Yohanes 5:21: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Kuasa Kebangkitan
Dalam Yohanes 5:21, Yesus membuat klaim yang luar biasa mengenai kesetaraan-Nya dengan Allah dalam kuasa untuk membangkitkan orang mati. Ayat ini berbunyi:"Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa yang dikehendaki-Nya."
Pernyataan ini mengukuhkan keilahian Yesus dan menegaskan bahwa Dia berbagi dalam kuasa ilahi untuk memberikan kehidupan, termasuk membangkitkan orang mati. Dalam konteks Injil Yohanes, kuasa kebangkitan yang dimiliki oleh Yesus adalah bukti dari identitas-Nya sebagai Anak Allah dan pemelihara hidup kekal.Artikel ini akan membahas klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah dalam kuasa kebangkitan berdasarkan Yohanes 5:21. Dengan dukungan pandangan para teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, dan William Barclay, kita akan mengeksplorasi makna, implikasi teologis, dan relevansi klaim ini bagi iman Kristen.
1. Konteks Yohanes 5: Kebangkitan dan Hidup dalam Kristus
Pasal 5 Injil Yohanes dimulai dengan mukjizat penyembuhan seorang lumpuh di kolam Betesda, yang dilakukan oleh Yesus pada hari Sabat. Tindakan ini memicu kemarahan para pemimpin Yahudi karena dianggap melanggar hukum Sabat. Ketika ditantang, Yesus menanggapi dengan menyatakan bahwa Dia memiliki kuasa dan otoritas yang sama dengan Allah.
Dalam Yohanes 5:21, Yesus secara khusus menekankan bahwa kuasa untuk membangkitkan orang mati dan memberikan hidup adalah bagian dari pekerjaan ilahi yang Dia lakukan bersama Bapa. Pernyataan ini menjadi dasar dari klaim Yesus bahwa Dia adalah sumber kehidupan kekal.
2. Kuasa Allah dalam Kebangkitan: Pengertian Teologis
Dalam Alkitab, kebangkitan orang mati adalah tindakan ilahi yang menegaskan kuasa dan otoritas Allah atas hidup dan mati. Dalam Perjanjian Lama, Allah digambarkan sebagai satu-satunya yang memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati. Dalam 1 Samuel 2:6, Hana berkata: "Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana."
Dengan menyatakan bahwa Dia memiliki kuasa yang sama, Yesus secara langsung mengklaim kesetaraan-Nya dengan Allah. John Calvin, dalam komentarnya tentang Yohanes, menekankan bahwa klaim Yesus dalam Yohanes 5:21 bukan hanya tentang tindakan kebangkitan, tetapi juga tentang hakikat-Nya sebagai Allah yang sejati.
3. Kesetaraan Yesus dengan Allah dalam Kuasa Kebangkitan
Dalam Yohanes 5:21, Yesus menyatakan bahwa Anak memiliki kuasa untuk memberikan hidup kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, sama seperti Bapa. Pernyataan ini menunjukkan bahwa:
a. Yesus Adalah Sumber Kehidupan
Yesus bukan hanya utusan Allah, tetapi Dia sendiri adalah sumber kehidupan. Dalam Yohanes 11:25, Yesus berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati."
b. Kuasa untuk Membangkitkan Orang Mati
Yesus memiliki otoritas penuh untuk membangkitkan orang mati, baik secara fisik maupun rohani. Kebangkitan fisik melibatkan pemulihan tubuh yang telah mati, sedangkan kebangkitan rohani adalah pemberian hidup kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
William Barclay, dalam "The Daily Study Bible," menjelaskan bahwa klaim Yesus dalam Yohanes 5:21 adalah bukti keilahian-Nya. Kebangkitan bukan hanya tindakan kuasa, tetapi juga manifestasi kasih Allah yang memberikan hidup baru kepada manusia.
