1 Korintus 8:11: Pengetahuan dan Kasih dalam Kehidupan Kristen
Pengantar:
"Jadi, melalui pengetahuanmu, orang yang lemah itu, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa." (1 Korintus 8:11, AYT)
Ayat ini adalah bagian dari pengajaran Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengenai kebebasan Kristen dan tanggung jawab untuk memperhatikan orang lain, terutama mereka yang lemah dalam iman. Dalam tradisi teologi Reformed, ayat ini sering dikaitkan dengan panggilan untuk hidup dalam kasih, kebebasan yang bertanggung jawab, dan pengorbanan demi kesejahteraan rohani sesama.
Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan teologi Reformed tentang 1 Korintus 8:11, relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini, serta pelajaran praktis yang dapat diterapkan dalam hubungan antar orang percaya.
1. Konteks Surat 1 Korintus 8
1 Korintus 8 membahas isu makanan yang dipersembahkan kepada berhala, sebuah masalah yang relevan di kota Korintus, di mana kebudayaan politeisme sangat dominan. Beberapa orang Kristen Korintus, yang memiliki pemahaman bahwa berhala bukanlah apa-apa, merasa bebas untuk makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, tindakan ini menyebabkan kebingungan bagi saudara-saudara seiman yang lebih lemah dalam iman.
Dr. John Frame, seorang teolog Reformed, mencatat bahwa konteks ini menggambarkan bagaimana pengetahuan dapat digunakan dengan cara yang salah jika tidak disertai dengan kasih. Kebebasan Kristen yang tidak dipadukan dengan tanggung jawab dapat menjadi batu sandungan bagi sesama.
2. “Melalui Pengetahuanmu”
Frasa ini menekankan bahwa pengetahuan, meskipun penting, dapat menjadi alat yang merusak jika tidak digunakan dengan bijak. John Calvin, dalam komentarnya, menekankan bahwa pengetahuan harus dipadukan dengan kasih. Pengetahuan yang hanya berfokus pada diri sendiri dapat menyebabkan keangkuhan dan mengabaikan kebutuhan orang lain.
Calvin juga mencatat bahwa kebebasan dalam Kristus tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk mengabaikan kepedulian terhadap saudara-saudara seiman yang lebih lemah. Dalam hal ini, kasih harus mengatur bagaimana pengetahuan digunakan dalam komunitas iman.
3. “Orang yang Lemah Itu”
Orang yang lemah dalam iman adalah mereka yang belum sepenuhnya memahami kebebasan yang dimiliki dalam Kristus. Dr. R.C. Sproul, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa kelemahan ini bukanlah kelemahan moral, tetapi ketidakdewasaan dalam pemahaman teologis.
Sproul menekankan bahwa orang Kristen yang lebih dewasa memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membangun mereka yang lemah, bukan untuk memanfaatkan kebebasan mereka dengan cara yang dapat menimbulkan kebingungan atau kesedihan.
4. “Saudaramu, yang untuknya Kristus telah Mati”
Rasul Paulus mengingatkan bahwa setiap orang percaya, termasuk yang lemah, adalah orang yang telah ditebus oleh Kristus. Dr. Sinclair Ferguson, seorang teolog Reformed, menyatakan bahwa pernyataan ini menekankan nilai setiap individu di mata Allah.
Ferguson juga mencatat bahwa fakta bahwa Kristus mati untuk mereka memberikan motivasi moral dan teologis untuk mengasihi sesama. Mengabaikan kesejahteraan rohani saudara seiman berarti meremehkan karya penebusan Kristus.
5. “Menjadi Binasa”
Ungkapan ini menunjukkan akibat serius dari tindakan yang menjadi batu sandungan bagi orang yang lemah. Dr. Michael Horton, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa meskipun orang percaya tidak dapat kehilangan keselamatannya, mereka dapat terganggu atau bahkan terjatuh dalam dosa akibat perilaku orang lain.
