Yesus Adalah Tuhan dan Juru Selamat

Yesus Adalah Tuhan dan Juru Selamat
Pendahuluan:

Kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat merupakan pusat dari iman Kristen. Doktrin ini adalah dasar yang menopang keyakinan orang percaya, serta menjadi landasan bagi pengajaran Gereja sepanjang sejarah. Pengakuan Yesus sebagai Tuhan menunjukkan keilahian-Nya, 
sementara peran-Nya sebagai Juru Selamat menegaskan karya penebusan-Nya bagi umat manusia.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi doktrin Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dari berbagai sudut pandang teologis, didukung oleh ayat-ayat Alkitab dan analisis dari para pakar teologi, untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang iman Kristen.

I. Keilahian Yesus: Tuhan yang Kekal

1. Kesaksian Alkitab tentang Keilahian Yesus

Keilahian Yesus ditegaskan di sepanjang Alkitab. Injil Yohanes memulai dengan pernyataan yang sangat mendalam: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1, AYT)

Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang kekal, hadir bersama-sama dengan Allah Bapa sebelum penciptaan. Dalam Yohanes 1:14, Firman itu "menjadi manusia," menyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi, hadir di tengah-tengah manusia.

Yesus sendiri secara eksplisit menyatakan keilahian-Nya. Dalam Yohanes 10:30, Ia berkata:"Aku dan Bapa adalah satu."

Pernyataan ini menegaskan kesatuan esensial antara Yesus dan Allah Bapa, sehingga membuat para pemimpin Yahudi marah karena mereka menganggapnya sebagai penghujatan. Klaim ini diperkuat lagi dalam Yohanes 8:58: "Sesungguhnya sebelum Abraham ada, Aku telah ada."

Frasa "Aku telah ada" (Yunani: Ego Eimi) adalah klaim langsung atas nama Allah, sebagaimana Allah memperkenalkan diri kepada Musa di semak yang menyala: "AKU ADALAH AKU" (Keluaran 3:14). Pernyataan ini menghubungkan Yesus dengan Allah yang kekal dan tidak berubah.

Ayat-ayat lain seperti Kolose 1:15-20 dan Ibrani 1:3 memperkuat doktrin ini. Rasul Paulus menulis:
"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah segala sesuatu diciptakan." (Kolose 1:15-16, TB)

Yesus adalah Pencipta dan Penopang segala sesuatu. Penulis Ibrani menambahkan: "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, dan menopang segala sesuatu dengan firman-Nya yang penuh kuasa." (Ibrani 1:3, TB)

2. Pandangan Para Rasul Tentang Keilahian Yesus

Para rasul, sebagai saksi langsung kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus, memberikan kesaksian yang konsisten tentang keilahian-Nya. Rasul Petrus, dalam 2 Petrus 1:1, menyebut Yesus sebagai:"Allah dan Juru Selamat kita Yesus Kristus."

Rasul Yohanes, dalam 1 Yohanes 5:20, berkata: "Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal."

Rasul Paulus, dalam Titus 2:13, mengacu kepada Yesus sebagai: "Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus."

Pernyataan ini menegaskan bahwa bagi para rasul, Yesus bukan hanya manusia biasa, melainkan Allah yang sejati.

II. Yesus Sebagai Allah dan Manusia: Misteri Inkarnasi

1. Mengapa Allah Menjadi Manusia?

Pertanyaan mengapa Allah menjadi manusia telah menjadi pusat pembahasan teologi Kristen selama berabad-abad. Dalam Filipi 2:6-8, Rasul Paulus memberikan jawaban yang kuat: "Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia."

Yesus, yang adalah Allah, rela mengosongkan diri-Nya untuk menjadi manusia, sehingga Ia dapat menjalankan misi penebusan-Nya. Dalam Yohanes 1:14, Yohanes menulis: "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita."

Teolog Anselmus dari Canterbury, dalam bukunya Cur Deus Homo (Mengapa Allah Menjadi Manusia), memberikan penjelasan yang logis: "Hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia, tetapi hanya manusia yang dapat menggantikan manusia. Oleh karena itu, Sang Penebus haruslah Allah dan manusia."

