Kisah Para Rasul 28:3-5: Perlindungan Allah dan Misi Paulus

Kisah Para Rasul 28:3-5: Perlindungan Allah dan Misi Paulus

Pendahuluan

Kisah Para Rasul 28:3-5 adalah bagian dari catatan perjalanan Paulus setelah ia mengalami kapal karam di Malta dalam perjalanannya ke Roma. Peristiwa ini menunjukkan pemeliharaan Allah atas hamba-Nya dan bagaimana tanda-tanda mujizat mendukung penggenapan rencana Allah. Ayat ini berbunyi:

Kisah Para Rasul 28:3Ketika Paulus mengumpulkan ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, seekor ular beludak keluar karena panas lalu melilit tangan Paulus.
Kisah Para Rasul 28:4Ketika penduduk asli melihat binatang berbisa itu bergantung di tangan Paulus, mereka berkata satu sama lain, “Tidak diragukan lagi, orang ini adalah seorang pembunuh. Walaupun ia telah selamat dari laut, Keadilan tidak akan membiarkannya hidup.”
Kisah Para Rasul 28:5Namun, Paulus mengibaskan binatang itu ke dalam api dan ia tidak menderita luka apa pun. (AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan pemeliharaan Allah atas umat-Nya, penggenapan rencana-Nya melalui Paulus, dan bagaimana tanda-tanda ajaib menunjuk pada kuasa Tuhan. Artikel ini akan membahas makna Kisah Para Rasul 28:3-5 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.

1. Eksposisi Kisah Para Rasul 28:3-5 dalam Konteks Kitab Kisah Para Rasul

Kisah Para Rasul 28 mencatat peristiwa kapal karam yang dialami Paulus di pulau Malta dalam perjalanan menuju Roma sebagai tahanan. Meskipun menghadapi banyak bahaya, Paulus tetap dipelihara oleh Tuhan untuk menyelesaikan tugas penginjilannya.

A. "Ketika Paulus mengumpulkan ranting-ranting dan meletakkannya di atas api" (Kisah Para Rasul 28:3)

1. Paulus sebagai Hamba yang Rendah Hati

Meskipun Paulus adalah seorang rasul yang dihormati, ia tetap bekerja bersama orang lain dan membantu menyalakan api, menunjukkan karakter rendah hati dan hamba yang melayani.

Filipi 2:3 berkata:

"Jangan lakukan sesuatu dengan motif kepentingan pribadi atau kesombongan, tetapi dalam kerendahan hati, anggaplah orang lain lebih utama dari dirimu sendiri."

John Calvin dalam Commentary on Acts menulis:

"Paulus tidak hanya berkhotbah, tetapi juga menunjukkan keteladanan dalam melayani. Gereja membutuhkan pemimpin yang tidak hanya mengajar, tetapi juga bersedia bekerja bersama dengan umatnya."

2. Konteks Mujizat dalam Pelayanan Paulus

Ketika Paulus meletakkan ranting di atas api, seekor ular berbisa menggigitnya, tetapi ia tidak terluka. Ini bukan hanya peristiwa kebetulan, tetapi sebuah mujizat yang menunjukkan kuasa Tuhan dalam melindungi Paulus.

Markus 16:18 berkata:

"Mereka akan memegang ular, dan jika mereka minum sesuatu yang mematikan, itu tidak akan membahayakan mereka; mereka akan meletakkan tangan mereka atas orang sakit, dan mereka akan sembuh."

John MacArthur dalam The Book of Acts menegaskan bahwa tanda-tanda mujizat dalam pelayanan rasul bukanlah tujuan utama, tetapi sarana untuk meneguhkan otoritas mereka sebagai utusan Kristus.

B. "Ketika penduduk asli melihat binatang berbisa itu bergantung di tangan Paulus" (Kisah Para Rasul 28:4)

1. Kepercayaan Pagan terhadap Hukuman Ilahi

Penduduk Malta percaya bahwa Paulus pasti seorang pembunuh yang layak menerima hukuman dari para dewa. Ini mencerminkan pandangan dunia kafir yang melihat penderitaan sebagai hukuman langsung dari ilahi.

Ayub 4:7-8 berkata:

"Ingatlah, siapa yang tidak bersalah pernah binasa, dan di mana orang yang jujur pernah dipunahkan?"

