Mengikuti Kristus: Lukas 9:23

Pendahuluan:

Lukas 9:23 adalah salah satu ayat penting yang menggarisbawahi panggilan radikal Yesus kepada para pengikut-Nya:“Kata-Nya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.’”

Mengikuti Kristus: Lukas 9:23
Ayat ini tidak hanya berbicara tentang disiplin rohani, tetapi juga tentang komitmen total untuk menjadi murid Kristus. Dalam artikel ini, kita akan menguraikan makna Lukas 9:23 berdasarkan konteks alkitabiah, pandangan para teolog, dan relevansinya dalam kehidupan Kristen modern.

1. Konteks Lukas 9:23

a. Narasi Sebelum Lukas 9:23

Lukas 9 dimulai dengan pengutusan dua belas murid untuk memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit (Lukas 9:1-6). Kemudian, Yesus memberi makan lima ribu orang, suatu mukjizat yang menunjukkan kuasa dan belas kasihan-Nya (Lukas 9:10-17). Tidak lama setelah itu, Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias (Lukas 9:20).

Setelah pengakuan Petrus, Yesus mulai berbicara tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya yang akan datang (Lukas 9:22). Dalam konteks ini, Yesus memberikan panggilan kepada semua orang untuk mengikuti-Nya, dengan syarat-syarat yang sangat jelas.

b. Pengikut Yesus dalam Konteks Zaman

Pada zaman Yesus, menjadi pengikut seorang guru atau rabi adalah keputusan yang signifikan. Namun, panggilan Yesus berbeda dari guru lainnya. Ia tidak hanya meminta murid untuk mempelajari ajaran-Nya, tetapi juga menyerahkan hidup mereka sepenuhnya.

Teolog Craig Keener dalam The IVP Bible Background Commentary menekankan bahwa konteks budaya Yahudi menempatkan hubungan guru-murid sebagai suatu komitmen yang mendalam. Dalam hal Yesus, panggilan-Nya jauh lebih menuntut karena melibatkan penyangkalan diri dan penderitaan.

2. Penyangkalan Diri: Apa Artinya?

a. Makna Penyangkalan Diri

Ungkapan “menyangkal diri” berarti menolak ego, keinginan, dan kepentingan pribadi demi Kristus. Ini adalah tindakan pengorbanan yang bertujuan untuk menempatkan kehendak Allah di atas segalanya.

Dalam Matius 16:24, Yesus mengulang panggilan yang sama, menunjukkan bahwa ini adalah prinsip universal bagi semua murid-Nya. Penyangkalan diri bukan sekadar menghindari hal-hal duniawi, tetapi juga melibatkan pengosongan diri dari kebanggaan, ambisi egois, dan keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.

b. Pandangan Teolog

Teolog John Stott dalam bukunya The Radical Disciple menulis bahwa penyangkalan diri adalah inti dari pemuridan Kristen. Ia menekankan bahwa hal ini membutuhkan penyerahan total kepada Kristus, yang melibatkan semua aspek kehidupan—pikiran, emosi, kehendak, dan tindakan.

c. Contoh Penyangkalan Diri

  1. Yesus Sendiri: Filipi 2:5-8 menggambarkan bagaimana Yesus, meskipun adalah Allah, rela mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan taat sampai mati di kayu salib.
  2. Paulus: Dalam Galatia 2:20, Paulus berkata: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

3. Memikul Salib: Simbol Penderitaan dan Ketaatan

a. Makna Memikul Salib

Di zaman Yesus, salib adalah simbol penghinaan, penderitaan, dan kematian. Ketika Yesus mengatakan kepada para murid untuk memikul salib, Ia tidak hanya berbicara secara simbolis, tetapi juga secara harfiah merujuk pada penderitaan yang mungkin harus mereka alami sebagai pengikut-Nya.

Namun, memikul salib juga berarti menjalani hidup dengan ketaatan penuh kepada Allah, meskipun itu berarti menghadapi tantangan, penganiayaan, atau bahkan kehilangan nyawa.

b. Memikul Salib Setiap Hari

Frasa “setiap hari” dalam Lukas 9:23 menunjukkan bahwa memikul salib bukanlah tindakan satu kali, tetapi sebuah komitmen harian. Setiap hari, orang percaya dipanggil untuk hidup bagi Kristus, meninggalkan dosa, dan mengikuti jalan-Nya.

c. Pandangan Para Teolog

  1. Dietrich Bonhoeffer: Dalam bukunya The Cost of Discipleship, Bonhoeffer menulis, “Ketika Kristus memanggil seseorang, Ia memanggilnya untuk datang dan mati.” Bonhoeffer menekankan bahwa memikul salib berarti menyerahkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, termasuk kenyamanan, keamanan, dan bahkan nyawa.
  2. William Barclay: Barclay menekankan bahwa memikul salib berarti menjalani hidup yang berbeda dari dunia, dengan menolak nilai-nilai dunia yang bertentangan dengan Injil.

