Orang yang Lahir Baru dalam Kristus - 1 Yohanes 5:18: Perspektif Teologis

Pendahuluan:

1 Yohanes 5:18 adalah salah satu ayat penting dalam Alkitab yang memberikan pandangan mendalam tentang kondisi rohani orang yang "lahir dari Allah" atau yang telah mengalami kelahiran baru. Berikut adalah terjemahan ayat tersebut menurut Alkitab AYT (2018):

"Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa, tetapi dia yang lahir dari Allah melindunginya dan si jahat tidak menyentuhnya."
Ayat ini membahas dua hal utama: bahwa orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa dan bahwa mereka dilindungi oleh Kristus sehingga si jahat tidak dapat menyentuh mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna dari 1 Yohanes 5:18 dengan merujuk pada pandangan beberapa pakar teologi, serta mengkaji bagaimana kelahiran baru dalam Kristus mengubah kehidupan seseorang.

1. Makna Kelahiran Baru dalam Kristus

Kelahiran baru adalah istilah yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan transformasi rohani yang dialami seseorang ketika mereka menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Yohanes 3:3 mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, di mana Yesus berkata, "Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kelahiran baru bukan hanya sebuah perubahan perilaku, tetapi merupakan pembaruan total dari kehidupan rohani seseorang.

John Stott, dalam bukunya Basic Christianity, menekankan bahwa kelahiran baru melibatkan perubahan radikal dalam hati dan pikiran seseorang. Ketika seseorang lahir baru, mereka mengalami pembaruan batin oleh Roh Kudus, yang membawa mereka kepada iman dan pertobatan. Stott menjelaskan bahwa kelahiran baru ini adalah pekerjaan Allah yang mengubah kehidupan seseorang dari dalam keluar, sehingga mereka tidak lagi hidup dalam dosa, melainkan dalam kebenaran.

R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, juga menekankan pentingnya kelahiran baru sebagai cara Allah menguduskan umat-Nya. Sproul menjelaskan bahwa kelahiran baru adalah tindakan ilahi di mana Allah menghidupkan kembali jiwa manusia yang mati karena dosa, sehingga orang yang lahir baru memiliki kehidupan baru yang berpusat pada Kristus.

2. Orang yang Lahir dari Allah Tidak Berbuat Dosa

Salah satu pernyataan kunci dalam 1 Yohanes 5:18 adalah bahwa "setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa." Pernyataan ini sering kali menimbulkan pertanyaan, karena banyak orang percaya masih jatuh dalam dosa meskipun mereka telah lahir baru. Untuk memahami hal ini, penting untuk meninjau konteks dan makna kata "dosa" dalam ayat ini.

John Calvin, dalam komentarnya terhadap surat-surat Yohanes, menjelaskan bahwa ketika Yohanes mengatakan bahwa orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa, maksudnya adalah bahwa mereka tidak lagi hidup dalam pola dosa yang terus-menerus. Calvin menjelaskan bahwa orang percaya masih mungkin jatuh dalam dosa, tetapi mereka tidak lagi terikat oleh dosa sebagai gaya hidup. Roh Kudus yang berdiam di dalam mereka memberikan kekuatan untuk melawan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Augustinus, dalam karyanya Confessions, menyatakan bahwa meskipun orang percaya mungkin masih jatuh dalam dosa, kehidupan mereka setelah lahir baru ditandai dengan pertobatan yang konstan. Mereka tidak lagi menikmati dosa atau hidup di dalamnya, tetapi berjuang melawan dosa dan mencari pengampunan serta pemurnian dari Allah. Augustinus menegaskan bahwa orang yang lahir baru akan selalu kembali kepada Allah dalam pertobatan setiap kali mereka jatuh, menunjukkan bahwa kelahiran baru membawa perubahan hati yang sejati.