Horton juga menegaskan bahwa umat Allah dipanggil untuk menjadi alat pemeliharaan Allah, bukan penyebab kebinasaan rohani bagi sesama. Tindakan kita harus mencerminkan kasih yang membangun, bukan yang merusak.
6. Kasih yang Mengatur Kebebasan
Dalam tradisi Reformed, kebebasan Kristen bukanlah kebebasan untuk bertindak tanpa batas, tetapi kebebasan untuk melayani Allah dan sesama dalam kasih. John Calvin menyatakan bahwa kebebasan Kristen harus selalu tunduk pada hukum kasih.
Kasih menuntun orang percaya untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain. Ini berarti bahwa kebebasan yang sejati bukan hanya tentang hak pribadi, tetapi juga tentang tanggung jawab kepada komunitas iman.
7. Relevansi 1 Korintus 8:11 bagi Kehidupan Kristen
1 Korintus 8:11 memberikan pelajaran penting yang relevan bagi kehidupan iman:
A. Mengutamakan Kasih dalam Hubungan
Kasih adalah dasar dari semua hubungan Kristen. Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan cara yang membangun sesama, terutama mereka yang lemah dalam iman.
B. Menggunakan Kebebasan dengan Bijaksana
Kebebasan dalam Kristus bukanlah izin untuk bertindak sesuka hati, tetapi panggilan untuk menggunakan kebebasan dengan bijaksana demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan sesama.
C. Menghormati Nilai Setiap Orang
Setiap orang percaya memiliki nilai yang tak tergantikan di mata Allah. Orang percaya dipanggil untuk menghormati nilai ini dengan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama.
8. Prinsip Kesaksian dalam Komunitas
Dr. Ligon Duncan, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa tindakan orang percaya tidak hanya berdampak pada komunitas iman, tetapi juga pada kesaksian mereka kepada dunia. Ketika orang percaya menunjukkan kasih yang tulus kepada sesama, mereka mencerminkan kasih Kristus kepada dunia.
9. Tantangan dalam Budaya Modern
Dalam budaya modern yang menekankan kebebasan pribadi, prinsip kasih dalam 1 Korintus 8:11 sering kali diabaikan. Dr. Timothy Keller, seorang pengkhotbah Reformed, mengingatkan bahwa orang percaya harus melawan godaan untuk menempatkan kebebasan pribadi di atas kepentingan komunitas.
Keller juga menekankan bahwa kasih kepada sesama adalah cara untuk menunjukkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia yang mementingkan diri sendiri.
10. Hubungan dengan Yesus sebagai Teladan Kasih
Yesus Kristus adalah teladan utama dalam mengorbankan kebebasan demi kepentingan orang lain. Dalam Filipi 2:5-8, Paulus menggambarkan bagaimana Kristus merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya.
Dr. J.I. Packer, dalam bukunya Knowing God, menegaskan bahwa kasih Allah yang terlihat dalam Kristus adalah motivasi dan model bagi orang percaya untuk hidup dalam kasih dan pengorbanan.
Kesimpulan Teologis
1 Korintus 8:11 mengajarkan prinsip penting tentang kasih, kebebasan, dan tanggung jawab dalam kehidupan Kristen. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menekankan bahwa kebebasan Kristen harus diatur oleh kasih, dan setiap tindakan kita harus mencerminkan penghormatan terhadap nilai sesama yang telah ditebus oleh Kristus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan cara yang membangun sesama, menggunakan kebebasan kita dengan bijaksana, dan mencerminkan kasih Kristus dalam semua aspek kehidupan. Kiranya kita terus hidup dalam kasih yang sejati, menjaga saudara-saudara kita dalam iman, dan memuliakan Allah melalui tindakan kita.
Berdoalah agar Roh Kudus memimpin kita untuk hidup dengan kasih yang membangun dan kebebasan yang bertanggung jawab demi kemuliaan Allah.