Dosa dalam Perjamuan Kasih: 1 Korintus 11:20-22

Dosa dalam Perjamuan Kasih: 1 Korintus 11:20-22
 Pendahuluan:

Surat 1 Korintus adalah salah satu tulisan Rasul Paulus yang banyak menyoroti berbagai permasalahan dalam jemaat di Korintus. Salah satu isu besar yang Paulus tangani adalah perilaku jemaat dalam Perjamuan Kasih dan Perjamuan Tuhan. Dalam 1 Korintus 11:20-22, Paulus dengan tegas menegur 
dosa yang terjadi dalam konteks perjamuan ini, di mana perpecahan dan egoisme mendominasi, bertentangan dengan makna asli dari perjamuan tersebut.

Artikel ini akan menguraikan ayat 1 Korintus 11:20-22 secara mendalam, membahas dosa-dosa yang Paulus tegur, pandangan para teolog mengenai hal ini, dan bagaimana relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini.

Teks 1 Korintus 11:20-22 (TB) 20. “Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan.21. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang mendahului yang lain; sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.22. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan jemaat Allah dan mempermalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang harus kukatakan kepadamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.

Konteks 1 Korintus 11:20-22

1. Perjamuan Kasih di Gereja Korintus

Perjamuan Kasih (agape feast) adalah tradisi jemaat mula-mula, di mana orang percaya berkumpul untuk berbagi makanan sebagai simbol kesatuan dan kasih dalam tubuh Kristus. Perjamuan ini biasanya diikuti dengan Perjamuan Tuhan, sebagai peringatan atas pengorbanan Yesus.

Namun, di Korintus, perjamuan ini justru menjadi momen perpecahan dan penyalahgunaan. Orang kaya memisahkan diri, membawa makanan dan minuman mereka sendiri, sementara yang miskin tidak mendapatkan apa-apa.

2. Tujuan Surat Paulus

Paulus menulis surat ini untuk menegur perilaku egois dan tidak menghormati yang terjadi di dalam perjamuan tersebut. Ia ingin mengarahkan jemaat kembali kepada makna sejati dari Perjamuan Tuhan, yaitu kesatuan dalam Kristus dan pengingat akan kasih karunia-Nya.

Analisis Ayat 1 Korintus 11:20-22

1. “Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan Perjamuan Tuhan” (1 Korintus 11:20)

Paulus menegur jemaat Korintus karena mereka telah mengubah makna Perjamuan Tuhan menjadi sekadar acara makan bersama. Perjamuan ini kehilangan fokus spiritualnya dan menjadi tempat untuk memamerkan kekayaan dan status sosial.

Pandangan Teologis:

  • Leon Morris: Jemaat Korintus gagal memahami makna Perjamuan Tuhan sebagai tindakan yang sakral, sehingga mereka mengubahnya menjadi acara yang didominasi oleh perpecahan dan egoisme.
  • Gordon Fee: Perjamuan Tuhan seharusnya mencerminkan kesatuan tubuh Kristus, tetapi di Korintus, perjamuan ini justru memperlihatkan ketidakhormatan terhadap tubuh Kristus.

Makna Teologis:
Perjamuan Tuhan bukanlah sekadar tradisi atau ritual, tetapi momen sakral untuk mengingat pengorbanan Kristus dan memperkuat kesatuan jemaat.

2. “Pada perjamuan itu tiap-tiap orang mendahului yang lain; sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk” (1 Korintus 11:21)

Paulus menegur perilaku tidak bermoral dalam perjamuan tersebut. Orang kaya memakan makanan mereka sendiri tanpa menunggu yang lain, sementara orang miskin dibiarkan lapar. Bahkan, beberapa jemaat mabuk karena minuman yang mereka bawa sendiri.

Pandangan Teologis:

  • John Calvin: Perilaku ini mencerminkan ketidakadilan sosial yang merusak kesucian jemaat sebagai tubuh Kristus. Mereka tidak hanya menghina sesama, tetapi juga menghina Tuhan.
  • F.F. Bruce: Paulus mengutuk tindakan ini karena bertentangan dengan semangat kasih dan kesatuan yang seharusnya menjadi ciri khas jemaat Kristen.

Makna Teologis:
Perjamuan Tuhan seharusnya menjadi momen berbagi dan menunjukkan kasih kepada sesama. Ketidakpedulian terhadap kebutuhan orang lain adalah pelanggaran terhadap kasih Kristus.

