Kristus sebagai Pengantara Kita
Pendahuluan:
Konsep Kristus sebagai pengantara adalah salah satu ajaran utama dalam kekristenan yang menegaskan bahwa Yesus Kristus menjadi penghubung antara Allah dan manusia. Ajaran ini didasarkan pada pemahaman bahwa manusia, yang telah jatuh dalam dosa, tidak dapat berdamai dengan Allah melalui kekuatan atau usaha mereka sendiri. Kristus, melalui karya-Nya di kayu salib, berperan sebagai pengantara yang menghubungkan manusia dengan Allah. Sebagai pengantara, Kristus tidak hanya menjadi penebus, tetapi juga perantara dalam doa, pengampunan, dan kasih karunia bagi umat-Nya.Artikel ini akan membahas makna Kristus sebagai pengantara, pandangan beberapa pakar teologi mengenai topik ini, serta penerapan praktis bagi kehidupan orang percaya yang mengandalkan peran Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pengertian Kristus sebagai Pengantara
Dalam Perjanjian Baru, konsep pengantara mengacu pada peran Yesus sebagai jembatan antara Allah dan manusia. Dalam 1 Timotius 2:5-6, Paulus menulis, “Karena Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.” Ayat ini menegaskan peran unik Kristus sebagai satu-satunya pengantara yang dapat membawa manusia yang berdosa kembali kepada Allah.
R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, menjelaskan bahwa pengantara adalah pihak ketiga yang membantu menjembatani perbedaan antara dua pihak yang bertentangan. Sproul menulis, “Kristus sebagai pengantara adalah bukti dari kasih Allah yang besar kepada manusia, karena Dia mengutus Anak-Nya untuk mendamaikan dunia dengan diri-Nya.” Artinya, pengantara tidak hanya menjembatani jurang antara manusia dan Allah tetapi juga memberikan jalan bagi hubungan yang penuh kasih.
John Stott, dalam The Cross of Christ, menyatakan bahwa pengantara adalah peran yang diambil Yesus karena kasih-Nya kepada manusia. Stott menulis, “Yesus datang sebagai pengantara bukan hanya untuk menyelesaikan konflik antara Allah dan manusia, tetapi juga untuk mengungkapkan karakter Allah yang penuh kasih.” Dengan demikian, peran pengantara Kristus adalah tanda kasih dan anugerah Allah yang menyelamatkan.
2. Kristus sebagai Pengantara dalam Penebusan
Salah satu aspek utama dari Kristus sebagai pengantara adalah peran-Nya dalam penebusan dosa. Ketika manusia jatuh dalam dosa, hubungan dengan Allah rusak, dan kematian adalah hukuman yang pantas. Namun, Kristus, sebagai pengantara, mengambil dosa umat manusia dan menanggung hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada mereka. Melalui pengorbanan-Nya, Kristus menjadi jalan pendamaian antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa.
Dalam Yohanes 14:6, Yesus menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Ayat ini menunjukkan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa, dan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Dia membuka akses bagi manusia untuk kembali kepada Allah.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa penebusan Kristus adalah dasar dari hubungan manusia dengan Allah. Calvin menulis, “Kristus menjadi pengantara kita untuk menanggung murka Allah dan membawa kita kembali kepada hubungan yang benar dengan-Nya.” Menurut Calvin, penebusan adalah inti dari pengantara, di mana Kristus menghapus dosa manusia dan menyediakan jalan bagi perdamaian dengan Allah.
N.T. Wright, dalam Simply Christian, menyatakan bahwa karya penebusan Kristus adalah wujud dari kasih dan keadilan Allah. Wright menulis, “Penebusan bukan hanya soal pengampunan dosa, tetapi adalah tentang membangun kembali hubungan yang rusak antara Allah dan manusia.” Dengan penebusan ini, manusia dipanggil untuk hidup dalam damai dengan Allah dan sesama.
3. Pengantara dalam Doa dan Permohonan
Peran Kristus sebagai pengantara juga mencakup perantaraan-Nya dalam doa dan permohonan bagi umat-Nya. Dalam Ibrani 7:25, dikatakan, “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Ayat ini menunjukkan bahwa Kristus tidak hanya sekali menjadi pengantara melalui salib, tetapi juga terus berdoa bagi umat-Nya di hadapan Allah.
J.I. Packer, dalam Knowing God, menegaskan bahwa Yesus sebagai pengantara adalah juga perantara dalam doa. Packer menulis, “Yesus Kristus adalah Imam Besar kita yang selalu menghadap Allah dengan doa dan permohonan bagi umat-Nya.” Dengan peran pengantara ini, orang percaya dapat mendekat kepada Allah dengan keberanian karena mereka memiliki Imam Besar yang setia.
