Pengakuan Baru Petrus: Yohanes 6:67-69
Yohanes 6:67-69 mencatat salah satu momen paling penting dalam perjalanan para murid Yesus. Setelah banyak pengikut meninggalkan Yesus karena ajaran-Nya yang sulit dipahami, Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya apakah mereka juga akan pergi. Dalam responsnya, Simon Petrus memberikan pengakuan iman yang mendalam, menyatakan bahwa Yesus memiliki perkataan hidup kekal dan adalah Yang Kudus dari Allah.
Artikel ini akan menguraikan pengakuan baru Petrus dalam konteks ajaran Yesus, mengapa ini menjadi momen penting, serta pelajaran rohani yang dapat dipetik berdasarkan pandangan teolog dan penerapan
praktisnya.
"Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: 'Apakah kamu tidak mau pergi juga?' Jawab Simon Petrus kepada-Nya: 'Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.'"
(Yohanes 6:67-69, TB)
I. Konteks Yohanes 6: Kecewa atau Tetap Setia?
1. Ajakan untuk Percaya pada Roti Hidup
Yohanes 6 dimulai dengan mukjizat Yesus memberi makan lima ribu orang, yang membuat banyak orang mengikuti-Nya. Namun, ketika Yesus menyatakan bahwa Ia adalah roti hidup yang turun dari surga dan berbicara tentang makan daging-Nya dan minum darah-Nya (Yohanes 6:53-56), banyak pendengar merasa tersandung oleh ajaran tersebut.
2. Respon Negatif Banyak Murid
Ayat 66 mencatat bahwa banyak murid meninggalkan Yesus karena mereka tidak dapat menerima atau memahami ajaran-Nya: "Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Ini menunjukkan bahwa keikutsertaan mereka sebelumnya mungkin hanya didorong oleh hal-hal material atau mukjizat fisik, bukan iman sejati.
3. Pertanyaan Yesus kepada Kedua Belas Murid
Dalam situasi ini, Yesus menguji iman kedua belas murid-Nya dengan bertanya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yohanes 6:67). Pertanyaan ini menantang mereka untuk memilih apakah mereka akan tetap setia kepada Yesus atau mengikuti jejak orang banyak yang telah meninggalkan-Nya.
II. Uraian Mendalam Yohanes 6:67-69
1. Pertanyaan Yesus: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yohanes 6:67)
a. Pengujian Kesetiaan
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksa siapa pun untuk mengikut-Nya. Ia memberi murid-murid kebebasan untuk membuat keputusan, tetapi juga menguji apakah mereka benar-benar memahami siapa Dia dan percaya kepada-Nya.
William Barclay mencatat bahwa Yesus sering menggunakan momen-momen sulit untuk memurnikan iman pengikut-Nya. Pertanyaan ini adalah ujian bagi murid-murid untuk menunjukkan apakah iman mereka hanya dangkal atau sejati.
b. Kontras dengan Pengikut Lain yang Pergi
Yesus membedakan antara murid sejati dan pengikut yang hanya mencari keuntungan duniawi. Mereka yang pergi tidak memiliki dasar iman yang kokoh, sedangkan mereka yang tinggal memiliki pemahaman lebih dalam tentang siapa Yesus.
2. Pengakuan Petrus: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?" (Yohanes 6:68)
a. Tidak Ada Alternatif Selain Yesus
Respons Petrus mencerminkan pengakuan bahwa tidak ada siapa pun atau apa pun yang dapat menggantikan Yesus. Ia adalah satu-satunya sumber hidup kekal.
John Calvin menafsirkan ayat ini dengan menekankan bahwa pengakuan Petrus adalah buah dari Roh Kudus, yang menggerakkan hati murid-murid sejati untuk memahami bahwa hidup kekal hanya ada di dalam Yesus.
b. Perkataan Hidup Kekal
Petrus menyatakan bahwa Yesus memiliki "perkataan hidup yang kekal." Ini merujuk pada ajaran Yesus yang memberikan hidup kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Dalam Yohanes 6:63, Yesus sebelumnya telah berkata: "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Petrus mengakui bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan hidup sejati.
3. Pengakuan tentang Identitas Yesus: "Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (Yohanes 6:69)
a. Yang Kudus dari Allah
Gelar "Yang Kudus dari Allah" menunjukkan pengakuan bahwa Yesus berasal dari Allah dan adalah Mesias yang dijanjikan. Dalam Perjanjian Lama, frasa "Yang Kudus" sering digunakan untuk menggambarkan Allah sendiri (Yesaya 6:3). Dengan demikian, pengakuan Petrus menyiratkan keilahian Yesus.
