Dasar Injil dan Bukti Iman Orang Percaya

Pendahuluan
Dalam kehidupan Kristen, iman kepada Allah adalah fondasi utama yang menopang segala aspek spiritual. Namun, bagaimana kita tahu bahwa iman kita adalah iman yang sejati? Apa dasar-dasar Injil yang mendukung iman kita, dan bukti apa yang dapat kita lihat dalam kehidupan seseorang yang benar-benar percaya kepada Kristus?
Pertanyaan ini dijawab secara mendalam oleh John Owen, seorang teolog Reformed terkemuka, dalam bukunya Gospel Grounds and Evidences of the Faith of God’s Elect. Owen menekankan bahwa iman sejati memiliki dasar yang kokoh dalam Injil dan membuahkan bukti nyata dalam kehidupan orang percaya.
Artikel ini akan membahas beberapa aspek penting dari dasar Injil dan bukti iman sejati berdasarkan pemikiran John Owen dan beberapa teolog Reformed lainnya, seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones.
Kita akan menguraikan:
-
Dasar Injil bagi Iman Sejati
-
Ciri-Ciri Iman Sejati
-
Bukti-Bukti Iman yang Hidup dalam Kehidupan Kristen
-
Peringatan terhadap Iman yang Palsu
-
Bagaimana Kita Dapat Bertumbuh dalam Iman Sejati
Dengan memahami dasar Injil dan bukti iman sejati, kita dapat semakin yakin dalam keselamatan kita di dalam Kristus dan berusaha untuk hidup dalam iman yang otentik.
1. Dasar Injil bagi Iman Sejati
Dalam pemahaman Reformed, iman sejati tidak muncul dari usaha manusia sendiri, tetapi merupakan anugerah Allah yang diberikan melalui Injil. Rasul Paulus dalam Roma 10:17 berkata:
"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
John Owen menegaskan bahwa dasar iman bukanlah pengalaman subjektif manusia, tetapi kebenaran objektif dari Injil. Dasar ini terdiri dari:
a) Janji Injil dalam Kristus
Yesus Kristus adalah pusat dari Injil. Keselamatan kita tidak bergantung pada usaha manusia, tetapi pada kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus.
Efesus 2:8-9 mengatakan:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Ini berarti bahwa iman sejati berakar dalam karya Kristus di salib, bukan dalam perbuatan atau pencapaian kita sendiri.
b) Kesaksian Roh Kudus
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa iman sejati hanya dapat dipahami melalui pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya.
Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mampu melihat keindahan Injil dan percaya kepada Kristus dengan sungguh-sungguh.
1 Korintus 2:14 berkata:
"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena itu adalah kebodohan baginya; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."
Karena itu, iman sejati tidak hanya bergantung pada pengertian intelektual, tetapi juga pada penerangan rohani oleh Roh Kudus.
2. Ciri-Ciri Iman Sejati
Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang memiliki iman sejati?
John Owen dan Jonathan Edwards menekankan bahwa iman sejati memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari iman yang palsu atau dangkal.
Beberapa ciri utama dari iman sejati adalah:
a) Kasih kepada Kristus
Orang yang memiliki iman sejati mengasihi Kristus lebih dari segala sesuatu di dunia ini. Yesus berkata dalam Yohanes 14:15:
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
Jonathan Edwards dalam bukunya Religious Affections menegaskan bahwa iman sejati bukan sekadar percaya dalam pikiran, tetapi memiliki kasih yang mendalam kepada Kristus.
b) Kerinduan akan Kekudusan
Orang percaya yang sejati memiliki kerinduan untuk hidup dalam kekudusan dan menaati firman Tuhan.
1 Yohanes 2:3 berkata:
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Dia, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya."
John Owen mengatakan bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan buah ketaatan. Jika seseorang mengaku percaya tetapi tetap hidup dalam dosa tanpa pertobatan, maka imannya patut dipertanyakan.
3. Bukti-Bukti Iman yang Hidup dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana iman sejati terlihat dalam kehidupan sehari-hari?
R.C. Sproul menegaskan bahwa iman sejati selalu menghasilkan perubahan nyata dalam hidup seseorang. Bukti-bukti ini mencakup:
-
Pertumbuhan dalam kasih kepada Tuhan dan sesama (Matius 22:37-39)
-
Pertobatan dari dosa secara terus-menerus (1 Yohanes 1:9)
-
Kehausan akan firman Tuhan (Mazmur 1:2)
-
Kesabaran dalam penderitaan dan pencobaan (Yakobus 1:2-3)
-
Keinginan untuk memberitakan Injil kepada orang lain (Matius 28:19-20)
Seorang Kristen yang sejati tidak hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga mengalami transformasi hidup yang nyata.
4. Peringatan terhadap Iman yang Palsu
Tidak semua orang yang mengaku percaya memiliki iman yang sejati. Yesus sendiri berkata dalam Matius 7:21:
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
John Owen memperingatkan bahwa ada banyak orang yang memiliki "iman intelektual" tetapi tidak memiliki "iman yang menyelamatkan".
Tanda-tanda iman yang palsu termasuk:
-
Percaya hanya karena alasan emosional atau sosial
-
Tidak mengalami perubahan hidup yang nyata
-
Menjadikan keselamatan sebagai alasan untuk hidup dalam dosa (Roma 6:1-2)
-
Tidak memiliki kasih sejati kepada Kristus dan firman-Nya
Oleh karena itu, kita harus senantiasa menguji diri kita sendiri untuk memastikan bahwa iman kita benar-benar berakar dalam Injil.
5. Bagaimana Kita Dapat Bertumbuh dalam Iman Sejati?
Jika kita ingin memiliki iman yang kokoh dan bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan, kita harus:
-
Merenungkan Firman Tuhan setiap hari (Mazmur 119:105)
-
Berdoa dengan sungguh-sungguh dan mengandalkan Roh Kudus (Roma 8:26)
-
Beribadah dan bersekutu dengan saudara seiman (Ibrani 10:25)
-
Mengejar kekudusan dan menjauhi dosa (1 Petrus 1:16)
-
Mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus dan janji-janji-Nya (Ibrani 12:2)
Martyn Lloyd-Jones berkata:
"Cara terbaik untuk menguji iman kita adalah dengan melihat apakah kita semakin mengandalkan Kristus dalam segala aspek kehidupan kita."
Kesimpulan
Iman sejati berakar dalam Injil Kristus dan disertai dengan bukti nyata dalam kehidupan kita. John Owen dan para teolog Reformed lainnya menegaskan bahwa iman sejati harus memiliki dasar yang kokoh dalam janji Injil dan kesaksian Roh Kudus.
Marilah kita senantiasa menguji diri kita sendiri, bertumbuh dalam iman, dan hidup dalam kekudusan, agar kita dapat mengalami kepastian keselamatan di dalam Kristus.