Kesalahan Fatal Hagar dan Ismael yang Menyebabkan Mereka Diusir Abraham

Kesalahan Fatal Hagar dan Ismael yang Menyebabkan Mereka Diusir Abraham

Pendahuluan:

Kisah Hagar dan Ismael adalah salah satu bagian yang menarik dan penuh pelajaran dalam Kitab Kejadian. Hagar, seorang hamba perempuan Mesir, dan anaknya Ismael, yang lahir dari hubungan dengan Abraham, mengalami pengusiran yang tragis dari rumah Abraham. Peristiwa ini bukan hanya sekadar konflik keluarga, tetapi memiliki makna teologis yang mendalam dalam rencana keselamatan Allah.

Dalam perspektif teologi Reformed, pengusiran Hagar dan Ismael bukan sekadar akibat kesalahan pribadi mereka, tetapi merupakan bagian dari kedaulatan Allah dalam menggenapi janji-Nya kepada Abraham melalui Ishak. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa kesalahan Hagar dan Ismael, mengapa mereka diusir, serta bagaimana peristiwa ini mengajarkan kita tentang rencana keselamatan Allah.

I. Latar Belakang Kisah Hagar dan Ismael

1. Janji Allah kepada Abraham dan Kesalahan Hagar dan Sara

Allah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan memiliki keturunan yang tak terhitung banyaknya (Kejadian 15:5). Namun, karena Sara mandul dan sudah tua, ia mengambil jalan pintas dengan memberikan hambanya, Hagar, kepada Abraham sebagai istri supaya bisa mendapatkan keturunan melalui dia (Kejadian 16:1-3).

Keputusan ini adalah tindakan ketidaksabaran terhadap janji Allah. Yohanes Calvin dalam Commentary on Genesis menjelaskan bahwa ketidaksabaran terhadap janji Allah sering kali membuat manusia mencari solusi sendiri, yang justru membawa masalah lebih besar

Setelah Hagar mengandung, ia mulai merendahkan Sara (Kejadian 16:4). Sikap ini menjadi awal dari konflik dalam rumah tangga Abraham. Kesombongan Hagar menjadi kesalahan fatal pertamanya.

II. Kesalahan Fatal Hagar dan Ismael

1. Kesombongan Hagar terhadap Sara

Setelah Hagar hamil, ia mulai memandang rendah Sara, majikannya (Kejadian 16:4).

Kesombongan Hagar mencerminkan sikap hati yang tidak menghormati ketetapan Allah. Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa Allah menentang orang yang congkak dan meninggikan orang yang rendah hati (Yakobus 4:6).²

Karena sikap ini, Sara mulai menindas Hagar, sehingga Hagar melarikan diri ke padang gurun. Namun, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menyuruhnya kembali serta merendahkan diri di bawah Sara (Kejadian 16:9).

Pelajaran bagi kita: Kesombongan dan sikap tidak tunduk kepada otoritas yang ditetapkan Allah dapat membawa konsekuensi serius.

2. Penghinaan Ismael terhadap Ishak

Alasan utama pengusiran Hagar dan Ismael terjadi dalam Kejadian 21:9, yang menyebutkan bahwa Ismael "bersenda gurau" dengan Ishak.

Dalam teks Ibrani, kata yang digunakan untuk "bersenda gurau" (tsachaq) bisa berarti tindakan mengejek atau merendahkan. Paulus dalam Galatia 4:29 menjelaskan bahwa Ismael menganiaya Ishak, yang menunjukkan bahwa tindakannya bukan sekadar bercanda, tetapi suatu bentuk penghinaan terhadap Ishak sebagai anak perjanjian.

John Gill dalam Exposition of the Bible menafsirkan bahwa Ismael tidak hanya mengejek Ishak, tetapi mungkin juga menunjukkan sikap iri dan menolak status Ishak sebagai ahli waris yang sah

Pelajaran bagi kita: Menolak atau menghina pekerjaan Allah dapat berakibat pada penolakan dari Allah sendiri.

III. Mengapa Allah Mengizinkan Hagar dan Ismael Diusir?

1. Kedaulatan Allah dalam Menggenapi Janji-Nya

Sara meminta Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismael (Kejadian 21:10). Awalnya, Abraham merasa keberatan karena Ismael adalah anaknya, tetapi Allah sendiri meneguhkan bahwa keputusan ini benar:

"Tetapi Allah berfirman kepada Abraham, ‘Janganlah bersusah hati karena anak dan hambamu itu. Dengarkanlah perkataan Sara, sebab melalui Ishak keturunanmu akan disebutkan bagimu.’" (Kejadian 21:12, AYT)

Dalam teologi Reformed, Allah selalu bertindak sesuai dengan rencana-Nya yang kekal dan tidak bisa digagalkan oleh manusia (Efesus 1:11).

