Filipi 2:12: Menghidupi Keselamatan dengan Takut dan Gentar

Filipi 2:12: Menghidupi Keselamatan dengan Takut dan Gentar

Pendahuluan

Filipi 2:12 adalah ayat yang sering dikutip dalam diskusi tentang peran manusia dalam keselamatan. Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi untuk menghidupi keselamatan mereka dengan takut dan gentar, yang menunjukkan keseimbangan antara anugerah Allah dan tanggung jawab manusia.

Ayat ini berbunyi:

"Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, sebagaimana kamu selalu taat—bukan hanya ketika aku ada bersamamu, lebih-lebih sekarang ketika aku tidak bersamamu—kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar." (Filipi 2:12, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam Filipi 2:12 dalam perspektif teologi Reformed, dengan mengacu pada pemikiran para pakar seperti John Calvin, John Owen, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones. Kita akan melihat bagaimana keselamatan adalah karya Allah, tetapi orang percaya tetap bertanggung jawab untuk hidup dalam ketaatan.

1. Konteks Filipi 2:12 dalam Surat Filipi

Filipi 2:12 merupakan kelanjutan dari Filipi 2:5-11, yang berbicara tentang kerendahan hati dan ketaatan Kristus sebagai teladan bagi orang percaya.

Beberapa poin penting dalam konteks Filipi 2:12:

  1. Paulus menasihati jemaat Filipi untuk hidup dalam ketaatan, baik saat ia hadir maupun tidak.
  2. Kata “kerjakan keselamatanmu” tidak berarti keselamatan diperoleh melalui usaha manusia, tetapi mengacu pada bagaimana orang percaya harus hidup sesuai dengan keselamatan yang telah diberikan Allah.
  3. Takut dan gentar bukanlah rasa takut yang menghambat, tetapi sikap hormat dan ketaatan yang mendalam kepada Allah.

Filipi 2:12 menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan keseriusan dan ketekunan.

2. Eksposisi Filipi 2:12

a) "Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih..."

Paulus memulai ayat ini dengan ungkapan kasih sayang, yang menunjukkan bahwa nasihat ini diberikan kepada orang percaya yang telah menerima keselamatan dalam Kristus.

Menurut John Calvin, bagian ini menunjukkan bahwa Paulus berbicara kepada mereka yang sudah diselamatkan, bukan kepada orang yang masih mencari keselamatan. Oleh karena itu, kata-kata berikutnya tidak berbicara tentang memperoleh keselamatan, tetapi tentang hidup sesuai dengan keselamatan yang telah diberikan oleh Allah.

b) "...sebagaimana kamu selalu taat—bukan hanya ketika aku ada bersamamu, lebih-lebih sekarang ketika aku tidak bersamamu..."

Bagian ini menekankan bahwa ketaatan kepada Tuhan harus menjadi gaya hidup yang konsisten, bukan hanya ketika ada pengawasan manusia.

Menurut John Owen, banyak orang cenderung berlaku baik ketika ada pemimpin rohani yang mengawasi, tetapi ujian sejati dari iman adalah ketaatan yang tetap, meskipun tidak ada pengawasan manusiawi.

Martyn Lloyd-Jones menambahkan bahwa ketaatan sejati adalah bukti dari iman yang hidup. Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus akan tetap taat, baik dalam keadaan senang maupun sulit.

c) "...kerjakan keselamatanmu..."

Bagian ini sering disalahpahami sebagai keselamatan yang harus diperoleh melalui usaha manusia, tetapi dalam teologi Reformed, kita memahami bahwa keselamatan adalah anugerah Allah sejak awal hingga akhir.

Menurut John Calvin, bagian ini tidak berarti bahwa manusia harus “bekerja” untuk memperoleh keselamatan, tetapi bahwa orang percaya harus menunjukkan buah dari keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari.

R.C. Sproul menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya tentang menerima Kristus, tetapi juga tentang hidup dalam kekudusan dan pertumbuhan iman yang nyata.