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa pandangan bahwa penderitaan selalu akibat langsung dari dosa adalah kesalahpahaman yang telah lama ada dalam sejarah manusia.

2. Tuhan Menggunakan Keadaan untuk Menyatakan Diri-Nya

Walaupun penduduk Malta salah memahami apa yang terjadi, Tuhan menggunakan peristiwa ini untuk menunjukkan kuasa-Nya dan membuka jalan bagi Paulus untuk bersaksi.

Roma 8:28 berkata:

"Kita tahu bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."

R.C. Sproul menegaskan bahwa Tuhan sering menggunakan kejadian sehari-hari untuk menyatakan kehendak-Nya dan menarik orang kepada kebenaran Injil.

C. "Namun, Paulus mengibaskan binatang itu ke dalam api dan ia tidak menderita luka apa pun" (Kisah Para Rasul 28:5)

1. Pemeliharaan Ilahi atas Paulus

Paulus tidak terluka sama sekali, membuktikan bahwa Tuhan memiliki rencana yang belum selesai bagi dirinya.

Mazmur 91:13 berkata:

"Engkau akan menginjak singa dan ular tedung; engkau akan menginjak-injak anak singa dan ular naga."

John Piper dalam Providence menekankan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas setiap peristiwa, termasuk yang tampaknya berbahaya bagi umat-Nya.

2. Mujizat yang Memimpin pada Kesaksian Injil

Karena Paulus selamat, penduduk Malta akhirnya menganggapnya sebagai orang yang istimewa dan mulai mendengarkan ajarannya.

Kisah Para Rasul 28:8-9 berkata:

"Paulus masuk ke tempat tidur ayah Publius, berdoa, dan meletakkan tangannya ke atasnya, lalu menyembuhkan dia. Setelah peristiwa itu, orang-orang lain di pulau itu yang menderita penyakit juga datang dan disembuhkan."

Martyn Lloyd-Jones dalam The Church and the Last Things menjelaskan bahwa mujizat yang terjadi dalam kehidupan rasul adalah alat untuk membawa orang-orang kepada Kristus.

2. Kisah Para Rasul 28:3-5 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Providensia Allah: Tuhan Berdaulat atas Segala Sesuatu

Peristiwa ini menegaskan bahwa tidak ada hal yang terjadi di luar kendali Tuhan.

Efesus 1:11 berkata:

"Di dalam Dia, kita juga telah mendapat bagian yang dijanjikan, yang ditentukan sebelumnya sesuai dengan maksud Dia yang mengerjakan segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya."

John Calvin menegaskan bahwa pemeliharaan Tuhan memastikan bahwa setiap peristiwa dalam hidup kita terjadi sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.

B. Perseverance of the Saints: Tuhan Memelihara Umat-Nya

Filipi 1:6 berkata:

"Ia yang telah memulai pekerjaan baik di antara kamu, Ia juga yang akan menyempurnakannya sampai hari Kristus Yesus."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa Tuhan tidak hanya menyelamatkan umat-Nya, tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap setia dan dipelihara sampai akhir.

3. Implikasi Kisah Para Rasul 28:3-5 dalam Kehidupan Kristen

A. Tetap Setia Melayani di Segala Keadaan

Paulus tetap melayani dan bekerja meskipun ia adalah seorang rasul. Ini menunjukkan bahwa kesetiaan dalam pelayanan adalah panggilan setiap orang percaya.

B. Percaya pada Pemeliharaan Tuhan

Kita harus percaya bahwa Tuhan memiliki kendali penuh atas hidup kita dan akan melindungi kita sesuai dengan rencana-Nya.

C. Menggunakan Kesempatan untuk Bersaksi

Tuhan sering membuka pintu penginjilan melalui pengalaman hidup kita. Kita harus siap menggunakan setiap kesempatan untuk menyatakan Injil kepada dunia.

Kesimpulan

Kisah Para Rasul 28:3-5 mengajarkan bahwa:

  1. Tuhan berdaulat atas setiap peristiwa dalam hidup kita.
  2. Pemeliharaan Tuhan melindungi umat-Nya sampai rencana-Nya selesai.
  3. Mujizat adalah alat Tuhan untuk membuka pintu bagi Injil.
  4. Kita dipanggil untuk tetap setia dan menggunakan setiap kesempatan untuk bersaksi.

Sebagai umat Tuhan, kita harus hidup dalam iman dan keyakinan bahwa Tuhan bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post