datang menimpa dia.
2. Pujian bagi orang yang bertindak sesuai dengan hati nurani: orang yang mendengarkan (yaitu, yang mematuhi) perintah Allah, yang berkata benar seorang kepada yang lain, yang tidak memberikan kesaksian apa pun kecuali apa yang sudah didengar dan diketahuinya sebagai benar, akan tetap berbicara sesuai apa adanya (yaitu, sesuai dengan dirinya sendiri). Ia selalu mengatakan pernyataan yang sama. Ia berbicara ‘in finem’ – sampai selesai. Orang akan memujinya dan mendengarkan semua yang dikatakannya. Ia berbicara sampai menang. Ia memenangkan perkara, sementara saksi bohong akan kalah. Ia akan berbicara sampai pada kekekalan. Apa yang benar akan tetap benar sampai selama-lamanya. Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya .
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:29. “Orang fasik bermuka tebal, tetapi orang jujur mengatur jalannya.”
Inilah:
1. Kelancangan dan kekurangajaran orang fasik: ia bermuka tebal. Ia memolesi mukanya dengan kuningan, agar mukanya tidak merah padam. Ia memolesinya dengan baja, agar ia tidak gemetar apabila melakukan kejahatan-kejahatan besar. Ia menantang ancaman-ancaman hukum dan bisikan-bisikan hati nuraninya sendiri, menantang teguran-teguran firman dan sapaan-sapaan Pemeliharaan ilahi. Ia mau menuruti keinginannya sendiri dan tidak seorang pun bisa menghalang-halanginya (Yesaya 57:17).
2. Kewaspadaan dan keberhati-hatian orang baik: tetapi orang jujur, ia tidak berkata, apa yang akan kulakukan? Apa yang ingin kulakukan, itulah yang akan kulakukan. Tetapi, apa yang harus aku lakukan? Apa yang dikehendaki Allah dariku? Apa yang menjadi kewajibanku? Apa yang bijaksana? Apa yang baik untuk membangun? Jadi, ia tidak memaksakan jalannya, tetapi mengatur jalannya itu dengan peraturan yang aman dan pasti.
----------
MACAM-MACAM PETUAH.
Amsal 21:30-31. “Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.”
Sebagian umat manusia yang selalu sibuk dan merancang-rancang sesuatu di sini diarahkan, dalam semua keputusan dan tindakan mereka, untuk memandang Allah, dan untuk percaya:
1). Bahwa yang melawan Allah pasti tidak akan berhasil, dan oleh sebab itu janganlah pernah mereka bertindak bertentangan dengan Dia, tanpa mengindahkan perintah-perintah-Nya, atau berlawanan dengan rancangan-rancangan-Nya. Walaupun mereka menyangka memiliki hikmat, pengertian, dan pertimbangan, dan mempunyai berbagai strategi dan negarawan-negarawan yang terbaik di pihak mereka, namun, jika itu menandingi TUHAN, maka itu tidak akan berhasil untuk waktu yang lama. Itu tidak akan menang pada akhirnya.
Ia yang duduk di sorga menertawakan rancangan-rancangan manusia melawan Dia dan Yang diurapi-Nya, dan Ia akan melaksanakan ketetapan-Nya kendati dengan rancangan-rancangan mereka itu (Mazmur 2:1-6). Orang-orang yang berperang melawan Allah sesungguhnya sedang menyiapkan aib dan kehancuran bagi diri mereka sendiri. Siapa saja yang berperang melawan Anak Domba, maka Anak Domba itu pasti akan mengalahkan mereka (Wahyu 17:14).
2. Bahwa tidak mungkin ada keberhasilan tanpa Allah, dan oleh sebab itu sekali-kali jangan bertindak tanpa bergantung kepada-Nya. Sekalipun perkaranya begitu baik, dan pelindung-pelindungnya begitu kuat, bijaksana, dan setia, dan sarana-sarana untuk menjalankannya serta untuk memenangkannya kemungkinan besar akan berhasil, tetap saja mereka harus mengakui Allah dan mengikutsertakan Dia bersama mereka. Sarana-sarana memang harus digunakan. Kuda harus diper-lengkapi untuk hari peperangan, dan begitu pula dengan kaki. Mereka harus dipersenjatai dan didisiplinkan.
Pada masa Salomo, bahkan raja-raja Israel sekalipun menggunakan kuda dalam peperangan, meskipun mereka dilarang untuk memper-banyak kuda-kuda mereka. Tetapi, bagaimanapun juga, kemenangan dan keselamatan ada di tangan TUHAN. Ia bisa menyelamatkan tanpa pasukan, tetapi pasukan tidak bisa menyelamatkan tanpa Dia.
Dan oleh sebab itu, Dialah yang harus dicari dan dipercayai untuk mendapat kemenangan, dan apabila kemenangan sudah diraih, Dialah yang harus mendapat segala kemuliaan. Apabila kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi hari peperangan, maka yang harus menjadi kepedulian besar bagi kita adalah berusaha agar Allah menjadi Teman kita dan agar kita mendapatkan pertolongan-Nya.
Next Post Previous Post