3. Perlindungan dari Kristus

Bagian kedua dari 1 Yohanes 5:18 menyatakan bahwa "dia yang lahir dari Allah melindunginya." Frasa ini merujuk pada perlindungan ilahi yang diberikan kepada orang-orang yang telah lahir baru. Kristus, yang adalah Allah yang inkarnasi, melindungi mereka yang menjadi milik-Nya dari pengaruh si jahat. Perlindungan ini bersifat rohani, di mana Yesus menjaga umat-Nya dari kehancuran rohani dan memastikan bahwa mereka tetap aman di dalam kasih karunia-Nya.

Charles Spurgeon, dalam khotbahnya tentang jaminan keselamatan, menekankan bahwa perlindungan ini adalah bukti kasih dan kuasa Kristus yang tak terhingga. Menurut Spurgeon, tidak ada kekuatan di dunia ini, baik setan, godaan, atau dosa, yang dapat merebut orang percaya dari tangan Kristus. Perlindungan ini memberi jaminan kepada setiap orang percaya bahwa meskipun mereka mungkin menghadapi pencobaan, Kristus akan menjaga mereka agar tidak jatuh dalam kehancuran rohani yang abadi.

Dietrich Bonhoeffer, dalam The Cost of Discipleship, juga berbicara tentang perlindungan Kristus sebagai bagian dari kehidupan seorang murid. Bonhoeffer menjelaskan bahwa mereka yang mengikuti Kristus akan selalu dilindungi oleh-Nya, bahkan ketika mereka menghadapi penganiayaan dan penderitaan. Perlindungan ini bukan berarti orang percaya tidak akan pernah mengalami kesulitan, tetapi bahwa mereka tidak akan pernah dibiarkan terjatuh secara rohani.

4. Si Jahat Tidak Dapat Menyentuh Orang yang Lahir Baru

Ayat ini juga menegaskan bahwa "si jahat tidak menyentuhnya," merujuk pada kuasa setan yang tidak bisa menghancurkan orang yang telah lahir baru dalam Kristus. Yohanes 10:28-29 memperkuat ide ini, di mana Yesus berkata, "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya; seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku."

John MacArthur, dalam komentarnya terhadap surat-surat Yohanes, menjelaskan bahwa setan memang bisa mencobai orang percaya, tetapi dia tidak dapat mengambil atau menghancurkan kehidupan rohani mereka. Orang percaya yang telah lahir baru berada di bawah perlindungan Allah yang kuat, dan setan tidak dapat menyentuh mereka dengan cara yang menyebabkan kehancuran rohani. MacArthur menekankan bahwa ini adalah salah satu jaminan terbesar bagi orang percaya, bahwa mereka aman di dalam Kristus, bahkan di tengah godaan dan serangan spiritual.

C.S. Lewis, dalam bukunya The Screwtape Letters, menggambarkan bagaimana setan dan iblis terus-menerus mencoba untuk menyesatkan orang percaya, tetapi perlindungan ilahi dari Kristus selalu menjaga mereka dari bahaya terbesar. Lewis menegaskan bahwa meskipun orang percaya bisa jatuh ke dalam dosa, mereka tetap dijaga oleh Allah yang setia dan kasih-Nya tidak akan pernah gagal.

5. Peran Roh Kudus dalam Kelahiran Baru

Kelahiran baru juga melibatkan karya Roh Kudus yang mengubah hati dan pikiran seseorang. Dalam Yohanes 3:5, Yesus berkata bahwa "jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah." Roh Kudus adalah Pribadi yang bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan baru kepada orang percaya, membangkitkan mereka dari kematian rohani dan membawa mereka kepada iman dalam Kristus.

John Owen, dalam bukunya The Holy Spirit, menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah agen utama dalam regenerasi. Owen menekankan bahwa tanpa karya Roh Kudus, tidak mungkin bagi seseorang untuk mengalami kelahiran baru. Roh Kudus membuka hati manusia untuk menerima Injil dan memberikan kekuatan kepada mereka untuk bertobat dan percaya kepada Kristus. Kelahiran baru adalah hasil dari kasih karunia Allah yang bekerja melalui Roh Kudus, yang memberikan hidup baru kepada orang percaya.

