Ujian Murid dalam Doktrin: Yohanes 6:59-66
Perikop Yohanes 6:59-66 merupakan bagian penting dari pengajaran Yesus tentang "Roti Hidup." Dalam percakapan ini, Yesus mengajarkan kebenaran yang sulit diterima banyak orang, sehingga banyak murid-Nya memilih untuk meninggalkan-Nya. Peristiwa ini mengungkapkan bagaimana doktrin menjadi ujian sejati bagi mereka yang mengikuti Kristus.
1. Konteks dan Latar Belakang Yohanes 6
Konteks Pemberian Roti Hidup
Perikop ini adalah bagian dari diskursus Yesus tentang "Roti Hidup" yang dimulai setelah mukjizat penggandaan roti (Yohanes 6:1-15). Dalam pengajaran ini, Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan memberikan hidup kekal kepada mereka yang percaya (Yohanes 6:35). Namun, pengajaran ini memuncak pada pernyataan kontroversial bahwa seseorang harus makan daging-Nya dan minum darah-Nya untuk memperoleh hidup kekal (Yohanes 6:53-56).
Leon Morris, dalam komentarnya, menyoroti bahwa pernyataan ini sengaja memprovokasi pemikiran mendalam. Bagi banyak pendengar, perkataan ini tampak sangat aneh dan sulit dipahami, bahkan bagi sebagian murid-Nya.
Kapernaum sebagai Pusat Pengajaran
Yohanes 6:59 mencatat bahwa pengajaran ini terjadi di rumah ibadat di Kapernaum. Menurut D.A. Carson, fakta ini menunjukkan bahwa Yesus sengaja memberikan pengajaran yang mendalam dan sulit di hadapan mereka yang seharusnya mengenal kitab-kitab suci, sehingga respons mereka menjadi ujian iman yang nyata.
2. "Perkataan Ini Keras": Ujian Doktrin (Yohanes 6:60-61)
Kesulitan dalam Doktrin
Yohanes 6:60 mencatat respons para murid terhadap pengajaran Yesus:
“Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Kata "keras" (Yunani: sklēros) di sini bukan berarti kasar, tetapi sulit dipahami atau diterima. Banyak murid bergumul dengan ajaran Yesus tentang makan daging dan minum darah-Nya, yang bagi mereka terdengar menjijikkan atau bahkan menghujat.
John MacArthur mencatat bahwa kesulitan utama mereka adalah ketidakmampuan untuk melihat makna rohani di balik perkataan Yesus. Mereka memandangnya secara harfiah, padahal Yesus sedang berbicara tentang iman kepada-Nya sebagai sumber kehidupan kekal.
Sikap Bersungut-sungut
Yesus mengetahui bahwa banyak murid-Nya "bersungut-sungut" (Yohanes 6:61). Respons ini mencerminkan sikap hati yang mirip dengan bangsa Israel di padang gurun (Keluaran 16:2-3). Matthew Henry menyoroti bahwa bersungut-sungut adalah tanda dari hati yang tidak percaya dan enggan menerima kehendak Tuhan.
Pelajaran bagi Kristen: Ketika berhadapan dengan doktrin yang sulit, respons kita mencerminkan kondisi hati kita. Apakah kita akan merendahkan diri dan mencari pengertian, ataukah kita menolak dengan alasan yang dangkal?
3. "Roh yang Memberi Hidup": Penekanan pada Kehidupan Rohani (Yohanes 6:62-63)
Pengajaran tentang Roh dan Daging
Yesus menjelaskan bahwa kehidupan sejati berasal dari Roh, bukan dari daging (Yohanes 6:63). Perkataan ini adalah jawaban atas kebingungan murid-murid yang memandang ajaran-Nya secara harfiah.
Menurut F.F. Bruce, Yesus mengarahkan para pendengar untuk melihat bahwa makan daging-Nya dan minum darah-Nya adalah metafora untuk menerima kehidupan yang diberikan oleh Roh-Nya. Daging, yang dalam konteks ini merujuk pada usaha manusia atau pemahaman duniawi, tidak dapat menghasilkan kehidupan kekal.
Roh dan Firman
Yesus menegaskan bahwa perkataan-Nya adalah "roh dan hidup." Craig Keener mencatat bahwa Firman Yesus bukan sekadar kata-kata manusia, melainkan adalah kebenaran rohani yang membawa kehidupan. Ketika diterima dengan iman, Firman itu memberikan hidup kekal.
Pelajaran bagi Kristen: Kehidupan Kristen bukan hanya tentang aktivitas lahiriah, tetapi tentang hubungan hidup dengan Allah melalui Roh-Nya. Firman Tuhan adalah sumber kehidupan yang sejati, dan kita dipanggil untuk menerimanya dengan iman.
4. "Tidak Ada yang Dapat Datang kepada-Ku": Kedaulatan Allah dalam Pemilihan (Yohanes 6:64-65)
Iman dan Pemilihan
Yesus menegaskan bahwa tidak semua orang yang mendengar perkataan-Nya akan percaya. Ia tahu siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan mengkhianati-Nya. Ia juga menyatakan bahwa seseorang hanya dapat datang kepada-Nya jika diberikan oleh Bapa (Yohanes 6:65).
