Kolose 4:12-17: Salam dari Saudara-saudara Seiman

Pengantar:

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose dipenuhi dengan pelajaran yang mendalam tentang iman, kesetiaan, dan pengorbanan dalam pelayanan. Pada bagian akhir surat ini, tepatnya di Kolose 4:12-17, Paulus menyampaikan salam dari beberapa saudara seiman yang bersama-sama dengannya dalam pelayanan. Salam-salam ini bukan hanya formalitas, tetapi menggambarkan ikatan kuat antara orang percaya yang terlibat dalam misi penyebaran Injil. Mereka mewakili kesatuan tubuh Kristus yang bekerja bersama dalam panggilan yang lebih besar.
Kolose 4:12-17: Salam dari Saudara-saudara Seiman
Setiap individu yang disebutkan memiliki peran unik dalam mendukung pelayanan Paulus, dan mereka menjadi contoh tentang bagaimana komunitas Kristen dapat saling mendukung dan membangun satu sama lain.

Kolose 4:12-17 (TB)

12 Salam dari Epafras, hamba Kristus Yesus yang seasal dengan kamu. Ia selalu bergumul untuk kamu dalam doanya, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.
13 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia bersusah payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan di Hierapolis.
14 Salam kepadamu dari Lukas, tabib yang kekasih, dan dari Demas.
15 Sampaikan salam kepada saudara-saudara di Laodikia, dan kepada Nimfa serta jemaat di rumahnya.
16 Dan bilamana surat ini sudah dibacakan di antaramu, usahakanlah supaya juga dibacakan di jemaat Laodikia dan supaya kamu juga membaca surat yang dikirim dari Laodikia.
17 Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: "Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan engkau jalankan sepenuhnya."

1. Epafras: Doa yang Tak Putus-Putus untuk Jemaat

Epafras adalah salah satu tokoh utama yang disebutkan dalam Kolose 4:12. Dia adalah "hamba Kristus Yesus yang seasal dengan kamu," yang berarti ia berasal dari Kolose atau setidaknya memiliki hubungan erat dengan jemaat di sana. Namun, yang paling menarik dari Epafras adalah perannya sebagai seorang pendoa syafaat. Paulus mengatakan bahwa "Ia selalu bergumul untuk kamu dalam doanya." Ini menunjukkan dedikasi Epafras dalam mendoakan jemaat agar mereka berdiri teguh dan dewasa dalam iman.

Doa Epafras bukanlah doa yang sekadar formalitas, tetapi doa yang melibatkan perjuangan spiritual. Kata "bergumul" di sini mencerminkan intensitas dan ketekunan dalam doanya. Epafras berdoa agar jemaat di Kolose bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi orang-orang percaya yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala kehendak Allah.

Pelajaran yang dapat diambil dari Epafras adalah pentingnya peran doa dalam mendukung pertumbuhan rohani orang lain. Doa bukan hanya sekadar permintaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat orang lain dalam iman, terutama ketika mereka menghadapi tantangan dan godaan. Epafras mengingatkan kita bahwa salah satu bentuk pelayanan yang paling kuat adalah doa yang terus-menerus untuk orang lain.

2. Lukas: Tabib yang Kekasih

Lukas, yang disebut sebagai "tabib yang kekasih" dalam Kolose 4:14, adalah penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Dia adalah seorang dokter yang setia mendampingi Paulus dalam pelayanannya, termasuk saat-saat sulit. Gelar "tabib yang kekasih" menunjukkan bahwa Lukas tidak hanya melayani secara profesional sebagai dokter, tetapi juga membawa kasih dan perhatian dalam pelayanannya.

Peran Lukas dalam pelayanan adalah contoh bagaimana karunia dan keterampilan duniawi dapat digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Sebagai seorang dokter, Lukas memberikan pelayanan kesehatan, tetapi lebih dari itu, ia memberikan dukungan moral dan spiritual kepada Paulus dan orang-orang percaya lainnya. Dalam kehidupan Kristen, setiap keterampilan dan profesi dapat digunakan sebagai bagian dari panggilan pelayanan yang lebih besar, selama itu dilakukan dengan kasih dan kesetiaan kepada Tuhan.

3. Demas: Kesetiaan yang Dipertanyakan

Demas juga disebut dalam Kolose 4:14 sebagai seseorang yang menyampaikan salam kepada jemaat di Kolose. Namun, menarik untuk dicatat bahwa di tempat lain dalam tulisan Paulus, Demas mengalami kejatuhan rohani. Dalam 2 Timotius 4:10, Paulus menulis bahwa Demas telah meninggalkan dia karena mencintai dunia ini.

Meskipun pada saat penulisan surat kepada jemaat Kolose, Demas masih menjadi bagian dari tim pelayanan Paulus, kejatuhannya kemudian menjadi peringatan bagi kita semua. Kisah Demas mengajarkan bahwa kesetiaan dalam pelayanan tidak hanya membutuhkan komitmen di awal, tetapi juga kesetiaan hingga akhir. Godaan dunia bisa menggoyahkan iman dan membawa seseorang menjauh dari panggilannya dalam Kristus. Karena itu, kita harus selalu waspada dan menjaga hubungan kita dengan Tuhan agar tetap setia dalam pelayanan.

