Tata Ibadah Kristen: 1 Korintus 11:1-2
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus memberikan berbagai petunjuk untuk kehidupan gereja, termasuk mengenai tata ibadah Kristen. Dalam 1 Korintus 11:1-2, Paulus menulis:
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Aku memuji kamu, karena dalam segala sesuatu kamu mengingat aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu." (1 Korintus 11:1-2, TB).
Ayat ini mengawali pembahasan tentang praktik ibadah di gereja, termasuk tata cara berpakaian dalam ibadah (ayat 3-16) dan pelaksanaan Perjamuan Kudus (ayat 17-34). Paulus menekankan pentingnya
mengikuti teladan Kristus dan memelihara ajaran yang telah diterima sebagai dasar bagi ibadah Kristen yang benar.
1. Konteks Surat 1 Korintus
a. Jemaat di Korintus
Jemaat di Korintus menghadapi berbagai tantangan, termasuk perpecahan, moralitas yang merosot, dan penyimpangan dalam ibadah. Surat 1 Korintus ditulis Paulus untuk menegur, mengarahkan, dan membimbing jemaat agar hidup sesuai dengan ajaran Kristus.
b. Tata Ibadah Kristen dalam Perspektif Paulus
Paulus menekankan pentingnya keteraturan, kesucian, dan ketundukan kepada otoritas ilahi dalam ibadah. Ia berusaha menjaga agar ibadah mencerminkan kehadiran Kristus dan menjadi sarana pembentukan rohani bagi jemaat.
2. "Jadilah Pengikutku, Sama Seperti Aku Juga Menjadi Pengikut Kristus" (1 Korintus 11:1)
a. Teladan Paulus sebagai Pengikut Kristus
Paulus mengundang jemaat Korintus untuk mengikuti teladannya karena dia sendiri mengikuti Kristus. Pernyataan ini bukan klaim superioritas, tetapi sebuah ajakan untuk hidup sesuai dengan pola kehidupan Kristus yang Paulus teladani.
"Hiduplah sebagai anak-anak terang." (Efesus 5:8, TB).
Sebagai seorang rasul, Paulus berusaha mencerminkan Kristus dalam ajaran, pelayanan, dan kehidupan pribadinya.
b. Relevansi bagi Gereja
Mengikuti teladan Paulus berarti menjalani kehidupan yang berpusat pada Kristus, penuh kasih, ketaatan, dan kerendahan hati. Ini menjadi dasar bagi tata ibadah Kristen yang memuliakan Allah.
Pandangan Teologis
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menekankan bahwa teladan Paulus menunjukkan bahwa setiap pemimpin gereja harus mencerminkan Kristus dalam perilaku dan pengajaran. Jemaat dipanggil untuk meneladani pemimpin rohani sejauh mereka hidup dalam kebenaran Kristus.
3. "Teguh Berpegang pada Ajaran yang Kuteruskan Kepadamu" (1 Korintus 11:2)
a. Pentingnya Tradisi Apostolik
Paulus memuji jemaat Korintus karena mereka mengingat dan mematuhi ajaran yang telah ia sampaikan. Ajaran ini mencakup prinsip-prinsip dasar iman Kristen, termasuk pelaksanaan ibadah yang sesuai dengan kehendak Allah.
"Apa yang telah kamu dengar dari aku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai." (2 Timotius 2:2, TB).
Tradisi apostolik ini menjadi dasar bagi ibadah Kristen yang terarah dan teratur.
b. Relevansi bagi Kehidupan Gereja
Dalam konteks gereja modern, teguh berpegang pada ajaran berarti menjaga kemurnian doktrin dan mengikuti pola ibadah yang alkitabiah. Hal ini melibatkan penghormatan terhadap firman Allah sebagai otoritas tertinggi dalam gereja.
