Galatia 2:17-18: Pembenaran oleh Iman dan Penolakan Hukum Taurat sebagai Dasar Keselamatan

Galatia 2:17-18: Pembenaran oleh Iman dan Penolakan Hukum Taurat sebagai Dasar Keselamatan

Pendahuluan

Galatia 2:17-18 merupakan bagian penting dalam argumentasi Rasul Paulus mengenai pembenaran oleh iman di dalam Kristus, bukan oleh perbuatan hukum Taurat. Ayat ini berbunyi:

17 Akan tetapi, sementara kita berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus, kita mendapati diri kita juga pendosa, apakah berarti Kristus adalah pelayan dosa? Tentu saja tidak!
18 Jika aku membangun kembali apa yang sudah aku robohkan, aku membuktikan bahwa aku adalah seorang pelanggar hukum. (Galatia 2:17-18, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan otoritas anugerah dalam keselamatan, bahaya kembali kepada hukum Taurat, dan jaminan pembenaran hanya oleh iman dalam Kristus. Artikel ini akan membahas makna Galatia 2:17-18 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.

1. Eksposisi Galatia 2:17-18 dalam Konteks Kitab Galatia

Surat Galatia ditulis oleh Paulus untuk menegur jemaat yang mulai menyimpang dari ajaran keselamatan oleh anugerah Allah dan kembali kepada hukum Taurat. Beberapa orang di Galatia berusaha menambahkan ketaatan kepada hukum Taurat sebagai syarat keselamatan, khususnya dalam hal sunat dan peraturan Yahudi lainnya.

A. "Akan tetapi, sementara kita berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus, kita mendapati diri kita juga pendosa" (Galatia 2:17)

1. Pembenaran Hanya oleh Iman, Bukan oleh Hukum Taurat

Paulus menegaskan bahwa pembenaran terjadi melalui iman kepada Kristus, bukan oleh ketaatan terhadap hukum Taurat.

Roma 3:28 berkata:

"Sebab kita yakin bahwa seseorang dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat."

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:

"Orang yang benar-benar percaya kepada Kristus harus meninggalkan setiap kepercayaan pada perbuatan mereka sendiri dan sepenuhnya bersandar pada anugerah Allah."

2. Apakah Kristus adalah Pelayan Dosa?

Paulus mengajukan pertanyaan retoris: Jika kita, yang mencari pembenaran dalam Kristus, masih mendapati diri kita sebagai pendosa, apakah ini berarti Kristus adalah penyebab dosa? Tentu saja tidak!

Yesus bukanlah penyebab dosa, tetapi hukum Tauratlah yang menyadarkan manusia akan dosa mereka.

Roma 7:7 berkata:

"Jika bukan karena hukum Taurat, aku tidak akan tahu apa itu dosa."

R.C. Sproul dalam Faith Alone menjelaskan bahwa Yesus bukan penyebab dosa, tetapi hanya di dalam Dia kita dapat melihat betapa berdosanya kita dan betapa kita membutuhkan anugerah-Nya.

B. "Jika aku membangun kembali apa yang sudah aku robohkan, aku membuktikan bahwa aku adalah seorang pelanggar hukum" (Galatia 2:18)

1. Bahaya Kembali ke Hukum Taurat

Paulus memperingatkan bahwa jika seseorang telah menerima pembenaran oleh iman tetapi kembali bergantung pada hukum Taurat, ia sedang membatalkan anugerah Allah.

Galatia 5:4 berkata:

"Kamu telah terlepas dari Kristus, kamu yang berusaha dibenarkan oleh hukum Taurat, kamu telah jatuh dari anugerah."

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan bahwa mencoba mendapatkan keselamatan melalui perbuatan adalah sama dengan menolak Kristus sebagai satu-satunya Juru Selamat.

2. Hukum Taurat Tidak Bisa Menyelamatkan

Hukum Taurat mengungkapkan dosa, tetapi tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan.

Roma 8:3 berkata:

"Sebab, apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum Taurat, karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam rupa manusia yang berdosa."

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa Kristus datang bukan untuk memberikan hukum yang baru, tetapi untuk menggenapi dan menggantikan hukum Taurat sebagai satu-satunya jalan keselamatan.

2. Galatia 2:17-18 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Sola Fide: Pembenaran Hanya oleh Iman

Doktrin Sola Fide menegaskan bahwa keselamatan hanya datang melalui iman kepada Kristus, bukan melalui perbuatan manusia.

Efesus 2:8-9 berkata:

"Sebab, karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri."

John Calvin menegaskan bahwa iman adalah satu-satunya sarana pembenaran, dan siapa pun yang menambahkan hukum Taurat ke dalam Injil sedang mengkhianati Kristus.

B. Sola Gratia: Keselamatan Hanya oleh Anugerah

Galatia 2:17-18 menegaskan bahwa anugerah Tuhan adalah satu-satunya dasar keselamatan.

Titus 3:5 berkata:

"Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena belas kasihan-Nya, Ia menyelamatkan kita."

R.C. Sproul dalam Grace Unknown menjelaskan bahwa anugerah bukanlah hasil kerja manusia, tetapi pemberian Allah yang diberikan secara cuma-cuma kepada orang berdosa.

C. The Perseverance of the Saints: Ketekunan Orang Kudus

Mereka yang telah diselamatkan oleh iman akan tetap bertahan dalam iman mereka dan tidak kembali ke hukum Taurat.

Filipi 1:6 berkata:

"Aku yakin bahwa Ia yang telah memulai pekerjaan baik di antara kamu, Ia juga yang akan menyempurnakannya sampai hari Kristus Yesus."

Herman Bavinck menegaskan bahwa orang yang sungguh-sungguh menerima anugerah tidak akan kembali ke dalam sistem hukum Taurat, tetapi akan tetap bertahan dalam iman sampai akhir.

3. Implikasi Galatia 2:17-18 dalam Kehidupan Kristen

A. Hidup dalam Keyakinan bahwa Keselamatan adalah Anugerah

Sebagai orang percaya, kita harus yakin bahwa keselamatan kita sepenuhnya bergantung pada anugerah Tuhan, bukan pada usaha kita sendiri.

Roma 11:6 berkata:

"Jika itu karena anugerah, maka bukan lagi karena perbuatan."

B. Tidak Bergantung pada Hukum atau Perbuatan Baik untuk Dibenarkan

Sebagai orang Kristen, kita harus menolak gagasan bahwa kita dapat memperoleh keselamatan melalui ketaatan hukum atau ritual keagamaan.

Kolose 2:16 berkata:

"Karena itu, janganlah ada orang yang menghakimi kamu mengenai makanan atau minuman atau mengenai hari raya, bulan baru, ataupun hari Sabat."

C. Menjalani Hidup dalam Ketaatan sebagai Buah Iman

Meskipun perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, iman sejati selalu menghasilkan buah ketaatan.

Yakobus 2:26 berkata:

"Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati."

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus sebagai bukti dari iman yang sejati.

Kesimpulan

Galatia 2:17-18 mengajarkan bahwa:

  1. Kristus bukanlah penyebab dosa, tetapi hanya melalui Dia kita melihat kebutuhan akan anugerah.
  2. Mencoba membangun kembali hukum Taurat sebagai dasar keselamatan adalah kesalahan besar.
  3. Keselamatan hanya datang melalui iman kepada Kristus, bukan oleh perbuatan.
  4. Kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan anugerah, bukan dalam perbudakan hukum.

Sebagai orang percaya, kita harus berpegang teguh pada Injil kasih karunia dan menolak setiap usaha untuk menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post