Respons terhadap Injil: Makna Teologis, Tanggapan Alkitabiah, dan Implikasinya bagi Kehidupan Kristen

Pendahuluan:

Injil Yesus Kristus adalah inti dari iman Kristen, kabar baik yang menyelamatkan manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal. Namun, apa yang dimaksud dengan respons terhadap Injil, dan bagaimana seseorang seharusnya menanggapinya? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep teologis mengenai respons terhadap Injil dari berbagai perspektif teologis, dasar Alkitab, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Respons terhadap Injil: Makna Teologis, Tanggapan Alkitabiah, dan Implikasinya bagi Kehidupan Kristen
Dengan demikian, kita akan memahami mengapa respons ini sangat penting dalam perjalanan iman setiap orang percaya.

Apa itu Injil? Definisi dan Makna Teologis

Secara harfiah, kata Injil berasal dari bahasa Yunani euangelion, yang berarti "kabar baik" atau "berita sukacita." Dalam konteks kekristenan, Injil adalah kabar baik tentang Yesus Kristus, Putra Allah, yang datang ke dunia, hidup tanpa dosa, mati di kayu salib sebagai penebusan dosa, dan bangkit dari antara orang mati untuk memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya.

Menurut John Stott dalam bukunya The Cross of Christ, Injil adalah tentang Allah yang menyelamatkan umat manusia melalui kasih dan pengorbanan Kristus. Injil bukan sekadar ajaran moral atau etika, melainkan kabar tentang tindakan penyelamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa.

Injil mencakup beberapa elemen kunci:

  1. Keberdosaan manusia - Semua manusia telah jatuh dalam dosa (Roma 3:23).
  2. Kasih Allah - Allah mengutus Yesus Kristus sebagai anugerah keselamatan (Yohanes 3:16).
  3. Penebusan melalui Salib - Yesus mati untuk menebus dosa-dosa kita (1 Korintus 15:3-4).
  4. Kebangkitan - Yesus bangkit dari kematian sebagai tanda kemenangan atas dosa dan maut (Roma 6:9-10).
  5. Keselamatan melalui iman - Seseorang diselamatkan melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan oleh perbuatan (Efesus 2:8-9).

Tanggapan Alkitabiah terhadap Injil

Setelah mendengar Injil, Alkitab menunjukkan bahwa setiap orang dihadapkan pada suatu pilihan, yaitu menerima atau menolak kabar baik ini. Ada beberapa respons yang dapat dilihat dalam Alkitab yang menekankan betapa pentingnya cara seseorang menanggapi Injil.

1. Pertobatan dan Iman

Dalam Markus 1:15, Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Pertobatan (metanoia dalam bahasa Yunani) berarti perubahan pikiran dan arah hidup. Respons pertama yang diminta oleh Injil adalah bertobat dari dosa dan berbalik kepada Allah dengan iman.

Martin Luther, reformator besar, menekankan bahwa pertobatan adalah perubahan radikal dalam hati yang menghasilkan perubahan nyata dalam perilaku. Menurut Luther, iman yang sejati bukanlah sekadar persetujuan intelektual, tetapi juga melibatkan hati yang penuh kasih dan penyerahan diri kepada Kristus.

2. Ketaatan yang Radikal

Respons terhadap Injil tidak berhenti pada pertobatan, tetapi juga harus diwujudkan dalam ketaatan kepada perintah Yesus. Dalam Matius 7:21, Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: 'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."

Menurut Dietrich Bonhoeffer dalam bukunya The Cost of Discipleship, respons terhadap Injil adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan total. Injil bukanlah undangan untuk hidup yang nyaman, tetapi panggilan untuk mengikuti Kristus, bahkan jika itu berarti memikul salib dan menderita demi kebenaran.

3. Menerima Kasih Karunia Allah dengan Iman

Injil adalah anugerah Allah yang tidak layak kita terima. Efesus 2:8-9 menekankan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah yang tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia. Respons yang benar terhadap Injil adalah menerima anugerah ini dengan iman.

John Calvin, dalam karya monumentalnya Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa respons yang benar terhadap Injil adalah iman yang murni. Bagi Calvin, iman yang menyelamatkan adalah karunia Roh Kudus yang membuat hati manusia terbuka untuk menerima kasih karunia Allah.

4. Pengakuan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat

Pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan adalah respons yang esensial terhadap Injil. Roma 10:9-10 mengatakan, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."

N.T. Wright menekankan bahwa Injil bukan hanya tentang keselamatan pribadi, tetapi juga tentang pengakuan Yesus sebagai Raja atas seluruh ciptaan. Oleh karena itu, respons yang benar terhadap Injil melibatkan hidup di bawah otoritas Kristus sebagai Tuhan.

