Bukti Keilahian Yesus dalam Alkitab

Bukti Alkitab Bahwa Yesus adalah Allah Sejati
Pendahuluan:

Salah satu ajaran paling mendasar dalam Kekristenan adalah keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Allah sejati. Meskipun kepercayaan ini sudah menjadi doktrin utama sejak abad-abad awal Kekristenan, ada banyak perdebatan di kalangan umat manusia, termasuk kelompok yang meragukan keilahian 
Yesus. Namun, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah sejati.

Artikel ini akan menguraikan bukti-bukti Alkitab tentang keilahian Yesus serta pendapat dari beberapa pakar teologi untuk memperkuat pemahaman ini.

1. Kesaksian Yesus Tentang Dirinya Sendiri

Yohanes 10:30 – “Aku dan Bapa adalah satu.”
Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Dalam konteks Yahudi abad pertama, pernyataan seperti ini dianggap sebagai penghujatan karena menyamakan diri dengan Allah. Ketika orang-orang Yahudi mendengar pernyataan ini, mereka langsung mencoba melempari Yesus dengan batu (Yohanes 10:31-33), menunjukkan bahwa mereka memahami ucapan-Nya sebagai klaim keilahian.

Yohanes 8:58 – “Sesungguhnya sebelum Abraham ada, Aku sudah ada.”
Dalam ayat ini, Yesus menggunakan ungkapan "Aku ada" (Yunani: ego eimi), yang merujuk pada nama Allah dalam Keluaran 3:14 ketika Allah berfirman kepada Musa, “AKU ADALAH AKU”. Dengan demikian, Yesus mengidentifikasi diri-Nya dengan Yahweh, Allah Perjanjian Lama.

Pendapat Pakar Teologi
Pakar teologi seperti N.T. Wright menegaskan bahwa pernyataan-pernyataan ini menunjukkan kepercayaan Yesus terhadap identitas ilahi-Nya. Wright mencatat bahwa klaim Yesus tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan misi-Nya, yang dirancang untuk mengungkapkan siapa Allah itu.

2. Bukti dari Injil Yohanes

Yohanes 1:1 – “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ayat ini adalah salah satu pernyataan paling eksplisit dalam Alkitab tentang keilahian Yesus. Firman (Yunani: Logos) yang dimaksud di sini adalah Yesus Kristus, sebagaimana dijelaskan dalam Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia.” Firman tidak hanya bersama-sama dengan Allah, tetapi juga adalah Allah itu sendiri.

Yohanes 20:28 – “Tuhanku dan Allahku!”
Ketika Tomas melihat Yesus yang bangkit, ia mengakui-Nya sebagai “Tuhanku dan Allahku.” Yesus tidak menolak pengakuan Tomas ini, tetapi justru memberkatinya. Hal ini mempertegas bahwa Yesus menerima penghormatan sebagai Allah.

Pendapat Pakar Teologi
Craig S. Keener, seorang sarjana Perjanjian Baru, menyebutkan bahwa Injil Yohanes dirancang untuk menunjukkan keilahian Yesus dengan cara yang konsisten. Keener menulis bahwa Yohanes dengan sengaja menggunakan terminologi teologis yang kaya untuk menegaskan identitas ilahi Yesus sejak awal Injil.

3. Kesaksian Paulus

Kolose 2:9 – “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.”
Paulus dengan jelas menyatakan bahwa keilahian Allah berdiam sepenuhnya dalam Yesus. Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya seorang nabi atau utusan, tetapi Ia adalah Allah dalam bentuk manusia.

Filipi 2:6 – “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan.”
Yesus memiliki “rupa Allah” (morphe Theou), tetapi Ia rela mengosongkan diri-Nya untuk menjadi manusia. Pernyataan ini menguatkan keilahian Yesus, karena hanya Allah yang memiliki “kesetaraan dengan Allah.”

1 Timotius 3:16 – “Ia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.”
Paulus menyatakan bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, merujuk pada inkarnasi Yesus Kristus.

Pendapat Pakar Teologi
R.C. Sproul menegaskan bahwa teologi Paulus menempatkan Yesus sebagai pusat keimanan Kristen. Dalam tulisannya, Sproul mengungkapkan bahwa bagi Paulus, Yesus adalah penggenapan dari seluruh wahyu Allah dalam sejarah Israel.

4. Kesaksian dari Kitab Wahyu

Wahyu 22:13 – “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemuka, Yang Awal dan Yang Akhir.”
Yesus menyebut diri-Nya sebagai Alfa dan Omega, gelar yang hanya digunakan untuk Allah dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6). Gelar ini menegaskan bahwa Yesus adalah awal dan akhir dari segala sesuatu, menunjukkan keilahian-Nya.

