Khotbah: Panggilan untuk Bertobat dan Berbuah (Lukas 13:1-9)

Pendahuluan
Kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Berbagai tragedi dan bencana terjadi setiap hari—baik yang disebabkan oleh manusia maupun yang terjadi secara alamiah. Ketika kita mendengar kabar buruk, pertanyaan sering muncul: Apakah orang-orang yang mengalami musibah itu lebih berdosa dari kita? Mengapa hal buruk terjadi kepada mereka?
Yesus menjawab pertanyaan semacam ini dalam Lukas 13:1-9. Dalam bagian ini, Dia mengajarkan bahwa daripada mencari-cari kesalahan orang lain atau menganggap penderitaan sebagai hukuman langsung atas dosa tertentu, kita harus melihatnya sebagai panggilan untuk bertobat.
Mari kita baca Lukas 13:1-9:
1 Pada waktu itu datanglah beberapa orang membawa kabar kepada Yesus tentang orang-orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
3 Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
4 Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
5 Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian."
6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
8 Pengurus kebun itu menjawab: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Dari ayat-ayat ini, kita akan menggali tiga poin utama:
-
Panggilan untuk Bertobat (ayat 1-5)
-
Perumpamaan tentang Pohon Ara (ayat 6-9)
-
Kesempatan yang Diberikan Tuhan
1. Panggilan untuk Bertobat (Lukas 13:1-5)
Ketika orang-orang melaporkan kepada Yesus tentang tragedi yang menimpa orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, mereka kemungkinan besar berpikir bahwa musibah itu adalah akibat dosa mereka. Namun, Yesus membalikkan perspektif mereka.
A. Tidak Semua Musibah adalah Hukuman Langsung atas Dosa
Yesus tidak membenarkan anggapan bahwa mereka yang mati karena kekejaman Pilatus atau yang tertimpa menara di Siloam adalah orang-orang yang lebih berdosa dari yang lain. Sebaliknya, Dia menggunakan peristiwa ini sebagai peringatan bahwa semua orang harus bertobat.
Hal ini mengingatkan kita pada Ayub. Teman-temannya mengira penderitaan Ayub adalah akibat dosa-dosanya, tetapi Tuhan menunjukkan bahwa penderitaan tidak selalu berkaitan dengan dosa pribadi seseorang.
Yesus ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain ketika mereka mengalami penderitaan, melainkan melihat diri kita sendiri dan bertanya: Apakah saya sudah bertobat?
B. Peringatan Yesus: Jika Tidak Bertobat, Kita Akan Binasa
Yesus berkata dua kali:
"Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." (Lukas 13:3, 5)
Pernyataan ini sangat serius. Kita mungkin tidak mengalami bencana fisik seperti yang terjadi pada orang Galilea atau yang tertimpa menara Siloam, tetapi jika kita tidak bertobat, kita akan mengalami kebinasaan rohani—yakni, keterpisahan kekal dari Allah.
Pertobatan adalah langkah pertama menuju keselamatan. Ini bukan sekadar merasa menyesal, tetapi berbalik dari dosa dan menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Perumpamaan tentang Pohon Ara (Lukas 13:6-9)
Setelah berbicara tentang pentingnya pertobatan, Yesus menceritakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah.
A. Arti Pohon Ara dalam Alkitab
Dalam Alkitab, pohon ara sering menjadi simbol bangsa Israel. Dalam perumpamaan ini, Tuhan digambarkan sebagai pemilik kebun, dan bangsa Israel (atau secara lebih luas, kita semua) digambarkan sebagai pohon ara yang seharusnya berbuah.
Tuhan telah memberikan banyak kesempatan kepada Israel untuk bertobat, tetapi mereka terus-menerus menolak peringatan-Nya. Perumpamaan ini menunjukkan kesabaran Tuhan, tetapi juga peringatan bahwa kesabaran-Nya ada batasnya.
B. Tuhan Menghendaki Buah Rohani
Pemilik kebun anggur telah menunggu tiga tahun, tetapi pohon itu tidak juga berbuah. Ini melambangkan harapan Tuhan agar kita menghasilkan buah rohani dalam hidup kita. Paulus dalam Galatia 5:22-23 menyebutkan buah Roh sebagai:
"Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."
Jika kita mengaku sebagai orang percaya, hidup kita harus mencerminkan karakter Kristus. Kita tidak boleh hanya menjadi pohon yang penuh daun tetapi tidak berbuah.
C. Kesempatan yang Masih Diberikan
Pengurus kebun berkata, “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya.” (Lukas 13:8)
Ini adalah gambaran kasih karunia Tuhan. Dia sabar dan memberi kita kesempatan untuk bertobat dan mulai berbuah. Namun, ada batas waktunya. Jika pohon tetap tidak berbuah, maka akan ditebang.
3. Kesempatan yang Diberikan Tuhan
Perumpamaan ini berakhir dengan sebuah peringatan: Jika pohon itu masih tidak berbuah setelah diberi kesempatan tambahan, maka akan ditebang.
A. Kasih Karunia Tuhan Tidak Berarti Kita Bisa Menunda Pertobatan
Banyak orang berpikir bahwa mereka masih punya banyak waktu untuk bertobat. Mereka berkata, "Nanti saja kalau sudah tua, saya akan hidup benar."
Tetapi kita tidak tahu berapa banyak waktu yang masih kita miliki. Dalam Yakobus 4:14 dikatakan:
"Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."
Kesempatan yang Tuhan berikan harus kita gunakan sekarang.
B. Hukuman bagi yang Tidak Bertobat
Jika kita terus menolak kasih karunia Tuhan, maka ada konsekuensi yang harus kita hadapi. Dalam Yohanes 15:6, Yesus berkata:
“Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Tuhan rindu agar semua orang bertobat, tetapi mereka yang tetap menolak akan menghadapi hukuman kekal.
Kesimpulan
Dari Lukas 13:1-9, kita belajar beberapa hal penting:
-
Kita tidak boleh menghakimi penderitaan orang lain sebagai akibat dosa mereka – Sebaliknya, kita harus melihatnya sebagai pengingat bahwa kita sendiri harus bertobat.
-
Pertobatan adalah hal yang mendesak – Jika tidak bertobat, kita akan binasa.
-
Tuhan mengharapkan kita berbuah – Iman yang sejati menghasilkan perubahan hidup yang nyata.
-
Tuhan memberi kesempatan, tetapi ada batas waktunya – Jika kita terus menolak, kita akan menghadapi konsekuensi yang kekal.
Hari ini, Tuhan kembali memanggil kita untuk bertobat dan hidup dalam kehendak-Nya. Jangan menunda lagi. Bertobatlah dan hasilkan buah bagi kemuliaan Tuhan.
Amin.