2. Inkarnasi: Tindakan Kasih yang Luar Biasa

Inkarnasi Yesus adalah tindakan kasih Allah yang tidak terhingga. Dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata:
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Melalui inkarnasi, Allah tidak hanya menyatakan kasih-Nya, tetapi juga mendekatkan diri-Nya kepada manusia dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya.

III. Yesus Sebagai Juru Selamat

1. Kebutuhan Akan Seorang Juru Selamat

Dosa telah memisahkan manusia dari Allah. Roma 3:23 menyatakan: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."

Akibat dosa adalah maut (Roma 6:23), dan manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam situasi ini, Allah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus.

2. Karya Penebusan Yesus di Salib

Penebusan dosa manusia melalui kematian Yesus di kayu salib adalah inti dari Injil. Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:3-4: "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci."

Yesus mengambil alih hukuman yang seharusnya ditanggung manusia. Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus menulis: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."

Kematian Yesus adalah pembayaran penuh untuk dosa-dosa manusia, seperti ditegaskan dalam Ibrani 9:22: "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan."

3. Kebangkitan Yesus: Bukti Kemenangan

Kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa Ia telah mengalahkan dosa dan maut. Rasul Paulus menulis dalam Roma 4:25: "Ia telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk pembenaran kita."

Tanpa kebangkitan, iman Kristen adalah sia-sia (1 Korintus 15:17). Kebangkitan memberikan pengharapan akan hidup yang kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

4. Teologi Karl Barth tentang Penebusan

Karl Barth, salah satu teolog terbesar abad ke-20, menjelaskan bahwa penebusan adalah tindakan kasih karunia Allah yang sempurna. Dalam bukunya Church Dogmatics, Barth menulis:"Di dalam Yesus Kristus, Allah mengambil dosa umat manusia ke atas diri-Nya, sehingga Ia dapat membawa manusia kembali kepada-Nya."

Penebusan bukanlah hasil usaha manusia, melainkan anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma kepada manusia melalui Yesus Kristus.

IV. Yesus Sebagai Tuhan: Penyembahan dan Ketaatan

1. Penyembahan kepada Yesus

Yesus, sebagai Tuhan, layak menerima penyembahan. Dalam Wahyu 5:12-13, semua makhluk surgawi menyembah Yesus: "Anak Domba yang disembelih layak menerima kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan, dan pujian!"

Di sepanjang Injil, Yesus menerima penyembahan dari murid-murid-Nya (Matius 28:9, Yohanes 20:28), sesuatu yang hanya layak diberikan kepada Allah.

2. Hidup dalam Ketaatan kepada Yesus

Jika Yesus adalah Tuhan, maka orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Dalam Yohanes 14:15, Yesus berkata: "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menaati perintah-perintah-Ku."

Baca Juga: Efesus 2:20: Fondasi Gereja dan Kristus sebagai Batu Penjuru

Ketaatan adalah respons alami dari orang percaya yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

V. Kesaksian Gereja tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat

1. Pengakuan Iman Nicea

Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi adalah momen penting dalam sejarah Gereja, di mana para pemimpin Gereja menegaskan keilahian Yesus: "Kami percaya kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, diperanakkan dari Bapa sebelum segala zaman; Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah sejati dari Allah sejati."

Pengakuan ini menolak ajaran Arianisme yang menganggap Yesus sebagai makhluk ciptaan, dan meneguhkan bahwa Ia adalah Allah sejati.

2. Reformasi dan Martin Luther

Martin Luther, reformator besar abad ke-16, menegaskan pentingnya iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Ia berkata: "Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah. Salib-Nya adalah pusat dari iman kita."

Kesimpulan

Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Keilahian-Nya menjamin bahwa Ia memiliki kuasa untuk menyelamatkan, dan karya penebusan-Nya di kayu salib membawa pengampunan dan hidup kekal bagi semua yang percaya kepada-Nya. Ayat-ayat Alkitab, kesaksian para rasul, dan analisis para teolog seperti Athanasius, Anselmus, dan Karl Barth memberikan dasar yang kuat bagi pengakuan ini.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyembah Yesus sebagai Tuhan, hidup dalam ketaatan kepada-Nya, dan memberitakan Injil kepada dunia. Kiranya pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat semakin menguatkan iman kita dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya.

Next Post Previous Post