Mengapa Respons Terhadap Injil Begitu Penting?

Respons terhadap Injil menentukan nasib kekal seseorang. Injil adalah kabar baik, tetapi jika tidak direspons dengan benar, maka berita yang menyelamatkan ini akan menjadi hukuman bagi mereka yang menolaknya.

Dalam Yohanes 3:36, Yesus menyatakan: "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."

Penting untuk diingat bahwa Injil menuntut tanggapan. Menolak Injil sama dengan menolak keselamatan yang telah disediakan Allah. Sebaliknya, menerima Injil dengan iman dan pertobatan membuka jalan menuju hidup yang kekal dan hubungan yang intim dengan Tuhan.

Respons yang Salah terhadap Injil: Contoh dalam Alkitab

  1. Hati yang Keras - Firaun (Keluaran 7-11) adalah contoh klasik dari seseorang yang keras hati meskipun melihat tanda-tanda dan mujizat Allah.
  2. Menolak Injil - Dalam Kisah Para Rasul 17:32-34, beberapa orang mengejek Paulus ketika dia berkhotbah tentang kebangkitan, sementara yang lain menerima pesan itu.
  3. Respons yang Setengah Hati - Raja Agripa berkata kepada Paulus, "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen" (Kisah Para Rasul 26:28). Respons ini menunjukkan seseorang yang tertarik, tetapi tidak berkomitmen.

Implikasi Praktis Respons terhadap Injil bagi Kehidupan Kristen

Bagaimana kita merespons Injil akan memengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Berikut adalah beberapa implikasi praktis:

  1. Hidup dalam Pertobatan yang Berkelanjutan: Injil bukanlah sesuatu yang kita tanggapi hanya sekali, tetapi kita dipanggil untuk hidup dalam pertobatan setiap hari. Lukas 9:23 berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku."

  2. Kehidupan yang Berbuah: Respons terhadap Injil harus menghasilkan perubahan nyata dalam cara kita hidup. Yesus berkata, "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka" (Matius 7:20). Orang Kristen yang sejati akan menunjukkan buah Roh dalam hidup mereka (Galatia 5:22-23).

  3. Misi dan Evangelisasi: Setelah menerima Injil, kita dipanggil untuk membagikannya kepada orang lain. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Tanggapan kita terhadap Injil tidak boleh berhenti pada diri sendiri, tetapi harus mendorong kita untuk membagikan kabar baik itu kepada dunia yang membutuhkan.

  4. Hidup dalam Pengharapan: Respons terhadap Injil membawa pengharapan akan hidup yang kekal. 1 Petrus 1:3-4 mengingatkan kita bahwa melalui kebangkitan Yesus Kristus, kita dilahirkan kembali kepada pengharapan yang hidup dan warisan yang tidak binasa.

Tantangan Respons terhadap Injil di Dunia Modern

Dalam dunia yang semakin sekular dan pluralis, respons terhadap Injil sering kali menghadapi tantangan. Budaya modern cenderung menolak ide dosa, pertobatan, dan kebutuhan akan Juruselamat. Hal ini membuat penginjilan menjadi semakin sulit. Timothy Keller dalam bukunya Center Church menekankan bahwa gereja harus tetap setia pada pesan Injil meskipun menghadapi tekanan budaya untuk berkompromi.

Namun, di tengah tantangan ini, Injil tetap relevan. Kuasa Injil tidak berubah, dan Allah terus bekerja untuk menyelamatkan orang-orang dari segala bangsa dan latar belakang. Roma 1:16 menyatakan, "Sebab aku tidak malu akan Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya."

Kesimpulan: Respons yang Benar terhadap Injil

Respons terhadap Injil adalah pilihan yang menentukan hidup kita, tidak hanya di dunia ini tetapi juga dalam kekekalan. Kita dipanggil untuk bertobat, percaya, dan hidup dalam ketaatan kepada Kristus. Dalam dunia yang penuh dengan distraksi dan suara-suara yang menentang, penting bagi setiap orang percaya untuk tetap berpegang pada kebenaran Injil.

Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk terus menerus merespons Injil dengan hati yang terbuka, iman yang teguh, dan kehidupan yang berbuah. Berdoalah agar Roh Kudus memampukan kita untuk menanggapi Injil dengan ketaatan yang radikal, kasih yang mendalam, dan komitmen yang tak tergoyahkan kepada Tuhan.

Seperti yang Paulus tegaskan dalam 2 Korintus 6:2: "Lihat, sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerima kasih karunia itu; lihat, sekarang adalah hari penyelamatan."

Next Post Previous Post