Ibrani 13:1-6: Tujuh Perintah dalam Hidup Kristen
Pendahuluan:
Hidup sebagai orang Kristen bukan sekadar percaya kepada Kristus, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup setiap hari sesuai dengan kehendak-Nya. Ibrani 13:1-6 memberikan tujuh perintah penting mengenai bagaimana orang percaya seharusnya hidup di dunia ini.
Dalam perspektif teologi Reformed, bagian ini berbicara tentang bagaimana anugerah Allah mengubahkan kehidupan kita sehingga kita dapat hidup dalam kasih, kesalehan, dan ketergantungan penuh kepada-Nya. Artikel ini akan membahas setiap perintah dalam Ibrani 13:1-6 dan bagaimana ajaran ini tetap relevan bagi kita hari ini.
A. Eksposisi Ibrani 13:1-6
1. Peliharalah Kasih Persaudaraan (Ibrani 13:1)
Kasih persaudaraan (philadelphia) adalah elemen mendasar dalam kehidupan Kristen. Ini bukan hanya kasih secara emosional, tetapi kasih yang diwujudkan dalam tindakan nyata.
John Calvin dalam Commentary on Hebrews menulis:"Kasih persaudaraan adalah bukti sejati dari iman yang hidup. Mereka yang benar-benar mengenal Kristus akan mencintai saudara-saudara mereka dalam Kristus."
Sebagai orang percaya, kita harus:
- Saling menopang dalam doa.
- Mengutamakan kepentingan sesama daripada kepentingan pribadi.
- Menghindari pertengkaran dan perselisihan dalam jemaat.
2. Menunjukkan Keramahan kepada Orang Asing (Ibrani 13:2)
Perintah ini mengingatkan kita untuk tidak eksklusif dalam komunitas Kristen, tetapi terbuka kepada semua orang, termasuk mereka yang asing bagi kita.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan:"Orang Kristen yang sejati adalah mereka yang mencerminkan karakter Allah dalam tindakan mereka, termasuk dalam menunjukkan kasih kepada orang yang asing bagi mereka."
Dalam konteks modern, kita dapat menerapkannya dengan:
- Membuka rumah dan hati kita bagi orang yang membutuhkan.
- Mengasihi imigran, pengungsi, dan mereka yang terbuang dari masyarakat.
- Menolong tanpa mengharapkan balasan.
3. Ingatlah Mereka yang Menderita (Ibrani 13:3)
Orang percaya harus peduli kepada mereka yang dipenjara atau mengalami penderitaan. Di abad pertama, banyak orang Kristen yang dianiaya karena iman mereka.
Charles Hodge dalam Commentary on Hebrews menulis:"Ujian iman sejati bukan hanya dalam doktrin, tetapi dalam kepedulian kita terhadap mereka yang tertindas."
Kita dapat menerapkan perintah ini dengan:
- Mendoakan dan mendukung gereja-gereja yang teraniaya.
- Menolong mereka yang mengalami ketidakadilan.
- Menggunakan suara kita untuk membela mereka yang tertindas.
4. Hormati Pernikahan dan Jagalah Kekudusannya (Ibrani 13:4)
Pernikahan adalah institusi yang kudus di mata Tuhan, tetapi dunia saat ini banyak meremehkan nilai pernikahan. Paulus menegaskan bahwa Allah akan menghakimi orang yang mencemarkan pernikahan melalui percabulan dan perzinahan.
John MacArthur dalam Biblical Doctrine mengatakan:"Ketika pernikahan dihormati dan dijaga dalam kekudusan, itu menjadi refleksi dari hubungan Kristus dan gereja-Nya."
Sebagai orang percaya, kita harus:
- Menjaga kekudusan dalam hubungan pernikahan.
- Menghindari godaan seksual dan imoralitas.
- Mengajarkan generasi muda tentang pentingnya komitmen dalam pernikahan.
5. Jauhi Cinta akan Uang, Belajarlah Hidup Cukup (Ibrani 13:5)
Keserakahan adalah salah satu dosa yang dapat menghancurkan iman seseorang. Ibrani 13:5 mengingatkan kita untuk tidak terikat pada kekayaan, tetapi percaya bahwa Tuhan mencukupi segala kebutuhan kita.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Keinginan akan kekayaan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah rohani. Keserakahan adalah bentuk penyembahan berhala yang menempatkan uang di atas Tuhan."
Sebagai orang percaya, kita harus:
- Bersyukur atas apa yang kita miliki.
