Yohanes 5:19-20: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Kuasa dan Pekerjaan

Yohanes 5:19-20: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Kuasa dan Pekerjaan
Pendahuluan:

Yohanes 5:19-20 adalah bagian penting dalam Injil Yohanes, di mana Yesus secara eksplisit menyatakan kesetaraan-Nya dengan Allah dalam kuasa dan pekerjaan. Firman itu berbunyi:

"Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan oleh Bapa, itu juga yang dikerjakan oleh Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri; bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.'"

Ayat ini tidak hanya mengungkapkan hubungan unik antara Bapa dan Anak, tetapi juga menegaskan kesetaraan hakiki Yesus dengan Allah dalam otoritas dan pekerjaan-Nya. Artikel ini akan membahas secara mendalam klaim kesetaraan Yesus dengan Allah dalam kuasa dan pekerjaan, mengacu pada pandangan para teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, dan F.F. Bruce, serta makna dan implikasi bagi kehidupan orang percaya.

1. Konteks Yohanes 5: Mukjizat Penyembuhan dan Konfrontasi dengan Pemimpin Yahudi

Konteks Yohanes 5 adalah mukjizat penyembuhan oleh Yesus terhadap seorang yang lumpuh selama 38 tahun di kolam Betesda pada hari Sabat. Tindakan ini memicu kemarahan para pemimpin Yahudi karena dianggap melanggar hukum Sabat. Ketika ditantang, Yesus menjawab dengan pernyataan bahwa pekerjaan-Nya adalah kelanjutan dari pekerjaan Bapa-Nya (Yohanes 5:17).

Pernyataan ini memperburuk kemarahan para pemimpin Yahudi, yang menganggap Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah. Dalam Yohanes 5:19-20, Yesus melanjutkan dengan menjelaskan bahwa hubungan-Nya dengan Bapa adalah hubungan yang sempurna dalam kuasa, pekerjaan, dan kasih.

2. Klaim Yesus tentang Kesetaraan dengan Allah dalam Kuasa

Dalam Yohanes 5:19, Yesus menyatakan bahwa Anak tidak melakukan apa pun dari diri-Nya sendiri, melainkan mengikuti apa yang dilakukan oleh Bapa. Pernyataan ini bukan menunjukkan ketidakberdayaan, tetapi hubungan yang sempurna dan tidak terpisahkan antara Bapa dan Anak.

a. Kuasa yang Setara dengan Allah

Yesus menyatakan bahwa apa pun yang dilakukan oleh Bapa, Anak juga melakukannya dengan cara yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kuasa yang setara dengan Allah, bukan hanya sebagai utusan, tetapi sebagai Allah yang sejati.

Dalam Kolose 1:16-17, Paulus menulis: "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi... Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." Ayat ini menegaskan peran Yesus dalam pekerjaan penciptaan dan pemeliharaan, yang merupakan manifestasi kuasa Allah.

John Calvin, dalam komentarnya tentang Yohanes, menekankan bahwa kuasa Yesus bukanlah kuasa yang terpisah dari Allah, tetapi kuasa yang satu dan sama dengan kuasa Bapa. Ini menegaskan kesatuan yang sempurna antara Bapa dan Anak dalam hakikat ilahi mereka.

3. Klaim Yesus tentang Kesetaraan dengan Allah dalam Pekerjaan

Dalam Yohanes 5:20, Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa Bapa menunjukkan kepada Anak segala sesuatu yang dilakukan-Nya dan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar akan ditunjukkan kepada Anak. Pernyataan ini menyoroti:

a. Hubungan yang Sempurna antara Bapa dan Anak

Yesus menggambarkan hubungan antara Bapa dan Anak sebagai hubungan kasih yang sempurna, di mana Bapa menunjukkan kepada Anak semua pekerjaan-Nya. Ini mencerminkan keintiman ilahi yang unik, yang tidak ada pada hubungan manusia biasa.

b. Pekerjaan yang Lebih Besar

Yesus merujuk pada pekerjaan yang lebih besar, yang mencakup kebangkitan orang mati dan pemberian kehidupan kekal (Yohanes 5:21, 24-25). Pekerjaan-pekerjaan ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki otoritas ilahi untuk memberikan hidup dan melaksanakan penghakiman.

Dalam Yohanes 11:25, Yesus berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Pernyataan ini menegaskan bahwa pekerjaan Yesus melampaui waktu dan ruang, mencakup kehidupan kekal.

N.T. Wright, dalam bukunya "The Challenge of Jesus," menjelaskan bahwa pekerjaan Yesus adalah perwujudan nyata dari pekerjaan Allah di dunia. Wright menekankan bahwa pekerjaan-pekerjaan besar yang dilakukan oleh Yesus adalah tanda dari kehadiran Kerajaan Allah.

