Galatia 5:2-6: Kebenaran oleh Iman, Bukan oleh Hukum Taurat

Pendahuluan
Salah satu ajaran utama dalam teologi Reformed adalah pembenaran oleh iman (justification by faith alone/Sola Fide). Konsep ini sangat jelas dalam Galatia 5:2-6, di mana Rasul Paulus menentang gagasan bahwa keselamatan bergantung pada hukum Taurat, khususnya sunat.
“Dengarkanlah! Aku, Paulus, mengatakan kepadamu bahwa jika kamu menerima sunat, Kristus tidak ada gunanya bagimu.” (Galatia 5:2, AYT)
“Sekali lagi, aku mengatakan kepada setiap orang yang menerima sunat bahwa ia wajib menaati seluruh Hukum Taurat.” (Galatia 5:3, AYT)
“Jika kamu berusaha untuk dibenarkan dengan menjalankan Hukum Taurat, hidupmu telah dipisahkan dari Kristus dan kamu telah meninggalkan anugerah.” (Galatia 5:4, AYT)
“Melalui Roh, dengan iman, kita menanti-nantikan pengharapan akan kebenaran.” (Galatia 5:5, AYT)
“Sebab, dalam Yesus Kristus, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya. Hanya iman yang bekerja melalui kasih yang ada artinya.” (Galatia 5:6, AYT)
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa keselamatan hanya datang melalui iman kepada Kristus, bukan melalui usaha manusia untuk menaati hukum Taurat. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Galatia 5:2-6 berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, R.C. Sproul, John Piper, dan Charles Spurgeon.
I. Konteks Galatia 5:2-6
Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus untuk melawan pengaruh Yudaisme legalistik, yang mengajarkan bahwa orang Kristen non-Yahudi harus disunat dan menaati hukum Taurat untuk diselamatkan.
Dalam pasal 5, Paulus menekankan bahwa Kristus telah membebaskan kita dari kuk perbudakan hukum Taurat (Galatia 5:1). Galatia 5:2-6 adalah peringatan serius bagi mereka yang masih ingin mencari keselamatan melalui hukum Taurat.
Paulus dengan tegas menyatakan bahwa jika seseorang menerima sunat sebagai syarat keselamatan, maka ia telah menolak anugerah Allah di dalam Kristus.
II. Eksposisi Galatia 5:2-6 dalam Teologi Reformed
1. "Jika kamu menerima sunat, Kristus tidak ada gunanya bagimu" (Galatia 5:2)
a. Sunat sebagai Simbol Pembenaran oleh Hukum Taurat
Sunat dalam Perjanjian Lama adalah tanda perjanjian antara Allah dan Abraham (Kejadian 17:10-11). Namun, bagi banyak orang Yahudi pada zaman Paulus, sunat telah menjadi simbol keselamatan berdasarkan ketaatan kepada hukum Taurat.
John Calvin dalam "Commentary on Galatians" menulis:
“Jika seseorang mencari keselamatan melalui sunat, ia sedang meninggalkan Kristus dan kembali ke perbudakan hukum Taurat.”
Dengan kata lain, mencari keselamatan melalui sunat berarti menolak anugerah Kristus dan mencoba mendapatkan kebenaran melalui usaha manusia sendiri.
b. Keselamatan oleh Anugerah, Bukan oleh Perbuatan
Paulus menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9).
Martin Luther, salah satu reformator besar, dalam bukunya "The Bondage of the Will", menegaskan:
“Jika keselamatan bisa diperoleh melalui perbuatan hukum Taurat, maka kematian Kristus menjadi sia-sia.”
2. "Setiap orang yang menerima sunat wajib menaati seluruh Hukum Taurat" (Galatia 5:3)
a. Menjalankan Hukum Taurat Secara Sempurna Adalah Mustahil
Paulus menjelaskan bahwa jika seseorang ingin diselamatkan melalui hukum Taurat, maka ia harus menaati seluruh hukum Taurat dengan sempurna (Yakobus 2:10).
R.C. Sproul dalam "Justification by Faith Alone" menulis:
“Tidak ada manusia yang bisa menaati hukum Taurat dengan sempurna. Oleh karena itu, jika kita mengandalkan hukum Taurat, kita hanya akan mendapatkan kutukan.”
