Roma 5:1: Justifikasi oleh Iman dan Damai dengan Allah

Roma 5:1: Justifikasi oleh Iman dan Damai dengan Allah

Pendahuluan:

Roma 5:1 adalah salah satu ayat yang menjadi pilar utama dalam teologi Reformed, khususnya dalam doktrin justifikasi oleh iman (justification by faith alone). Ayat ini menegaskan bahwa orang percaya dibenarkan bukan oleh perbuatan mereka, tetapi hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.

Ayat ini berbunyi:

"Oleh sebab itu, sejak kita telah dibenarkan melalui iman, kita berdamai dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Kristus Yesus;" (Roma 5:1, AYT)

Artikel ini akan membahas Roma 5:1 berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Jonathan Edwards, Louis Berkhof, dan lainnya. Kami akan menguraikan makna teologisnya serta implikasinya dalam kehidupan Kristen.

1. Eksposisi Roma 5:1 dalam Konteks Surat Roma

Surat Roma adalah surat doktrinal yang mendalam, dan pasal 5 merupakan transisi dari bagian tentang pembenaran (justification) menuju kehidupan yang baru dalam Kristus.

A. "Sejak kita telah dibenarkan melalui iman"

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa doktrin pembenaran oleh iman (justification by faith alone) adalah dasar dari Injil. Ia menulis:

"Iman adalah satu-satunya instrumen yang melaluinya kita menerima kebenaran Kristus dan dibenarkan di hadapan Allah."

Pembenaran oleh iman menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, melainkan sepenuhnya karya Kristus yang diterima oleh iman.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa pembenaran terdiri dari dua aspek utama:

  1. Pengampunan dosa – Allah menghapus dosa kita karena Kristus telah menanggung hukuman dosa di kayu salib.
  2. Pemberian kebenaran Kristus – Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang percaya, sehingga mereka layak di hadapan Allah.

B. "Kita berdamai dengan Allah"

Kata "berdamai" (eirēnē dalam bahasa Yunani) menunjukkan bahwa sebelum dibenarkan, manusia berada dalam keadaan permusuhan dengan Allah karena dosa.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa natur manusia yang berdosa membuat mereka secara alami menolak Allah. Namun, melalui justifikasi, relasi antara manusia dan Allah dipulihkan.

Jonathan Edwards dalam Sinners in the Hands of an Angry God menegaskan bahwa tanpa justifikasi oleh iman, manusia tetap berada di bawah murka Allah.

C. "Oleh karena Tuhan kita, Kristus Yesus"

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menekankan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian dengan Allah. Tanpa pengorbanan Kristus, manusia tidak memiliki harapan untuk dibenarkan.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa kematian dan kebangkitan Kristus adalah dasar dari pembenaran. Dengan menerima-Nya, kita menerima seluruh manfaat dari karya keselamatan-Nya.

2. Roma 5:1 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Justifikasi oleh Iman (Sola Fide)

Roma 5:1 adalah salah satu ayat yang mendukung doktrin sola fide (hanya oleh iman). Reformator Martin Luther mengatakan:

"Jika doktrin pembenaran oleh iman jatuh, maka seluruh doktrin Kristen jatuh bersamanya."

Teologi Reformed menolak gagasan bahwa manusia dapat berkontribusi terhadap keselamatan mereka. Justifikasi adalah tindakan Allah, bukan hasil usaha manusia.

John Owen dalam The Doctrine of Justification by Faith menjelaskan bahwa iman bukanlah pekerjaan manusia, tetapi karunia Allah yang diberikan kepada mereka yang dipilih-Nya.

B. Perdamaian dengan Allah sebagai Hasil Justifikasi

Louis Berkhof menulis bahwa perdamaian dengan Allah bukan hanya suatu perasaan, tetapi suatu status hukum. Sebelum justifikasi, kita adalah musuh Allah, tetapi setelahnya, kita menjadi anak-anak-Nya.

R.C. Sproul dalam Saved by Grace menjelaskan bahwa justifikasi tidak hanya menyelamatkan kita dari hukuman dosa, tetapi juga membawa kita ke dalam hubungan yang harmonis dengan Allah.

C. Jaminan Keselamatan dan Ketekunan Orang Kudus

Roma 5:1 juga sejalan dengan doktrin ketekunan orang kudus (perseverance of the saints). Jika kita telah dibenarkan, maka status kita di hadapan Allah tidak bisa dibatalkan.

John Piper dalam Future Grace menegaskan bahwa mereka yang telah dibenarkan akan tetap bertahan dalam iman karena Allah sendiri yang menjaga mereka.

3. Implikasi Roma 5:1 dalam Kehidupan Kristen

A. Keyakinan Akan Keselamatan

Jika kita telah dibenarkan oleh iman, maka keselamatan kita terjamin. Tidak ada dosa atau kelemahan yang bisa membatalkan status kita sebagai orang benar di hadapan Allah.

Martyn Lloyd-Jones dalam Romans: Assurance berkata:

"Orang Kristen tidak seharusnya hidup dalam ketakutan akan kehilangan keselamatan, karena justifikasi adalah tindakan hukum Allah yang tidak dapat dibatalkan."

B. Hidup dalam Damai Sejahtera

Karena kita telah berdamai dengan Allah, kita bisa hidup dalam ketenangan rohani. Kita tidak lagi berada di bawah murka Allah, tetapi di bawah kasih dan anugerah-Nya.

Herman Bavinck menulis bahwa perdamaian dengan Allah juga mencerminkan kehidupan kita yang penuh damai dengan sesama.

C. Panggilan untuk Hidup dalam Kekudusan

Justifikasi tidak hanya mengubah status kita, tetapi juga mengubah cara hidup kita.

Jonathan Edwards berkata:

"Iman yang sejati akan selalu menghasilkan perubahan dalam kehidupan seseorang."

Jika kita benar-benar telah dibenarkan, maka hidup kita harus mencerminkan kebenaran itu dengan cara hidup yang kudus.

D. Keberanian dalam Menghadapi Penderitaan

Paulus menulis surat Roma dalam konteks penganiayaan dan penderitaan. Jika kita telah dibenarkan, kita tidak perlu takut terhadap penderitaan karena kita telah berdamai dengan Allah.

John MacArthur berkata:

"Orang Kristen yang mengerti bahwa mereka telah dibenarkan oleh iman akan memiliki keberanian besar dalam menghadapi tantangan hidup."

Kesimpulan

Roma 5:1 adalah ayat yang sangat kuat dalam teologi Reformed karena mengajarkan tiga kebenaran utama:

  1. Justifikasi hanya oleh iman (sola fide), bukan oleh perbuatan manusia.
  2. Perdamaian dengan Allah sebagai hasil dari justifikasi – Kita tidak lagi berada di bawah murka Allah.
  3. Jaminan keselamatan bagi orang percaya – Mereka yang telah dibenarkan akan tetap bertahan dalam iman.

Pandangan dari para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan lainnya menegaskan bahwa keselamatan adalah sepenuhnya hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha manusia.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan keselamatan, kedamaian dengan Allah, dan ketaatan dalam kekudusan.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post