4. Pekerjaan Kebangkitan dalam Injil Yohanes
Pekerjaan kebangkitan adalah tema yang menonjol dalam Injil Yohanes. Beberapa contoh mencakup:
a. Kebangkitan Lazarus (Yohanes 11:1-44)
Mukjizat ini adalah demonstrasi langsung dari kuasa Yesus atas hidup dan mati. Yesus membangkitkan Lazarus sebagai tanda bahwa Dia adalah sumber kehidupan kekal.
b. Kebangkitan Rohani (Yohanes 5:24-25)
Yesus berkata: "Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Ayat ini menunjukkan bahwa kebangkitan juga mencakup pemberian hidup rohani kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
c. Kebangkitan Yesus Sendiri
Kebangkitan Yesus dari kematian adalah inti dari Injil dan bukti tertinggi dari kuasa-Nya atas maut. Dalam Yohanes 10:17-18, Yesus berkata: "Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali."
5. Implikasi Teologis dari Kuasa Kebangkitan Yesus
Klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah dalam kuasa kebangkitan memiliki beberapa implikasi teologis yang penting:
a. Yesus sebagai Allah yang Sejati
Kebangkitan adalah tindakan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Dengan mengklaim memiliki kuasa kebangkitan, Yesus menegaskan keilahian-Nya.
b. Keselamatan Melalui Yesus
Karena Yesus memiliki kuasa untuk memberikan hidup kekal, keselamatan hanya dapat ditemukan melalui iman kepada-Nya. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
c. Janji Kehidupan Kekal
Kebangkitan Yesus memberikan jaminan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan memiliki kehidupan kekal. Dalam Roma 6:4, Paulus menulis: "Sebagaimana Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."
N.T. Wright, dalam bukunya "The Resurrection of the Son of God," menekankan bahwa kebangkitan adalah inti dari iman Kristen. Wright menjelaskan bahwa kuasa kebangkitan Yesus adalah dasar dari pengharapan orang percaya akan kehidupan kekal.
6. Kuasa Kebangkitan dalam Kehidupan Orang Percaya
Kuasa kebangkitan Yesus tidak hanya relevan dalam konteks masa depan, tetapi juga memiliki dampak nyata dalam kehidupan orang percaya saat ini:
Kebangkitan Rohani
Orang percaya yang menerima Yesus mengalami kebangkitan rohani, di mana mereka dipulihkan dari dosa dan diberikan hidup yang baru. Dalam Efesus 2:4-5, Paulus menulis: "Allah yang kaya dengan rahmat... telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus."Kemenangan atas Dosa
Kuasa kebangkitan Yesus memberi orang percaya kekuatan untuk mengatasi dosa dan hidup dalam kemenangan.Pengharapan akan Kehidupan Kekal
Kebangkitan Yesus adalah jaminan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan hidup selamanya bersama Allah.
7. Relevansi Yohanes 5:21 bagi Kehidupan Kristen
Klaim Yesus dalam Yohanes 5:21 memiliki relevansi yang mendalam bagi kehidupan Kristen:
Pengakuan akan Keilahian Yesus
Orang percaya dipanggil untuk mengakui Yesus sebagai Allah yang sejati, yang memiliki kuasa atas hidup dan mati.Keyakinan akan Keselamatan
Kebangkitan Yesus adalah dasar dari keyakinan orang percaya bahwa keselamatan mereka dijamin dalam Kristus.Hidup dalam Kuasa Kebangkitan
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kuasa kebangkitan, dengan meninggalkan dosa dan menjalani hidup yang memuliakan Allah.
Kesimpulan
Yohanes 5:21 menegaskan klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah dalam kuasa kebangkitan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang sejati, yang memiliki otoritas penuh untuk membangkitkan orang mati dan memberikan hidup kekal.
Baca Juga: Yohanes 5:19-20: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Kuasa dan Pekerjaan
Para teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, dan William Barclay menekankan bahwa kuasa kebangkitan Yesus adalah inti dari keilahian-Nya dan dasar dari keselamatan Kristen. Kebangkitan bukan hanya tindakan kuasa, tetapi juga tanda kasih Allah yang memberikan hidup baru kepada manusia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengakuan akan keilahian Yesus, bersandar pada kuasa kebangkitan-Nya, dan menjalani hidup yang penuh dengan pengharapan akan kehidupan kekal bersama-Nya. Kuasa kebangkitan Yesus adalah sumber kemenangan atas dosa dan kematian, serta jaminan akan kasih Allah yang kekal.