Yohanes 7:35-36: Pemikiran Orang Yahudi tentang Yesus dan Ajaran-Nya

Pendahuluan:

Dalam Yohanes 7:35-36, kita menemukan dialog menarik yang mencerminkan kebingungan dan pemikiran orang Yahudi tentang Yesus dan ajaran-Nya. Pada saat itu, Yesus berbicara tentang kepergian-Nya kepada Bapa, dan pernyataan-Nya menimbulkan pertanyaan di antara para pemimpin Yahudi. Ayat ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami misi Yesus yang bersifat ilahi dan kekal, serta menunjukkan konflik antara pandangan manusiawi mereka dan kebenaran yang diajarkan oleh 
Yesus.

Yohanes 7:35-36: Pemikiran Orang Yahudi tentang Yesus dan Ajaran-Nya
Artikel ini akan membahas Yohanes 7:35-36 secara mendalam, mencakup konteks ayat ini, pandangan para teolog, dan maknanya bagi kehidupan iman Kristen masa kini.

Teks Yohanes 7:35-36 (TB) 35. “Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat menemukan Dia? Adakah Ia hendak pergi kepada mereka yang tinggal di perantauan di antara orang Yunani untuk mengajar orang-orang Yunani?’
36. ‘Apakah maksud perkataan yang diucapkan-Nya itu: Kamu akan mencari Aku, tetapi kamu tidak akan bertemu dengan Aku, dan kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada?’”

Konteks Yohanes 7:35-36

1. Latar Belakang Injil Yohanes

Injil Yohanes menonjolkan identitas Yesus sebagai Anak Allah dan Penyelamat dunia. Pasal 7 berisi narasi yang terjadi selama Hari Raya Pondok Daun, salah satu perayaan besar dalam tradisi Yahudi. Pada saat itu, Yesus mengajar di Bait Allah dan menarik perhatian banyak orang, termasuk pemimpin agama Yahudi, yang mempertanyakan otoritas dan asal usul-Nya.

2. Pernyataan Yesus Sebelumnya (Yohanes 7:33-34)

Dalam Yohanes 7:33-34, Yesus menyatakan bahwa Ia akan segera pergi kepada Bapa-Nya, dan orang-orang Yahudi tidak akan dapat menemukan-Nya atau mengikuti-Nya. Pernyataan ini memicu kebingungan di antara pendengar-Nya, yang mencoba menafsirkan maksud dari perkataan tersebut.

Analisis Ayat Yohanes 7:35-36

1. “Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat menemukan Dia?” (Yohanes 7:35a)

Pertanyaan ini mencerminkan ketidakpahaman orang Yahudi tentang kepergian Yesus. Mereka berpikir bahwa Yesus mungkin pergi ke tempat lain secara fisik, seperti ke komunitas Yahudi di perantauan (diaspora) atau bahkan kepada orang Yunani.

Pandangan Teologis:

  • Leon Morris mencatat bahwa respons ini menunjukkan bahwa orang Yahudi memiliki pemahaman yang terbatas tentang misi Yesus, karena mereka hanya memandang kepergian-Nya dalam konteks duniawi.
  • William Barclay menyoroti bahwa spekulasi ini mencerminkan prasangka orang Yahudi terhadap bangsa lain, karena mereka tidak dapat membayangkan seorang Mesias yang melayani non-Yahudi.

Makna Teologis:
Orang Yahudi gagal memahami kepergian Yesus karena mereka terjebak dalam perspektif manusiawi. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami ajaran Yesus melalui terang ilahi, bukan hanya berdasarkan logika duniawi.

2. “Adakah Ia hendak pergi kepada mereka yang tinggal di perantauan di antara orang Yunani untuk mengajar orang-orang Yunani?” (Yohanes 7:35b)

Spekulasi bahwa Yesus mungkin pergi kepada orang Yunani mencerminkan pandangan dunia Yahudi tentang hubungan mereka dengan bangsa-bangsa lain. Orang Yunani dianggap sebagai bangsa asing, dan gagasan bahwa Yesus akan mengajar mereka dianggap tidak mungkin oleh banyak orang Yahudi.

Pandangan Teologis:

  • N.T. Wright mencatat bahwa pernyataan ini, meskipun spekulatif, menunjukkan penggenapan misi Yesus yang sebenarnya. Yesus datang untuk menyelamatkan semua bangsa, bukan hanya orang Yahudi.
  • F.F. Bruce mencatat bahwa spekulasi ini secara tidak langsung mengantisipasi karya penginjilan gereja mula-mula di kalangan non-Yahudi, yang dimulai setelah kebangkitan Yesus.

Makna Teologis:
Meskipun mereka tidak menyadarinya, spekulasi orang Yahudi ini mengarah pada misi universal Yesus, yang mencakup bangsa-bangsa lain. Yesus adalah terang dunia, yang membawa keselamatan kepada semua orang.

3. “Apakah maksud perkataan yang diucapkan-Nya itu: Kamu akan mencari Aku, tetapi kamu tidak akan bertemu dengan Aku?” (Yohanes 7:36a)

Pertanyaan ini menunjukkan kebingungan mereka tentang maksud Yesus. Mereka tidak memahami bahwa Yesus berbicara tentang kepergian-Nya kepada Bapa melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga.

Pandangan Teologis:

  • John Stott mencatat bahwa kebingungan ini mencerminkan keterpisahan rohani orang Yahudi dari Yesus, karena mereka menolak untuk percaya kepada-Nya sebagai Mesias.
  • Craig Keener menekankan bahwa pernyataan ini adalah peringatan tentang konsekuensi penolakan mereka terhadap Yesus, yaitu ketidakmampuan untuk menemukan Dia di masa depan.

Makna Teologis:
Pernyataan Yesus adalah peringatan serius bahwa penolakan terhadap Dia akan mengakibatkan keterpisahan kekal dari hadirat Allah.

4. “Kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada” (Yohanes 7:36b)

Yesus menegaskan bahwa mereka yang menolak-Nya tidak akan dapat mengikuti-Nya ke tempat-Nya berada, yaitu ke surga. Hal ini mencerminkan realitas spiritual bahwa hanya mereka yang percaya kepada Yesus yang dapat memiliki hubungan kekal dengan Allah.

Pandangan Teologis:

  • R.C. Sproul menulis bahwa pernyataan ini menegaskan eksklusivitas Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju Allah. Mereka yang menolak Dia tidak akan memiliki akses kepada Bapa.
  • John Calvin mencatat bahwa frasa ini mencerminkan penghakiman Allah atas mereka yang keras hati dan menolak panggilan kasih karunia-Nya.

Makna Teologis:
Surga adalah tempat persekutuan dengan Allah yang hanya dapat diakses melalui iman kepada Yesus. Mereka yang menolak Yesus akan kehilangan kesempatan untuk mengalami hubungan kekal dengan Allah.

Kesimpulan

Yohanes 7:35-36 mencerminkan kebingungan orang Yahudi tentang Yesus dan ajaran-Nya. Ketidakmampuan mereka untuk memahami misi Yesus yang bersifat ilahi menunjukkan keterbatasan perspektif manusiawi tanpa penerangan Roh Kudus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal misi Yesus dengan benar, berpartisipasi dalam misi penginjilan, dan menerima Yesus dengan iman. Melalui Yesus, kita memiliki akses kepada Allah dan hidup kekal bersama-Nya. “Kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada.” (Yohanes 7:36).

Next Post Previous Post