Doa Menjelang Kematian

Pendahuluan
Kematian adalah kenyataan yang pasti dalam kehidupan manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindarinya, baik orang percaya maupun yang tidak. Namun, bagi orang Kristen, kematian bukanlah akhir, melainkan pintu masuk menuju kemuliaan kekal bersama Kristus.
Dalam teologi Reformed, kematian dipahami dalam terang kedaulatan Allah, janji keselamatan dalam Kristus, dan pengharapan akan kebangkitan tubuh. Para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang ditakuti, tetapi sesuatu yang telah dikalahkan oleh Kristus di kayu salib.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana doa menjelang kematian seharusnya dipanjatkan oleh orang percaya, berdasarkan prinsip-prinsip teologi Reformed. Kita juga akan mengeksplorasi doa-doa dalam Alkitab, penghiburan Injil, dan bagaimana kita mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan iman yang teguh.
1. Pandangan Teologi Reformed tentang Kematian
Dalam pemikiran Reformed, kematian manusia dipandang dalam tiga aspek utama:
a. Kematian sebagai Upah Dosa
Roma 6:23 mengatakan:
"Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Menurut John Calvin, kematian jasmani adalah konsekuensi dari kejatuhan manusia dalam dosa. Namun, bagi orang percaya, kematian telah kehilangan sengatnya karena Kristus telah menanggung hukuman dosa di kayu salib (1 Korintus 15:55-57).
b. Kematian sebagai Awal Kehidupan Kekal
Bagi orang Kristen, kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari kehidupan yang lebih mulia bersama Allah.
2 Korintus 5:8 berkata:
"Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap bersama-sama dengan Tuhan."
R.C. Sproul menekankan bahwa orang Kristen tidak perlu takut akan kematian karena kita memiliki kepastian hidup kekal dalam Kristus.
c. Kematian dalam Kedaulatan Allah
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah menentukan waktu dan cara kematian setiap manusia (Ayub 14:5). Oleh karena itu, orang percaya harus menghadapi kematian dengan iman, bukan ketakutan.
2. Doa Menjelang Kematian dalam Alkitab
Dalam Alkitab, ada beberapa contoh doa yang dipanjatkan oleh orang percaya saat menghadapi kematian:
a. Doa Yesus di Kayu Salib (Lukas 23:46)
Ketika Yesus hendak menghembuskan napas terakhir, Ia berdoa:
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Doa ini menunjukkan kepercayaan total kepada Allah dalam menghadapi kematian. Yesus mengajarkan bahwa orang percaya dapat menyerahkan roh mereka dengan tenang ke dalam tangan Bapa.
b. Doa Stefanus Saat Dilempari Batu (Kisah Para Rasul 7:59-60)
Stefanus, ketika menghadapi kematiannya, berdoa:
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Ia juga berdoa agar Allah mengampuni musuh-musuhnya, mengikuti teladan Kristus.
c. Doa Paulus tentang Kerinduan akan Kristus (Filipi 1:21-23)
Paulus menulis:
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan... Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik."
Paulus melihat kematian bukan sebagai kehilangan, tetapi sebagai keuntungan yang lebih besar karena bertemu dengan Kristus.
3. Bagaimana Orang Kristen Berdoa Menjelang Kematian?
Sebagai orang percaya, doa menjelang kematian harus mencerminkan iman yang teguh, pengharapan dalam Kristus, dan kepercayaan kepada janji Allah. Berikut beberapa elemen penting dalam doa menjelang kematian:
a. Mengakui Kedaulatan Allah atas Hidup dan Mati
Orang percaya harus menyadari bahwa Allah memegang kendali atas segala sesuatu, termasuk kematian.
Contoh doa:
"Tuhan yang Mahakuasa, Engkau adalah Alfa dan Omega, awal dan akhir dari kehidupanku. Aku percaya bahwa hidup dan matiku ada di tangan-Mu. Aku berserah kepada kehendak-Mu yang sempurna."
b. Memohon Pengampunan dan Penyucian
Meskipun dosa-dosa kita telah diampuni dalam Kristus, kita harus tetap datang kepada Allah dengan hati yang bersih.
Contoh doa:
"Tuhan Yesus, Engkau telah menebusku dengan darah-Mu yang mahal. Ampunilah segala dosaku dan sucikanlah aku. Biarlah aku memasuki hadirat-Mu dengan hati yang murni dan penuh syukur."
c. Bersyukur atas Hidup yang Diberikan Allah
Mengucap syukur atas kesempatan hidup, keluarga, gereja, dan pengalaman bersama Tuhan adalah bagian dari doa menjelang kematian.
Contoh doa:
"Bapa Surgawi, aku bersyukur atas setiap napas yang Engkau berikan. Aku bersyukur atas kasih setia-Mu sepanjang hidupku. Segala sesuatu adalah anugerah-Mu, dan aku memuji nama-Mu."
d. Memohon Penghiburan bagi Keluarga dan Orang yang Ditinggalkan
Doa ini menunjukkan kepedulian terhadap orang-orang yang akan kehilangan kita.
Contoh doa:
"Tuhan, hiburkanlah keluargaku dan berikan mereka damai sejahtera yang melampaui segala akal. Kuatkanlah mereka dalam pengharapan Injil dan biarlah mereka tetap setia kepada-Mu."
e. Menyerahkan Diri ke Dalam Tangan Tuhan
Akhirnya, doa harus diakhiri dengan penyerahan total kepada Tuhan, sebagaimana Yesus dan Stefanus berdoa menjelang kematian mereka.
Contoh doa:
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku. Aku menantikan sukacita abadi bersama-Mu. Amin."
4. Bagaimana Orang Kristen Mempersiapkan Diri Menghadapi Kematian?
Menghadapi kematian dengan iman membutuhkan persiapan rohani yang mendalam. Berikut beberapa cara untuk bersiap:
a. Hidup dalam Kekudusan dan Ketaatan
1 Petrus 1:15-16 berkata:
"Hendaklah kamu menjadi kudus dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu."
John Calvin mengajarkan bahwa hidup yang kudus adalah bukti iman yang sejati dan persiapan terbaik menghadapi kematian.
b. Menjaga Hubungan yang Baik dengan Sesama
Orang Kristen harus mengampuni dan berdamai dengan orang lain sebelum meninggal, sebagaimana Yesus dan Stefanus mengampuni musuh mereka.
c. Berpegang pada Janji Kebangkitan
Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:52:
"Sebab sangkakala akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
Kita harus menghadapi kematian dengan keyakinan bahwa tubuh kita akan dibangkitkan dalam kemuliaan pada kedatangan Kristus yang kedua.
Kesimpulan: Doa yang Menyelamatkan di Akhir Hayat
Kematian bukanlah akhir, tetapi permulaan kehidupan yang lebih baik bagi orang percaya. Doa menjelang kematian bukan sekadar ritual, tetapi kesaksian iman yang menunjukkan pengharapan kita dalam Kristus.
Sebagai orang Kristen, kita tidak perlu takut menghadapi kematian, karena Kristus telah mengalahkan maut dan memberikan kita hidup kekal (Yohanes 11:25-26).
Mari kita hidup dalam kekudusan, siap menghadapi kematian dengan iman, dan berdoa dengan penuh pengharapan saat waktunya tiba.
Soli Deo Gloria!