Dosa Tidak Membunuh Yesus—Allah yang Melakukannya

Pendahuluan
Salah satu kebenaran paling mengejutkan dalam teologi Kristen adalah bahwa kematian Yesus di kayu salib bukan sekadar akibat dari pengkhianatan Yudas, kebencian orang Farisi, atau kekejaman tentara Romawi. Bahkan, bukan hanya dosa manusia yang membunuh-Nya. Dalam rencana kekal Allah, Yesus diserahkan kepada kematian oleh kehendak Allah sendiri.
Pernyataan ini bisa terdengar mengejutkan dan bahkan mengganggu. Namun, bagi para teolog Reformed, ini adalah inti dari Injil. Jika kita ingin memahami sepenuhnya makna penebusan, kita harus memahami siapa yang benar-benar mengorbankan Yesus dan mengapa.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi doktrin penebusan dalam teologi Reformed dengan menjawab pertanyaan berikut:
-
Apakah yang menyebabkan kematian Yesus?
-
Apa peran Allah dalam kematian Kristus?
-
Bagaimana pemahaman ini memperdalam apresiasi kita terhadap Injil?
Mari kita menelusuri kebenaran yang luar biasa ini berdasarkan Alkitab dan pemikiran para teolog Reformed.
1. Siapa yang Membunuh Yesus?
Ketika kita membaca narasi Injil tentang penyaliban, kita melihat banyak pelaku yang terlibat dalam kematian Yesus:
-
Yudas Iskariot mengkhianati-Nya demi tiga puluh keping perak.
-
Imam-imam kepala dan orang Farisi menuduh-Nya dengan tuduhan palsu.
-
Pontius Pilatus menyerahkan-Nya untuk disalibkan meskipun tahu bahwa Ia tidak bersalah.
-
Tentara Romawi mencambuk, mengejek, dan akhirnya menyalibkan-Nya.
Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa di balik semua ini, Allah sendiri yang menentukan kematian Yesus. Kisah Para Rasul 2:23 berkata:
"Dia yang diserahkan menurut rencana Allah yang telah ditetapkan dan menurut kehendak-Nya yang terdahulu, kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan orang-orang durhaka."
Ayat ini menunjukkan dua kebenaran yang berjalan berdampingan:
-
Yesus disalibkan oleh orang berdosa—mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka.
-
Namun, semuanya terjadi dalam rencana kekal Allah—bukan sebagai kejadian yang kebetulan, tetapi sebagai bagian dari kehendak Allah yang berdaulat.
John Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:
"Kristus diserahkan kepada kematian, bukan hanya karena tindakan manusia, tetapi terutama karena keputusan kekal Allah."
Kematian Yesus bukanlah kecelakaan sejarah, tetapi bagian dari rencana keselamatan yang telah Allah tetapkan sebelum dunia dijadikan.
2. Allah yang Menghukum Yesus di Kayu Salib
Dalam teologi Reformed, salah satu konsep kunci dalam doktrin penebusan adalah substitusi penal—bahwa Yesus mati sebagai pengganti kita, menanggung murka Allah yang seharusnya ditimpakan kepada kita.
Yesaya 53:4-6 menggambarkan ini dengan sangat jelas:
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian."
Perhatikan frasa yang digunakan: "dipukul dan ditindas Allah", "TUHAN telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian."
Ini berarti bahwa di kayu salib, bukan hanya manusia yang menyalibkan Yesus—Allah sendiri yang menghukum Dia.
Jonathan Edwards dalam khotbahnya The Justice of God in the Damnation of Sinners menulis bahwa:
"Allah, dalam keadilan-Nya, harus menghukum dosa. Namun dalam kasih-Nya, Ia menimpakan hukuman itu kepada Kristus sebagai pengganti kita."
Kematian Yesus bukanlah sekadar tindakan kejam manusia, tetapi pelaksanaan keadilan ilahi. Di kayu salib, Allah mencurahkan murka-Nya atas Yesus yang telah menjadi pengganti kita.
3. Mengapa Allah Menghukum Yesus?
Jika Allah adalah kasih, mengapa Ia menghukum Putra-Nya sendiri? Jawabannya terletak dalam kebutuhan akan keadilan dan kasih Allah yang tak terpisahkan.
a. Keadilan Allah Harus Dipuaskan
Dalam Roma 3:25-26, Paulus menjelaskan alasan utama kematian Kristus:
"Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dilakukan-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa kini, supaya nyata bahwa Ia benar dan membenarkan orang yang percaya kepada Yesus."
Allah tidak bisa begitu saja mengampuni dosa tanpa penghukuman. Jika Ia melakukannya, maka Ia tidak akan menjadi Allah yang adil.
b. Kasih Allah Dinyatakan di Salib
Namun, di balik penghukuman ini, ada kasih yang luar biasa. Yohanes 3:16 berkata:
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Allah menghukum Yesus bukan karena Ia membenci-Nya, tetapi karena Ia mengasihi kita. Di dalam Kristus, Allah sendiri menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung.
Tim Keller merangkum kebenaran ini dengan indah:
"Di kayu salib, kasih dan keadilan Allah bertemu. Tanpa salib, kita tidak akan pernah memahami kedalaman kasih-Nya maupun keseriusan keadilan-Nya."
4. Implikasi bagi Orang Percaya
Pemahaman bahwa Allah yang menyerahkan Yesus kepada kematian memiliki dampak yang besar bagi iman kita:
-
Keselamatan Kita Dijamin Sepenuhnya
-
Karena keselamatan kita berasal dari rencana kekal Allah dan bukan usaha manusia, kita dapat yakin bahwa kita selamanya aman dalam Kristus.
-
-
Dosa Kita Tidak Bisa Memisahkan Kita dari Kasih Allah
-
Jika Allah telah menimpakan dosa kita kepada Kristus, tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak bisa diampuni oleh darah-Nya.
-
-
Panggilan untuk Hidup dalam Kekudusan
-
Karena Yesus telah membayar harga yang mahal untuk menebus kita, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan sebagai respons atas kasih-Nya.
-
-
Penghiburan dalam Penderitaan
-
Jika Allah telah menyerahkan Anak-Nya sendiri untuk kita, kita bisa percaya bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dalam penderitaan kita.
-
Kesimpulan: Salib Adalah Bukti Kasih dan Keadilan Allah
Yesus tidak mati hanya karena dosa manusia—Ia mati karena Allah sendiri yang menyerahkan-Nya sebagai korban penebusan bagi kita. Di kayu salib, Allah menunjukkan keadilan-Nya yang sempurna dan kasih-Nya yang tanpa batas.
Kebenaran ini membawa kita kepada penyembahan dan rasa syukur yang lebih dalam kepada Tuhan. Kristus telah membayar lunas semua hutang dosa kita, dan sekarang kita bisa hidup dalam kemenangan dan pengharapan di dalam Dia.
Soli Deo Gloria!