Doktrin Predestinasi dalam Teologi Reformed

Pendahuluan
Doktrin Predestinasi adalah salah satu ajaran utama dalam teologi Reformed yang menegaskan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya, telah menetapkan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dihukum sejak sebelum dunia dijadikan. Konsep ini sering kali dikaitkan dengan ajaran John Calvin dan teologi Reformasi Protestan, serta menjadi dasar bagi banyak perdebatan dalam sejarah gereja.
Salah satu ayat utama yang sering dikutip dalam pembahasan ini adalah Efesus 1:4-5:
“Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih, Ia telah menentukan kita dari semula untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” (Efesus 1:4-5, AYT)
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi doktrin predestinasi berdasarkan pemahaman para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Charles Hodge, John Piper, dan Loraine Boettner.
I. Definisi Doktrin Predestinasi dalam Teologi Reformed
Predestinasi berasal dari kata Yunani "proorizo" yang berarti "menentukan sebelumnya" atau "menetapkan tujuan sebelumnya". Dalam teologi Reformed, predestinasi dapat dibagi menjadi dua aspek utama:
- Predestinasi kepada keselamatan (election) – Allah memilih beberapa orang untuk diselamatkan berdasarkan kehendak-Nya sendiri, bukan karena perbuatan mereka.
- Predestinasi kepada hukuman (reprobation) – Allah dalam kedaulatan-Nya juga mengizinkan beberapa orang untuk tetap berada dalam dosa dan menerima hukuman yang setimpal.
John Calvin dalam bukunya "Institutes of the Christian Religion" menjelaskan:
"Predestinasi adalah keputusan kekal Allah yang dengannya Ia menetapkan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dihukum. Pilihan ini tidak berdasarkan perbuatan manusia, tetapi hanya karena kehendak dan kasih karunia-Nya."
Doktrin ini sering dikaitkan dengan konsep "doctrines of grace" atau Lima Poin Calvinisme (TULIP), terutama dalam aspek "U" (Unconditional Election – Pemilihan tanpa syarat).
II. Dasar Alkitabiah Predestinasi
1. Pemilihan Sejak Kekekalan
Predestinasi menegaskan bahwa Allah telah memilih umat-Nya sebelum dunia dijadikan. Ayat-ayat yang mendukung konsep ini antara lain:
- Efesus 1:4-5 – Allah memilih kita sebelum dunia dijadikan.
- Roma 8:29-30 – "Sebab semua orang yang telah Dia ketahui sebelumnya, mereka juga telah Dia tentukan dari semula…"
- Yohanes 6:44 – "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jika Bapa yang mengutus Aku tidak menariknya…"
Charles Hodge dalam "Systematic Theology" menulis:
"Keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi sepenuhnya pekerjaan Allah. Jika manusia bisa memilih Allah dengan kehendaknya sendiri, maka anugerah tidak lagi menjadi anugerah."
2. Predestinasi dan Kedaulatan Allah
Salah satu pilar utama teologi Reformed adalah kedaulatan Allah dalam segala sesuatu, termasuk keselamatan.
- Daniel 4:35 – "Ia melakukan menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara di langit dan penduduk bumi…"
- Roma 9:16 – "Jadi, itu bukan karena keinginan atau usaha manusia, melainkan karena belas kasihan Allah."
R.C. Sproul dalam "Chosen by God" menekankan bahwa jika keselamatan bergantung pada manusia, maka manusia yang berkuasa atas Allah.
"Jika Allah tidak menentukan keselamatan, maka keputusan akhir ada di tangan manusia, dan ini bertentangan dengan kedaulatan-Nya."
3. Predestinasi dan Tanggung Jawab Manusia
Banyak orang menentang doktrin predestinasi karena menganggapnya bertentangan dengan tanggung jawab manusia. Namun, teologi Reformed menekankan konsep misteri ilahi di mana kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia berjalan bersamaan.
- Roma 10:9 – "Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati, kamu akan diselamatkan."
- Matius 11:28 – "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."
John Piper dalam "Desiring God" menulis:
"Allah yang menentukan keselamatan, tetapi Dia juga menetapkan bahwa keselamatan datang melalui pemberitaan Injil dan respons iman manusia."
III. Keberatan terhadap Doktrin Predestinasi dan Tanggapan Teologi Reformed
1. Apakah Predestinasi Tidak Adil?
Salah satu keberatan utama terhadap predestinasi adalah tuduhan bahwa Allah tidak adil karena memilih beberapa orang dan membiarkan yang lain terhilang.
Namun, Roma 9:14-15 menegaskan:
"Apakah itu berarti Allah tidak adil? Sekali-kali tidak! Sebab Dia berkata kepada Musa: Aku akan menunjukkan belas kasihan kepada siapa Aku ingin menunjukkan belas kasihan."
Loraine Boettner dalam "The Reformed Doctrine of Predestination" menjelaskan:
"Allah tidak berutang keselamatan kepada siapa pun. Jika Dia memilih beberapa orang untuk diselamatkan, itu adalah anugerah-Nya, bukan ketidakadilan."
2. Apakah Predestinasi Menghilangkan Kebebasan Manusia?
Teologi Reformed mengajarkan bahwa kehendak manusia tidak dihilangkan, tetapi diperbudak oleh dosa.
- Roma 3:10-11 – "Tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada seorang pun yang mencari Allah."
- Yohanes 8:34 – "Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa."
Predestinasi bukan berarti manusia dipaksa percaya kepada Allah, tetapi Allah mengubah hati manusia sehingga mereka secara sukarela datang kepada-Nya.
Sproul menyatakan:
"Allah tidak menghilangkan kebebasan kita, tetapi Dia membebaskan kita dari perbudakan dosa sehingga kita dapat memilih Dia dengan sukarela."
IV. Implikasi Doktrin Predestinasi
1. Memberikan Jaminan Keselamatan
Karena keselamatan sepenuhnya bergantung pada Allah, orang percaya tidak perlu takut kehilangan keselamatan mereka.
- Filipi 1:6 – "Dia yang telah memulai pekerjaan baik dalam kamu, akan menyelesaikannya."
2. Mendorong Penginjilan
Sebagian orang berpikir bahwa predestinasi menghilangkan motivasi untuk menginjili. Namun, teologi Reformed justru menekankan bahwa penginjilan adalah sarana yang ditetapkan Allah untuk membawa orang pilihan-Nya kepada keselamatan.
- 2 Timotius 2:10 – "Karena itu aku sabar menanggung segala sesuatu bagi orang-orang pilihan…"
3. Meninggikan Kemuliaan Allah
Predestinasi menegaskan bahwa keselamatan bukan karena usaha manusia, tetapi sepenuhnya karena anugerah Allah.
- Efesus 2:8-9 – "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu…"
Boettner berkata:
"Ketika kita memahami predestinasi, kita semakin melihat betapa besar anugerah Allah, sehingga semua kemuliaan kembali kepada-Nya."
Kesimpulan
Doktrin Predestinasi dalam teologi Reformed adalah fondasi keselamatan berdasarkan kasih karunia Allah yang mutlak.
- Allah telah memilih orang percaya sejak sebelum dunia dijadikan.
- Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.
- Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia berjalan bersama.
- Predestinasi memberikan jaminan keselamatan dan mendorong penginjilan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk bersyukur atas anugerah Allah, memberitakan Injil, dan hidup bagi kemuliaan-Nya.
"Sebab dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia segala sesuatu. Bagi-Nyalah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin." (Roma 11:36)