Semua karena Anugerah

Pendahuluan
Kekristenan berakar dalam anugerah Allah—kasih karunia yang diberikan kepada manusia yang tidak layak menerimanya. Frasa "All of Grace" atau "Semua karena Anugerah" mencerminkan doktrin utama dalam teologi Reformed, yang menekankan bahwa keselamatan sepenuhnya merupakan karya Allah, bukan hasil usaha manusia.
Anugerah Allah bukan hanya dasar keselamatan, tetapi juga fondasi dari seluruh kehidupan Kristen. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi arti anugerah Allah, bagaimana anugerah bekerja dalam keselamatan, serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pandangan beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Spurgeon, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Apa Itu Anugerah Allah?
Secara sederhana, anugerah (grace) adalah pemberian Allah yang tidak layak diterima manusia. Dalam Alkitab, kata "charis" dalam bahasa Yunani berarti pemberian cuma-cuma yang diberikan tanpa syarat.
Efesus 2:8-9
"Sebab oleh anugerah kamu telah diselamatkan oleh iman—itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah—bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri."
Anugerah Allah bisa dikategorikan dalam dua jenis utama:
-
Anugerah Umum (Common Grace) – Anugerah yang diberikan kepada semua manusia, termasuk orang percaya dan tidak percaya (Matius 5:45).
-
Anugerah Khusus (Special Grace) – Anugerah yang diberikan kepada orang pilihan Allah untuk keselamatan mereka (Efesus 1:4-5).
2. Keselamatan: Semua karena Anugerah
a. Doktrin Anugerah dalam Teologi Reformed
Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan manusia sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah. John Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:
"Manusia tidak memiliki kebaikan dalam dirinya yang dapat membuatnya layak menerima keselamatan. Semua berasal dari anugerah Allah yang berdaulat."
Charles Spurgeon, dalam bukunya All of Grace, juga menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi sepenuhnya bergantung pada kasih karunia Tuhan yang tidak dapat ditolak.
b. Lima Poin Calvinisme dan Anugerah Allah
Doktrin anugerah dalam teologi Reformed sering dijelaskan melalui lima poin Calvinisme (TULIP):
-
Total Depravity (Kerusakan Total) – Semua manusia telah jatuh dalam dosa dan tidak mampu mencari Allah tanpa anugerah-Nya (Roma 3:10-12).
-
Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat) – Allah memilih orang-orang untuk diselamatkan bukan berdasarkan perbuatan mereka, tetapi berdasarkan kehendak-Nya sendiri (Efesus 1:4-5).
-
Limited Atonement (Pendamaian Terbatas) – Yesus mati untuk menebus dosa orang-orang pilihan, bukan seluruh dunia secara universal (Yohanes 10:11).
-
Irresistible Grace (Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak) – Ketika Allah memanggil seseorang melalui Roh Kudus, mereka pasti akan datang kepada-Nya (Yohanes 6:37).
-
Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus) – Orang percaya yang sejati akan tetap dalam iman dan tidak akan kehilangan keselamatan mereka (Filipi 1:6).
Doktrin ini menunjukkan bahwa keselamatan manusia tidak tergantung pada kehendak atau usaha manusia, tetapi sepenuhnya merupakan hasil dari anugerah Allah.
3. Anugerah Allah dalam Hidup Orang Percaya
a. Anugerah dalam Pengudusan
Keselamatan bukan hanya tentang dibenarkan (justification), tetapi juga tentang dikuduskan (sanctification). Paulus menulis:
Filipi 2:13
"Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa pengudusan adalah hasil dari anugerah Allah yang terus bekerja dalam hidup orang percaya, bukan usaha manusia sendiri.
b. Hidup dalam Anugerah: Tidak Hidup dalam Hukum
Banyak orang berpikir bahwa setelah menerima anugerah, mereka harus berusaha keras untuk mempertahankan keselamatan mereka. Namun, Paulus dengan jelas menyatakan bahwa orang percaya tidak lagi hidup di bawah hukum, tetapi di bawah anugerah (Roma 6:14).
R.C. Sproul menjelaskan bahwa anugerah Allah tidak berarti kita bebas berbuat dosa, tetapi kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai respons terhadap anugerah yang telah kita terima.
4. Anugerah dalam Penginjilan dan Misi
a. Mengabarkan Injil Anugerah
Karena keselamatan adalah semua karena anugerah, orang percaya dipanggil untuk membagikan kabar baik ini kepada dunia.
Yesus berkata:
Matius 28:19
"Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..."
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa misi penginjilan bukanlah menawarkan keselamatan berdasarkan usaha manusia, tetapi memberitakan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma kepada orang yang percaya.
b. Menunjukkan Kasih Karunia kepada Orang Lain
Jika kita telah menerima anugerah Allah, maka kita juga dipanggil untuk menunjukkan anugerah kepada orang lain. Paulus berkata:
Efesus 4:32
"Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
Kita harus:
-
Mengampuni orang lain sebagaimana kita telah diampuni.
-
Melayani orang lain dengan kasih tanpa syarat.
-
Hidup dengan penuh syukur karena anugerah Allah yang kita terima.
Kesimpulan: Hidup dalam Kepenuhan Anugerah Allah
Keselamatan kita sepenuhnya adalah karena anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Teologi Reformed menekankan bahwa semua aspek hidup orang percaya—dari keselamatan, pengudusan, hingga pelayanan—bergantung pada kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam hidup kita.
Sebagai respons terhadap anugerah ini, kita dipanggil untuk:
-
Hidup dalam iman, bukan dalam usaha manusia.
-
Mengandalkan anugerah Tuhan dalam pertumbuhan rohani.
-
Menyebarkan Injil anugerah kepada dunia.
-
Menunjukkan kasih karunia kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga kita semakin memahami bahwa semua dalam hidup kita berasal dari anugerah Allah, dan kepada-Nya segala kemuliaan harus diberikan. Soli Deo Gloria!