Yesus Dituduh Kerasukan Setan: Yohanes 7:20
Yohanes 7:20 adalah salah satu momen yang mencerminkan penolakan dunia terhadap Yesus selama pelayanan-Nya. Dalam ayat ini, Yesus dituduh kerasukan setan oleh orang banyak, sebuah tuduhan yang menegaskan kebutaan rohani mereka terhadap identitas-Nya sebagai Anak Allah. Tuduhan ini bukan hanya cerminan dari kesalahpahaman mereka, tetapi juga respons manusia terhadap terang Allah yang menyingkapkan kegelapan hati mereka.
Artikel ini akan mengeksplorasi Yohanes 7:20 dengan mendalam, menyoroti konteks historis, analisis teologis, dan makna ayat ini berdasarkan pandangan para pakar teologi. Selain itu, artikel ini juga akan membahas relevansi ayat ini bagi kehidupan iman Kristen di masa kini.Teks Yohanes 7:20 (TB):“Orang banyak itu menjawab: ‘Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh Engkau?"
Analisis Ayat Yohanes 7:20
1. “Engkau kerasukan setan”
Tuduhan ini adalah bentuk penghinaan yang digunakan untuk mendiskreditkan Yesus. Tuduhan kerasukan setan dalam konteks Yahudi sering kali diarahkan kepada seseorang yang dianggap gila, kerasukan roh jahat, atau memiliki sikap yang bertentangan dengan hukum Taurat.
Pandangan Teologis:
- Leon Morris menjelaskan bahwa tuduhan ini mencerminkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap Yesus. Orang banyak tidak dapat memahami ajaran-Nya karena hati mereka sudah tertutup terhadap kebenaran. Tuduhan ini adalah respons mereka yang defensif terhadap klaim Yesus yang menantang sistem keagamaan mereka.
- D.A. Carson mencatat bahwa tuduhan kerasukan setan adalah cara untuk mendiskreditkan otoritas Yesus secara emosional tanpa harus melibatkan argumen logis. Ini menunjukkan kebencian mereka yang tidak rasional terhadap terang ilahi.
- William Barclay menyebutkan bahwa tuduhan seperti ini sering kali mencerminkan ketakutan manusia terhadap hal yang tidak mereka pahami. Ketika Yesus berbicara tentang dosa dan kematian, mereka merespons dengan tuduhan bahwa Ia tidak waras atau dikendalikan oleh kekuatan jahat.
Makna Teologis:
Tuduhan bahwa Yesus kerasukan setan menunjukkan perlawanan dunia terhadap terang Allah. Dalam Yohanes 1:5, disebutkan bahwa terang bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Dunia yang berdosa menolak terang karena kehadiran terang menyingkapkan kegelapan hati mereka.
2. “Siapakah yang berusaha membunuh Engkau?”
Bagian kedua dari ayat ini menunjukkan reaksi orang banyak terhadap pernyataan Yesus tentang rencana pembunuhan yang sedang dirancang oleh para pemimpin agama. Tuduhan ini mungkin mencerminkan dua hal:
Ketidaktahuan sebagian orang tentang rencana para pemimpin agama.
Meskipun para pemimpin agama telah secara aktif merencanakan untuk membunuh Yesus (Yohanes 5:18), tidak semua orang dalam kerumunan mengetahui niat mereka.Sikap defensif dan ironi.
Beberapa orang mungkin menyadari rencana tersebut tetapi menanggapinya dengan sinisme atau sarkasme untuk mengabaikan kebenaran yang disampaikan Yesus.
Pandangan Teologis:
- John Stott mencatat bahwa respons ini menunjukkan kecenderungan manusia untuk menyangkal dosa mereka sendiri. Bahkan ketika Yesus mengungkapkan niat jahat mereka, orang banyak memilih untuk menyangkal dan menyerang pribadi Yesus.
- Craig Keener mencatat bahwa respons ini mencerminkan kebingungan di antara orang banyak. Sebagian dari mereka adalah pengikut Yesus yang belum sepenuhnya memahami konflik antara Yesus dan para pemimpin agama.
Makna Teologis:
Pernyataan ini mengungkapkan kontras antara Yesus sebagai terang dunia dan kebutaan rohani manusia. Meskipun Yesus secara jelas menyatakan kebenaran, manusia sering kali menanggapi dengan menyangkal atau melawan, karena kebenaran itu menantang kenyamanan mereka.
