1 Petrus 2:21: Mengikuti Jejak Kristus dalam Penderitaan

 

1 Petrus 2:21: Mengikuti Jejak Kristus dalam Penderitaan

Pendahuluan

1 Petrus 2:21 adalah ayat yang berbicara tentang panggilan orang percaya untuk mengikuti jejak Kristus dalam penderitaan dan ketaatan. Ayat ini berbunyi:

“Sebab, untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus juga telah menderita bagi kamu dan meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1 Petrus 2:21, AYT)

Ayat ini memberikan prinsip mendasar dalam kehidupan Kristen, yaitu bahwa pengikut Kristus dipanggil untuk meneladani kehidupan-Nya, termasuk dalam penderitaan yang benar. Konsep ini sering disebut sebagai “teologi salib”, yang sangat ditekankan dalam teologi Reformed.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan pemikiran para teolog Reformed, seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof. Kita juga akan membahas implikasi praktis dari ayat ini dalam kehidupan Kristen.

Konteks 1 Petrus 2:21

Surat 1 Petrus ditulis kepada orang percaya yang tersebar di berbagai wilayah, yang mengalami penganiayaan karena iman mereka. Dalam pasal 2, Petrus menekankan pentingnya ketaatan, ketekunan, dan hidup sebagai saksi Kristus di tengah penderitaan.

Ayat 21 khususnya membahas panggilan orang percaya untuk menanggung penderitaan sebagai bagian dari mengikut Kristus. Ini terkait dengan penderitaan yang dialami oleh Yesus sendiri, yang menjadi teladan sempurna bagi kita.

Eksposisi 1 Petrus 2:21 dalam Teologi Reformed

1. "Sebab, untuk itulah kamu dipanggil" – Panggilan untuk Menderita

John Calvin: Penderitaan Sebagai Bagian dari Panggilan Kristen

John Calvin dalam komentarnya tentang 1 Petrus 2:21 menekankan bahwa:

  • Penderitaan bukanlah sesuatu yang kebetulan, tetapi merupakan bagian dari panggilan orang percaya.

  • Orang Kristen dipanggil untuk menanggung penderitaan sebagai bagian dari pemurnian iman mereka.

  • Keselamatan dalam Kristus tidak berarti terbebas dari penderitaan, tetapi justru mengarah kepada kehidupan yang serupa dengan Kristus, termasuk dalam penderitaan-Nya.

Bagi Calvin, penderitaan bukan hanya cobaan, tetapi alat Tuhan untuk membentuk dan menguduskan umat-Nya.

Charles Hodge: Ujian Iman Melalui Penderitaan

Dalam Systematic Theology, Charles Hodge menekankan bahwa:

  • Panggilan Kristen tidak hanya mencakup anugerah keselamatan, tetapi juga kesediaan untuk menderita demi kebenaran.

  • Penderitaan menjadi bukti nyata dari iman yang sejati.

  • Kristus sendiri tidak luput dari penderitaan, maka pengikut-Nya pun tidak boleh mengharapkan hidup yang tanpa kesulitan.

Dengan kata lain, hidup Kristen yang sejati akan mengalami tantangan dan ujian, tetapi dalam penderitaan itulah iman kita dikuatkan.

2. "Karena Kristus juga telah menderita bagi kamu" – Kristus sebagai Contoh dan Pengganti

Herman Bavinck: Kristus sebagai Teladan dan Pengorbanan

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa penderitaan Kristus memiliki dua aspek utama:

  1. Kristus sebagai pengganti kita dalam penderitaan – Dia menanggung murka Allah atas dosa-dosa kita.

  2. Kristus sebagai teladan bagi kita – Dia menunjukkan bagaimana kita harus bersabar dalam penderitaan.

Bavinck menekankan bahwa penderitaan Kristus bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi memiliki dampak langsung pada kehidupan kita saat ini. Orang percaya harus melihat kepada Kristus bukan hanya sebagai Juru Selamat, tetapi juga sebagai model dalam kehidupan mereka.