Timothy Keller, dalam bukunya The Prodigal God, juga menekankan pentingnya peran Roh Kudus dalam kelahiran baru. Menurut Keller, Roh Kudus tidak hanya memberikan kehidupan baru, tetapi juga memimpin orang percaya untuk hidup dalam ketaatan dan kesalehan. Roh Kudus membantu orang percaya untuk melawan godaan dan dosa, serta memberikan kuasa untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

6. Tanda-tanda Kehidupan Orang yang Lahir Baru

Orang yang lahir baru akan menunjukkan perubahan dalam kehidupan mereka. Kelahiran baru menghasilkan buah Roh dalam kehidupan orang percaya, yang mencakup kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Jonathan Edwards, dalam Religious Affections, menekankan bahwa kelahiran baru selalu disertai dengan perubahan afeksi atau keinginan. Orang yang lahir baru tidak lagi mencintai dosa, tetapi mereka mencintai kebenaran dan ingin menyenangkan Allah.

J.I. Packer, dalam bukunya Knowing God, menekankan bahwa orang yang lahir baru akan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Kehidupan mereka ditandai dengan pertumbuhan rohani yang terus-menerus, di mana mereka semakin menyerupai Kristus. Packer menekankan bahwa kelahiran baru tidak hanya mengubah cara seseorang berpikir, tetapi juga cara mereka hidup. Orang percaya yang lahir baru akan berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah dan meninggalkan pola hidup dosa.

Selain itu, Wayne Grudem, dalam Systematic Theology, menekankan bahwa tanda paling jelas dari kelahiran baru adalah iman kepada Yesus Kristus. Orang yang lahir baru akan memiliki iman yang hidup dan aktif, yang ditunjukkan melalui ketaatan kepada perintah-perintah Kristus dan kasih kepada sesama. Grudem juga menekankan bahwa kelahiran baru tidak hanya tentang menghindari dosa, tetapi tentang hidup dalam kebenaran dan kasih karunia yang Allah berikan melalui Kristus.

7. Panggilan untuk Hidup Kudus

Kelahiran baru juga membawa panggilan bagi orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. 1 Petrus 1:15-16 menyatakan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus." Orang yang lahir baru dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar kekudusan Allah, meninggalkan segala bentuk dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Firman-Nya.

John Wesley, dalam ajarannya tentang kekudusan, menekankan bahwa kelahiran baru adalah awal dari perjalanan kekudusan. Wesley percaya bahwa meskipun orang percaya masih mungkin jatuh dalam dosa, mereka dipanggil untuk terus-menerus bertumbuh dalam kekudusan melalui pekerjaan Roh Kudus dalam hidup mereka. Kekudusan, menurut Wesley, adalah tanda dari kehidupan yang telah diubah oleh kuasa Allah dan bukti nyata dari kelahiran baru.

Kesimpulan

1 Yohanes 5:18 memberikan gambaran yang kuat tentang kehidupan orang yang lahir baru dalam Kristus. Mereka yang lahir dari Allah tidak lagi hidup dalam dosa, tetapi dilindungi oleh Kristus dan dijaga dari serangan si jahat. Kelahiran baru melibatkan perubahan radikal dalam hati dan pikiran seseorang, yang ditandai dengan iman, ketaatan, dan pertumbuhan dalam kekudusan.

Pandangan dari para teolog seperti John Calvin, Charles Spurgeon, Dietrich Bonhoeffer, dan John Owen menekankan bahwa kelahiran baru adalah hasil dari kasih karunia Allah yang bekerja melalui Roh Kudus. Orang yang lahir baru dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah, melawan dosa, dan berjalan dalam perlindungan serta kasih karunia Kristus. Mereka tidak hanya diberi kehidupan baru, tetapi juga jaminan bahwa mereka aman di dalam Kristus, dan bahwa tidak ada kuasa di dunia ini yang dapat memisahkan mereka dari kasih Allah.

Dengan memahami makna kelahiran baru dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang percaya dapat hidup dalam sukacita, kekuatan, dan jaminan bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang dilahirkan kembali dalam Kristus.

Next Post Previous Post