Lukas 15:7: Sukacita di Surga atas Pertobatan Orang Berdosa

Pendahuluan
Lukas 15:7 adalah bagian dari perumpamaan tentang domba yang hilang, yang diajarkan oleh Yesus untuk menunjukkan kasih Allah terhadap orang berdosa dan sukacita di surga ketika seseorang bertobat. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan doktrin anugerah Allah, pemilihan ilahi, dan pentingnya pertobatan sejati dalam keselamatan.
Ayat ini berbunyi:
"Aku berkata kepadamu, demikianlah akan ada sukacita yang lebih besar di surga atas 1 orang berdosa yang bertobat daripada atas 99 orang benar yang tidak membutuhkan pertobatan." (Lukas 15:7, AYT)
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna ayat ini dengan mengacu pada pandangan para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, John Owen, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones. Kita juga akan meneliti implikasi teologis dari perumpamaan ini serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen saat ini.
1. Konteks Lukas 15:7 dalam Perumpamaan tentang Domba yang Hilang
Lukas 15 terdiri dari tiga perumpamaan yang mengungkapkan kasih Allah terhadap orang berdosa:
- Perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:3-7)
- Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Lukas 15:8-10)
- Perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
Ketiga perumpamaan ini memiliki pola yang serupa: sesuatu yang berharga hilang, kemudian ditemukan, dan akhirnya diakhiri dengan sukacita besar.
Perumpamaan tentang domba yang hilang diberikan dalam konteks di mana orang Farisi dan ahli Taurat mengkritik Yesus karena bergaul dengan pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 15:1-2). Yesus merespons dengan menunjukkan bahwa Allah lebih bersukacita atas pertobatan satu orang berdosa daripada sekadar keberadaan banyak orang yang merasa benar tanpa mengalami pertobatan sejati.
2. Eksposisi Lukas 15:7
a) "Aku berkata kepadamu, demikianlah akan ada sukacita yang lebih besar di surga..."
Bagian ini menunjukkan bahwa Allah dan surga merayakan pertobatan orang berdosa.
Menurut John Calvin, ungkapan ini menegaskan bahwa kasih Allah bersifat aktif dalam mencari dan menyelamatkan orang berdosa. Calvin menjelaskan bahwa Allah tidak pasif dalam pekerjaan keselamatan, tetapi secara aktif bekerja melalui Roh Kudus untuk membawa orang kepada pertobatan.
R.C. Sproul menambahkan bahwa sukacita di surga ini menegaskan betapa berharganya satu jiwa bagi Allah. Dalam pemahaman Reformed, ini menunjukkan bagaimana Allah, dalam anugerah-Nya, telah menetapkan untuk menyelamatkan mereka yang telah dipilih-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4-5).
b) "...atas 1 orang berdosa yang bertobat..."
Bagian ini menekankan bahwa keselamatan melibatkan pertobatan sejati.
John Owen menyoroti bahwa pertobatan sejati bukan hanya perubahan perilaku tetapi perubahan hati yang dihasilkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Ini sejalan dengan doktrin anugerah yang tidak dapat ditolak (irresistible grace), di mana orang yang dipilih Allah akan mengalami pertobatan sejati karena Roh Kudus yang bekerja dalam dirinya.
Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa pertobatan adalah tanda nyata dari keselamatan sejati. Banyak orang mungkin memiliki agama atau moralitas yang baik, tetapi tanpa pertobatan sejati, mereka tetap terhilang.
c) "...daripada atas 99 orang benar yang tidak membutuhkan pertobatan."
Bagian ini bisa disalahpahami jika tidak dilihat dalam konteksnya.
Menurut John Calvin, frasa "99 orang benar" bukan berarti ada orang yang benar di hadapan Allah tanpa perlu pertobatan. Sebaliknya, ini adalah sindiran kepada orang Farisi dan ahli Taurat yang menganggap diri mereka benar dan tidak membutuhkan anugerah Allah.