Charles Spurgeon dalam The Treasury of David menjelaskan bahwa Ismael melambangkan usaha manusia yang mencoba menggenapi janji Allah dengan cara sendiri, sedangkan Ishak melambangkan karya anugerah Allah yang murni.⁴

Pelajaran bagi kita: Kita harus percaya bahwa rencana Allah sempurna dan tidak boleh mencoba menggenapinya dengan kekuatan kita sendiri.

2. Kontras antara Hagar-Ismael dan Sara-Ishak dalam Perjanjian Baru

Dalam Galatia 4:22-31, Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara sebagai perumpamaan tentang perjanjian lama dan perjanjian baru:

  • Hagar dan Ismael melambangkan perjanjian berdasarkan hukum Taurat, yang bergantung pada usaha manusia.

  • Sara dan Ishak melambangkan perjanjian anugerah, yang sepenuhnya bergantung pada janji Allah.

Paulus berkata:

"Jadi, saudara-saudara, kita bukanlah anak dari hamba perempuan, melainkan dari perempuan yang merdeka." (Galatia 4:31, AYT)

John MacArthur menjelaskan bahwa Hagar dan Ismael melambangkan orang yang berusaha mendapatkan keselamatan melalui usaha sendiri, sedangkan Sara dan Ishak melambangkan mereka yang hidup dalam anugerah Kristus.⁵

Pelajaran bagi kita: Keselamatan hanya bisa diperoleh melalui iman kepada Kristus, bukan melalui usaha manusia.

IV. Bagaimana Allah Tetap Menunjukkan Kasih kepada Hagar dan Ismael?

Meskipun diusir, Allah tidak meninggalkan Hagar dan Ismael. Dalam Kejadian 21:17-18, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Hagar di padang gurun dan berjanji bahwa Ismael juga akan menjadi bangsa yang besar.

Ini menunjukkan bahwa meskipun Ismael bukan anak perjanjian, Allah tetap menunjukkan kasih-Nya.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa Allah tetap menunjukkan anugerah umum kepada semua manusia, meskipun hanya mereka yang ada dalam Kristus yang menerima anugerah keselamatan.⁶

Pelajaran bagi kita: Allah setia dalam janji-Nya dan tetap berbelas kasihan bahkan kepada mereka yang berada di luar perjanjian anugerah-Nya.

V. Pelajaran Teologis dari Kisah Hagar dan Ismael

Dari kisah ini, ada beberapa prinsip teologi Reformed yang bisa kita pelajari:

  1. Jangan mencari solusi sendiri di luar kehendak Allah

    • Sara dan Abraham mencoba "membantu" Allah dengan mengambil Hagar sebagai istri Abraham, tetapi ini justru membawa konflik besar.

    • Kita harus belajar bersabar menantikan janji Allah.

  2. Kesombongan dan penghinaan terhadap rencana Allah membawa konsekuensi

    • Hagar merendahkan Sara.

    • Ismael mengejek Ishak.

    • Kedua tindakan ini berujung pada pengusiran mereka.

  3. Keselamatan hanya melalui anugerah, bukan usaha manusia

    • Ismael melambangkan usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan melalui hukum Taurat.

    • Ishak melambangkan keselamatan berdasarkan janji Allah dalam Kristus.

  4. Allah tetap menunjukkan kasih kepada semua orang

    • Meskipun Ismael bukan anak perjanjian, Allah tetap memberkatinya dan menjadikannya bangsa yang besar.

Kesimpulan: Belajar Percaya kepada Allah dan Anugerah-Nya

Kisah Hagar dan Ismael bukan hanya tentang konflik keluarga, tetapi juga tentang bagaimana Allah bekerja dalam sejarah untuk menggenapi janji-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam anugerah, bukan dalam usaha manusia. Jangan mencoba mempercepat rencana Allah dengan cara kita sendiri, tetapi percayalah bahwa rencana Allah selalu lebih baik dan sempurna.

Soli Deo Gloria!

Catatan:

¹ Yohanes Calvin, Commentary on Genesis
² Herman Bavinck, Reformed Dogmatics
³ John Gill, Exposition of the Bible
⁴ Charles Spurgeon, The Treasury of David
⁵ John MacArthur, The MacArthur New Testament Commentary
⁶ R.C. Sproul, The Holiness of God

Next Post Previous Post