Kesatuan Allah dalam Alkitab
Pendahuluan:
Kesatuan Allah adalah salah satu atribut utama dari natur Allah yang menjadi inti iman Kristen. Kesatuan ini menegaskan bahwa Allah adalah satu, tidak terbagi, dan unik. Ajaran tentang kesatuan Allah juga menjadi dasar bagi pemahaman Tritunggal, yang meskipun Allah terdiri dari tiga Pribadi —
Bapa, Anak, dan Roh Kudus — Dia tetap satu Allah yang sejati.
Definisi Kesatuan Allah
Kesatuan Allah mengacu pada fakta bahwa Allah itu Esa (oneness of God). Dalam teologi Kristen, istilah ini berarti:
- Monoteisme: Allah adalah satu-satunya Allah yang benar, tidak ada ilah lain selain Dia (Ulangan 6:4).
- Tidak Terbagi: Kesatuan Allah menegaskan bahwa Allah tidak terdiri dari bagian-bagian. Ia sempurna dan lengkap dalam dirinya sendiri.
- Tritunggal: Meski Allah adalah satu, Dia menyatakan diri dalam tiga Pribadi yang berbeda — Bapa, Anak, dan Roh Kudus — yang memiliki esensi yang sama.
Kesatuan Allah dalam Alkitab
1. Kesatuan Allah dalam Perjanjian Lama
Ulangan 6:4 (Shema):"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!"
Ayat ini adalah deklarasi paling terkenal tentang monoteisme dalam Perjanjian Lama. Shema menjadi pengakuan iman Israel bahwa Allah adalah satu, tidak ada yang seperti Dia, dan hanya Dialah yang layak disembah.
Yesaya 45:5:"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah."
Ayat ini menegaskan eksklusivitas Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan Pencipta segalanya.
2. Kesatuan Allah dalam Perjanjian Baru
Markus 12:29-30:"Jawab Yesus: 'Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.'"
Yesus mengutip Shema dari Ulangan 6:4, menegaskan kembali doktrin kesatuan Allah.
1 Timotius 2:5: "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus."
Paulus menekankan bahwa Allah yang esa adalah dasar iman Kristen, dengan Yesus Kristus sebagai pengantara.
Kesatuan Allah dan Doktrin Tritunggal
Kesatuan Allah sering kali disalahpahami ketika berbicara tentang Tritunggal. Namun, teologi Kristen dengan jelas menyatakan bahwa Tritunggal tidak bertentangan dengan kesatuan Allah.
1. Esensi Tunggal, Tiga Pribadi
Tritunggal berarti bahwa Allah adalah satu dalam esensi, tetapi menyatakan diri dalam tiga Pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini memiliki kehendak, sifat, dan kuasa yang sama, tetapi berbeda dalam peran.
Pandangan Teolog:
- R. C. Sproul dalam What Is the Trinity? menyatakan bahwa Tritunggal adalah misteri iman, tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak rasional. Allah tetap satu dalam esensi, tetapi kompleks dalam cara Dia menyatakan diri.
- Wayne Grudem dalam Systematic Theology mencatat bahwa Tritunggal tidak membagi Allah menjadi tiga bagian, tetapi menunjukkan keunikan-Nya sebagai satu Allah dengan tiga cara keberadaan.
2. Hubungan Tritunggal dan Kesatuan
Tritunggal menekankan hubungan antara tiga Pribadi Allah tanpa membagi esensi-Nya. Kesatuan Allah menunjukkan bahwa meskipun ada tiga Pribadi, Allah tetap tidak terbagi dan sempurna dalam diri-Nya.
Pandangan Para Pakar Teologi tentang Kesatuan Allah
1. Thomas Aquinas
Dalam Summa Theologica, Thomas Aquinas menegaskan bahwa kesatuan Allah adalah konsekuensi logis dari keberadaan Allah yang tidak bergantung pada apa pun di luar diri-Nya. Allah adalah satu karena tidak ada yang lain yang setara dengan-Nya.
2. John Calvin
Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa kesatuan Allah adalah dasar dari iman monoteistik Kristen. Ia juga mengaitkan kesatuan Allah dengan kehendak dan karya-Nya yang sempurna.
3. Augustine
Augustine dalam On the Trinity menyatakan bahwa kesatuan Allah tidak bertentangan dengan doktrin Tritunggal. Dia menggunakan analogi pikiran, pengetahuan, dan kasih untuk menjelaskan bagaimana kesatuan dan perbedaan dapat ada dalam Allah.
Relevansi Kesatuan Allah dalam Kehidupan Kristen
1. Allah adalah Satu-Satunya yang Layak Disembah
Kesatuan Allah mengajarkan bahwa hanya Allah yang layak menerima penyembahan kita. Dalam dunia yang penuh dengan "allah" modern seperti uang, kekuasaan, dan kenyamanan, kita diingatkan untuk mengarahkan hati kita hanya kepada Allah yang esa.
2. Menjaga Fokus pada Kehendak Allah
Kesatuan Allah menunjukkan bahwa kehendak-Nya sempurna dan tidak terbagi. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada kehendak Allah.
3. Membangun Kesatuan dalam Tubuh Kristus
Kesatuan Allah menjadi model bagi hubungan kita sebagai gereja. Seperti Allah yang satu meskipun ada tiga Pribadi, kita dipanggil untuk hidup dalam kesatuan meskipun memiliki keunikan masing-masing.
4. Mengandalkan Allah yang Tidak Berubah
Kesatuan Allah berarti bahwa Dia konsisten dalam sifat dan janji-Nya. Ini memberikan kepastian kepada kita bahwa kita dapat mempercayai-Nya sepenuhnya.
Kesimpulan
Kesatuan Allah adalah doktrin fundamental yang menegaskan bahwa Allah adalah satu, tidak terbagi, dan unik. Dalam Perjanjian Lama dan Baru, kesatuan Allah menjadi dasar dari iman Kristen, yang mengarahkan kita kepada penyembahan, ketaatan, dan pengharapan kepada Allah yang benar.
Pandangan dari para teolog seperti Augustine, Calvin, dan Aquinas memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana kesatuan Allah terkait dengan Tritunggal, sifat-sifat Allah, dan karya-Nya dalam sejarah manusia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kesetiaan kepada Allah yang esa, mencerminkan kesatuan-Nya dalam hubungan kita dengan sesama, dan mengandalkan-Nya sebagai sumber kekuatan dan pengharapan kita. Kiranya doktrin ini memperkuat iman kita dan membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta yang satu dan sejati. Tuhan Yesus memberkati!