Penyembuhan di Pulau Malta: Kisah Para Rasul 28:7-9
Pendahuluan:
Kisah Para Rasul 28:7-9 adalah bagian penting dalam narasi perjalanan pelayanan Rasul Paulus. Setelah selamat dari kapal karam di Malta, Paulus dan rekan-rekannya mengalami penerimaan yang hangat dari penduduk pulau itu. Perikop ini mencatat tindakan Paulus yang menyembuhkan ayah Publius, seorang pemimpin pulau, serta penyembuhan massal orang-orang sakit lainnya di pulau tersebut. Kisah ini menggambarkan kuasa Allah yang bekerja melalui Paulus, serta tanggapan orang-orang terhadap pelayanan Kristen.
Berikut adalah teks Kisah Para Rasul 28:7-9 (AYT):7 Suatu saat, di sekitar tempat itu, ada tanah milik pemimpin di pulau itu yang bernama Publius, yang menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.8 Waktu itu, ayah Publius terbaring di tempat tidur karena demam dan disentri. Paulus datang untuk menjenguk dan mendoakannya, lalu menumpangkan tangannya ke atas orang itu dan menyembuhkannya.9 Setelah peristiwa itu terjadi, orang-orang lainnya di pulau itu yang sedang sakit juga datang kepada Paulus dan disembuhkan.Artikel ini akan membahas konteks, makna teologis, pandangan para pakar, serta relevansi praktis dari peristiwa ini.
1. Konteks Historis dan Naratif
a. Latar Belakang Perjalanan Paulus
Perikop ini terjadi pada tahun-tahun terakhir pelayanan Paulus, selama perjalanannya ke Roma sebagai tahanan untuk diadili di hadapan Kaisar (Kisah Para Rasul 27–28). Dalam perjalanan, kapal yang membawa Paulus karam di perairan Malta karena badai. Bersama dengan 275 orang lainnya, Paulus selamat dari bahaya itu, menunjukkan perlindungan Allah atas kehidupannya.
b. Keramahan Publius
Penduduk Malta menyambut para korban kapal karam dengan penuh kebaikan (Kisah Para Rasul 28:2). Khususnya, Publius, pemimpin pulau tersebut, memberikan perhatian besar kepada Paulus dan rekan-rekannya. Tindakan Publius mencerminkan nilai-nilai kebaikan universal yang sering kali menjadi jalan bagi pemberitaan Injil.
2. Makna Teologis Kisah Ini
a. Kuasa Allah yang Menyembuhkan
Dalam ayat 8, Paulus menyembuhkan ayah Publius yang menderita demam dan disentri. Penyembuhan ini tidak dilakukan dengan kekuatan manusiawi Paulus, tetapi melalui doa dan penumpangan tangan sebagai saluran kuasa Allah. Kisah ini menggambarkan bagaimana Allah terus menunjukkan kuasa penyelamatan-Nya melalui tindakan fisik dan rohani.
Menurut teolog Craig Keener dalam Acts: An Exegetical Commentary, tindakan Paulus adalah cerminan pelayanan Yesus yang menyembuhkan orang sakit (Matius 8:16-17). Ini menunjukkan bahwa kuasa Kristus terus bekerja melalui para rasul, bahkan setelah kenaikan-Nya ke surga.
b. Pelayanan yang Menjangkau Semua Orang
Penyembuhan di Malta mencerminkan prinsip universal Injil. Paulus tidak membedakan status sosial, agama, atau etnis dari orang-orang yang dilayani. Baik ayah Publius yang berstatus tinggi maupun orang-orang biasa di pulau itu menerima kasih karunia Allah melalui penyembuhan. Hal ini mengingatkan pada perintah Yesus dalam Matius 28:19-20 untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.
c. Penyembuhan sebagai Pintu Masuk Injil
Peristiwa penyembuhan ini juga membuka peluang untuk pemberitaan Injil. Dalam konteks budaya kuno, mukjizat seperti penyembuhan sering kali dilihat sebagai tanda otoritas ilahi. Menurut teolog NT Wright, dalam Paul: A Biography, tindakan Paulus di Malta mungkin telah mempersiapkan hati penduduk pulau untuk menerima pesan Injil, meskipun Lukas tidak mencatat eksplisit pemberitaan Injil dalam perikop ini.
