Kebenaran Kekal: Kebenaran Kristus sebagai Dasar Keselamatan

Kebenaran Kekal: Kebenaran Kristus sebagai Dasar Keselamatan

Pendahuluan:

(Pandangan Teologi Reformed berdasarkan Alkitab dan Pemikiran Para Teolog Reformed)

Dalam doktrin Kristen, kebenaran kekal (The Everlasting Righteousness) merupakan konsep yang sangat penting dalam keselamatan. Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia tidak dapat mencapai keselamatan melalui usaha sendiri, melainkan hanya melalui kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka.

Topik ini telah dibahas secara mendalam oleh para teolog Reformed seperti Horatius Bonar dalam bukunya The Everlasting Righteousness, serta oleh John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, Wayne Grudem, dan John Piper.

Artikel ini akan membahas:

  1. Makna Kebenaran Kekal dalam Alkitab
  2. Kebutuhan Manusia akan Kebenaran Kristus
  3. Doktrin Pembenaran oleh Iman (Justification by Faith)
  4. Imputasi Kebenaran Kristus dalam Teologi Reformed
  5. Dampak Kebenaran Kristus dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Makna Kebenaran Kekal dalam Alkitab

Kebenaran Allah yang kekal adalah fondasi keselamatan dalam teologi Reformed. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hanya Allah yang benar adanya, dan kebenaran-Nya kekal selama-lamanya.

Mazmur 119:142 berkata:

“Kebenaran-Mu adalah kebenaran yang kekal, dan hukum-Mu adalah kebenaran.”

Yesaya 51:6 juga menegaskan:

“Keselamatan-Ku akan tetap untuk selama-lamanya, dan kebenaran-Ku tidak akan lenyap.”

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa karena manusia telah jatuh dalam dosa, mereka tidak dapat memperoleh kebenaran di hadapan Allah dengan usaha sendiri. Kebenaran kekal yang menyelamatkan hanya bisa datang dari Allah sendiri, yang diberikan kepada kita melalui Kristus.

2. Kebutuhan Manusia akan Kebenaran Kristus

a. Manusia dalam Keadaan Berdosa

Teologi Reformed menegaskan total depravity (kerusakan total manusia), yang berarti bahwa setiap aspek dari natur manusia telah dirusak oleh dosa.

Roma 3:10-12 berkata:

“Tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.”

Jonathan Edwards dalam Sinners in the Hands of an Angry God menegaskan bahwa karena manusia berada dalam kondisi ini, tidak ada satu pun perbuatan baik yang dapat membawa mereka kepada keselamatan.

b. Standar Allah adalah Kesempurnaan

Allah menuntut kesempurnaan mutlak dalam kebenaran:

“Kamu harus sempurna, seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” (Matius 5:48, AYT)

Namun, karena manusia tidak dapat mencapai standar ini, satu-satunya cara agar mereka dapat dibenarkan adalah jika mereka menerima kebenaran yang sempurna dari luar diri mereka—yaitu kebenaran Kristus.

3. Doktrin Pembenaran oleh Iman dalam Teologi Reformed

a. Kebenaran Kristus sebagai Dasar Pembenaran

Paulus dengan tegas mengajarkan bahwa kita dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan:

“Sebab kita yakin bahwa seseorang dibenarkan oleh iman, tanpa melakukan hukum Taurat.” (Roma 3:28, AYT)

R.C. Sproul dalam Faith Alone: The Evangelical Doctrine of Justification menegaskan bahwa iman bukanlah alat untuk memperoleh kebenaran kita sendiri, tetapi cara kita menerima kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita.

b. Iman sebagai Instrumen, Bukan Sumber Kebenaran

Teologi Reformed membedakan antara iman sebagai sarana penerimaan keselamatan dan Kristus sebagai sumber keselamatan.

Efesus 2:8-9 berkata:

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman—itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah—bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada seorang pun yang boleh memegahkan diri.”

Wayne Grudem dalam Systematic Theology menegaskan bahwa iman bukanlah sesuatu yang memiliki kekuatan pada dirinya sendiri, tetapi alat yang digunakan untuk menerima kebenaran Kristus.

4. Imputasi Kebenaran Kristus dalam Teologi Reformed

a. Kristus Menanggung Dosa Kita, Kita Menerima Kebenaran-Nya

Doktrin imputasi (imputation) dalam teologi Reformed menyatakan bahwa ada pertukaran besar yang terjadi dalam keselamatan:

  1. Dosa kita diperhitungkan kepada Kristus – Yesus mati menggantikan kita.
  2. Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada kita – Kita dibenarkan di hadapan Allah.

2 Korintus 5:21 berkata:

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.”

John Piper dalam Counted Righteous in Christ menegaskan bahwa pembenaran bukan sekadar pengampunan dosa, tetapi juga pemberian kebenaran Kristus kepada kita, sehingga kita benar-benar diterima oleh Allah.

b. Imputasi vs. Infus Kebenaran

Dalam ajaran Katolik, kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang diinfusikan ke dalam diri orang percaya, yang berarti mereka harus bertumbuh dalam kebaikan untuk mendapatkan pembenaran.

Namun, teologi Reformed mengajarkan bahwa kebenaran Kristus tidak ditanamkan secara bertahap, tetapi diperhitungkan kepada kita secara penuh pada saat kita percaya.

Roma 4:5 berkata:

“Tetapi orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang fasik, imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.”

Horatius Bonar dalam The Everlasting Righteousness menegaskan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.

5. Dampak Kebenaran Kristus dalam Kehidupan Orang Percaya

a. Jaminan Keselamatan

Karena kebenaran yang membenarkan kita adalah milik Kristus, bukan milik kita, kita memiliki jaminan keselamatan yang kekal.

Roma 8:1 berkata:

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”

John Calvin menekankan bahwa iman sejati menghasilkan kepastian keselamatan, bukan ketakutan akan kehilangan anugerah Allah.

b. Hidup dalam Kekudusan

Meskipun kita dibenarkan oleh iman, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran:

“Sebab kita adalah buatan Allah, yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.” (Efesus 2:10)

Jonathan Edwards menegaskan bahwa kebenaran yang sejati harus menghasilkan buah dalam kehidupan orang percaya—yaitu kehidupan yang memuliakan Allah.

Kesimpulan: Kebenaran Kekal sebagai Fondasi Keselamatan

  1. Kebenaran kekal hanya berasal dari Allah, bukan dari manusia.
  2. Manusia membutuhkan kebenaran Kristus karena dosa telah merusak mereka sepenuhnya.
  3. Pembenaran terjadi melalui iman, bukan oleh perbuatan.
  4. Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang percaya secara penuh pada saat mereka percaya.
  5. Kebenaran Kristus membawa jaminan keselamatan dan memotivasi kita untuk hidup dalam kekudusan.

Sebagaimana dikatakan oleh Horatius Bonar:

“Bukan oleh perbuatan kita, tetapi oleh kebenaran Kristus kita dibenarkan di hadapan Allah.”

Semoga kita semua semakin memahami dan bersandar pada kebenaran kekal yang hanya ada dalam Kristus Yesus.

Next Post Previous Post