- Hidup dalam kesederhanaan dan tidak rakus akan harta dunia.
- Mengandalkan Tuhan sebagai penyedia utama dalam hidup kita.
6. Percaya kepada Tuhan sebagai Penolong Kita (Ibrani 13:6a)
Ayat ini mengutip Mazmur 118:6, yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan kita dalam setiap keadaan.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections mengatakan:"Mereka yang benar-benar percaya kepada Tuhan tidak akan takut pada manusia, karena mereka tahu bahwa Tuhan memegang hidup mereka."
Aplikasi praktisnya adalah:
- Tidak takut menghadapi tantangan hidup.
- Berpegang teguh kepada janji Tuhan.
- Mengandalkan kekuatan Tuhan dalam segala situasi.
7. Jangan Takut kepada Manusia, Percayalah kepada Allah (Ibrani 13:6b)
Sebagai orang percaya, kita tidak boleh takut akan manusia karena Tuhan adalah perlindungan kita.
John Piper dalam Future Grace menekankan:"Ketakutan kepada manusia sering kali menghalangi kita untuk taat kepada Tuhan. Tetapi ketika kita memiliki iman yang teguh, kita tidak akan gentar menghadapi dunia."
Bagaimana kita menerapkannya?
- Berdiri teguh dalam iman meskipun dunia menentang kita.
- Tidak takut menyatakan kebenaran firman Tuhan.
- Mengandalkan Tuhan sebagai benteng perlindungan kita.
B. Makna Teologis Ibrani 13:1-6: Tujuh Perintah dalam Hidup Kristen
1. Kasih Persaudaraan (Ibrani 13:1: "Peliharalah kasih persaudaraan")
Perintah pertama dalam bagian ini adalah untuk memelihara kasih persaudaraan (philadelphia). Kasih ini adalah ikatan yang seharusnya menyatukan orang-orang percaya dalam Kristus.
a. Kasih sebagai Bukti Iman Sejati
John Calvin dalam Commentary on Hebrews menjelaskan bahwa kasih persaudaraan adalah tanda bahwa seseorang benar-benar telah diubahkan oleh anugerah Allah. Tanpa kasih, iman menjadi sia-sia (1 Yohanes 3:14).
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa kasih persaudaraan bukan hanya perasaan, tetapi tindakan nyata dalam melayani dan mengorbankan diri bagi sesama saudara seiman.
b. Kasih dalam Gereja sebagai Cerminan Injil
Herman Bavinck menekankan bahwa gereja adalah komunitas yang harus mencerminkan kasih Kristus. Kasih persaudaraan bukan hanya hubungan sosial biasa, tetapi bagian dari tubuh Kristus yang bersatu dalam iman dan pelayanan.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menambahkan bahwa kasih dalam gereja seharusnya melampaui perbedaan status sosial, budaya, atau latar belakang. Ini adalah bagian dari kehidupan yang dikuduskan oleh Allah.
2. Keramahan kepada Orang Asing (Ibrani 13:2: "Janganlah lalai memberi tumpangan kepada orang")
Perintah kedua adalah untuk menunjukkan keramahan (philoxenia, kasih kepada orang asing).
a. Keramahan dalam Alkitab
Sepanjang Alkitab, keramahan kepada orang asing adalah bagian dari etika orang percaya. Abraham dan Lot menerima malaikat tanpa sadar (Kejadian 18-19).
John Calvin menekankan bahwa keramahan bukan sekadar kebaikan moral, tetapi ekspresi dari kasih Kristus yang menerima semua orang dalam Injil.
b. Keramahan sebagai Panggilan Orang Percaya
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa keramahan mencerminkan karakter Allah yang menerima orang asing dan menjadikan mereka bagian dari umat-Nya.
Louis Berkhof menekankan bahwa keramahan dalam gereja seharusnya menjadi kesaksian bagi dunia bahwa kasih Allah nyata dalam komunitas orang percaya.
3. Kepedulian terhadap Mereka yang Menderita (Ibrani 13:3: "Ingatlah orang-orang yang dipenjarakan")
Perintah ketiga adalah untuk mengingat dan peduli terhadap mereka yang dipenjarakan dan yang dianiaya.
a. Identifikasi dengan Tubuh Kristus
John Calvin menafsirkan bahwa kepedulian terhadap mereka yang menderita bukan hanya bentuk empati, tetapi juga identifikasi dengan tubuh Kristus. Ketika satu anggota menderita, seluruh tubuh ikut merasakannya (1 Korintus 12:26).