Makna Teologis Yohanes 7:20
1. Penolakan Dunia terhadap Yesus
Tuduhan bahwa Yesus kerasukan setan mencerminkan penolakan dunia terhadap kehadiran dan karya Allah. Yohanes 1:11 menyatakan:"Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya."
Yesus, sebagai terang dunia, menghadirkan tantangan bagi manusia yang hidup dalam dosa. Kehadiran-Nya menyingkapkan dosa dan memanggil manusia untuk bertobat, tetapi banyak yang menolak karena tidak mau melepaskan kegelapan mereka (Yohanes 3:19-20).
2. Keteguhan Yesus dalam Misi-Nya
Meskipun menghadapi tuduhan keras dan permusuhan yang terus-menerus, Yesus tetap setia pada misi-Nya untuk menyatakan kebenaran Allah dan membawa keselamatan bagi dunia. Tuduhan bahwa Ia kerasukan setan tidak menggoyahkan komitmen-Nya untuk menyelesaikan karya penyelamatan melalui salib.
3. Kebutaan Rohani Manusia
Respons orang banyak dalam Yohanes 7:20 mencerminkan kebutaan rohani yang menjadi akibat dari dosa. Bahkan ketika terang Allah hadir di tengah mereka, mereka tidak dapat mengenalinya.
Pandangan Teologis:
- R.C. Sproul menjelaskan bahwa kebutaan rohani ini adalah bukti dari efek dosa yang membutakan hati dan pikiran manusia terhadap kebenaran. Tanpa karya Roh Kudus, manusia tidak mampu menerima terang Injil.
- Dietrich Bonhoeffer menyatakan bahwa manusia yang hidup dalam dosa cenderung menolak Allah, karena kebenaran Allah mengancam keberadaan mereka yang penuh dosa.
Relevansi Yohanes 7:20 bagi Kehidupan Kristen Masa Kini
1. Tantangan dalam Memberitakan Injil
Seperti Yesus, pengikut-Nya juga menghadapi penolakan dan tuduhan palsu ketika menyatakan kebenaran Injil. Dunia yang hidup dalam kegelapan sering kali merespons terang dengan permusuhan, sebagaimana Yesus sendiri telah mengingatkan dalam Yohanes 15:18-19.
Aplikasi:
- Kita dipanggil untuk tetap setia dalam memberitakan Injil meskipun menghadapi tantangan. Keberanian kita berasal dari teladan Yesus yang tetap teguh dalam menghadapi penolakan.
2. Menanggapi Kebutaan Rohani dengan Kasih
Penolakan dunia terhadap Yesus seharusnya tidak membuat kita putus asa, melainkan mendorong kita untuk terus mendoakan dan mengasihi mereka yang belum mengenal Kristus.
Aplikasi:
- Kita diajak untuk bersabar dan penuh kasih terhadap mereka yang menolak Injil, karena kebutaan rohani hanya dapat diatasi melalui karya Roh Kudus.
3. Memeriksa Hati Kita Sendiri
Ayat ini juga mengingatkan kita untuk memeriksa hati kita sendiri. Apakah ada bagian dalam hidup kita yang masih menolak terang Kristus? Apakah kita dengan rendah hati menerima kebenaran Allah, ataukah kita masih mempertahankan dosa-dosa kita?
Aplikasi:
- Kita diajak untuk hidup dalam terang Kristus, dengan membiarkan Firman Allah menyingkapkan setiap kelemahan dan dosa kita, agar kita dapat bertumbuh dalam kekudusan.
Kesimpulan
Yohanes 7:20 adalah gambaran nyata tentang bagaimana dunia yang berdosa merespons terang Allah. Tuduhan bahwa Yesus kerasukan setan mencerminkan kebutaan rohani dan penolakan manusia terhadap kebenaran. Namun, respons Yesus menunjukkan keteguhan dan kasih-Nya dalam melaksanakan misi penyelamatan.
Baca Juga: Ajaran Yesus yang Berasal dari Allah: Yohanes 7:16-19
Bagi kita sebagai pengikut Kristus, ayat ini mengajarkan pentingnya tetap setia dalam memberitakan Injil, bersabar terhadap mereka yang belum mengenal Kristus, dan hidup dalam terang-Nya. Kiranya pesan ini menguatkan kita untuk terus menjadi saksi yang setia bagi kemuliaan Allah. “Terang bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5).