Wahyu 19:16 – “Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Pernyataan ini menunjukkan supremasi Yesus atas segala sesuatu, termasuk kekuasaan duniawi dan rohani. Gelar “Raja segala raja” adalah atribut Allah dalam Perjanjian Lama (Mazmur 136:3).

Pendapat Pakar Teologi
G.K. Beale, dalam komentarnya tentang kitab Wahyu, menyatakan bahwa gelar-gelar yang diberikan kepada Yesus di kitab ini menegaskan status ilahi-Nya yang setara dengan Allah. Ia menambahkan bahwa kitab Wahyu menyajikan gambaran eskatologis tentang keilahian Kristus yang dinyatakan dalam kemuliaan-Nya.

5. Kesaksian dari Perjanjian Lama

Meskipun Yesus baru dinyatakan dalam Perjanjian Baru, banyak nubuat dalam Perjanjian Lama yang menunjuk kepada keilahian-Nya. Berikut beberapa di antaranya:

Yesaya 9:6 – “Seorang anak telah lahir untuk kita... dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
Yesaya dengan jelas menyebutkan bahwa Anak yang lahir ini adalah “Allah yang Perkasa.” Hal ini menunjukkan bahwa Mesias, yang akan datang, memiliki sifat-sifat keilahian.

Mazmur 45:6-7 – “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya.”
Ayat ini, yang dikutip dalam Ibrani 1:8-9 untuk merujuk kepada Yesus, menunjukkan bahwa Mesias memiliki status ilahi sebagai Allah yang memerintah untuk selamanya.

Mikha 5:2 – “Dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”
Nubuat ini menunjukkan bahwa Mesias memiliki keberadaan kekal, suatu atribut yang hanya dimiliki oleh Allah.

Pendapat Pakar Teologi
John MacArthur mencatat bahwa Perjanjian Lama memberikan gambaran yang sangat jelas tentang keilahian Mesias. Dalam studinya, ia menekankan bahwa penggenapan nubuat-nubuat ini dalam pribadi Yesus adalah bukti tak terbantahkan tentang keilahian-Nya.

6. Penyembahan kepada Yesus

Dalam Alkitab, penyembahan hanya diberikan kepada Allah. Namun, Yesus menerima penyembahan tanpa menolaknya, yang menunjukkan keilahian-Nya.

Matius 14:33 – “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: 'Sesungguhnya Engkau Anak Allah!'”
Ketika Yesus berjalan di atas air dan menenangkan badai, para murid menyembah Dia. Penyembahan ini diterima oleh Yesus sebagai sesuatu yang pantas.

Ibrani 1:6 – “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”
Ayat ini menunjukkan bahwa penyembahan kepada Yesus tidak hanya diberikan oleh manusia, tetapi juga oleh makhluk surgawi.

Pendapat Pakar Teologi
J.I. Packer menulis bahwa penerimaan penyembahan oleh Yesus adalah bukti kuat tentang keilahian-Nya. Dalam pandangannya, hanya Allah yang layak disembah, dan fakta bahwa Yesus menerima penyembahan menunjukkan kesetaraan-Nya dengan Allah.

7. Yesus sebagai Pencipta dan Pemelihara

Yohanes 1:3 – “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Pencipta, suatu atribut yang hanya dimiliki oleh Allah.

Kolose 1:16-17 – “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”
Paulus menjelaskan bahwa Yesus adalah sumber dan tujuan dari seluruh ciptaan. Ia tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi juga memeliharanya.

Pendapat Pakar Teologi
Norman Geisler berpendapat bahwa hanya Allah yang dapat menjadi Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Dalam tulisannya, ia menyebutkan bahwa deskripsi Yesus sebagai Pencipta adalah salah satu bukti terkuat tentang keilahian-Nya.

Kesimpulan

Bukti Alkitab tentang keilahian Yesus sangat jelas dan tidak terbantahkan. Dari kesaksian Yesus sendiri, tulisan para rasul, hingga nubuat Perjanjian Lama, semuanya menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sejati. Pakar-pakar teologi seperti N.T. Wright, Craig S. Keener, R.C. Sproul, dan lainnya telah mengonfirmasi pemahaman ini melalui kajian mendalam atas teks-teks Alkitab.

Buca Juga: Mengapa Kristus Harus Menebus Manusia?

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menerima Yesus bukan hanya sebagai Juru Selamat, tetapi juga sebagai Tuhan yang sejati. Keilahian-Nya bukan hanya suatu doktrin teologis, tetapi juga inti dari iman Kristen yang membawa pengharapan dan jaminan keselamatan bagi kita.

Next Post Previous Post