R.C. Sproul menambahkan bahwa bagian ini menunjukkan kontras antara kebenaran yang sejati dan kebenaran yang semu. Orang Farisi merasa benar karena ketaatan mereka terhadap hukum, tetapi mereka sebenarnya masih berada dalam dosa karena mereka menolak untuk bertobat dan menerima kasih karunia Allah.
3. Teologi Reformed tentang Anugerah dan Pertobatan dalam Lukas 15:7
a) Keselamatan adalah Pekerjaan Allah, Bukan Usaha Manusia
Dalam teologi Reformed, keselamatan adalah sepenuhnya karya Allah, bukan usaha manusia.
John Calvin menjelaskan bahwa jika seseorang bertobat, itu adalah bukti bahwa Allah telah terlebih dahulu bekerja di dalam hatinya. Manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak mungkin datang kepada Allah dengan kekuatannya sendiri (Roma 3:10-12), tetapi Allah menarik mereka melalui Roh Kudus.
John Owen juga menekankan bahwa Allah bukan hanya menunggu orang berdosa untuk datang kepada-Nya, tetapi Ia secara aktif mencari mereka, seperti gembala yang mencari domba yang hilang.
b) Pertobatan Sejati adalah Bukti Pekerjaan Roh Kudus
Dalam perspektif Reformed, pertobatan sejati bukan hanya kesedihan atas dosa tetapi perubahan hati yang nyata.
Martyn Lloyd-Jones menjelaskan bahwa banyak orang merasa bersalah atas dosa mereka, tetapi itu belum tentu pertobatan sejati. Pertobatan sejati terjadi ketika seseorang menyadari dosanya, berbalik dari jalannya yang salah, dan percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
c) Kegembiraan Allah atas Keselamatan Umat Pilihan-Nya
Dalam teologi Reformed, Allah tidak hanya menyelamatkan orang berdosa, tetapi Ia juga bersukacita atas keselamatan mereka.
R.C. Sproul menekankan bahwa konsep ini bertentangan dengan pandangan yang melihat Allah sebagai sosok yang jauh dan tidak peduli. Sebaliknya, Allah dalam Alkitab adalah Allah yang bersukacita ketika umat pilihan-Nya diselamatkan.
4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
a) Memiliki Hati yang Sama dengan Allah dalam Mencari Orang Berdosa
Jika Allah bersukacita atas pertobatan orang berdosa, maka kita juga harus memiliki hati yang sama.
John Calvin menekankan bahwa gereja harus menjadi tempat di mana orang berdosa diterima dan dibimbing menuju pertobatan sejati, bukan tempat yang hanya berisi orang-orang yang merasa dirinya benar.
b) Menyadari Bahwa Keselamatan Adalah Anugerah Allah
Lukas 15:7 mengingatkan kita bahwa pertobatan seseorang adalah bukti pekerjaan Allah.
John Owen menegaskan bahwa ini harus membuat kita rendah hati. Kita tidak boleh merasa lebih baik daripada orang lain, karena kita diselamatkan bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena anugerah Allah.
c) Mengutamakan Injil dalam Pelayanan Gereja
Jika Allah lebih bersukacita atas satu orang berdosa yang bertobat daripada atas 99 orang yang tidak merasa perlu bertobat, maka gereja harus berfokus pada pemberitaan Injil dan misi.
Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa gereja tidak boleh hanya menjadi tempat untuk mempertahankan tradisi atau membangun komunitas sosial. Misi utama gereja adalah membawa orang berdosa kepada Kristus melalui pemberitaan Injil yang murni.
Kesimpulan
Lukas 15:7 adalah ayat yang menegaskan kasih Allah terhadap orang berdosa dan pentingnya pertobatan sejati. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menunjukkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, pertobatan sejati adalah bukti pekerjaan Roh Kudus, dan Allah bersukacita atas keselamatan umat pilihan-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memiliki hati yang sama dengan Allah dalam mencari orang yang terhilang, menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah, dan mengutamakan pemberitaan Injil dalam kehidupan dan pelayanan kita.