3. Pandangan Para Pakar Teologi
a. John Stott
Dalam bukunya The Message of Acts, John Stott menyoroti tindakan Paulus sebagai bentuk pelayanan holistik. Paulus tidak hanya fokus pada pemberitaan Firman, tetapi juga pada tindakan kasih yang nyata, seperti menyembuhkan orang sakit. Stott menekankan bahwa pelayanan Kristen harus mencakup aspek rohani dan fisik, mencerminkan kasih Allah yang menyeluruh.
b. FF Bruce
FF Bruce dalam The Book of Acts mencatat bahwa peristiwa ini menunjukkan keberlanjutan kuasa penyembuhan yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Bruce juga mencatat bahwa tindakan Paulus memperkuat otoritasnya sebagai utusan Kristus, yang bekerja dengan kuasa Roh Kudus.
c. William Barclay
William Barclay menyoroti aspek keramahan dalam kisah ini. Menurutnya, tindakan Publius yang menjamu Paulus dan rekan-rekannya selama tiga hari mencerminkan bagaimana kasih sayang dan keramahan dapat membuka jalan bagi tindakan ilahi. Paulus membalas keramahan ini dengan memberikan penyembuhan kepada ayah Publius, menunjukkan prinsip timbal balik kasih dalam Kekristenan.
4. Pelajaran Praktis untuk Orang Percaya Masa Kini
Kisah Para Rasul 28:7-9 mengandung banyak pelajaran praktis bagi orang percaya saat ini, antara lain:
a. Keramahan sebagai Jalan Pelayanan
Keramahan yang ditunjukkan Publius menjadi pengingat bahwa sikap terbuka terhadap orang lain dapat membuka peluang bagi pekerjaan Allah. Dalam masyarakat modern yang sering kali terisolasi, tindakan sederhana seperti menunjukkan keramahan dapat menjadi alat untuk memberitakan Injil.
b. Kuasa Doa dan Tindakan Iman
Penyembuhan yang dilakukan Paulus dimulai dengan doa dan penumpangan tangan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya doa sebagai sarana untuk menyentuh hati Allah dan membawa kuasa-Nya ke dalam situasi kita. Seperti Paulus, kita dipanggil untuk memiliki iman yang aktif dan percaya bahwa Allah dapat bekerja melalui tindakan kita.
c. Pelayanan yang Tidak Membeda-bedakan
Paulus melayani semua orang di pulau itu tanpa memandang status sosial mereka. Ini adalah pengingat bagi kita untuk tidak memilih-milih dalam melayani, tetapi untuk menunjukkan kasih Allah kepada semua orang, seperti yang dilakukan Paulus.
5. Relevansi Kristologis: Kristus dalam Pelayanan Paulus
Penyembuhan yang dilakukan Paulus di Malta mencerminkan pelayanan Yesus selama hidup-Nya di bumi. Dalam Injil, Yesus sering kali menyembuhkan orang sakit sebagai tanda belas kasih-Nya dan bukti otoritas ilahi-Nya. Dalam Kisah Para Rasul, pelayanan Paulus menjadi kelanjutan dari karya Kristus melalui Roh Kudus.
a. Yesus sebagai Sumber Kuasa
Paulus tidak bertindak atas kuasa atau otoritasnya sendiri. Seperti yang sering ia nyatakan dalam surat-suratnya, segala sesuatu yang ia lakukan adalah karena Kristus yang hidup di dalamnya (Galatia 2:20). Penyembuhan di Malta adalah bukti nyata bahwa kuasa Yesus bekerja melalui para pengikut-Nya.
b. Yesus sebagai Teladan Pelayanan
Paulus mengikuti teladan Yesus dalam melayani tanpa pamrih. Penyembuhan di Malta adalah contoh dari bagaimana Paulus menjalankan perintah Yesus untuk mengasihi sesama dan melayani mereka yang membutuhkan.
6. Relevansi Eskatologis: Harapan Penyembuhan Kekal
Penyembuhan di Malta bukan hanya tentang pemulihan fisik, tetapi juga menunjuk kepada harapan eskatologis dalam Kristus. Dalam Wahyu 21:4, dijanjikan bahwa pada akhirnya Allah akan menghapus segala penderitaan dan penyakit. Penyembuhan di Malta adalah gambaran kecil dari pemulihan sempurna yang akan datang di surga.
Kesimpulan
Kisah Para Rasul 28:7-9 adalah perikop yang kaya dengan makna teologis dan praktis. Dalam kisah ini, kita melihat bagaimana kuasa Allah bekerja melalui Rasul Paulus untuk membawa penyembuhan dan penghiburan kepada orang-orang di Malta. Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya iman, doa, dan pelayanan tanpa diskriminasi.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani Paulus dalam melayani sesama, menunjukkan kuasa dan kasih Allah melalui tindakan kita. Kisah ini juga menguatkan iman kita bahwa Allah yang bekerja melalui Paulus adalah Allah yang sama yang bekerja dalam hidup kita hari ini.
Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita mempelajari Firman-Nya. Semoga kisah ini memperkuat iman Anda dan menginspirasi Anda untuk melayani dengan kasih yang tulus.