Menurut Wayne Grudem, ayat ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam keselamatan. Iman adalah karunia Allah, dan manusia tidak dapat datang kepada Kristus tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam hatinya.
Pentingnya Respons Manusia
Meski Allah berdaulat, manusia tetap bertanggung jawab atas responsnya terhadap panggilan Allah. Leon Morris menjelaskan bahwa hubungan antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia adalah misteri yang mendalam, tetapi kedua aspek ini berjalan seiring dalam pengajaran Yesus.
Pelajaran bagi Kristen: Kita dipanggil untuk merespons panggilan Allah dengan iman dan ketaatan. Keselamatan adalah anugerah, tetapi anugerah itu memanggil kita untuk hidup dalam komitmen kepada Kristus.
5. Murid-Murid yang Mengundurkan Diri: Doktrin Sebagai Ujian Disiplin (Yohanes 6:66)
Krisis Komitmen
Yohanes 6:66 mencatat bahwa "banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Ini adalah momen krisis, di mana mereka yang mengikuti Yesus harus memutuskan apakah mereka benar-benar percaya kepada-Nya atau hanya tertarik pada mukjizat dan ajaran yang menyenangkan.
D.A. Carson menyoroti bahwa keputusan mereka untuk pergi menunjukkan bahwa mereka tidak pernah benar-benar memahami siapa Yesus. Mereka adalah pengikut yang setia pada saat-saat mudah, tetapi meninggalkan-Nya ketika pengajaran menjadi sulit.
Ujian Disiplin
Yesus tidak berusaha melunakkan pengajaran-Nya untuk mempertahankan jumlah pengikut. Sebaliknya, Ia membiarkan kebenaran menjadi batu ujian bagi mereka yang ingin menjadi murid sejati.
John Stott mencatat bahwa doktrin selalu menjadi ujian bagi disiplin murid. Orang percaya sejati adalah mereka yang tetap setia kepada Kristus, bahkan ketika pengajaran-Nya sulit atau tidak populer.
Pelajaran bagi Kristen: Pengajaran Yesus menantang kita untuk menilai komitmen kita. Apakah kita mengikut Dia karena keinginan yang egois, atau karena kita sungguh percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat?
Analisis Teologis: Doktrin sebagai Ujian Iman
1. Kesulitan dalam Doktrin
Doktrin yang sulit sering kali menguji apakah seseorang benar-benar beriman kepada Kristus atau hanya mengikuti-Nya karena keuntungan duniawi. R.C. Sproul menekankan bahwa doktrin adalah fondasi iman Kristen, dan respons seseorang terhadap doktrin yang sulit mencerminkan kedalaman imannya.
2. Pemisahan antara Murid Sejati dan Palsu
Yohanes 6:66 menunjukkan bahwa doktrin memisahkan mereka yang benar-benar percaya kepada Kristus dari mereka yang hanya mengikut-Nya secara lahiriah. F.F. Bruce mencatat bahwa murid sejati akan tetap setia, meskipun menghadapi kesulitan atau kebingungan.
3. Pentingnya Roh Kudus
Yesus mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah kunci untuk memahami dan menerima doktrin-Nya. Tanpa pekerjaan Roh Kudus, seseorang tidak akan dapat menerima kebenaran Allah.
6. Pandangan Beberapa Teolog tentang Yohanes 6:59-66
1. John Calvin
Calvin menekankan kedaulatan Allah dalam keselamatan. Ia menulis bahwa hanya mereka yang diberi anugerah oleh Bapa yang dapat tetap setia kepada Kristus, karena iman sejati berasal dari karya Roh Kudus.
2. F.F. Bruce
Bruce mencatat bahwa ajaran Yesus tentang makan daging-Nya dan minum darah-Nya menunjuk pada pengorbanan-Nya di kayu salib. Ia melihat bagian ini sebagai inti dari Injil, yaitu bahwa hidup kekal hanya dapat diperoleh melalui Kristus.
3. D.A. Carson
Carson menyoroti pentingnya penerimaan ajaran Yesus sebagai ujian murid sejati. Ia mencatat bahwa murid yang sejati adalah mereka yang percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, meskipun mereka tidak sepenuhnya memahami semua ajaran-Nya.
Kesimpulan
Yohanes 6:59-66 adalah pengingat yang kuat bahwa doktrin adalah ujian sejati bagi para murid. Perkataan Yesus tentang "Roti Hidup" menantang pemahaman dan iman banyak orang, sehingga mereka yang tidak percaya memilih untuk pergi. Namun, bagi mereka yang sungguh percaya, doktrin ini adalah sumber kehidupan dan penghiburan yang kekal.
Baca Juga: Yohanes 6:53-58: Yesus Menjelaskan Lebih Lanjut Tentang Roti Hidup
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap setia kepada Kristus, meskipun pengajaran-Nya sulit atau tidak populer. Leon Morris dengan tepat menyimpulkan, "Mengikuti Kristus berarti menerima seluruh ajaran-Nya, bukan hanya yang nyaman atau sesuai keinginan kita."