John Stott juga menambahkan bahwa pengantara Kristus dalam doa memberi kita ketenangan dan penghiburan. “Yesus Kristus sebagai perantara dalam doa adalah sumber ketenangan bagi orang percaya, yang dapat meyakini bahwa setiap permohonan didengar oleh Bapa,” tulis Stott. Dengan perantaraan Kristus, doa kita diangkat di hadapan Allah, yang mendengarkan dan menjawab setiap permohonan umat-Nya.
4. Pengantara yang Menghapus Dosa dan Memberikan Pengampunan
Pengampunan dosa adalah inti dari peran Kristus sebagai pengantara. Tanpa karya penghapusan dosa yang dilakukan oleh Yesus, manusia akan terus berada di bawah murka Allah. Dalam Ibrani 9:15, disebutkan bahwa Kristus adalah pengantara perjanjian baru yang membawa pengampunan bagi umat-Nya. Pengampunan ini hanya bisa diperoleh melalui Kristus, yang menghapus dosa melalui darah-Nya di kayu salib.
R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, menegaskan bahwa Kristus, sebagai pengantara, menanggung hukuman dosa untuk memberikan pengampunan kepada umat-Nya. Sproul menulis, “Dengan menghapus dosa melalui pengorbanan-Nya, Kristus menyediakan jalan bagi pengampunan dan hubungan yang dipulihkan dengan Allah.” Artinya, Kristus membuka pintu bagi setiap orang untuk memperoleh pengampunan dan hidup dalam damai dengan Allah.
John Calvin menambahkan bahwa pengampunan yang diperoleh melalui Kristus adalah bukti dari kasih karunia Allah. Calvin menulis, “Pengampunan melalui Kristus adalah anugerah yang tak ternilai, yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi kita dengan kasih yang tanpa batas.” Pengampunan ini bukan hanya menghapus dosa, tetapi juga memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan membawa kedamaian dalam kehidupan rohani.
5. Penerapan Praktis dari Kristus sebagai Pengantara bagi Orang Percaya
Pemahaman mengenai Kristus sebagai pengantara membawa beberapa penerapan praktis bagi kehidupan orang percaya:
Mengandalkan Kristus dalam Setiap Doa
Sebagai pengantara dalam doa, orang percaya dipanggil untuk mengandalkan Kristus setiap kali mereka datang kepada Allah. Kristus yang duduk di sebelah kanan Bapa menjadi perantara yang membawa setiap permohonan kita, dan kita dapat berdoa dengan keyakinan bahwa doa kita didengar.Memiliki Pengharapan dalam Pengampunan
Kristus sebagai pengantara menyediakan pengampunan dosa, yang memberikan pengharapan bagi setiap orang percaya. Dengan menerima pengampunan ini, kita dapat hidup dalam damai dengan Allah dan meninggalkan dosa, berusaha hidup kudus sebagai respons terhadap kasih karunia-Nya.Hidup dalam Pengudusan sebagai Respons terhadap Pengorbanan Kristus
Kristus sebagai pengantara menebus kita dari dosa, dan sebagai respons, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam pengudusan. Hidup yang kudus adalah bentuk penghormatan kepada Kristus sebagai pengantara yang menyatukan kita dengan Allah.Bersyukur atas Kasih Karunia yang Diterima Melalui Kristus
Kristus sebagai pengantara adalah bukti dari kasih Allah yang tak terhingga kepada umat-Nya. Kita dipanggil untuk hidup dengan sikap syukur, mengingat bahwa pengampunan, pengharapan, dan keselamatan adalah anugerah yang kita terima melalui karya pengantara Kristus.Memiliki Pengharapan dalam Penantian Kedatangan Kristus
Kristus sebagai pengantara memberikan jaminan bagi orang percaya bahwa mereka memiliki tempat bersama Allah dalam kekekalan. Dengan pengharapan ini, orang percaya dapat hidup dalam keyakinan dan penantian akan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Kesimpulan
Kristus sebagai pengantara adalah konsep teologis yang mendalam yang mencakup berbagai aspek dalam hidup orang percaya, termasuk penebusan, pengampunan, dan perantaraan dalam doa. Sebagai pengantara, Kristus menghubungkan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus, menyediakan jalan bagi keselamatan dan kehidupan kekal. Kristus sebagai pengantara adalah wujud kasih dan keadilan Allah yang sempurna, yang membuka jalan bagi setiap orang yang percaya untuk memperoleh pengampunan dan kedamaian dengan Allah.
Pandangan dari para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, J.I. Packer, dan John Stott memperkaya pemahaman kita tentang peran Kristus sebagai pengantara. Mereka menegaskan bahwa melalui Kristus, manusia dapat kembali kepada Allah dengan keberanian dan hidup dalam pengharapan akan kasih karunia yang kekal.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan, syukur, dan iman yang teguh kepada Kristus sebagai pengantara kita. Dengan mengandalkan Kristus dalam setiap aspek hidup, kita dapat menikmati damai sejahtera yang hanya bisa ditemukan dalam hubungan yang dipulihkan dengan Allah.