Kristus Sang Juru syafaat Surgawi

Pendahuluan
Salah satu kebenaran mendalam dalam Alkitab adalah bahwa Yesus Kristus bukan hanya Juruselamat yang mati bagi dosa-dosa kita, tetapi juga Juru syafaat surgawi yang terus-menerus berdoa bagi kita di hadapan Bapa. Dalam Ibrani 7:25, dikatakan:
“Karena itu, Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna mereka yang datang kepada Allah melalui Dia, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara bagi mereka.” (AYT)
Peran Kristus sebagai Juru syafaat merupakan bagian dari pekerjaan keimamatan-Nya, di mana Ia menjadi Pengantara antara Allah dan manusia. Dalam perspektif Reformed, peran Kristus sebagai Jurusyafaat berkaitan erat dengan doktrin keselamatan, kepastian iman, dan jaminan hidup kekal bagi orang percaya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam makna Kristus sebagai Jurusyafaat Surgawi berdasarkan eksposisi Alkitab, pendapat para teolog Reformed, serta implikasinya dalam kehidupan Kristen.
1. Kristus sebagai Jurusyafaat: Konsep dalam Alkitab
a. Makna Jurusyafaat dalam Alkitab
Kata "Juru syafaat" berasal dari bahasa Yunani entugchanō (ἐντυγχάνω), yang berarti berbicara atau memohon di hadapan seseorang untuk kepentingan orang lain. Ini mengacu pada tindakan Kristus yang terus-menerus berdoa dan membela orang percaya di hadapan Allah Bapa.
Peran Kristus sebagai Jurusyafaat disebutkan dalam beberapa bagian Alkitab:
- Roma 8:34 – “Kristus Yesus yang telah mati—bahkan lebih lagi: yang telah dibangkitkan—yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pengantara bagi kita.”
- Ibrani 7:25 – “Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara bagi mereka.”
- 1 Yohanes 2:1 – “Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengacara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil.”
Dari ayat-ayat ini, kita melihat bahwa Kristus:
- Duduk di sebelah kanan Allah – Menunjukkan otoritas dan keunggulan-Nya sebagai Imam Besar.
- Menjadi pengantara bagi kita – Berarti Ia terus berdoa dan membela kita di hadapan Bapa.
- Membela orang percaya ketika mereka berdosa – Kristus tidak hanya menyelamatkan kita sekali untuk selamanya, tetapi juga memastikan bahwa keselamatan kita tetap terjaga.
b. Peran Kristus sebagai Imam Besar
Dalam Perjanjian Lama, imam besar memiliki tugas utama untuk mempersembahkan korban bagi dosa umat Israel dan memohon pengampunan Allah bagi mereka. Imam besar ini berfungsi sebagai perantara antara Allah dan manusia.
Namun, Kristus adalah Imam Besar yang lebih besar dan sempurna (Ibrani 4:14-16). Ia bukan hanya mempersembahkan korban bagi dosa-dosa kita, tetapi Ia sendiri adalah korban itu (Ibrani 9:12). Dan setelah mempersembahkan diri-Nya, Ia naik ke surga untuk menjadi Jurusyafaat kita selamanya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan:
“Kristus bukan hanya mati untuk kita, tetapi Ia juga berdoa bagi kita, agar keselamatan yang telah Ia peroleh tidak pernah hilang dari kita.”
Dengan kata lain, pekerjaan Kristus belum selesai di kayu salib, tetapi terus berlanjut dalam bentuk doa syafaat-Nya bagi umat-Nya.
2. Perspektif Teolog Reformed tentang Kristus sebagai Juru syafaat
a. John Calvin: Kristus sebagai Pengantara yang Kekal
John Calvin sangat menekankan peran Kristus sebagai Pengantara dalam keselamatan manusia. Ia menjelaskan bahwa ada tiga aspek dari peran Kristus sebagai Pengantara:
- Sebagai Nabi – Kristus menyatakan kebenaran Allah kepada manusia.
