Rut 1:6-7: Pemeliharaan Tuhan dan Panggilan untuk Kembali

Rut 1:6-7: Pemeliharaan Tuhan dan Panggilan untuk Kembali

Pendahuluan

Kitab Rut adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang penuh dengan kisah tentang pemeliharaan Allah (Providence of God) dan karya penebusan-Nya yang luar biasa. Dalam Rut 1:6-7, kita membaca bagaimana Naomi, setelah kehilangan suami dan kedua anaknya di tanah Moab, memutuskan untuk kembali ke tanah Yehuda karena mendengar bahwa Tuhan telah memberkati umat-Nya dengan makanan.

"Dia dan dua menantunya bersiap untuk pergi dari daerah Moab karena di daerah Moab dia mendengar bahwa TUHAN telah melawat umat-Nya dengan memberi mereka makanan." (Rut 1:6, AYT)
"Karena itu, dia pergi dari tempat tinggalnya, dan sekarang bersama dua menantunya, mereka pergi dalam perjalanan kembali ke tanah Yehuda." (Rut 1:7, AYT)

Bagian ini mencerminkan banyak tema penting dalam teologi Reformed, seperti pemeliharaan Allah, pertobatan, panggilan untuk kembali kepada Tuhan, dan anugerah-Nya yang tidak berkesudahan. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna dari Rut 1:6-7 berdasarkan pemikiran teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Rut 1:6-7

Kitab Rut terjadi pada zaman hakim-hakim, suatu masa di mana Israel sering kali hidup dalam ketidaktaatan kepada Allah. Dalam Rut 1:1-5, diceritakan bahwa Elimelekh, Naomi, dan kedua anak mereka meninggalkan Betlehem karena kelaparan dan menetap di Moab. Namun, dalam waktu sekitar sepuluh tahun, Elimelekh dan kedua anak laki-lakinya meninggal, meninggalkan Naomi dan dua menantunya, Orpa dan Rut.

Ayat 6-7 kemudian menunjukkan keputusan Naomi untuk kembali ke Yehuda setelah mendengar bahwa Tuhan telah memberkati tanah Israel dengan makanan. Keputusan ini bukan hanya tindakan fisik untuk kembali ke tanah airnya, tetapi juga mencerminkan suatu perjalanan rohani kembali kepada Tuhan.

2. Tuhan Melawat Umat-Nya dengan Berkat (Rut 1:6)

1. Pemeliharaan Allah dalam Kehidupan Umat-Nya

Dalam ayat 6, Naomi mendengar bahwa "TUHAN telah melawat umat-Nya dengan memberi mereka makanan." Frasa ini menunjukkan bahwa pemulihan kondisi Israel bukan terjadi karena usaha manusia, tetapi karena campur tangan Tuhan.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa pemeliharaan Allah bukan hanya dalam hal-hal besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil seperti makanan:

"Allah tidak hanya berdaulat atas keselamatan manusia, tetapi juga atas setiap aspek kehidupan mereka, termasuk dalam hal-hal sehari-hari seperti makanan dan cuaca." – Herman Bavinck

Kelaparan yang terjadi sebelumnya dan berakhirnya kelaparan itu bukan kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah dalam sejarah keselamatan umat-Nya.

2. Tuhan yang Setia Menepati Janji-Nya

Di sepanjang Perjanjian Lama, Tuhan sering kali menghukum umat-Nya ketika mereka tidak setia, tetapi juga selalu membawa pemulihan ketika mereka bertobat.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa pemeliharaan Tuhan terhadap Israel adalah bukti dari kasih setia-Nya (covenantal faithfulness):

"Allah selalu setia kepada perjanjian-Nya, bahkan ketika umat-Nya tidak setia. Dia mendisiplinkan mereka dengan hukuman, tetapi selalu menyediakan jalan untuk kembali kepada-Nya." – Louis Berkhof

Dengan kata lain, berita tentang Tuhan yang melawat umat-Nya adalah tanda kasih setia Allah dalam memenuhi janji-Nya kepada Israel.

3. Keputusan Naomi untuk Kembali ke Yehuda (Rut 1:7)

1. Kembali sebagai Simbol Pertobatan

Keputusan Naomi untuk kembali ke Yehuda bukan sekadar perpindahan tempat tinggal, tetapi juga memiliki makna rohani yang dalam. Dalam banyak kasus di Alkitab, "kembali" sering kali digunakan sebagai gambaran pertobatan dan pemulihan hubungan dengan Tuhan.

