Pemenuhan Keadilan Allah dalam Kristus

Pendahuluan
Doktrin The Satisfaction of Christ atau Pemenuhan Keadilan Allah dalam Kristus adalah inti dari Injil dan merupakan fondasi keselamatan dalam teologi Reformed. Konsep ini mengacu pada ajaran bahwa Kristus, melalui kehidupan-Nya yang sempurna dan kematian-Nya yang menggantikan, telah memenuhi tuntutan hukum dan keadilan Allah atas dosa manusia.
Teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles Hodge, dan Louis Berkhof menegaskan bahwa tanpa pemenuhan ini, manusia tetap berada di bawah murka Allah. Namun, karena Kristus telah menanggung hukuman dosa dan memberikan kebenaran-Nya kepada orang percaya, maka keselamatan menjadi mungkin hanya melalui iman kepada-Nya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep Pemenuhan Keadilan Allah dalam Kristus dari perspektif teologi Reformed, menjelajahi dasar biblisnya, pandangan para teolog, serta implikasi doktrin ini bagi kehidupan Kristen.
1. Pemahaman Teologi Reformed tentang Pemenuhan Keadilan dalam Kristus
A. Definisi Pemenuhan Keadilan Allah
Dalam teologi Reformed, pemenuhan keadilan Allah dalam Kristus mengacu pada tindakan Kristus yang:
- Menjalani kehidupan yang sempurna dalam ketaatan kepada hukum Allah (active obedience).
- Mati sebagai pengganti orang berdosa, menanggung hukuman dosa mereka (passive obedience).
- Memenuhi tuntutan keadilan ilahi sehingga Allah dapat membenarkan orang percaya tanpa melanggar sifat-Nya yang kudus dan adil.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:
"Kristus, dengan hidup dan mati bagi kita, telah memenuhi seluruh tuntutan keadilan Allah, sehingga kita yang percaya kepada-Nya dianggap benar di hadapan-Nya."
B. Alasan Kebutuhan akan Pemenuhan Keadilan Allah
Menurut Alkitab, manusia berada dalam keadaan berdosa dan tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Karena Allah adalah kudus dan adil, Dia tidak dapat mengabaikan dosa tanpa adanya pemenuhan hukum dan keadilan-Nya.
Ayat-ayat kunci yang mendukung doktrin ini:
- Roma 3:23-25 – “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
- Yesaya 53:5 – “Tetapi Dia tertikam oleh karena pelanggaran kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita...”
- 2 Korintus 5:21 – “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.”
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa tanpa pemenuhan keadilan Allah, keselamatan akan menjadi tidak mungkin, karena Allah tidak dapat mengabaikan dosa tanpa konsekuensi hukum.
2. Pemenuhan Keadilan Kristus: Ketaatan Aktif dan Pasif
A. Ketaatan Aktif: Hidup Sempurna dalam Ketaatan kepada Hukum
Dalam teologi Reformed, ketaatan aktif Kristus berarti bahwa Ia menjalani kehidupan tanpa dosa, dengan sempurna menaati seluruh hukum Allah sebagai perwakilan umat-Nya.
Ayat pendukung:
- Ibrani 4:15 – “Sebab Imam Besar yang kita punya bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya Ia telah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, tetapi tidak berbuat dosa.”
- Matius 5:17 – “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Charles Hodge menekankan bahwa ketaatan aktif Kristus diperhitungkan kepada orang percaya, sehingga mereka dianggap benar di hadapan Allah.
B. Ketaatan Pasif: Kematian sebagai Pengganti Orang Berdosa
Ketaatan pasif Kristus mengacu pada penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib sebagai pengorbanan untuk menanggung hukuman dosa.
Ayat pendukung:
- Filipi 2:8 – “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
- 1 Petrus 2:24 – “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib...”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa tanpa ketaatan pasif Kristus, dosa manusia tidak akan dapat diampuni karena hukum Allah menuntut hukuman bagi pelanggaran.
3. Doktrin Penggantian Penal: Kristus Menanggung Hukuman Kita
A. Apa Itu Penggantian Penal?
Doktrin penggantian penal (penal substitution) menyatakan bahwa Kristus menanggung hukuman dosa sebagai pengganti orang percaya.
John Calvin berargumen bahwa Kristus bukan hanya sekadar contoh moral, tetapi benar-benar mengambil alih hukuman dosa kita di kayu salib.
Ayat pendukung:
- Galatia 3:13 – “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita...”
- Yesaya 53:10 – “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan Dia dengan kesakitan...”
Herman Bavinck menambahkan bahwa jika dosa hanya dapat ditebus dengan ketaatan manusia, maka keselamatan tidak mungkin terjadi, karena semua manusia telah berdosa.
4. Implikasi Pemenuhan Keadilan dalam Kristus bagi Orang Percaya
A. Jaminan Keselamatan
Karena Kristus telah memenuhi seluruh tuntutan hukum Allah, orang percaya memiliki jaminan keselamatan yang kekal.
- Roma 8:1 – “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”
- Yohanes 10:28 – “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa.”
Teolog Reformed menekankan bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia, tetapi anugerah Allah melalui pemenuhan Kristus.
B. Hidup dalam Kekudusan
Doktrin ini juga mengajarkan bahwa orang yang telah ditebus harus hidup dalam ketaatan kepada Allah sebagai respons terhadap kasih karunia-Nya.
- Roma 6:1-2 – “Apakah kita akan tetap tinggal dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!”
John Calvin menyebutkan bahwa keselamatan sejati menghasilkan buah-buah ketaatan dalam kehidupan orang percaya.
C. Motivasi untuk Misi dan Penginjilan
Karena keselamatan hanya ditemukan dalam Kristus, maka Injil harus diberitakan kepada semua bangsa.
- Matius 28:19-20 – “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku...”
Teolog Reformed seperti J.I. Packer menekankan bahwa pemenuhan Kristus menjadi dasar penginjilan yang penuh keyakinan, karena hanya melalui-Nya orang dapat diselamatkan.
Kesimpulan
Doktrin Pemenuhan Keadilan Allah dalam Kristus adalah inti dari Injil dan teologi Reformed. Kristus, melalui kehidupan-Nya yang sempurna dan kematian-Nya sebagai pengganti, telah memenuhi tuntutan hukum Allah sehingga keselamatan dapat diberikan kepada orang percaya.
Pemahaman ini memberikan jaminan keselamatan yang kokoh, dorongan untuk hidup kudus, dan semangat untuk memberitakan Injil.
Sebagai orang percaya, marilah kita bersyukur atas karya penebusan Kristus dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya!