Yesus Menyembuhkan Orang Buta: Yohanes 9:4-7

Yesus Menyembuhkan Orang Buta: Yohanes 9:4-7

Pendahuluan:

Yohanes 9:4-7 adalah bagian dari kisah mukjizat Yesus yang menggambarkan penyembuhan seorang pria yang buta sejak lahir. Mukjizat ini bukan hanya menunjukkan kuasa Yesus atas penyakit, tetapi juga memiliki makna teologis yang mendalam tentang terang, iman, dan karya keselamatan. Artikel ini akan menguraikan makna dari Yohanes 9:4-7, membahas pandangan beberapa pakar teologi Reformed, dan menyoroti pelajaran yang relevan bagi kehidupan orang percaya.

Yohanes 9:4-7 (AYT):“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku selama masih siang; malam akan datang ketika tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku ada di dunia, Akulah terang dunia.” Setelah berkata demikian, Ia meludahi tanah dan membuat adonan dengan ludah itu, lalu mengoleskannya pada mata orang buta itu. Kemudian Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam” (yang berarti diutus). Maka, ia pergi, membasuh dirinya, dan kembali dengan penglihatan yang telah dipulihkan.”

Konteks Yohanes 9

Kisah ini terjadi di Yerusalem, di mana Yesus bertemu dengan seorang pria yang buta sejak lahir. Para murid bertanya apakah kebutaannya disebabkan oleh dosa pribadinya atau dosa orang tuanya. Yesus menjawab bahwa kebutaan itu terjadi agar pekerjaan Allah dinyatakan melalui dirinya.

Dalam teologi Reformed, kisah ini tidak hanya berbicara tentang penyembuhan fisik, tetapi juga tentang penyembuhan rohani. Herman Bavinck menyoroti bahwa mukjizat Yesus bukan hanya tanda kuasa, tetapi juga gambaran nyata tentang karya keselamatan.

Penjelasan Ayat per Ayat

Yohanes 9:4: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku selama masih siang."

Yesus menyatakan urgensi untuk melaksanakan pekerjaan Allah sebelum malam tiba. "Siang" di sini merujuk pada masa pelayanan Yesus di dunia, sementara "malam" melambangkan kematian-Nya yang semakin dekat.

John Calvin menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan bagaimana Yesus hidup dengan tujuan yang jelas: untuk memuliakan Allah melalui ketaatan-Nya. Calvin juga menekankan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk bekerja bagi Allah selama waktu yang tersedia.

Yohanes 9:5: "Selama Aku ada di dunia, Akulah terang dunia."

Yesus mengklaim diri-Nya sebagai terang dunia, yang membawa pencerahan bagi mereka yang hidup dalam kegelapan dosa dan kebutaan rohani. Pernyataan ini menegaskan misi Yesus sebagai Juruselamat yang menerangi hati manusia.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menyatakan bahwa terang Kristus mengungkap dosa manusia dan menunjukkan jalan keselamatan. Sproul juga menegaskan bahwa mukjizat ini adalah ilustrasi nyata dari bagaimana Kristus menerangi hidup orang percaya.

Yohanes 9:6: "Ia meludahi tanah dan membuat adonan dengan ludah itu, lalu mengoleskannya pada mata orang buta itu."

Metode penyembuhan ini tampak tidak biasa, tetapi memiliki makna simbolis yang dalam. Tanah melambangkan ciptaan Allah, dan tindakan Yesus menunjukkan kuasa-Nya sebagai Pencipta yang mampu memulihkan ciptaan yang rusak.

Jonathan Edwards melihat tindakan ini sebagai gambaran tentang bagaimana Allah bekerja melalui cara-cara sederhana untuk menyatakan kuasa-Nya. Mukjizat ini juga menunjukkan bahwa pemulihan hanya bisa terjadi melalui karya Kristus.

Yohanes 9:7: "Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam."

Yesus memberi instruksi kepada pria itu untuk pergi ke kolam Siloam dan membasuh dirinya. Tindakan ini adalah langkah iman yang menunjukkan ketaatan pria tersebut kepada perintah Yesus. Setelah membasuh diri, pria itu menerima pemulihan penglihatannya.

Herman Bavinck mencatat bahwa ketaatan kepada firman Kristus adalah kunci untuk menerima berkat-Nya. Kolam Siloam, yang berarti "diutus," menggambarkan Yesus sebagai yang diutus oleh Allah untuk membawa keselamatan.

