Penghinaan terhadap Mesias: Mazmur 22:7

Penghinaan terhadap Mesias: Mazmur 22:7

Pendahuluan

Mazmur 22 adalah salah satu mazmur mesianis yang paling dikenal dalam Perjanjian Lama. Mazmur ini secara profetik menggambarkan penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus saat disalibkan. Salah satu ayat yang menyoroti penghinaan terhadap Mesias adalah Mazmur 22:7:

“Semua yang melihatku mengejekku; Mereka membuka bibir, menggelengkan-gelengkan kepalanya.” (Mazmur 22:7, AYT)

Ayat ini mengungkapkan bagaimana Mesias akan mengalami penghinaan dan ejekan dari orang-orang yang melihat penderitaan-Nya. Dalam Perjanjian Baru, penggenapan nubuat ini terlihat jelas dalam Matius 27:39-43, ketika Yesus diejek oleh orang-orang yang menyaksikan penyaliban-Nya.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Mazmur 22:7 berdasarkan perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada beberapa pakar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles Hodge, dan R.C. Sproul. Kita juga akan melihat bagaimana ayat ini mengajarkan tentang penderitaan Kristus, pemenuhan nubuat mesianis, dan implikasi teologis bagi kehidupan orang percaya.

I. Konteks Mazmur 22:7

1. Konteks Historis dan Sasaran Mazmur

Mazmur 22 ditulis oleh Raja Daud. Dalam konteks historisnya, mazmur ini mengungkapkan penderitaan Daud ketika ia menghadapi berbagai musuh yang mengejek dan menindasnya. Namun, mazmur ini juga memiliki makna yang lebih dalam karena menunjuk kepada penderitaan Yesus Kristus sebagai Mesias.

John Calvin dalam Commentary on Psalms menjelaskan bahwa Mazmur 22 bukan hanya refleksi pengalaman Daud, tetapi juga merupakan nubuat langsung tentang penderitaan Kristus. Ini sesuai dengan cara Perjanjian Baru mengutip mazmur ini dalam konteks penyaliban Yesus.

2. Konteks Mesianis dan Penggenapan dalam Yesus Kristus

Mazmur 22 sering disebut sebagai "Mazmur Salib", karena banyak ayatnya digenapi dalam peristiwa penyaliban Yesus. Beberapa penggenapan dalam Perjanjian Baru:

  • Mazmur 22:1 → Matius 27:46 (Yesus berseru: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”)

  • Mazmur 22:16 → Yohanes 19:37 (Tangan dan kaki-Nya ditusuk)

  • Mazmur 22:18 → Yohanes 19:23-24 (Pakaian-Nya diundi oleh para prajurit)

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa Mazmur 22 adalah salah satu nubuat mesianis yang paling jelas dalam Perjanjian Lama, karena menggambarkan secara rinci pengalaman penderitaan Kristus.

II. Eksposisi Mazmur 22:7 dalam Teologi Reformed

1. “Semua yang melihatku mengejekku”

a. Penderitaan Mesias dalam Bentuk Ejekan

Ayat ini menunjukkan bahwa Mesias tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga secara psikologis dan emosional melalui penghinaan dan ejekan dari orang-orang di sekitar-Nya.

Dalam Matius 27:39-43, kita membaca bagaimana Yesus diejek oleh orang-orang yang lewat, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua Israel:

“Orang-orang yang lewat menghina Dia, mereka menggelengkan kepala-Nya dan berkata, ‘Engkau yang mau merobohkan Bait Suci dan membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu sendiri! Jika Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!’” (Matius 27:39-40, AYT)

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa penderitaan Kristus tidak hanya dalam bentuk siksaan fisik, tetapi juga dalam bentuk penghinaan publik yang sangat menyakitkan.

b. Penggenapan dalam Penyaliban Kristus

Penderitaan Yesus dalam bentuk penghinaan ini bukan kebetulan, tetapi sudah dinubuatkan dalam Mazmur 22. Charles Hodge dalam Systematic Theology menekankan bahwa penolakan terhadap Kristus adalah bukti sifat dosa manusia yang menolak kebenaran Allah.