- Sebagai Imam – Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi dosa dan sekarang menjadi Jurusyafaat kita.
- Sebagai Raja – Kristus memerintah umat-Nya dan melindungi mereka.
Dalam peran-Nya sebagai Imam, Kristus tidak hanya menebus dosa kita, tetapi juga terus memastikan bahwa kita tetap berada dalam anugerah Allah. Calvin menulis:
“Jika kita berpaling dari Kristus, kita kehilangan satu-satunya harapan kita akan keselamatan, karena di luar Dia tidak ada perantara lain.”
b. Charles Hodge: Jaminan Keselamatan melalui Jurusyafaat Kristus
Hodge dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa peran Kristus sebagai Jurusyafaat memberikan jaminan keselamatan bagi orang percaya.
Menurutnya, ada dua alasan mengapa Jurusyafaat Kristus menjamin keselamatan kita:
-
Kristus tidak pernah gagal dalam doa-Nya.
Yesus berkata dalam Yohanes 11:42, “Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.” Ini berarti bahwa doa-doa Kristus bagi umat-Nya pasti dikabulkan. -
Kristus adalah Imam yang sempurna.
Dalam Perjanjian Lama, imam besar manusia bisa gagal, tetapi Kristus adalah Imam Besar yang tidak pernah gagal. Karena itu, keselamatan kita aman di tangan-Nya.
c. R.C. Sproul: Penghiburan dalam Juru syafaat Kristus
Sproul menekankan bahwa peran Kristus sebagai Jurusyafaat memberikan penghiburan besar bagi orang percaya.
Dalam The Holiness of God, ia menjelaskan bahwa ketika kita merasa lemah dalam iman, ketika kita jatuh dalam dosa, atau ketika kita menghadapi pencobaan, kita memiliki Jurusyafaat yang setia yang selalu membela kita di hadapan Bapa.
Ia menulis:
“Kita sering gagal, tetapi Yesus tidak pernah gagal dalam membela kita. Ia adalah Imam Besar kita yang selalu hidup untuk menjadi Pengantara bagi kita.”
3. Implikasi Praktis bagi Orang Percaya
a. Kepastian Keselamatan
Karena Kristus terus-menerus berdoa bagi kita, kita dapat memiliki kepastian bahwa kita tidak akan kehilangan keselamatan kita. Keselamatan kita tidak bergantung pada usaha kita, tetapi pada doa syafaat Kristus yang sempurna.
b. Penghiburan dalam Pencobaan
Ketika kita menghadapi pencobaan atau kelemahan, kita tidak perlu takut. Kristus mengerti penderitaan kita dan berdoa bagi kita (Ibrani 4:15-16).
c. Mengandalkan Doa Kristus
Kita sering kali bergantung pada kekuatan sendiri, tetapi Yesus berdoa bagi kita setiap hari. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk mengandalkan-Nya, bukan diri kita sendiri.
d. Meneladani Kristus dalam Berdoa bagi Orang Lain
Jika Kristus berdoa bagi kita, maka kita juga dipanggil untuk berdoa bagi orang lain. Paulus menasihati dalam 1 Timotius 2:1:
“Pertama-tama, aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang.”
Kesimpulan
Kristus sebagai Jurusyafaat Surgawi adalah salah satu aspek terpenting dari iman Kristen. Ia tidak hanya mati bagi dosa-dosa kita, tetapi juga terus berdoa dan membela kita di hadapan Bapa.
Teologi Reformed menekankan bahwa Jurusyafaat Kristus menjamin keselamatan kita, memberikan penghiburan dalam pencobaan, dan menjadi dasar bagi kepastian iman kita.
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam kepastian bahwa kita memiliki Pengantara yang setia, yang tidak pernah gagal, dan yang selalu membela kita. Ini memberi kita keberanian untuk menghadapi kehidupan dengan penuh iman, harapan, dan kasih.