Makna Teologis

1. Yesus sebagai Terang Dunia

Pernyataan "Akulah terang dunia" menegaskan bahwa Yesus adalah sumber kebenaran dan kehidupan. Terang Kristus menerangi hati yang gelap karena dosa dan membawa mereka kepada keselamatan.

Herman Bavinck menekankan bahwa terang Kristus tidak hanya menyinari orang-orang tertentu, tetapi juga mencakup seluruh ciptaan. Mukjizat ini menunjukkan bagaimana Kristus memulihkan segala sesuatu yang rusak oleh dosa.

2. Iman dan Ketaatan dalam Penyembuhan

Pria buta itu menunjukkan iman dengan menaati perintah Yesus untuk pergi ke kolam Siloam. Dalam teologi Reformed, iman selalu melibatkan tindakan. Jonathan Edwards menyatakan bahwa iman sejati tidak hanya percaya kepada Allah, tetapi juga bertindak berdasarkan perintah-Nya.

3. Mukjizat sebagai Gambaran Keselamatan

Mukjizat penyembuhan ini melambangkan karya keselamatan Kristus. Seperti pria buta yang matanya dipulihkan, manusia juga buta secara rohani hingga Kristus menerangi hati mereka.

R.C. Sproul menekankan bahwa setiap mukjizat Yesus adalah tanda bahwa Kerajaan Allah telah datang. Mukjizat ini mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.

Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya

  1. Bekerja bagi Allah Selama Masih Ada Waktu
    Yesus mengingatkan kita untuk menggunakan waktu dengan bijaksana dalam melayani Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memberitakan Injil dan melakukan pekerjaan Allah sebelum kesempatan berlalu.

  2. Mengandalkan Terang Kristus dalam Kehidupan Sehari-hari
    Sebagai terang dunia, Yesus menerangi jalan kita dalam menghadapi kegelapan dosa dan tantangan hidup. Kita harus mengandalkan firman-Nya sebagai pedoman hidup.

  3. Ketaatan yang Membawa Pemulihan
    Seperti pria buta yang menaati perintah Yesus, kita juga dipanggil untuk taat kepada firman Allah. Ketaatan adalah bukti iman sejati dan kunci untuk menerima berkat-Nya.

  4. Melihat Mukjizat sebagai Pekerjaan Allah
    Mukjizat Yesus mengingatkan kita bahwa Allah masih bekerja dalam hidup kita. Setiap pekerjaan Allah, baik besar maupun kecil, adalah tanda kasih dan kuasa-Nya.

Pandangan Teolog Reformed tentang Mukjizat Yesus

1. John Calvin

Calvin melihat mukjizat sebagai tanda yang mengarahkan perhatian kita kepada Allah. Dalam komentarnya tentang Yohanes, Calvin menegaskan bahwa penyembuhan ini menunjukkan belas kasihan Kristus sekaligus panggilan untuk bertobat.

2. Jonathan Edwards

Edwards melihat mukjizat sebagai gambaran karya penebusan. Ia menekankan bahwa penyembuhan ini adalah ilustrasi tentang bagaimana Kristus memulihkan manusia dari kebutaan rohani.

3. Herman Bavinck

Bavinck menyoroti bahwa mukjizat Yesus adalah tanda hadirnya Kerajaan Allah. Mukjizat ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya Juruselamat, tetapi juga Raja atas seluruh ciptaan.

4. R.C. Sproul

Sproul menekankan pentingnya melihat mukjizat dalam konteks kedaulatan Allah. Mukjizat ini bukan hanya tentang penyembuhan fisik, tetapi juga gambaran tentang kuasa Allah yang bekerja dalam keselamatan manusia.

Kesimpulan

Yohanes 9:4-7 menggambarkan Yesus sebagai terang dunia yang membawa pemulihan, baik secara fisik maupun rohani. Mukjizat penyembuhan orang buta ini menunjukkan kuasa, kasih, dan tujuan Yesus dalam misi penyelamatan-Nya.

Dalam teologi Reformed, kisah ini mengingatkan kita bahwa iman sejati melibatkan ketaatan, mukjizat adalah gambaran keselamatan, dan terang Kristus adalah sumber kehidupan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Kristus, bekerja bagi Allah, dan menaati firman-Nya.

Next Post Previous Post