Sunat sendiri bukan masalahnya, tetapi jika seseorang menjadikannya syarat keselamatan, maka ia harus menaati seluruh hukum Taurat—yang secara manusia tidak mungkin dilakukan.
3. "Jika kamu berusaha dibenarkan dengan hukum Taurat, kamu telah meninggalkan anugerah" (Galatia 5:4)
a. Hukum Taurat vs. Anugerah
Dalam teologi Reformed, ada perbedaan yang jelas antara hukum Taurat dan anugerah Injil:
- Hukum Taurat → Menuntut ketaatan sempurna untuk memperoleh kehidupan (Imamat 18:5).
- Anugerah Injil → Memberikan keselamatan secara cuma-cuma melalui iman dalam Kristus.
John Piper dalam "Counted Righteous in Christ" menegaskan:
“Jika kita berusaha membenarkan diri melalui perbuatan, maka kita menolak kebenaran yang diberikan oleh Kristus.”
Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, dan mencari keselamatan di luar Dia berarti kehilangan anugerah yang sejati.
4. "Melalui Roh, dengan iman, kita menanti-nantikan pengharapan akan kebenaran" (Galatia 5:5)
Paulus mengajarkan bahwa orang percaya menantikan kebenaran dengan iman dan melalui pekerjaan Roh Kudus.
- Roh Kudus adalah jaminan keselamatan kita (Efesus 1:13-14).
- Kebenaran diperoleh bukan dengan usaha manusia, tetapi oleh iman kepada Kristus (Filipi 3:9).
Herman Bavinck dalam "Reformed Dogmatics" menulis:
“Kebenaran sejati hanya dapat diperoleh melalui iman, bukan melalui usaha manusia. Ini adalah inti dari Injil.”
5. "Dalam Yesus Kristus, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya. Hanya iman yang bekerja melalui kasih yang ada artinya" (Galatia 5:6)
a. Keselamatan Tidak Bergantung pada Ritual Lahiriah
Paulus menegaskan bahwa keselamatan tidak bergantung pada sunat atau hukum Taurat, tetapi pada iman kepada Kristus.
Efesus 2:8-9 dengan jelas mengatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil perbuatan manusia.
Charles Spurgeon dalam salah satu khotbahnya berkata:
“Keselamatan tidak pernah bisa diperoleh dengan usaha manusia. Itu adalah karya Kristus yang sempurna yang diterima melalui iman.”
b. Iman yang Bekerja dalam Kasih
Paulus menekankan bahwa iman sejati menghasilkan kasih.
- Yakobus 2:26 – "Iman tanpa perbuatan adalah mati."
- 1 Yohanes 4:7 – "Barangsiapa mengasihi, ia lahir dari Allah dan mengenal Allah."
John Piper dalam "Faith Alone" menulis:
“Iman sejati bukan hanya sekadar percaya, tetapi juga mengubah hidup seseorang sehingga ia hidup dalam kasih.”
III. Implikasi Teologis dan Praktis Galatia 5:2-6
1. Keselamatan Hanya oleh Iman, Bukan oleh Perbuatan
Galatia 5:2-6 menegaskan doktrin Sola Fide, yaitu bahwa keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus.
2. Perbuatan Baik adalah Buah, Bukan Syarat Keselamatan
Perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, tetapi merupakan hasil dari iman yang sejati.
3. Hanya Kristus yang Mampu Menyelamatkan
Setiap usaha untuk mendapatkan keselamatan melalui perbuatan sendiri adalah menolak karya Kristus.
Kesimpulan
- Keselamatan tidak bisa diperoleh melalui hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman kepada Kristus.
- Kristus adalah satu-satunya sumber kebenaran dan kehidupan kekal.
- Iman sejati menghasilkan kasih yang nyata dalam hidup orang percaya.
Sebagai orang percaya, apakah kita masih bergantung pada usaha kita sendiri, atau sepenuhnya percaya pada anugerah Kristus?
"Soli Deo Gloria—Segala kemuliaan hanya bagi Allah."