Memberi Lebih Baik Daripada Menerima (Kisah Para Rasul 20:35)
Pendahuluan: Sukacita dalam Memberi
Setiap hari adalah kesempatan untuk memberi, bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam kasih, perhatian, dan pelayanan. Yesus Kristus mengajarkan kebenaran yang sederhana namun sangat
mendalam dalam Kisah Para Rasul 20:35:"Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
I. Makna Alkitabiah dari Memberi
- Memberi adalah Karakter Allah
Allah adalah pemberi yang sempurna. Dalam Yohanes 3:16, kita membaca:"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal."
Tindakan memberi ini menunjukkan kasih Allah yang luar biasa kepada umat manusia. Dengan memberikan Yesus Kristus, Allah menunjukkan kepada kita bahwa memberi adalah inti dari kasih.
- Memberi adalah Tindakan Iman
Dalam 2 Korintus 9:6-7, Paulus berkata:"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Memberi bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga tentang sikap hati. Memberi dengan sukacita menunjukkan iman kita kepada Allah sebagai sumber segala sesuatu.
Pandangan Teologis:
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menulis bahwa memberi adalah respons dari hati yang telah menerima kasih karunia Allah. Calvin menekankan bahwa "kita memberi bukan untuk mendapatkan pujian, tetapi sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberi segalanya kepada kita."
II. Mengapa Memberi Lebih Baik Daripada Menerima?
- Memberi Membawa Sukacita yang Sejati
Yesus mengajarkan bahwa ada kebahagiaan yang lebih besar dalam memberi daripada menerima. Sukacita ini berasal dari mengetahui bahwa melalui pemberian kita, kita dapat menjadi saluran kasih Allah bagi orang lain.
Ilustrasi:
Seperti seorang anak kecil yang dengan sukacita memberikan hadiah kepada temannya, kita juga dipanggil untuk merasakan sukacita yang sama ketika memberi kepada orang lain.
- Memberi Mengubah Hati Kita
Memberi membantu kita melawan sifat egois manusia yang cenderung mementingkan diri sendiri. Dalam Amsal 11:24-25, kita membaca:"Ada orang yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."
Ketika kita memberi, kita tidak hanya memberkati orang lain tetapi juga membentuk hati kita untuk menjadi lebih seperti Kristus.
- Memberi Menjadi Sumber Berkat Bagi Orang Lain
Ketika kita memberi, kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Dalam Matius 25:40, Yesus berkata:"Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
Memberi adalah tindakan yang memuliakan Allah karena melalui pemberian kita, orang lain dapat merasakan kasih-Nya.
III. Pandangan Teologis tentang Memberi
John Wesley: Memberi untuk Kemuliaan Allah
John Wesley, dalam khotbahnya yang terkenal The Use of Money, mengajarkan bahwa uang harus digunakan untuk kemuliaan Allah. Dia berkata, "Dapatkan sebanyak yang Anda bisa, simpan sebanyak yang Anda bisa, dan berikan sebanyak yang Anda bisa."Dietrich Bonhoeffer: Memberi sebagai Tindakan Pengorbanan
Dalam The Cost of Discipleship, Bonhoeffer menulis bahwa memberi adalah tindakan pengorbanan yang mencerminkan pengorbanan Kristus di kayu salib. Dia berkata, "Memberi adalah panggilan untuk melepaskan apa yang kita miliki demi orang lain, sebagaimana Kristus telah memberikan hidup-Nya bagi kita."R.C. Sproul: Memberi sebagai Ibadah
R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, menjelaskan bahwa memberi adalah bentuk ibadah. Dia berkata, "Ketika kita memberi, kita mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan kita mempersembahkan kembali kepada-Nya sebagian dari apa yang telah Dia berikan kepada kita."
IV. Bagaimana Kita Dapat Hidup dalam Semangat Memberi?
- Memberi dengan Sukacita dan Ketulusan
2 Korintus 9:7 mengingatkan kita untuk memberi dengan sukacita, bukan karena paksaan. Sikap hati sangat penting dalam pemberian.
Aplikasi Praktis:
- Ketika memberi, lakukan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.
- Jadikan memberi sebagai kebiasaan, bukan hanya ketika merasa "cukup."
- Memberi Waktu dan Perhatian
Memberi tidak hanya terbatas pada materi, tetapi juga mencakup waktu dan perhatian. Dalam Markus 12:41-44, Yesus memuji seorang janda miskin yang memberikan dua keping uang kecil, menunjukkan bahwa kualitas pemberian lebih penting daripada jumlahnya.
Aplikasi Praktis:
- Luangkan waktu untuk mendengarkan dan membantu orang-orang di sekitar Anda.
- Berikan perhatian kepada keluarga, teman, atau bahkan orang asing yang membutuhkan.
- Memberi dengan Fokus pada Kekekalan
Matius 6:19-21 berkata:"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di mana ngengat dan karat merusaknya dan di mana pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga."
Ketika kita memberi dengan fokus pada kekekalan, kita melibatkan diri dalam rencana Allah yang lebih besar.
Aplikasi Praktis:
- Dukung pelayanan gereja atau misi yang memberitakan Injil.
- Gunakan sumber daya Anda untuk membawa orang lain kepada Kristus.
- Mengandalkan Allah sebagai Sumber
Filipi 4:19 berkata:"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."
Ketika kita memberi, kita dapat percaya bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita.
Aplikasi Praktis:
- Berdoalah sebelum memberi, mintalah bimbingan Allah.
- Percayalah bahwa Allah akan memberkati ketaatan Anda.
V. Tantangan dalam Memberi
Ketakutan Kehilangan
Banyak orang enggan memberi karena takut kehilangan atau kekurangan. Namun, Amsal 3:9-10 menjanjikan bahwa Tuhan akan memberkati mereka yang memberi dengan tulus:"Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah."Keegoisan dan Materialisme
Dunia modern sering kali mempromosikan materialisme, yang membuat kita lebih fokus pada mendapatkan daripada memberi.
Aplikasi:
Latih diri untuk hidup sederhana dan bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
VI. Berkat dari Memberi
Membawa Sukacita yang Tak Ternilai
Sukacita yang kita rasakan saat memberi jauh melampaui kebahagiaan yang berasal dari menerima.Menjadi Saluran Berkat bagi Orang Lain
Melalui pemberian kita, Tuhan dapat bekerja untuk memberkati dan menjawab kebutuhan orang lain.Mendapatkan Upah Kekal
Dalam Matius 25:21, Yesus berkata kepada hamba yang setia:"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia memikul tanggung jawab yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab yang besar."
Kesimpulan: Hidup untuk Memberi
Memberi adalah panggilan hidup orang percaya yang mencerminkan kasih Allah. Ketika kita memberi, kita bukan hanya memberkati orang lain tetapi juga memuliakan Allah dan membentuk hati kita untuk menjadi lebih seperti Kristus.
Sebagai respons, mari kita:
- Memberi dengan sukacita dan ketulusan.
- Melibatkan Allah dalam setiap tindakan pemberian kita.
- Menghidupi semangat memberi sebagai bentuk ibadah dan kasih kepada sesama.
Kiranya pagi ini menjadi awal bagi kita untuk hidup dalam sukacita memberi, karena seperti yang diajarkan Yesus:"Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35)
Selamat pagi, dan jadilah berkat bagi dunia di sekitar Anda.