Herman Bavinck menekankan bahwa ini adalah panggilan gereja untuk tidak melupakan mereka yang tertindas, termasuk mereka yang dianiaya karena iman.
b. Panggilan untuk Bertindak
Louis Berkhof menyatakan bahwa gereja harus menjadi suara bagi mereka yang tidak bisa berbicara dan bertindak untuk membela keadilan.
R.C. Sproul menekankan bahwa orang percaya dipanggil untuk berdoa dan memberikan dukungan nyata bagi mereka yang mengalami penderitaan karena nama Kristus.
4. Kekudusan dalam Pernikahan (Ibrani 13:4: "Pernikahan harus dihormati oleh semua orang")
Perintah keempat adalah untuk menjaga kekudusan dalam pernikahan dan menjauhi perzinahan.
a. Pernikahan sebagai Institusi Ilahi
John Calvin menekankan bahwa pernikahan adalah institusi yang Allah tetapkan sejak penciptaan dan harus dihormati.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa pernikahan bukan hanya kontrak sosial, tetapi perjanjian kudus yang mencerminkan hubungan antara Kristus dan gereja (Efesus 5:25-27).
b. Panggilan untuk Hidup Kudus
Louis Berkhof menegaskan bahwa dosa seksual adalah salah satu bentuk pelanggaran yang paling merusak karena melibatkan tubuh, jiwa, dan hubungan dengan Allah.
R.C. Sproul menambahkan bahwa kekudusan dalam pernikahan bukan hanya tentang menjauhi dosa, tetapi juga tentang hidup dalam kasih dan kesetiaan yang mencerminkan kasih Allah.
5. Kepuasan dalam Hidup (Ibrani 13:5: "Janganlah menjadi hamba uang")
Perintah kelima adalah untuk hidup dalam kepuasan dan tidak diperbudak oleh cinta akan uang.
a. Kepuasan dalam Kristus
John Calvin menekankan bahwa ketamakan adalah bentuk penyembahan berhala. Orang percaya harus menemukan kepuasan dalam Kristus, bukan dalam harta duniawi.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa Allah adalah sumber segala kebutuhan kita. Ketidakpuasan sering kali muncul karena kita tidak percaya pada pemeliharaan-Nya.
b. Uang sebagai Hamba, Bukan Tujuan
Louis Berkhof menekankan bahwa uang bukanlah masalah, tetapi cinta akan uanglah yang menjadi akar segala kejahatan (1 Timotius 6:10).
R.C. Sproul mengingatkan bahwa orang percaya harus memiliki perspektif kekekalan dalam hal kekayaan, menggunakan sumber daya mereka untuk kemuliaan Allah.
6. Percaya pada Pemeliharaan Allah (Ibrani 13:6: "Tuhan adalah penolongku")
Perintah keenam adalah untuk hidup dalam kepercayaan kepada pemeliharaan Allah.
a. Kepercayaan sebagai Dasar Hidup Kristen
John Calvin menegaskan bahwa iman kepada pemeliharaan Allah membebaskan kita dari rasa takut dan kekhawatiran duniawi.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa janji Allah dalam Ibrani 13:6 menggemakan Mazmur 118:6, di mana pemazmur menegaskan bahwa Tuhan adalah pelindungnya.
b. Hidup dalam Keyakinan akan Pemeliharaan Allah
Louis Berkhof menekankan bahwa orang percaya tidak perlu takut karena Allah berdaulat atas segala sesuatu.
R.C. Sproul mengajarkan bahwa keyakinan akan pemeliharaan Allah harus memengaruhi cara kita menjalani hidup, dengan keberanian dan kepercayaan penuh pada-Nya.
Kesimpulan
Ibrani 13:1-6 memberikan tujuh perintah praktis dalam hidup Kristen:
- Kasih persaudaraan sebagai tanda iman sejati.
- Keramahan kepada orang asing sebagai wujud kasih Kristus.
- Kepedulian terhadap yang menderita sebagai panggilan untuk berbelarasa.
- Kekudusan dalam pernikahan sebagai cerminan hubungan Kristus dengan gereja.
- Kepuasan dalam hidup dengan tidak mencintai uang.
- Percaya pada pemeliharaan Allah sebagai dasar keberanian iman.
Dalam pandangan teologi Reformed, bagian ini menegaskan bahwa hidup Kristen bukan hanya tentang doktrin, tetapi juga bagaimana iman diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.