John Calvin dalam Commentary on Ruth menjelaskan bahwa kepulangan Naomi mencerminkan bagaimana Allah sering kali memanggil umat-Nya kembali kepada-Nya setelah mereka menyimpang:

"Kembali ke tanah perjanjian adalah simbol pertobatan, di mana seseorang meninggalkan jalan yang salah dan kembali kepada anugerah Allah yang sejati." – John Calvin

Dalam teologi Reformed, pertobatan bukan hanya keputusan manusia, tetapi hasil dari anugerah Allah yang bekerja dalam hati manusia. Naomi, meskipun mengalami penderitaan, masih merasakan panggilan Tuhan untuk kembali kepada umat-Nya.

2. Kesulitan sebagai Alat Allah untuk Membawa Umat-Nya Kembali

Naomi mengalami kehilangan besar—suaminya dan kedua anaknya meninggal—tetapi justru dalam penderitaan itulah dia kembali ke tanah perjanjian.

R.C. Sproul dalam Surprised by Suffering menjelaskan bahwa sering kali Allah menggunakan penderitaan untuk menarik umat-Nya kembali kepada-Nya:

"Allah dalam hikmat-Nya sering kali menggunakan penderitaan sebagai alat untuk membawa kita kembali kepada-Nya. Itu bukan tanda bahwa Allah meninggalkan kita, tetapi tanda bahwa Dia sedang bekerja dalam hidup kita." – R.C. Sproul

Ini mengajarkan bahwa penderitaan yang dialami Naomi bukanlah tanda bahwa Tuhan meninggalkannya, tetapi justru sarana untuk membawanya kembali ke tanah perjanjian.

4. Rut dan Orpa: Dua Respons terhadap Panggilan Allah

Meskipun Naomi dan kedua menantunya memulai perjalanan kembali ke Yehuda, tidak semua dari mereka melanjutkan perjalanan tersebut. Orpa akhirnya memilih untuk kembali ke Moab, sementara Rut tetap setia menemani Naomi.

1. Orpa: Simbol Komitmen yang Tidak Seutuhnya

Orpa memulai perjalanan tetapi akhirnya memilih kembali ke Moab. Ini menggambarkan orang-orang yang mendengar panggilan Allah tetapi memilih untuk tetap tinggal dalam kehidupan lama mereka.

John Calvin menyoroti bahwa banyak orang mungkin memiliki kesadaran akan kebenaran, tetapi tidak memiliki iman yang sejati untuk mengikutinya sampai akhir:

"Ada banyak orang yang tampaknya memiliki iman, tetapi ketika diuji, mereka kembali ke dunia karena hati mereka belum benar-benar diperbarui oleh Roh Kudus." – John Calvin

2. Rut: Simbol Iman yang Sejati

Sebaliknya, Rut tetap berpegang teguh kepada Naomi dan memilih untuk mengikuti Tuhan Israel. Keputusan ini adalah bukti dari iman yang sejati, yang tidak hanya bersifat emosional tetapi juga melibatkan komitmen yang teguh.

Louis Berkhof menjelaskan bahwa iman sejati selalu menghasilkan tindakan nyata:

"Iman yang sejati bukan hanya tentang percaya dalam hati, tetapi juga tentang mengambil keputusan yang nyata dalam ketaatan kepada Tuhan." – Louis Berkhof

5. Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Mengenali Tangan Allah dalam Pemeliharaan Sehari-hari

Sebagaimana Naomi menyadari bahwa Tuhan telah memberkati Yehuda, kita juga harus belajar mengenali pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

2. Kembali kepada Tuhan Ketika Kita Menyimpang

Naomi kembali ke Yehuda setelah mengalami penderitaan. Ini mengingatkan kita bahwa ketika kita menyimpang dari Tuhan, selalu ada jalan untuk kembali.

3. Mengambil Keputusan untuk Mengikut Tuhan dengan Setia

Rut dan Orpa menunjukkan dua jenis respons terhadap panggilan Tuhan. Kita dipanggil untuk meneladani Rut, yang tetap teguh dalam imannya kepada Tuhan.

Kesimpulan

Rut 1:6-7 mengajarkan bahwa:

  1. Allah adalah Tuhan yang setia dan memelihara umat-Nya.
  2. Penderitaan sering kali menjadi alat Tuhan untuk membawa kita kembali kepada-Nya.
  3. Pertobatan sejati bukan hanya keputusan emosional, tetapi suatu langkah nyata untuk kembali kepada Tuhan.
  4. Iman yang sejati ditunjukkan dalam kesetiaan untuk mengikut Tuhan, sebagaimana Rut melakukannya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap setia kepada Tuhan, mengenali pemeliharaan-Nya, dan selalu siap untuk kembali kepada-Nya dalam pertobatan sejati.

Next Post Previous Post