4. Mengikuti Kristus: Panggilan untuk Hidup yang Baru

a. Apa Artinya Mengikuti Kristus?

Mengikuti Kristus berarti hidup seperti Kristus, dengan meneladani kasih, ketaatan, dan kesetiaan-Nya kepada Allah. Dalam Yohanes 8:12, Yesus berkata:“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Mengikuti Kristus adalah proses yang terus-menerus, melibatkan pertumbuhan dalam kekudusan dan penyerahan total kepada kehendak Allah.

b. Contoh dalam Alkitab

  1. Murid-Murid Yesus: Para murid meninggalkan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan mereka sebelumnya untuk mengikuti Yesus (Matius 4:18-22).
  2. Paulus: Paulus rela menderita demi Injil, seperti yang dicatat dalam 2 Korintus 11:23-28.

c. Pandangan Pakar

N.T. Wright dalam Simply Christian menulis bahwa mengikuti Kristus adalah panggilan untuk hidup dengan visi Kerajaan Allah. Wright menekankan bahwa hidup sebagai murid Yesus melibatkan perubahan pola pikir, nilai-nilai, dan tindakan.

5. Aplikasi Lukas 9:23 dalam Kehidupan Kristen

a. Komitmen untuk Menjadi Murid

Lukas 9:23 menantang orang percaya untuk menilai kembali komitmen mereka kepada Kristus. Apakah kita sungguh-sungguh menyerahkan hidup kita kepada-Nya, atau hanya mengikuti-Nya secara setengah hati?

b. Penyangkalan Diri dalam Kehidupan Sehari-Hari

  1. Mengutamakan Kehendak Allah: Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan untuk berdoa: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga” (Matius 6:10).
  2. Mengendalikan Diri: Penyangkalan diri mencakup pengendalian diri terhadap godaan dan keinginan duniawi.

c. Memikul Salib dalam Tantangan Hidup

  1. Menghadapi Penderitaan dengan Iman: Orang percaya dipanggil untuk tetap setia kepada Kristus, bahkan dalam penderitaan. Roma 8:18 mengingatkan bahwa penderitaan kita saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
  2. Menjadi Terang bagi Dunia: Memikul salib juga berarti menjadi saksi Kristus melalui kasih dan pelayanan kita kepada sesama.

d. Mengikuti Kristus dengan Ketaatan Total

Mengikuti Kristus berarti hidup dengan fokus kepada-Nya, meninggalkan dosa, dan berjalan dalam kehendak-Nya. Ibrani 12:1-2 menasihati kita untuk “menanggalkan beban dan dosa yang begitu merintangi” dan berlari dalam perlombaan iman dengan mata tertuju kepada Yesus.

6. Tantangan dalam Menghidupi Lukas 9:23

Menghidupi Lukas 9:23 tidaklah mudah. Beberapa tantangan utama meliputi:

a. Godaan Dunia

Kehidupan modern menawarkan banyak godaan yang dapat mengalihkan perhatian kita dari Kristus. Penyangkalan diri membutuhkan disiplin rohani untuk tetap fokus kepada Allah.

b. Ketakutan akan Penderitaan

Memikul salib sering kali melibatkan risiko kehilangan kenyamanan, keamanan, atau bahkan penganiayaan. Namun, Yesus mengingatkan bahwa siapa yang kehilangan nyawanya demi Dia akan memperolehnya (Lukas 9:24).

c. Kesetiaan Harian

Mengikuti Kristus adalah proses yang membutuhkan kesetiaan setiap hari, bukan hanya dalam momen-momen tertentu. Ini menuntut komitmen jangka panjang untuk hidup dalam kebenaran-Nya.

Kesimpulan

Lukas 9:23 adalah panggilan radikal untuk mengikuti Kristus dengan penyangkalan diri, memikul salib, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa menjadi murid Kristus bukanlah jalan yang mudah, tetapi penuh dengan tantangan dan pengorbanan.

Namun, panggilan ini juga penuh dengan janji. Dalam mengikuti Kristus, kita menemukan hidup yang sejati, kekuatan untuk menghadapi penderitaan, dan pengharapan kekal.

Sebagai orang percaya, mari kita menjadikan Lukas 9:23 sebagai kompas hidup kita, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus, dan menjalani hidup yang memuliakan-Nya setiap hari. Hidup dalam penyangkalan diri dan memikul salib bukanlah beban, melainkan kehormatan yang membawa kita lebih dekat kepada Sang Juruselamat.

Next Post Previous Post