Pandangan Teologis
R.C. Sproul dalam Knowing Scripture menekankan pentingnya memahami dan menerapkan ajaran apostolik dalam ibadah Kristen. Ia menyatakan bahwa ibadah harus mencerminkan otoritas Alkitab dan tidak boleh didasarkan pada tradisi manusia semata.
4. Prinsip-Prinsip Tata Ibadah dalam 1 Korintus 11
a. Ketundukan kepada Otoritas Ilahi (Ayat 3-16)
Paulus membahas tata cara berpakaian dalam ibadah, khususnya tentang penggunaan kerudung oleh perempuan. Meskipun konteks budaya pada zaman itu memengaruhi perintah ini, prinsip utamanya adalah penghormatan terhadap otoritas ilahi dan keteraturan dalam ibadah.
"Allah bukanlah Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera." (1 Korintus 14:33, TB).
Prinsip ini mengajarkan bahwa ibadah harus mencerminkan keteraturan dan ketundukan kepada Allah.
Pandangan Teologis
F.F. Bruce dalam The Epistle to the Corinthians menjelaskan bahwa ajaran tentang kerudung mencerminkan prinsip universal tentang penghormatan terhadap otoritas Allah dalam ibadah, meskipun praktiknya dapat bervariasi sesuai konteks budaya.
b. Perjamuan Kudus sebagai Sakramen Kesatuan (Ayat 17-34)
Paulus memberikan arahan tentang pelaksanaan Perjamuan Kudus, yang sering kali disalahgunakan di jemaat Korintus. Ia menekankan bahwa Perjamuan Kudus adalah peringatan akan pengorbanan Kristus dan harus dilaksanakan dengan sikap hormat dan introspeksi diri.
"Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang." (1 Korintus 11:26, TB).
Perjamuan Kudus adalah sarana persekutuan dengan Kristus dan sesama anggota tubuh Kristus.
Pandangan Teologis
Leon Morris dalam The First Epistle of Corinthians menekankan bahwa Perjamuan Kudus adalah sakramen yang mempersatukan gereja dalam Kristus. Ini adalah tindakan ibadah yang mengingatkan umat tentang kasih karunia Allah dan pengorbanan Yesus di kayu salib.
5. Relevansi 1 Korintus 11:1-2 bagi Gereja Modern
a. Menjaga Kemurnian Ibadah
Gereja masa kini menghadapi tantangan dalam mempertahankan kemurnian ibadah di tengah pengaruh budaya modern. 1 Korintus 11:1-2 mengingatkan kita untuk mengikuti teladan Kristus dan berpegang pada ajaran yang alkitabiah.
b. Ibadah yang Memuliakan Allah
Ibadah Kristen harus diarahkan untuk memuliakan Allah, bukan memenuhi keinginan manusia. Prinsip-prinsip yang diajarkan Paulus tentang keteraturan, kesucian, dan penghormatan kepada Allah tetap relevan bagi gereja masa kini.
c. Kesatuan dalam Perjamuan Kudus
Perjamuan Kudus tetap menjadi pusat kehidupan ibadah Kristen, mengingatkan kita akan kasih karunia Allah dan pentingnya hidup dalam kesatuan sebagai tubuh Kristus.
Kesimpulan
1 Korintus 11:1-2 menekankan pentingnya mengikuti teladan Kristus, menjaga tradisi apostolik, dan melaksanakan ibadah dengan hormat dan keteraturan. Ayat ini memberikan dasar bagi tata ibadah Kristen yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan kehadiran Allah.
Baca Juga: Hidup untuk Kemuliaan Allah: 1 Korintus 10:31-33
Sebagai gereja, kita dipanggil untuk mengikuti prinsip-prinsip ini, menjaga kemurnian doktrin, dan menjalani ibadah yang memuliakan Allah. Semoga kita terus hidup dalam teladan Kristus dan berpegang teguh pada ajaran-Nya, sehingga ibadah kita menjadi persembahan yang berkenan di hadapan Allah.