4. Kesetaraan Yesus dengan Allah dalam Otoritas Ilahi

Yesus tidak hanya menyatakan kesetaraan dengan Allah dalam kuasa dan pekerjaan, tetapi juga dalam otoritas. Dalam konteks Yohanes 5, otoritas Yesus mencakup:

  1. Otoritas untuk Memberi Hidup
    Yesus memiliki kuasa untuk memberi hidup kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (Yohanes 5:21). Ini menunjukkan bahwa Dia memiliki otoritas yang sama dengan Bapa sebagai Pencipta dan Sumber kehidupan.

  2. Otoritas untuk Menghakimi
    Dalam Yohanes 5:22, Yesus menyatakan bahwa Bapa telah menyerahkan penghakiman sepenuhnya kepada Anak. Penghakiman ini mencerminkan otoritas ilahi Yesus yang unik.

5. Implikasi Teologis: Doktrin Tritunggal

Klaim Yesus dalam Yohanes 5:19-20 memberikan dasar yang kuat untuk doktrin Tritunggal, yang mengajarkan bahwa Allah adalah satu dalam hakikat, tetapi tiga dalam pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

a. Kesatuan dalam Kuasa dan Pekerjaan

Yesus menunjukkan bahwa pekerjaan Bapa dan Anak adalah satu. Tidak ada perbedaan dalam tujuan atau otoritas antara mereka.

b. Relasi yang Tidak Terpisahkan

Hubungan kasih antara Bapa dan Anak mencerminkan kesatuan yang sempurna dalam hakikat dan tujuan, yang merupakan inti dari doktrin Tritunggal.

J.I. Packer, dalam bukunya "Knowing God," menegaskan bahwa hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah dasar dari iman Kristen. Packer menjelaskan bahwa klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah mendukung pemahaman Tritunggal sebagai misteri ilahi yang mempersatukan otoritas dan kasih.

6. Reaksi terhadap Klaim Yesus

Klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah menimbulkan reaksi keras dari para pemimpin Yahudi. Mereka tidak hanya menganggap klaim ini sebagai penghujatan, tetapi juga sebagai ancaman terhadap otoritas religius mereka.

Dalam Yohanes 10:30, Yesus berkata: "Aku dan Bapa adalah satu." Pernyataan ini sekali lagi memicu usaha untuk merajam Yesus, menunjukkan bahwa klaim keilahian-Nya adalah inti dari konflik antara Yesus dan para pemimpin Yahudi.

7. Implikasi Kesetaraan Yesus dengan Allah bagi Keselamatan

Kesetaraan Yesus dengan Allah memiliki dampak besar dalam doktrin keselamatan:

  1. Karya Penebusan yang Sempurna
    Sebagai Allah yang sejati, Yesus memiliki kuasa untuk menebus dosa manusia sepenuhnya. Dalam Ibrani 9:12, dikatakan: "Ia masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri."

  2. Pengantara yang Unik
    Sebagai Allah dan manusia, Yesus adalah pengantara sempurna antara Allah dan manusia (1 Timotius 2:5).

  3. Janji Kehidupan Kekal
    Yesus memiliki kuasa untuk memberikan hidup kekal kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Dalam Yohanes 3:16, kita membaca: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal."

8. Relevansi Yohanes 5:19-20 bagi Kehidupan Kristen

Klaim Yesus dalam Yohanes 5:19-20 memiliki relevansi mendalam bagi kehidupan orang percaya:

  1. Mengenal Yesus sebagai Allah
    Orang percaya dipanggil untuk mengakui Yesus sebagai Allah yang sejati, yang layak disembah dan ditaati.

  2. Hidup dalam Kuasa Kristus
    Kesetaraan Yesus dengan Allah memberikan keyakinan bahwa kuasa-Nya hadir untuk memelihara dan membimbing kita dalam segala hal.

  3. Menjadi Rekan Kerja Allah
    Sebagaimana Yesus bekerja dengan Bapa, orang percaya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Allah di dunia.

Kesimpulan

Yohanes 5:19-20 menegaskan klaim Yesus tentang kesetaraan dengan Allah dalam kuasa dan pekerjaan. Klaim ini menunjukkan hubungan unik antara Bapa dan Anak, di mana pekerjaan dan otoritas mereka adalah satu dan sama.

Baca Juga: Yohanes 5:17-18: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Hakikat

Para teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, dan J.I. Packer menunjukkan bahwa klaim ini mendukung doktrin Tritunggal, yang menyatakan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu dalam hakikat, tetapi tiga dalam pribadi.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal dan menyembah Yesus sebagai Allah yang sejati, hidup dalam kuasa-Nya, dan berpartisipasi dalam pekerjaan-Nya untuk membawa Kerajaan Allah ke dunia ini. Dengan memahami kesetaraan Yesus dengan Allah, kita dapat memiliki iman yang kokoh dan pengharapan yang pasti akan keselamatan dalam Kristus.

Next Post Previous Post