Menurut John Owen, keselamatan memiliki dua aspek:

  1. Keselamatan sebagai karya Allah yang sempurna dalam Kristus (Efesus 2:8-9).
  2. Keselamatan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti iman sejati.

Jadi, "mengerjakan keselamatan" bukan berarti berusaha untuk diselamatkan, tetapi hidup sesuai dengan keselamatan yang sudah diberikan oleh Allah.

d) "...dengan takut dan gentar."

Takut dan gentar di sini bukan ketakutan yang negatif, tetapi sikap hormat dan keseriusan dalam mengikuti Tuhan.

Menurut John Calvin, takut dan gentar berarti kesadaran bahwa kita berhadapan dengan Allah yang kudus dan berdaulat, sehingga kita harus hidup dalam ketaatan dan rendah hati di hadapan-Nya.

R.C. Sproul menegaskan bahwa iman sejati selalu disertai dengan rasa hormat kepada Tuhan, bukan sikap santai terhadap dosa.

Menurut Martyn Lloyd-Jones, takut dan gentar tidak berarti orang percaya harus selalu khawatir kehilangan keselamatan, tetapi bahwa mereka harus memeriksa hati mereka dengan serius dan tidak meremehkan kasih karunia Allah.

3. Teologi Reformed tentang Keselamatan dan Tanggung Jawab Orang Percaya

a) Keselamatan adalah Anugerah Allah, tetapi Iman yang Hidup Harus Dibuktikan

Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa keselamatan adalah sepenuhnya karya Allah (Efesus 2:8-9).

Menurut John Calvin, keselamatan bukan hasil usaha manusia, tetapi mereka yang telah diselamatkan akan menghasilkan buah dalam hidup mereka.

John Owen menegaskan bahwa orang yang sungguh-sungguh diselamatkan akan menunjukkan perubahan nyata dalam hidupnya, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan.

b) Ketaatan sebagai Bukti Keselamatan yang Sejati

Menurut R.C. Sproul, orang percaya harus hidup dalam ketaatan, karena iman yang sejati selalu disertai dengan perbuatan (Yakobus 2:17).

Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa keselamatan bukan hanya tentang percaya kepada Kristus secara intelektual, tetapi juga hidup sesuai dengan panggilan-Nya.

c) Takut dan Gentar sebagai Sikap Hati yang Benar

Menurut John Calvin, sikap takut dan gentar berarti kerendahan hati dan kesadaran bahwa kita membutuhkan anugerah Tuhan setiap saat.

John Owen menekankan bahwa orang yang benar-benar mengenal Tuhan akan memiliki rasa hormat yang mendalam kepada-Nya.

4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

a) Hidup dalam Ketaatan kepada Tuhan

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan setiap hari, bukan hanya saat ada pengawasan manusia.

Menurut John Calvin, ketaatan sejati lahir dari hati yang telah diperbarui oleh Roh Kudus.

b) Jangan Bersikap Santai terhadap Keselamatan

Menurut R.C. Sproul, banyak orang Kristen meremehkan keselamatan dan hidup dengan cara yang tidak mencerminkan kasih karunia Allah. Kita harus menghidupi keselamatan dengan serius dan hormat.

c) Miliki Sikap Rendah Hati dan Tergantung pada Allah

John Owen menekankan bahwa takut dan gentar berarti kita harus selalu sadar bahwa tanpa anugerah Tuhan, kita tidak dapat bertahan dalam iman.

Kesimpulan

Filipi 2:12 menegaskan bahwa orang percaya harus menghidupi keselamatan mereka dengan takut dan gentar, menunjukkan buah ketaatan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:

  1. Keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi harus diwujudkan dalam hidup yang taat kepada-Nya.
  2. Iman yang sejati selalu disertai dengan ketaatan dan penghormatan kepada Tuhan.
  3. Orang percaya harus menghindari sikap santai terhadap keselamatan dan terus bertumbuh dalam kekudusan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghidupi keselamatan kita dengan takut dan gentar, bukan karena takut kehilangan keselamatan, tetapi karena kita menghormati dan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Next Post Previous Post