3. “Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum?” (1 Korintus 11:22a)

Paulus mengingatkan jemaat bahwa makan dan minum untuk memuaskan diri sendiri seharusnya dilakukan di rumah, bukan dalam konteks perjamuan jemaat.

Pandangan Teologis:

  • Charles Spurgeon: Paulus tidak melarang makan bersama, tetapi ia menegaskan bahwa makan dan minum dengan cara yang tidak menghormati jemaat adalah pelanggaran terhadap kehormatan tubuh Kristus.
  • William Barclay: Perilaku ini menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap jemaat sebagai komunitas yang dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kesatuan.

Makna Teologis:
Perjamuan Tuhan adalah momen spiritual, bukan sekadar kesempatan sosial. Jemaat harus menjaga kekudusan dan tujuan dari pertemuan ini.

4. “Atau maukah kamu menghinakan jemaat Allah dan mempermalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa?” (1 Korintus 11:22b)

Paulus menegur jemaat karena perilaku mereka menghina jemaat Allah dan mempermalukan orang miskin. Ketidakadilan ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami makna kasih Kristen.

Pandangan Teologis:

  • R.C. Sproul: Menghina jemaat Allah adalah tindakan serius, karena jemaat adalah tubuh Kristus. Ketidakadilan dalam perjamuan mencerminkan kurangnya penghormatan terhadap Allah sendiri.
  • John Stott: Paulus menekankan bahwa setiap anggota jemaat, kaya atau miskin, memiliki nilai yang sama di hadapan Allah. Ketidakadilan dalam perjamuan ini adalah pelanggaran terhadap prinsip kasih dalam Injil.

Makna Teologis:
Setiap orang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus dan harus diperlakukan dengan hormat. Perjamuan Tuhan seharusnya mencerminkan kesatuan dan kasih, bukan perpecahan dan penghinaan.

Dosa dalam Perjamuan Kasih: Penyebab dan Dampaknya

1. Penyebab Dosa dalam Perjamuan Kasih

  • Egoisme: Orang kaya mengutamakan kepentingan mereka sendiri tanpa memikirkan kebutuhan orang lain.
  • Ketidakadilan Sosial: Perbedaan status sosial dan ekonomi menciptakan perpecahan dalam jemaat.
  • Kurangnya Penghormatan: Jemaat gagal memahami makna spiritual dari Perjamuan Tuhan.

2. Dampak Dosa dalam Perjamuan Kasih

  • Perpecahan dalam Jemaat: Tindakan ini menciptakan ketegangan dan ketidaksetaraan di antara anggota jemaat.
  • Penghinaan terhadap Tubuh Kristus: Perilaku tidak pantas ini mencemarkan kesucian Perjamuan Tuhan.
  • Jauh dari Kasih Kristus: Jemaat kehilangan fokus pada kasih yang seharusnya menjadi dasar dari persekutuan mereka.

Pandangan Pakar Teologi tentang 1 Korintus 11:20-22

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa Perjamuan Tuhan adalah tindakan sakral yang seharusnya memperkuat kesatuan jemaat. Ia mengutuk setiap perilaku yang mencemarkan kekudusan perjamuan ini.

2. Charles Spurgeon

Spurgeon menggambarkan Perjamuan Tuhan sebagai momen refleksi dan kasih yang mendalam. Perilaku egois dan tidak hormat dalam perjamuan ini adalah dosa serius yang harus ditangani.

3. Leon Morris

Morris menekankan pentingnya memahami makna spiritual dari Perjamuan Tuhan. Ia melihat tindakan jemaat Korintus sebagai pelanggaran terhadap kasih dan kesatuan tubuh Kristus.

Kesimpulan

1 Korintus 11:20-22 adalah teguran keras dari Paulus terhadap dosa-dosa dalam Perjamuan Kasih di jemaat Korintus. Perilaku egois, ketidakadilan, dan kurangnya penghormatan terhadap Perjamuan Tuhan mencemarkan kesucian persekutuan mereka.

Baca Juga: 1 Korintus 11:17-19: Perpecahan dan Ajaran Sesat dalam Jemaat Korintus

Sebagai gereja masa kini, kita dipanggil untuk menjaga kesatuan dalam jemaat, mengutamakan kasih kepada sesama, dan menghormati kekudusan Perjamuan Tuhan. Dengan demikian, kita dapat memuliakan Kristus melalui hidup kita dan menjadi saksi kasih-Nya kepada dunia. “Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan.” (1 Korintus 11:20).

Next Post Previous Post