4. Nimfa: Tuan Rumah Jemaat

Paulus kemudian meminta agar jemaat di Kolose menyampaikan salam kepada Nimfa dan jemaat di rumahnya (Kolose n4:15). Nimfa adalah seseorang yang memberikan rumahnya sebagai tempat berkumpul bagi jemaat. Pada masa itu, gereja-gereja biasanya berkumpul di rumah-rumah karena belum ada gedung gereja yang khusus.

Peran Nimfa menunjukkan pentingnya keramahtamahan dan dukungan material dalam pelayanan gereja. Meskipun tidak semua orang dipanggil untuk menjadi pengkhotbah atau pengajar, ada banyak cara lain untuk melayani tubuh Kristus, salah satunya dengan memberikan sumber daya yang kita miliki, seperti rumah, waktu, atau harta benda. Nimfa menjadi contoh teladan dalam hal memberi dengan sukacita dan melayani Tuhan melalui perannya sebagai tuan rumah bagi jemaat.

5. Arkhipus: Peringatan untuk Melayani dengan Penuh

Di Kolose 4:17, Paulus memberikan peringatan khusus kepada Arkhipus: "Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan engkau jalankan sepenuhnya." Ini adalah panggilan langsung kepada Arkhipus untuk tidak melalaikan tanggung jawabnya dalam pelayanan.

Tidak jelas apa tepatnya pelayanan yang dimaksud, tetapi pesan Paulus ini menekankan pentingnya tanggung jawab dan kesungguhan dalam melayani Tuhan. Arkhipus diingatkan untuk menjalankan pelayanannya dengan sepenuh hati, tanpa setengah-setengah, sesuai dengan panggilan yang telah ia terima dari Tuhan. Pesan ini relevan bagi semua orang percaya, karena setiap dari kita telah diberikan suatu panggilan atau pelayanan tertentu, dan kita dipanggil untuk melakukannya dengan kesetiaan dan dedikasi penuh.

Kesatuan dalam Tubuh Kristus

Dari salam-salam ini, kita dapat melihat betapa eratnya hubungan antara Paulus dengan rekan-rekan pelayanannya dan jemaat-jemaat yang ia layani. Meskipun mereka tersebar di berbagai kota, mereka terikat oleh satu tujuan yang sama, yaitu menyebarkan Injil Kristus. Setiap individu memainkan peran yang berbeda, tetapi semuanya bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Hal ini mengingatkan kita tentang konsep tubuh Kristus, di mana setiap anggota memiliki fungsi yang unik tetapi semuanya penting. Tidak semua orang dipanggil untuk menjadi rasul seperti Paulus, tetapi setiap orang, seperti Epafras, Lukas, Nimfa, dan Arkhipus, memiliki bagian penting dalam pelayanan. Kesatuan dalam tubuh Kristus tidak berarti kesamaan dalam peran, tetapi kerjasama dalam perbedaan untuk mencapai misi Tuhan.

Pelajaran untuk Kehidupan Kita

Dari salam-salam ini, kita belajar beberapa hal penting:

  1. Doa adalah bagian penting dari pelayanan. Seperti Epafras, kita harus bergumul dalam doa bagi sesama orang percaya, agar mereka terus bertumbuh dalam iman.
  2. Setiap keterampilan dapat digunakan untuk melayani Tuhan. Seperti Lukas yang seorang dokter, kita dapat menggunakan profesi dan bakat kita untuk mendukung pelayanan Injil.
  3. Kesetiaan dalam pelayanan harus dijaga hingga akhir. Kisah Demas menjadi peringatan bagi kita bahwa godaan dunia bisa menjauhkan kita dari panggilan kita dalam Kristus.
  4. Keramahtamahan adalah bentuk pelayanan yang penting. Nimfa menunjukkan bahwa membuka rumah atau memberikan sumber daya untuk kepentingan gereja adalah cara lain untuk melayani Tuhan.
  5. Tanggung jawab dalam pelayanan harus dijalankan dengan sepenuh hati. Seperti Arkhipus, kita harus setia dalam menjalankan panggilan Tuhan dengan penuh dedikasi.

Kesimpulan

Kolose 4:12-17 menggambarkan jaringan kerja sama yang kuat di antara orang-orang percaya dalam pelayanan Injil. Setiap individu memiliki peran yang berbeda, tetapi semuanya bekerja bersama-sama untuk mencapai satu tujuan yang sama, yaitu menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus. Dari salam-salam ini, kita belajar tentang pentingnya doa, kesetiaan, keramahtamahan, dan tanggung jawab dalam pelayanan. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari contoh-contoh ini dan menjalankan panggilan kita dalam Tuhan dengan penuh dedikasi.

Next Post Previous Post