Charles Spurgeon mencatat bahwa pengakuan Petrus menunjukkan iman yang sejati, yang mengenali Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Ia menyebut ini sebagai momen pencerahan rohani yang diberikan oleh Allah kepada Petrus.
b. Iman yang Berdasarkan Pengetahuan
Petrus berkata: "Kami telah percaya dan tahu." Ini menunjukkan bahwa iman murid-murid bukan hanya perasaan atau emosi, tetapi didasarkan pada pengenalan mereka tentang siapa Yesus. Teolog R.C. Sproul menekankan bahwa iman sejati selalu melibatkan pengetahuan tentang kebenaran Kristus dan respons hati yang sepenuhnya percaya kepada-Nya.
III. Implikasi Teologis dari Pengakuan Petrus
1. Yesus sebagai Sumber Hidup Kekal
Pengakuan Petrus menegaskan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber hidup kekal. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada jalan lain untuk keselamatan selain melalui Yesus (Yohanes 14:6).
2. Keilahian Yesus
Dengan menyebut Yesus sebagai "Yang Kudus dari Allah," Petrus mengakui identitas keilahian-Nya. Ini penting karena iman Kristen berpusat pada pengakuan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan dunia.
3. Pentingnya Iman yang Berakar pada Pengetahuan
Pengakuan Petrus menunjukkan bahwa iman sejati melibatkan pengenalan dan kepercayaan penuh kepada Yesus. Ini mengingatkan orang percaya untuk mendasarkan iman mereka pada kebenaran Alkitab dan hubungan pribadi dengan Kristus.
IV. Aplikasi Praktis untuk Kehidupan Kristen
1. Tetap Setia kepada Yesus di Tengah Tantangan
Seperti murid-murid yang dihadapkan pada pilihan untuk tetap bersama Yesus atau meninggalkan-Nya, orang percaya juga sering dihadapkan pada ujian iman. Yohanes 6:67-69 mengingatkan kita untuk tetap setia kepada Yesus, bahkan ketika kita menghadapi ajaran yang sulit atau situasi yang menantang.
2. Mengakui Yesus sebagai Sumber Hidup
Kita dipanggil untuk mengakui, seperti Petrus, bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber hidup kekal. Ini berarti kita harus mengarahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya dan tidak mencari jawaban atau penghiburan dari dunia.
3. Memperdalam Pengetahuan tentang Kristus
Petrus berkata bahwa ia percaya dan tahu siapa Yesus. Sebagai orang percaya, kita juga harus memperdalam pengetahuan kita tentang Kristus melalui pembacaan Alkitab, doa, dan komunitas iman.
V. Pandangan Para Pakar Teologi tentang Yohanes 6:67-69
1. John Calvin
Calvin menyoroti bahwa pengakuan Petrus adalah karya Roh Kudus. Ia menjelaskan bahwa iman sejati tidak lahir dari upaya manusia, tetapi diberikan oleh Allah kepada mereka yang dipilih-Nya.
2. Charles Spurgeon
Spurgeon menyebut pengakuan Petrus sebagai salah satu momen iman yang paling kuat dalam Alkitab. Ia menekankan bahwa hanya mereka yang benar-benar mengenal Yesus dapat bertahan ketika ajaran-Nya terasa sulit.
3. William Barclay
Barclay mencatat bahwa respons Petrus mencerminkan hati yang setia kepada Yesus, bahkan ketika orang lain pergi. Ia menyebut pengakuan ini sebagai ungkapan kesetiaan yang lahir dari pengalaman pribadi bersama Yesus.
Penutup: Pengakuan yang Mengubah Segalanya
Yohanes 6:67-69 adalah momen penting dalam kehidupan para murid Yesus. Ketika banyak orang meninggalkan Yesus, Petrus berdiri teguh dan memberikan pengakuan yang mendalam tentang siapa Yesus.
Baca Juga: Ujian Murid dalam Doktrin: Yohanes 6:59-66
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memiliki iman yang sama seperti Petrus—iman yang mengakui bahwa Yesus adalah sumber hidup kekal dan satu-satunya jalan keselamatan. Pengakuan ini harus tercermin dalam cara kita hidup, melayani, dan berkomitmen kepada Kristus di tengah dunia yang penuh tantangan.