Aku Akan Memberikan Kelegaan Kepadamu (Matius 11:28)
Pendahuluan:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
(Matius 11:28, AYT)
Ayat ini merupakan salah satu janji Kristus yang paling menghibur bagi orang percaya. Dalam dunia yang penuh tekanan, penderitaan, dan kelelahan rohani, kata-kata Yesus ini memberikan harapan yang luar biasa. Namun, apakah kelegaan yang dijanjikan Yesus itu hanya berbicara tentang kenyamanan fisik? Atau adakah makna yang lebih dalam menurut perspektif teologi Reformed?
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna janji Yesus tentang kelegaan, bagaimana pandangan teologi Reformed menjelaskannya, serta bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Konteks Historis dan Makna Ayat Matius 11:28
Ketika Yesus berbicara tentang kelegaan, Ia tidak hanya berbicara kepada individu-individu yang mengalami kesulitan fisik, tetapi juga kepada mereka yang terbelenggu oleh sistem keagamaan yang legalistik.
Pada masa itu, para pemimpin agama Yahudi (seperti kaum Farisi) menambahkan begitu banyak aturan dalam kehidupan beragama, sehingga orang-orang merasa sangat terbebani. Mereka menekankan ketaatan hukum Taurat sebagai jalan keselamatan, sehingga banyak orang merasa tertindas secara rohani.
Yesus, dalam Matius 11:28, mengundang mereka untuk datang kepada-Nya, bukan kepada sistem keagamaan yang menindas. Ia tidak hanya menawarkan pembebasan dari beban hukum yang berlebihan, tetapi juga keselamatan sejati yang hanya bisa ditemukan dalam diri-Nya.
Menurut teologi Reformed, ayat ini bukan hanya sekadar janji tentang kelegaan emosional atau fisik, tetapi juga berbicara tentang doktrin anugerah dan keselamatan yang diberikan kepada orang berdosa.
2. Kelegaan Sejati dalam Teologi Reformed
Teologi Reformed menekankan bahwa manusia tidak dapat memperoleh keselamatan melalui usaha sendiri. Semua orang telah jatuh dalam dosa (Roma 3:23) dan berada di bawah murka Allah. Namun, dalam kasih-Nya, Allah menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus.
a. Kelegaan dari Hukuman Dosa
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa manusia berada dalam keadaan kelelahan rohani karena dosa. Kita tidak mampu menyelamatkan diri sendiri. Namun, dalam Kristus, kita menerima kelegaan sejati karena Dia telah menanggung hukuman dosa di kayu salib.
“Hanya dalam Kristus kita menemukan istirahat sejati, karena hanya Dialah yang telah memuaskan murka Allah bagi kita.” – John Calvin
Ini selaras dengan Yesaya 53:5:
"Tetapi Dia tertikam oleh karena pelanggaran kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh."
Yesus menanggung beban dosa kita, sehingga kita tidak perlu hidup dalam ketakutan akan hukuman kekal.
b. Kelegaan dari Usaha Manusia untuk Memperoleh Keselamatan
R.C. Sproul menekankan bahwa dalam Injil, Yesus tidak meminta kita untuk bekerja lebih keras agar diterima oleh Allah. Sebaliknya, Ia mengundang kita untuk percaya kepada-Nya dan menerima keselamatan sebagai anugerah.
Pandangan ini sejalan dengan Efesus 2:8-9:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri."
Ini berarti bahwa kelegaan yang diberikan Yesus adalah kebebasan dari usaha sia-sia untuk mendapatkan keselamatan melalui perbuatan baik.
c. Kelegaan dalam Hidup Sehari-hari
John Piper dalam bukunya Desiring God menjelaskan bahwa kelegaan yang Yesus berikan juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kristus, kita memiliki damai sejahtera di tengah pergumulan.
Filipi 4:6-7 berkata:
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
Kelegaan dalam Kristus tidak berarti bahwa kita akan bebas dari masalah, tetapi bahwa kita dapat mengalami kedamaian meskipun menghadapi tantangan hidup.
3. Bagaimana Kita Bisa Menerima Kelegaan yang Dijanjikan Kristus?
Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku..." (Matius 11:28). Ini berarti ada tindakan yang harus kita ambil untuk menerima kelegaan yang Dia janjikan. Berikut adalah beberapa langkah yang diajarkan oleh teologi Reformed untuk mengalami kelegaan sejati:
a. Mengakui Ketidakmampuan Diri
Teologi Reformed menekankan doktrin Total Depravity (Kebobrokan Total), yang mengajarkan bahwa manusia dalam keadaan dosa tidak mampu datang kepada Allah dengan kekuatannya sendiri.
Roma 3:10-12 mengatakan:
"Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah."
Untuk mengalami kelegaan sejati, kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.
b. Berserah kepada Kristus dengan Iman
Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Ini bukan sekadar tindakan emosional, tetapi respons iman yang sejati.
John MacArthur dalam bukunya The Gospel According to Jesus menjelaskan bahwa iman sejati melibatkan pertobatan dan berserah sepenuhnya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Yohanes 6:37 berkata:
"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang."
Ketika kita percaya kepada Kristus, kita menerima kelegaan sejati karena kita tidak lagi bergantung pada usaha sendiri, tetapi pada kasih karunia-Nya.
c. Hidup dalam Kelegaan yang Dijanjikan Kristus
Setelah kita menerima Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kelegaan yang Dia berikan. Ini berarti kita harus:
- Menyerahkan setiap kekhawatiran kepada Tuhan (1 Petrus 5:7)
- Memiliki pola pikir yang dipenuhi firman Tuhan (Kolose 3:16)
- Mengandalkan kuasa Roh Kudus dalam menghadapi tantangan (Galatia 5:16)
Kelegaan sejati bukanlah hidup tanpa masalah, tetapi hidup dalam kedamaian di tengah badai karena kita percaya kepada Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu.
Kesimpulan: Kelegaan Sejati Hanya Ada dalam Kristus
Dalam dunia yang penuh kelelahan, stres, dan pergumulan, janji Yesus dalam Matius 11:28 tetap relevan.
Menurut teologi Reformed, kelegaan yang Yesus janjikan mencakup:
- Kelegaan dari hukuman dosa – Karena Yesus telah menanggung murka Allah di kayu salib.
- Kelegaan dari usaha manusia untuk memperoleh keselamatan – Karena keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.
- Kelegaan dalam kehidupan sehari-hari – Karena kita memiliki damai sejahtera di tengah pergumulan.
Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya, menyerahkan beban kita, dan hidup dalam kelegaan yang hanya dapat ditemukan dalam kasih karunia-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk beristirahat dalam janji-Nya, hidup dalam iman, dan mengalami damai sejahtera yang melampaui segala akal.