Louis Berkhof: Doktrin Penderitaan Kristus

Dalam Systematic Theology, Louis Berkhof menjelaskan bahwa penderitaan Kristus memiliki dua aspek utama:

  • Penderitaan aktif – Kristus secara aktif menaati kehendak Bapa, bahkan hingga mati di kayu salib.

  • Penderitaan pasif – Kristus dengan sukarela menerima hukuman yang seharusnya kita tanggung.

Dengan demikian, mengikuti Kristus berarti meneladani ketaatan-Nya, bahkan dalam penderitaan.

3. "Meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya" – Meneladani Kristus dalam Ketaatan

John Calvin: Mengikuti Jejak Kristus dalam Hidup Sehari-hari

Calvin menekankan bahwa:

  • Mengikuti jejak Kristus berarti hidup dalam kesabaran, kerendahan hati, dan ketaatan kepada kehendak Allah.

  • Orang Kristen tidak boleh mencari kenyamanan duniawi, tetapi harus siap menanggung penderitaan demi kebenaran.

  • Penderitaan bukanlah akhir dari kehidupan Kristen, tetapi bagian dari perjalanan menuju kemuliaan bersama Kristus.

Herman Bavinck: Penderitaan sebagai Bukti Kesatuan dengan Kristus

Bavinck menambahkan bahwa penderitaan yang dialami orang percaya adalah tanda bahwa mereka bersatu dengan Kristus. Ini mengacu pada konsep kesatuan mistik antara Kristus dan orang percaya, yang juga ditekankan oleh Paulus dalam Roma 8:17:

“Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris: ahli waris Allah dan sesama ahli waris dengan Kristus, jika kita menderita bersama-sama dengan Dia supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Dengan kata lain, penderitaan bukanlah tanda ditinggalkan Tuhan, tetapi justru tanda kesatuan kita dengan Kristus.

Aplikasi 1 Petrus 2:21 dalam Kehidupan Kristen

Berdasarkan eksposisi di atas, ada beberapa aplikasi praktis dari 1 Petrus 2:21 dalam kehidupan kita:

  1. Menghadapi Penderitaan dengan Iman

    • Orang Kristen harus siap menghadapi kesulitan sebagai bagian dari kehidupan mereka.

    • Penderitaan tidak selalu merupakan hukuman, tetapi bisa menjadi alat Tuhan untuk mendewasakan iman kita.

  2. Meneladani Kristus dalam Kesabaran dan Ketaatan

    • Kristus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi tetap setia kepada kehendak Bapa.

    • Kita dipanggil untuk bersikap sama dalam menghadapi penderitaan.

  3. Melihat Penderitaan sebagai Bagian dari Rencana Allah

    • Kita tidak boleh menghindari penderitaan dengan cara kompromi terhadap kebenaran.

    • Sebaliknya, kita harus melihat penderitaan sebagai sarana untuk bertumbuh dalam iman dan keserupaan dengan Kristus.

  4. Mengandalkan Kuasa Roh Kudus dalam Menghadapi Ujian

    • Kita tidak dapat menanggung penderitaan dengan kekuatan sendiri, tetapi membutuhkan pertolongan Roh Kudus.

    • Oleh karena itu, doa dan firman Tuhan harus menjadi sumber kekuatan kita dalam setiap pencobaan.

Kesimpulan

1 Petrus 2:21 mengajarkan bahwa penderitaan adalah bagian dari panggilan Kristen. Kristus telah memberikan teladan bagi kita, dan kita dipanggil untuk mengikuti jejak-Nya dalam ketaatan, kesabaran, dan iman kepada Allah.

Dalam perspektif teologi Reformed, penderitaan bukanlah tanda kegagalan iman, tetapi justru tanda kesatuan kita dengan Kristus. Oleh karena itu, kita harus menerima penderitaan dengan sukacita, karena melalui itulah kita semakin serupa dengan Tuhan kita.

Sebagai orang percaya, kita harus terus berpegang teguh pada Kristus, hidup dalam ketaatan kepada-Nya, dan mengandalkan kuasa Roh Kudus dalam setiap tantangan yang kita hadapi.

Next Post Previous Post