2. “Mereka membuka bibir”

a. Arti Ungkapan Ini dalam Konteks Ibrani

Frasa "membuka bibir" dalam teks Ibrani mengacu pada ejekan yang diucapkan dengan kasar dan menyakitkan. Ini bukan hanya hinaan biasa, tetapi hinaan yang bertujuan untuk mempermalukan dan merendahkan seseorang di depan umum.

John Calvin menjelaskan bahwa penghinaan terhadap Yesus bukan hanya berasal dari satu atau dua orang, tetapi dari sekelompok besar orang, termasuk para pemimpin agama.

b. Yesus Mengalami Penghinaan yang Ekstrim

Dalam Yesaya 53:3, Mesias digambarkan sebagai:

"Dihina dan ditolak oleh manusia, seorang yang penuh kesengsaraan dan biasa menderita kesakitan."

Yesus mengalami penghinaan yang luar biasa di kayu salib. Ia bukan hanya dianggap sebagai penjahat oleh orang-orang Yahudi, tetapi juga dihina oleh tentara Romawi yang memakaikan mahkota duri di kepala-Nya (Matius 27:27-31).

3. “Menggelengkan-gelengkan kepalanya”

a. Simbol Penolakan dan Ejekan

Dalam budaya Yahudi, menggelengkan kepala adalah tanda penghinaan dan penolakan. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa seseorang tidak menghargai atau tidak percaya pada orang yang diejek.

Dalam Matius 27:39, tindakan ini dilakukan oleh orang-orang yang melewati salib Yesus, menegaskan bahwa mereka benar-benar tidak percaya kepada-Nya sebagai Mesias.

Herman Bavinck menegaskan bahwa tindakan ini adalah simbol dari hati manusia yang keras dan menolak kebenaran Allah.

b. Penggenapan Nubuat

Sekali lagi, tindakan ini membuktikan bahwa semua yang terjadi pada Yesus sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Hal ini menunjukkan keakuratan dan keajaiban nubuatan dalam Alkitab, yang digenapi dengan sempurna dalam kehidupan dan kematian Yesus.

III. Aplikasi Teologis dalam Kehidupan Kristen

1. Menghadapi Penghinaan dengan Iman

Yesus mengalami penghinaan yang luar biasa, tetapi tetap setia kepada misi-Nya. Sebagai orang percaya, kita juga akan menghadapi penghinaan karena iman kita. Yesus berkata:

“Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa dunia telah lebih dahulu membenci Aku.” (Yohanes 15:18, AYT)

Kita dipanggil untuk tetap setia dalam penderitaan, karena Yesus sendiri telah memberikan teladan dalam menghadapi penghinaan dengan ketaatan kepada Allah.

2. Bukti Kedaulatan Allah dalam Nubuatan

Mazmur 22:7 membuktikan bahwa semua yang terjadi dalam hidup Yesus sudah ada dalam rencana Allah sejak awal. Ini meneguhkan keyakinan kita akan kedaulatan Allah dalam segala hal.

John Calvin menekankan bahwa nubuat dalam Perjanjian Lama bukan sekadar kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah yang sempurna untuk menyelamatkan umat-Nya melalui Yesus Kristus.

3. Mengingat Pengorbanan Kristus

Mazmur 22 mengingatkan kita bahwa keselamatan kita dibayar dengan harga yang sangat mahal. Yesus bukan hanya mati bagi kita, tetapi juga mengalami penghinaan dan penderitaan yang luar biasa.

Kita dipanggil untuk hidup dalam syukur dan ketaatan sebagai respons terhadap kasih Kristus yang luar biasa ini.

Kesimpulan

Mazmur 22:7 adalah nubuat yang digenapi dalam penghinaan terhadap Yesus Kristus di kayu salib. Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:

  1. Penderitaan Yesus sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.

  2. Manusia berdosa secara alami menolak dan menghina kebenaran Allah.

  3. Yesus menghadapi penghinaan dengan ketaatan, memberikan teladan bagi kita.

  4. Kedaulatan Allah terlihat dalam penggenapan nubuatan ini, menunjukkan bahwa Kristus adalah Mesias yang dijanjikan.

Kiranya kita semakin mengagumi pengorbanan Kristus dan tetap setia dalam iman meskipun menghadapi hinaan dunia.

Next Post Previous Post