Roma 2:28-29: Sunat Hati dan Identitas Sejati dalam Kristus
- Pendahuluan
- I. Konteks Roma 2:28-29
- II. Eksposisi Roma 2:28-29 dalam Teologi Reformed
- III. Implikasi Teologis dan Praktis Roma 2:28-29
- Kesimpulan

Pendahuluan
Salah satu tema utama dalam Surat Roma adalah kebenaran oleh iman, bukan oleh perbuatan hukum Taurat. Dalam Roma 2:28-29, Rasul Paulus menegaskan bahwa identitas sejati sebagai umat Allah tidak ditentukan oleh status lahiriah atau ritual fisik seperti sunat, tetapi oleh transformasi hati melalui Roh Kudus.
“Sebab, dia tidak disebut Yahudi hanya karena tampaknya dari luar, juga bukan sunat yang luarnya dan fisiknya.” (Roma 2:28, AYT)
“Seorang Yahudi adalah yang secara batin Yahudi; dan sunat adalah masalah hati, oleh Roh, bukan oleh hukum tertulis. Pujian bukanlah dari manusia, tetapi dari Allah.” (Roma 2:29, AYT)
Ayat ini menantang konsep legalisme dan menegaskan bahwa keselamatan bukan berdasarkan identitas etnis atau ritual keagamaan, tetapi oleh anugerah Allah melalui iman kepada Kristus.
Dalam teologi Reformed, bagian ini sangat erat kaitannya dengan doktrin anugerah umum, pembenaran oleh iman (Sola Fide), dan karya Roh Kudus dalam regenerasi. Artikel ini akan mengupas eksposisi Roma 2:28-29 berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Charles Spurgeon, John Piper, dan Herman Bavinck.
I. Konteks Roma 2:28-29
Surat Roma merupakan penjelasan paling sistematis dari Injil yang ditulis oleh Rasul Paulus.
Di Roma 1, Paulus menegaskan bahwa semua manusia, baik Yahudi maupun non-Yahudi, telah berdosa dan membutuhkan Injil.
Di Roma 2, Paulus mengkritik legalisme orang Yahudi, yang mengandalkan sunat dan hukum Taurat untuk keselamatan mereka.
Ayat 28-29 adalah kesimpulan dari argumen Paulus, di mana ia menegaskan bahwa menjadi umat Allah bukanlah soal simbol lahiriah, tetapi tentang hati yang diperbarui oleh Roh Kudus.
II. Eksposisi Roma 2:28-29 dalam Teologi Reformed
1. "Sebab, dia tidak disebut Yahudi hanya karena tampaknya dari luar" (Roma 2:28)
a. Sunat Lahiriah Tidak Menyelamatkan
Dalam Perjanjian Lama, sunat adalah tanda perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya (Kejadian 17:10-11). Namun, banyak orang Yahudi pada zaman Paulus menganggap sunat sebagai jaminan keselamatan, tanpa memperhatikan kondisi hati mereka.
John Calvin dalam "Commentary on Romans" menulis:
“Jika seseorang hanya berpegang pada tanda lahiriah dan bukan pada hakikat spiritualnya, maka ia tidak lebih dari seorang munafik.”
Paulus menegaskan bahwa status sebagai Yahudi secara fisik tidak menjamin keselamatan, karena keselamatan adalah hasil karya anugerah Allah melalui iman, bukan oleh ritual agama.
b. Keselamatan Tidak Ditentukan oleh Identitas Lahiriah
Dalam teologi Reformed, doktrin pemilihan Allah (predestinasi) menekankan bahwa umat pilihan Allah tidak terbatas pada bangsa tertentu, tetapi kepada mereka yang telah dipilih sejak kekekalan.
- Efesus 1:4-5 – Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan.
- Roma 9:6-8 – Tidak semua yang berasal dari Israel adalah Israel sejati.
R.C. Sproul dalam "Chosen by God" menegaskan:
“Identitas sejati sebagai umat Allah bukanlah berdasarkan keturunan fisik, tetapi berdasarkan pemilihan Allah yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”
2. "Seorang Yahudi adalah yang secara batin Yahudi" (Roma 2:29a)
a. Sunat Hati dalam Perjanjian Baru
Paulus mengutip gagasan dari Ulangan 10:16 dan Yeremia 4:4, yang menyatakan bahwa Allah menghendaki sunat hati, bukan hanya sunat fisik.
Sunat hati berarti:
- Hati yang diperbarui oleh Roh Kudus.
- Hidup dalam pertobatan sejati, bukan hanya dalam ritual agama.
John Piper dalam "A Peculiar Glory" menulis:
“Sunat hati berarti bahwa hati seseorang telah diubah oleh anugerah Allah sehingga ia hidup dalam iman dan kasih kepada Kristus.”
b. Regenerasi oleh Roh Kudus
Sunat hati terjadi ketika Roh Kudus mengubah hati orang berdosa dan menjadikannya ciptaan baru (Titus 3:5).
- Yehezkiel 36:26-27 – Allah memberi hati yang baru dan menaruh Roh-Nya dalam kita.
- Yohanes 3:5 – Seseorang harus dilahirkan dari Roh untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Herman Bavinck dalam "Reformed Dogmatics" menulis:
“Regenerasi adalah karya Roh Kudus yang menanamkan kehidupan baru dalam orang pilihan Allah, yang memungkinkan mereka hidup dalam iman dan ketaatan.”
3. "Sunat adalah masalah hati, oleh Roh, bukan oleh hukum tertulis" (Roma 2:29b)
a. Anugerah Lebih Besar dari Hukum Taurat
Paulus menegaskan bahwa hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan, karena hanya anugerah Allah melalui Roh Kudus yang dapat mengubah hati manusia.
- Galatia 3:24 – Hukum Taurat adalah pendidik yang menuntun kita kepada Kristus.
- Roma 8:3-4 – Apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum Taurat telah digenapi oleh Kristus.
Charles Spurgeon dalam khotbahnya "Grace and the Law" berkata:
“Manusia tidak bisa dibenarkan oleh usaha hukum Taurat. Kita harus memiliki hati yang diperbarui oleh kasih karunia Tuhan.”
4. "Pujian bukanlah dari manusia, tetapi dari Allah" (Roma 2:29c)
a. Hidup untuk Kemuliaan Allah (Soli Deo Gloria)
Paulus menegaskan bahwa pujian sejati datang dari Allah, bukan dari manusia.
Orang Yahudi pada zaman itu mencari pengakuan dari sesama mereka berdasarkan ritual lahiriah, tetapi Paulus menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak menilai hati manusia.
Matius 6:1 – Jangan mencari pujian manusia dalam ibadah.
Galatia 1:10 – Hidup orang percaya adalah untuk menyenangkan Tuhan, bukan manusia.
John Calvin menegaskan bahwa keselamatan dan ibadah sejati hanya untuk kemuliaan Allah:
“Jika kita mencari kemuliaan dalam diri kita sendiri, kita telah kehilangan tujuan utama kita: memuliakan Allah dalam segala sesuatu.”
III. Implikasi Teologis dan Praktis Roma 2:28-29
1. Keselamatan Tidak Berdasarkan Ritual Agama, tetapi Iman kepada Kristus
- Efesus 2:8-9 – Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha.
- Roma 10:9-10 – Keselamatan datang melalui pengakuan dan iman kepada Yesus.
2. Hidup Kristen Harus Berpusat pada Hati yang Diperbarui oleh Roh Kudus
- Galatia 5:16-17 – Hiduplah dalam Roh, bukan dalam daging.
- 2 Korintus 5:17 – Dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru.
3. Iman Sejati Mencari Pujian dari Allah, Bukan dari Manusia
- Kolose 3:23 – Lakukan segala sesuatu untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
- Mazmur 147:11 – Tuhan berkenan kepada mereka yang takut akan Dia.
Kesimpulan
- Menjadi umat Allah bukanlah soal identitas lahiriah, tetapi tentang sunat hati oleh Roh Kudus.
- Hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan; hanya anugerah Allah melalui iman kepada Kristus yang menyelamatkan.
- Hidup Kristen harus ditandai oleh ketaatan sejati kepada Tuhan, bukan sekadar ritual agama.
- Orang percaya sejati mencari pujian dari Allah, bukan dari manusia.
Sebagai orang percaya, apakah kita hanya beragama secara lahiriah, atau sudah mengalami transformasi hati oleh Roh Kudus?
"Soli Deo Gloria—Segala kemuliaan hanya bagi Allah."